Oleh karena itu bahan bakar yang lebih tinggi setana biasanya menyebabkan
mesin untuk berjalan lebih lancar dan tenang . hal ini berbeda bila nilai setananya lebih
rendah maka akan terjadi delay sehingga menambah ketukan pada proses pembakaran.
(Mohon dibedakan dengan Nilai Octan pada Mesin Bensin) Karena Prinsipnya sangat
berbeda jauh, kalau nilai oktan pada bensin itu bahan bakar makain sulit terbakar bila di
kompresi).
1. Dengan melakukan "Upgrading Process" dari solar yang ada (hasilnya jadi Solar
Plus) Pada dasarnya hydrocarbon penyusun solar dapat dibagi jadi 4 categori :
Paraffin (&Iso Paraffin) Naphtana Aromatics & Olefin Paraffin & Napthana
merupakan senyawa jenuh & punya cetane number tinggi senyawa Aromatics &
Olefin merupakan senyawa hydrocarbon tak jenuh dan punya cetane number rendah
senyawa tak jenuh ini dijenuhkan dalam suatu reactor bertemperatur tinggi dgn
menambahkan gas hydrogen (hydrotreating process) senyawa aromatics akan jadi
naphtana sedang senyawa olefin akan jadi paraffin Hasilnya solar akan punya
cetane number lebih besar (Cetane number Naphtana 40-70 Aromatics 0-60
Paraffin 80 110)
2. Dengan mencampur dengan Biodiesel Biodiesel dari minyak kelapa
(Coconut Methyl Ester) punya CN samapi 70 dari Sawit (Palm Methyl
Ester) punya CN sampai 65 makin tinggi prosentase biodieselnya makin
tinggi kenaikkan CN nya
3. Menambahkan additive ada beberapa additive yang dipakai untuk
menaikkan CN:
- Nitrate & derivatives adalah senyawa nitrete yang paling banyak
dipakai untuk additive adalah 2 Ethylhexylnitrate (2 EHN) 500-4000
ppm dari senyawa ini bisa menaikkan 3-8 angka CN 2 EHN merupakan
additive CN yang paling banyak dipakai saat ini
- Peroxides & derivatives adalah senyawa peroxide yg paling umum
dipakai Ditertiary butyl peroxide (DTBP) penggunaannya masih belum
sebanyak 2 EHN
- Vegetable oil + chemical & derivatives Pengunaan ini sendiri Mulai banyak
dikembangkan sebagai alternatif additive