Anda di halaman 1dari 3

Dikala Guru Sulit Membuat Soal

(Sebuah Catatan Telaah Soal Ulangan Semester I)

Pentingkah membuat soal yang baik? Jika pertanyaan itu dilontarkan pada
seorang guru, pasti semua guru sepakat untuk menjawab penting. Mengapa? Soal merupakan alat
evaluasi yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai suatu
kompetensi dalam pembelajaran. Menurut Suharsimi (2003) soal yang baik harus mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut: 1) Harus efisien (Parsimony) 2) Harus baku (Standardize) 3)
Mempunyai norma 4) Objektif 5) Valid (Sahih) 6) Reliabel (Andal). Oleh sebab itu untuk
memperoleh soal yang baik, soal tersebut harus di ujicobakan terlebih dahulu dan hasilnya
dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tersebut di atas.

Pada beberapa kesempatan melakukan telaah soal di sekolah, saya masih menemukan soal yang
kurang baik. Soal yang kurang baik itu diantaranya menggunakan tata bahasa yang kurang jelas,
pilihan jawaban panjangnya tidak sama, soal berikutnya bergantung pada jawaban soal
sebelumnya, dan pilihan jawaban yang berupa angka ditulis acak atau tidak berurutan. Bahkan
ada soal yang dibuat terlebih dahulu baru menyusun kisi-kisi soal, nah.. lho??

Bahkan guru yang sudah berpengalaman pun terkadang saat soal yang disusunnya ditelaah oleh
orang lain yang berkompeten masih ditemukan beberapa kesalahan. Ini pengalaman saat
kegiatan pemberdayaan MGMP IPA Kabupaten Kendal tanggal 10 Desember 2011 kemarin. Saat
guru yang ditunjuk untuk menyusun soal latihan ujian nasional memaparkan hasil penyusunan
soalnya dan dievaluasi oleh guru peserta pemberdayaan MGMP masih ditemukan beberapa soal
yang perlu direvisi karena gambar pendukung soal dipersepsikan berbeda oleh pembaca soal,
pilihan jawaban yang menunjuk ke kunci jawaban, serta pokok soal yang kurang jelas. Ternyata
membuat soal itu tidak mudah!

Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa membuat soal itu tidak mudah. Kadang kegiatan comot
mencomot soal dari berbagai sumber dilakukan saat guru kesulitan merumuskan soal. Atau
kalaupun merumuskan soal sendiri, itu adalah hasil modifikasi soal yang sudah dibaca dari
sumber tertentu. Modifikasi yang dilakukan di sini dalam hal teks bacaan, gambar dan data atau
grafik pendukung soal, sementara rumusan pokok soal masih tetap sama. Dengan demikian
berarti guru belum benar-benar merumuskan soal sendiri. Setidaknya guru sudah bisa sedikit
merumuskan soal.. hehehe.

Benarkah membuat soal sesulit yang saya bayangkan di otak saya selama berhari-hari ini? Saya
yakin, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Setelah browsing di internet dan membuka
kembali catatan saya tentang pembuatan soal yang baik yang saya dapatkan dari beberapa
pelatihan, sedikit memberikan gambaran bagaimana menyusun soal yang baik. Semua dapat
diatasi asalkan guru bisa melakukan langkah-langkah penyusunan soal dan memenuhi kaidah-
kaidah dalam penyusunan soal yang baik. Nah, langkah penyusunan soal yang baik tersebut
yaitu : menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi soal, penulisan soal, penelaahan soal,
melakukan uji coba soal termasuk analisisnya dan membuat skor. Setiap langkah dalam
penyusunan soal tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan cermat menurut pedoman yang
ditetapkan.

Adapun kaidah penulisan soal yang baik untuk pilihan ganda dan uraian adalah sebagai berikut :

1) Kaidah penulisan soal pilihan ganda

Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah- kaidah sebagai berikut:
a) Materi

1. Soal harus sesuai dengan indikator.

2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

b) Konstruksi

4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.


5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, Semua pilihan jawaban di atas salah, atau
Semua pilihan jawaban di atas benar.
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi.
12. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c) Bahasa

13. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
14. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah
lain atau nasional.
15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
16. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian.

2) Kaidah penulisan soal uraian

1. Soal harus sesuai dengan indikator soal.


2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai.
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian.
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
7. Ada pedoman penskorannya.
8. gambar, tabel, peta, grafik atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca.
9. Rumusan kalimat soal komunikatif.
10. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
13. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan
siswa.

Sebagai kalimat terakhir dari posting kali ini, kita tidak akan tahu apakah soal yang kita buat
sudah baik atau belum tanpa kita membuat soal itu sendiri. Seperti ungkapan yang sering saya
sampaikan ke siswa, tetaplah semangat untuk mencoba! Bagaimana? Selamat mencoba membuat
soal yang baik, saya yakin kita pasti bisa!

Anda mungkin juga menyukai