Anda di halaman 1dari 247

POMPA

POMPA
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
P −P
−w= 2 1 w = Head
g
Secara umum :
P −P v − v1
2 2
− w = 2 1 + Z 2 − Z1 + 2 +F
g 2g
Well engineered plant
Pompa
→ alat untuk memberikan tenaga mekanis kepada
cairan
Tujuan :
- transport (horizontal, vertikal)
- menaikkan tekanan
- menaikkan kecepatan
- dll
Problem :
- jenis pompa yang cocok
- rating
- kebutuhan power
- dll
Faktor yang menentukan :

1. sifat cairan

2. rating (debit dan head) yang diperlukan

3. dll

Pemahaman tentang sifat cairan dan konsep aliran

fluida sangat menunjang.

Bahasan :

1. Konsep Dasar Aliran Cairan

2. Berbagai Jenis Pompa


Contoh sederhana :

Toluen Toluen
1 atm, 30oC 5 atm, 200oC
(cair) ? (superheated vapor)
“dari tangki “untuk diumpankan
penyimpanan” ke reaktor”
Alternatif proses :
1) kompresor

Toluen Toluen uap Toluen uap Toluen


cair Vaporizer superheater
1 atm, 5 atm uap
1 atm, 5atm,
titik didih
30oC 200oC

2)
Toluen Toluen cair Toluen uap Toluen
cair Vaporizer superheater
5 atm, uap
1 atm, 5 atm,
titik didih 5atm,
30oC Pompa 30oC
200oC

Engineering judgement : dipilih proses mana (mengapa ?)


Super-
heater Uap
5 atm,
o
uap 200 C

separator

cair

Toluen
cair Uap
+
1 atm, 5 atm cair
Vaporizer
30oC 30oC 5 atm,
pompa titik didih
PENGANTAR
• Skema Pabrik kimia

Down
Upstream Unit stream
process process process
Raw Raw Hasil Hasil dgn
material material Campuran spec
siap olah tertentu
Gas Sintesa
Recycle

Unit
Pengambil Prereform
pemisah
an : S, HC er, steam
hasil
Gas tinggi reformer,
Raw autother Hasil Produk
Alam material mal Campuran
siap olah reformer
KMI The Production Line

Pure Methanol
Reforming Synthesis Distillation Storage/Shipment
Natural Gas
Steam
Oxygen Boiler
ASU
Water Treatment

Air Desalination

Sea Water
Tanker Unloading and Vapor
Recovery : Compressor

Cylinder Filling Carousel :


Side Channel Pump
Coro-Vane Pump
Jenis – jenis Pompa :
1. Rotary Pump
2. Reciprocating Pump
3. Centrifugal Pump
4. Axial Pump
5. dll, jenis khusus

No : 1 dan 2 termasuk positive displacement pump


→ cairan tidak bisa bebas bergerak keseluruh
bagian ruang pompa
Pumps Classification
Centrifugal Radial Flow
Mixed Flow
Kinetic Axial Flow
Turbine
(Regenerative)
Viscous Drag
Screw
Special
Centrifugal
Pumps Rotating Case
Vortex
Vane
Piston
Rotary Flexible Member
Lobe
Positive
Gear
Displacemen Circumferential
t
Piston
Piston/Plung
Screw
Reciprocating
er
Blow case Diaphragm
Open Screw (Lift)
1. Rotary Pump
- Karena putaran, ada cairan yang terperangkap dalam
suatu rongga, kemudian bergerak ke outlet, dan
cairan keluar lewat outlet.
- Jika putaran tetap, debit pompa ini tetap,
tak tergantung tekanan pada outlet.
- Cocok untuk pengumpan yang perlu jumlah tetap.
- Saluran tak boleh tertutup, karena saluran bisa pecah
-(katup sirkulasi sebagai pengaman).
- Untuk cairan kental, unjuk kerja tetap baik.
- Jika ada padatan tersuspensi, akan terjadi abrasi.
- Ukuran harus presisi.
- Putaran tak boleh terlalu tinggi (untuk pengisian ruang)
Contoh :
a. Pompa Roda Gigi (Gear Pump)
b. Lobe Pump
c. Sliding Vane Pump
d. Screw Pump

