Anda di halaman 1dari 4

Tipe Tipe Gunung Api

Pada proses dan genesa pembentukan gunung api yang berbeda akan menghasilkan
bentuk dan letusan yang berbeda pula. Hal ini dipengaruhi oleh sifat magma dan batuan dasar yang
berada di bawah gunung api. Selanjtnya gunung api dapat kita klasifikasikan berdasarkan bentuk
tubuh gunungnya maupun berdasarkan letusannya.

Berdasarkan berbagai sumber kita dapat mengklasifikasikan bentuk gunung api menjadi
beberapa tipe, antara lain :

(1) Gunung berapi kerucut, juga dikenal sebagai gunung berapi komposit atau
stratovolkano, ialah pegunungan (gunung berapi) yang tinggi dan mengerucut yang terdiri
atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Bentuk gunung berapi itu secara khas curam di puncak
dan landai di kaki karena aliran lava yang membentuk gunung berapi itu amat kental karena banyak
mengandung silika, dan begitu dingin serta mengeras sebelum menyebar jauh. Lava seperti itu
dikelompokkan asam karena tingginya konsentrasi silikat. Di ujung lain spektrum itu ialah gunung
berapi pelindung (seperti Mauna Loa di Hawaii), yang terbentuk dari lava yang kurang kental,
memberinya dasar kuat dan dengan hati-hati raut yang melandai, pakai translasi otomatis itu
jangan percaya, stratovolcano memiliki kemiringan yang curam pada bagian puncak dan
kemiringan yang lebih landai pada bagian kaki, sehingga sisi-sisinya seperti dua bidang konkaf
(cekung) yang menghadap ke atas. Banyak stratovolcano yang melampaui ketinggian 2500 m.
Sering tercipta oleh subduksi lempeng tektonik.

Meski stratovolcano kadang-kadang disebut gunung berapi gabungan, para ahli gunung
berapi lebih memilih menggunakan istilah stratovolcano untuk membedakannya dari gunung
berapi karena semua gunung berapi dari bentuk apapun memiliki struktur gabungan (berlapis)
yakni terbentuk dari penumpahan berangkai material eruptif.
Gambar 2.4. Gunung berapi kerucut Cono de Arita di Salta (Argentina)

(2) Gunung berapi perisai atau gunung berapi tameng adalah jenis gunung
berapi yang berbentuk mirip dengan bentuk perisai yang melebar dengan sedikit puncak yang
tidak terlalu tinggi persis perisai yang diletakkan di atas tanah.

Gunung api perisai dapat di bedakan dari gunung api lain berdasarkan tingkat ketinggian
puncak dan lerengnya. Gunung api perisai memiliki badan gunung yang luas dengan lereng yang
landai. Bentuk gunung seperti gunung api perisai tercipta karena magma yang keluar
sewaktu erupsi bersifat sangat encer. Akibatnya, magma pijar dapat dengan cepat mengalir dan
menyebar di wilayah yang luas. Gunung api perisai mempunyai sifat erupsi efusif karena letak
dapur magmanya dangkal dan tekanan gas magmatiknya tidak terlalu kuat. Contoh gunung api
perisai: gunung api di Kepulauan Hawaii, yaitu Mauna Loa, Kilauea, dan Mauna Kea.

Gambar 2.5. Gunung api bertipe perisai Mauna Kea, Hawaii


(3) Cinder cone atau scoria cone adalah bukit kerucut yang curam dari fragmen piroklastik
yang longgar, seperti klinker vulkanik, bara api, abu vulkanik, atau scoria yang telah dibangun di
sekitar ventilasi vulkanik . Terdiri dari puing-puing pyroclastic longgar yang terbentuk oleh
letusan eksplosif atau air mancur lava dari ventilasi tunggal yang biasanya berbentuk silinder.

Karena lava bermuatan gas ditiup kencang ke udara, ia pecah menjadi fragmen kecil yang
mengeras dan jatuh seperti cinder, klinker, atau scoria di sekitar lubang angin untuk membentuk
kerucut yang sering simetris; Dengan kemiringan antara 30-40 ; Dan rencana dasar yang hampir
melingkar.

Selain itu tipe cinder cones, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk oleh partikel dan
lava yang dikeluarkan oleh vent tunggal. Karena tekanan gas, lava tersembur keras ke udara dan
pecah menjadi fragmen kecil yang padat sehingga jatuh sebagai cinder di sekitar vent yang
kemudian membentuk melingkar atau cone yang berbentuk oval. Sebagian cinder cone
mempunyai kawah berbentuk mangkok.

Gambar 2.6. Gunung berapi bertipe cinder cone gunung Vesuvius di Italia
(4) Gunung berapi tipe Kaldera. Gunung api jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat
kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Kaldera adalah fitur
vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik. Contoh di Indonesia
adalah danau Toba yang berawal dari letusan gunung purba. Kaldera sering tertukar dengan kawah
vulkanik. Kata "kaldera" berasal dari bahasa Spanyol, yang artinya wajan.

Gambar 2.7. Gunung api bertipe kaldera Gunung Bromo Malang,Indonesia

Anda mungkin juga menyukai