(Perry, 1999)
Gambar 5. Skema prinsip kerja pompa roda gigi dengan penggigian dalam
Gambar 6. Cara kerja pompa lobe
2. Reciprocating Pump
Pengisapan dan pendesakan cairan oleh torak atau
plunger dimana arah aliran cairan dikontrol oleh
katup-katup.
Ada 3 jenis :
a. Pompa Torak
b. Pompa Plunger
c. Pompa Membran
- debit pompa torak tergantung speed, tidak tergantung
tekanan keluar
- a dan b cocok untuk tekanan tinggi
- tak boleh ada suspensi padatan (katup terganggu)
- untuk cairan kental, pembukaan/penutupan katup
terhambat, sehingga unjuk kerja kurang bagus
3. Centrifugal Pump
Cairan terlempar ke tepi sambil berputar akibat putaran impeler
(gaya sentrifugal), sehingga mempunyai energy kinetis tinggi.
Sampai di tepi, cairan bergerak menuju outlet. Sebelum keluar
lewat outlet, energi kinetis diubah menjadi energi tekanan, sehingga
tekanan cairan pada outlet lebih tinggi.
- Secara teoritis, cairan bisa bergerak bebas keseluruh ruang
pompa.
- Bisa untuk suspensi padatan.
- Jika cairan kental, unjuk kerja menurun.
(Bianchi, 1983)

Bagan Pompa Sentrifugal


Centrifugal Pump:
4. Axial Pump
Gerak cairan dalam pompa searah sumbu impeler

(Bianchi, 1983) Pompa Axial (Propeler)


- Pompa jenis ini mempunyai debit sangat besar namun

head sangat rendah

- Cocok untuk pengeringan banjir, rawa-rawa, dll

- Air kotor tidak mengganggu

- Karena Q besar, H kecil, pompa ini mempunyai Ns

sangat besar

-Jadi jika Ns besar,

dipilih pompa axial


Pompa sentrifugal
POMPA
SENTRIFUGAL
Kelebihan
• Pada aliran volum yang sama harganya lebih murah
• Biaya perawatan lebih murah
• Lebih sedikit memerlukan tempat
• Jumlah putaran tinggi
• Jalannya tenang sehingga fondasi ringan
• Dapat digunakan untuk cairan yang mengandung
padatan
• Aliran tidak terputus-putus
Pompa sentrifugal bekerja baik jika :
perbandingan debit dan head normal
- debit besar , head besar : ok
- debit kecil , head kecil : ok
- debit besar , head kecil : not ok
- debit kecil , head besar : not ok
Perbandingan head dan debit bisa dinyatakan dengan
Putaran Spesifik (Ns) atau Specific Speed.

N Q
Ns = 3
H 4

N = putaran pompa ; Q =debit ; H = head


Jika nilai Ns pada range normal, maka

pompa sentrifugal cocok, karena perbandingan

head dan debit normal.

Batas-batas Ns yang normal jika dipakai satuan

seperti berikut bisa dilihat pada Foust, 1980.

N = RPM

Q = galon/menit = gpm

W = ft
Jenis pompa sentrifugal
ns D2/D1

Radial Flow Low Speed < 80 3,5 - 2,2


Radial Flow Normal Speed 80 - 150 2,2 - 1,8

Radial Flow High Speed 150 - 300

Mixed Flow 300 - 600 1,3 - 1,1


Axial Flow 600 - 1200 1
http://rpaulsingh.com/animated%20figures/fig2_21.htm
Dua arah aliran dalam pompa multistage, dengan arah aliran ini
gaya aksial ayng terjadi dapat diabaikan pengaruhnya.
- Pompa sentrifugal umumnya tidak self-priming

→ pada saat awal bila pompa kosong, tak bisa

mengisap cairan sendiri

- Ruang pompa perlu diisi cairan dulu

- Agar pompa tidak kosong saat dimatikan, bisa dipasang

katup kaki untuk mencegah pengosongan pompa.

- Namun ada pompa sentrifugal yang self-priming

1. Pompa Sihi

2. Pompa Cincin Cairan

3. Pompa Nagle
Bahasan Kuantitatif
• Kapasitas (bisa sampai 15000 m3/jam)
• Kenaikan tekanan
• Power (> 2 MWatt)
• Efisiensi
Skema Aliran arus recycle dan pemasangan valve pada sistem
pemompaan
Contoh rangkaian sistem pemompaan
KARAKTERISTIK
POMPA/KOMPRESOR
Selama beroperasi, pompa sentrifugal harus
memenuhi beberapa tugas secara bersamaan
waktunya.

• Harus beroperasi menuruti kurva unjuk kerja yang


diberikan oleh pabrik pembuatnya.
• Harus beroperasi menuruti karakteristik sistem
dimana pompa tersebut dipasang.
Karakteristik pompa dan sistem

H
Karakteristik sistem

Kurva unjuk kerja pompa

Q
Kapasitas :
• Jumlah fluida yang bisa dikeluarkan per satuan
waktu (m3/j, ft3/menit, m3/detik)
• Q=Axv
• V antara 1 – 4 m/detik
Kenaikan tekanan / Head :
• Tenaga yang diberikan kepada fluida per satuan berat
fluida (biasanya dinyatakan dalam panjang kolom
fluida)
1 2
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
P2 − P1
−w=
Raksa (Hg)
w = Head
g
Secara umum :
P2 − P1 v2 − v1
2 2
−w= + Z 2 − Z1 + +F
g 2g
Persamaan Bernoulli
2 2
P1 v P2 v
+ 1
+ z1 − F − Ws = + + z2 2
g 2 g g 2 g
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
P2 − P1
−w= w = Head
g
Secara umum :
P2 − P1 v2 − v1
2 2
−w= + Z 2 − Z1 + +F
g 2g
Head
• P/g= pressure head

• Z = potential head

• v2/ 2g = velocity head

• (-Ws) kerja poros , misal pompa

• F = friction head
Pressure head
• Energi mekanis yang dimiliki fluida karena
tekanannya: P/ρg
• Misal tekanan proses = 2 atm, ekivalen dengan
berapa m air?
• P/(g) = 2 atm. (101325 N/m2). / (1000
kg/m3.9,8 m/s2 ) = 20,672 m
1 atm = 76 cm Hg = (76 . 13,6. g ) dyne/cm 2
P1 2 atm dyne cm 2 1 gcm dt 2 1 m 2
= 76 x 13,6 x 1000
g 1 g cm 10 m dt
3 2
Atm dyne 1002 cm 2
2x 76 x 13,6 x 1000
= 2
m
10 x 100
= 20,67 m
Velocity head
• Energi mekanik yang dimiliki fluida karena
kecepatannya, disebut juga kinetic head
• Velocity head = v2/ 2g
• Pada keadaan normal velocity head kecil, sering
diabaikan
• Misal v = 20 m/s
• v2/ 2g= 202 / (2. 9,8) = 20,4 m
• Pada nozzle atau orifice, velocity head dominan, jadi
tak diabaikan
Potential head
• Energi mekanis yang dimiliki fluida karena
ketinggian posisinya.
• Untuk perhitungan potential head, ketinggian
perlu dihitung dari basis tertentu.
Friction head
• Secara kasar friction head :
• Berbanding lurus dengan panjang ekivalen
saluran
• Berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan
• Berbanding terbalik dengan diameter saluran
Friksi Aliran
• Secara umum, gaya gesek :
FD gaya gesek = CD  A v2/ 2 g
Luas permukaan pipa = p DL
Kerja = gaya x jarak = FD dL
Massa fluida = dm =  dV =  p/4 D2 dL
F=FD dL/dm= CD  p DL v2 dL /(2gp/4 D2 dL)
= 2 CD Lv2 /(gD) = f Lv2 /(2 g D)

f diperoleh dari eksperimen


• f merupakan fungsi Re dan (e / D)
• Hubungan f dengan bilangan Reynolds
• 1. Untuk laminer, Re < 2100
f = 64/Re
2. Untuk turbulen , Re >10.000

0.5
f = 0.0056 + 0.32
Re
( L + Le ) v 2
F = f Friksi
2 gD
1.Skin friction : gesekan dengan dinding pipa
2.Form friction : fittings
Power :
• Tenaga yang diberikan pada alat (pompa,
kompresor, dll) per satuan waktu.
B

Z2
A

Z1

2 2
P1 v1 P v
+ + Z1 − F − w = 2 + 2 + Z 2
g 2 g g 2 g
P −P
−w= 2 1 w = Head
g
Secara umum :
P −P v − v1
2 2
− w = 2 1 + Z 2 − Z1 + 2 +F
g 2g
Karakteristik pompa dan sistem

H
Karakteristik sistem

Kurva unjuk kerja pompa

Q
CONTOH :
Pompa sentrifugal bekerja pada 1450 rpm, dengan
karakteristik kerja sebagai berikut :

Q (cfs) 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2

H (ft) 85 82 79 75 70

Dipakai untuk memompa air melalui pipa sepanjang 1500


ft, diameter 6”. Hydroulic Head pemompaan 40 ft. Bila
dianggap f = 0,025 (dan tetap), berapakah air yang
mampu dipompakan dan tenaga pemompaannya ?
Jawab : P Lv 2
− Ws = + Z + f
2 g 2 gD
Z 1500
1
= 40 + 0,025 v2
2( g )(6 12)

Q (cfs) v = Q/A -Ws (ft)


(ft/dt)
0,4 2,04 44,8
0,6 3,06 50,9
0,8 4,07 59,2
1,0 5,10 70,3
1,2 6,11 83,5
100

80
Head (ft)

60 Pompa

40 Sistem

20

0
0 0,5 1 1,5
Debit (cfs)
H
kurva unjuk kerja pompa
Karakteristik sistem
74
Dari grafik didapat
Q = 1,05 ft3/dt
H = 74 ft

1,05 Q
 w QH
BHP =  = 70%

=
( )( )
62,5 lbf ft 3 1,05 ft 3 dt (74 ft )
(0,7) (550 lbf ft dt HP)
= 12,614 Hp
Daya Listrik (P), Daya Poros
(Pp) dan Daya Hidrolis
(Phid) pada tipikal sistem
pompa air.

Rumus untuk power pompa

QH g
P =

• Jika air mengalir 750 kg/det, pada 20 oC, dan
digunakan Carbon steel pipe.
• Diketahui ρ air = 1000 kg/m3 dan µ air = 1,1
10-3 kg/(m.det) dan head yang dibutuhkan
100 m.
QH g
P =

kg m3 m
QHg (1000 m3 )(0,75 dt )(100m)(10 dt 2 ) kg.m 2
P= = = 937500
 80% dt 3

P = 937,500kW = 1257 Hp
Efisiensi
•  =
tenaga yang diterima fluida
tenaga yang diberikan alat
dimana :  = v . H . m
Tenaga yang diterima fluida persatuan waktu
tenaga berat fluida
= x
berat fluida waktu
tenaga vol x  x g
= x
berat fluida waktu
=HxQx xg
Atau
= H x Q x w
Hubungan Head (H) dan Debit (Q) Pompa Sentrifugal
HE
forward

radial

u2 /g backward

H
Virtual Head

inertial effects

leakage
friction
turbulence

turbulence

Q
Adapun bentuk dari “System curve” bermacam-macam
tergantung dari sistem pemipaannya. Dasar dari kurva ini
adalah dari persaman untuk proses pemompaan.
2

1 Head pompa = -Ws

P v 2  fLv
2

− WS pompa = + Z + +
g 2g 2 gD
Q
Karena v =
p 4 D2

− WSp =
P
+ Z +
v2
+f
 Le Q 2

g 2g (p 4)2 2 gD 5
H

1 2

H
2

Z
1
Z
Q
1 H

0
Z
2 - Z
Q
combined
H system curve

Z 3”
x 3
4” ”
z 4
Z
y”
x=y+z Q
H

Z2 combined
2 Z1 curve
Z2
Z1

Q
Q3
Q1
Z
Q2

1
H h1 + h 3
2

Z h3 h1

Q2 Q
Elevated
Storage Tank

Intermediate
Storage/ Sump
Tank

Intermediate Draw-off
Upfeed Pump Point

Lot Boundary

Water Meter
Upfeed
Pump
m

Supply Main Sump Tank


Pemasangan pompa
• Dua pompa paralel
H 2 pompa paralel

1 pompa

• Dua pompa seri H


2 pompa seri

1 pompa

Q
Pumps in Parallel or in Series
• Parallel
adds
– Flow ________
same
– Head ________

• Series
same
– Flow ________
adds
– Head ________

• Multistage
discharge

suction

Berdasarkan pada ketinggian level permukaan pada suction


terhadap poros pompa , instalasi pompa dibedakan menjadi :
1. Suction head system
2. Suction lift system
discharge

pompa
lift
Suction level

Suction lift banyak dipakai untuk memompa zat cair pada open
storage ( tangki terbuka / sumur ) , yang masih dimungkinkan orang
untuk merawat pompa / inspeksi → memerlukan penyangga pompa
1. Zat cair agar dapat masuk ke impeler memerlukan tenaga isap
dari pompa
2. Tenaga isap pompa ( lift ) harus lebih besar dari pada tenaga
untuk mengangkat cairan ke impeler pompanya
• Submerge discharge

Static
Discharge
Head Total
Static
Head

Static Suction
Lift

• Free discharge

Static
Discharge
Head Total
Static
Head

Static Suction
Lift
discharge

hs

Sistem ini banyak digunakan di industri. Untuk


memompa zat cair yang memiliki sifat :
1. Sangat mudah menguap
2. Zat cair saat masuk ke pompa sudah memiliki energi
( head ) → suction head
• Submerge discharge

Static
Total Discharge
Static Head
Head
Static Suction
Head

• Suction Head and Discharge Head System Due to


Elevation and Pressure in Tank

Total Static Discharge +


Static Head Due to
Head Pressure

Static
Suction
Head
• Untuk Suction Lift :
– Total Static Head = Static suction lift + Static
discharge head

• Untuk Suction Head:


– Total Static Head = Static discharge head - Static
suction head
Contoh soal
Cairan ( = 1 g/cm3 ,  = 0,01 poise) akan dialirkan dari
tangki A ke tangki B dengan sistem aliran seperti pada
gambar. Debit aliran diinginkan 250 L/menit. Panjang
ekivalen saluran (termasuk belokan, kran, dsb) = 200 m.
Nilai g = 10 m/detik2. Ingin dicari :
a. ukuran pipa yang sebaiknya digunakan
b. head pompa yang diperlukan
c. kebutuhan tenaga pompa
d. jenis pompa yang sebaiknya digunakan
B

20 m

5m A
d opt = 352,8 G 0 , 52
 0 , 03
 −0 , 37

dopt dalam mm, G dalam kg/detik,  dalam kg/(m detik),


 dalam kg/m3
Penyelesaian
a. Jika pipa terlalu kecil, maka gesekan besar, sehingga ongkos untuk
energi pemompaan mahal. Sebaliknya jika pipa terlalu besar, harga
pipanya terlalu mahal. Perlu dipilih diameter optimum.
Rumus untuk carbon steel :

d opt = 352,8 G 0, 52  0, 03  −0, 37


dopt dalam mm, G dalam kg/detik,  dalam kg/(m detik),  dalam kg/m3
L
G = 250
menit
L g cm 3 1 kg 1 menit
= 250 1 3
 1000  
menit cm L 1000 g 60 det ik
= 4,17 kg
det ik
g
 = 0,01 poise = 0,01
(cm )(det ik )
g cm 1 kg
= 0,01  100 
(cm )(det ik ) m 1000 g
g
= 0,001
(m )(det ik )
3
g 1 kg 6 cm
 = 1   10
cm 3 1000 g m3
kg
= 1000 3
m
d opt = 352,8 (4,17 ) (0,001)0,03 (1000 )− 0, 37
0 , 52

= 46,8 mm = 4,68 cm = 1,84 in


Dari Tabel 23, Brown, halaman 123, dicari diameter pipa yang dekat dengan
nilai tersebut (inside diameter).
Dari tabel tersebut bisa dipilih pipa dengan nominal size 2 in Schedule 40
dengan diameter dalam D = 2,067 in = 5,25 cm = 0,0525 m.
b. Persamaan Bernoulli antara titik 1 dan 2 :

P1  2
P2  2
+ z1 + 1 − F − W = + z2 + 2
g 2g g 2g
12 2 2
Tangki cukup luas permukaannya, sehingga = 0 dan = 0.
2g 2g
Tekanan pada titik 1 dan 2 sama ( = tekanan udara luar ), sehingga
P1 P
dan 2 saling menghilang kan. Diperoleh :
g g
−W = z 2 − z1 + F

−W = z 2 − z1 +
( )
f (Le )  2
2gD
e 
Nilai f merupakan fungsi dari Re dan kekasaran pipa   dan dapat
D
dilihat pada Fig. 125, 126, dan 127 dari Brown (halaman 140 dan 141)
sedangkan Re dapat dihitung dari persamaan
 D
Re =

Nilai  dapat diperoleh dai persamaan :
p
Q = D2 
4
4Q
 =
p D2
L
4  250 3
 = menit  1000 cm  1 menit
p (5,25 )2 cm 2 L 60 det ik
= 192,5 cm
det ik
= 1,925 m
det ik
e 
Untuk carbon steel, D = 2,067 in, dari Fig. 126 Brown dapat diperoleh   = 0,00085.
D
e 
Untuk Re = 101062 dan   = 0,00085, dari Fig. 125 Brown, dapat diperoleh f = 0,022.
D
Selanjutnya dapat dihitung
m2
0,022  200 m  (1,925 )
2

-W = 20 m - 5 m + det ik 2
m
2  10  0,0525 m
detik 2
= 30,5 m
Head adalah (-W), jadi diperoleh head
H = 30,5 m
c. Rumus untuk power pompa

QH g
P =

Dalam hal ini,  = efisiensi tenaga pompa (diambil 0,65)

g L m
1  250  30 ,5 m  10 3
P = cm3 menit det ik 2  1000 cm  1 kg  1 menit  1 watt

1 hp
0,65 L 1000 g 60 det ik m2 746 watt
kg
det ik 3
= 2,62 hp

Dapat dipilih motor standar yang punya sedikit lebih tinggi 2,62 hp,

misal motor standar 3,5 hp.


d. Untuk menentukan jenis pompa yang bisa dipakai beberapa cara.

Misal dipakai tabel 21.1 Foust (cara agak kasar)

Q = debit = 250 L/menit = 66,1 galon/menit

H = head = 30,5 m = 100 ft

Terlihat bahwa pompa sentrifugal jenis radial flow cocok untuk

keperluan tersebut. Sebenarnya debit terlalu rendah untuk pompa

sentrifugal sehingga untuk lebih mendekati keadaan optimal,

dapat dipakai sistem sirkulasi seperti berikut.


Misal dipakai Fig. 194 dari Brown. Terlihat bahwa pompa sentrifugal
Jenis radial flow cocok untuk keperluan tersebut. Misal dipakai Ns
tak berdimensi dan dipilih n = 2900 RPM
n Q 0,5
Ns =
( g H )0 , 75
0,5
 2900   0,25 
  
 60   60 
=
(10  30,5 )0 , 75
= 0,0427
Menurut Brown, batas-batas Ns tak berdimensi pompa sentrifugal
0,03 sampai 0,87, jadi memenuhi syarat dan pada bagian agak
bawah.Dengan demikian pompa sentrifugal jenis radial flow
memenuhi syarat.
Misal dipakai Ns dari Foust, 1980 :

n Q 0,5
Ns =
( H )0 , 75
=
(2900 ) (66,1)0 , 5
(100 )0 , 75
= 745

Dari gambar 21.19 Foust, 1980 dapat dilihat bahwa pompa sentrifugal
jenis radial flow cocok.
Jadi dapat dipilih pompa dengan spesifikasi sebagai berikut :
Jenis : sentrifugal, radial flow, single stage, single suction
Debit : 250 L/menit
Head : 30,5 m
Putaran : 2900 RPM
Motor : 3,5 hp, 220 V, 3 phase, 50 Hz
Contoh

Cairan ( = 1 g/cm3,  = 0,01 poise) akan dialirkan


dengan sistem aliran seperti pada gambar berikut.
Nilai g = 10 m/detik2. Pompa yang dipakai mempunyai
Karakteristik sebagai berikut
Head, m 45,1 43,3 37,9
Debit, L/menit 265 378 529
Pipa yang dipakai adalah 3,5 in Schedule 40, terbuat
dari commercial steel dan panjang ekivalennya 200 m.
Perkirakan debit aliran yang akan terjadi.
2

1 39 m

5m
Penyelesaian :
Mula-mula digambar dulu karakteristik pompanya.

H, m

Q, L/menit
Diameter pipa yang dapat dipakai dapat dilihat pada tabel 23, Brown.
Diperoleh : D = 3,548 in = 9,01 cm = 0,0901 m
Dari Fig. 126 Brown, untuk commercial steel diameter 3,548 in,
diperoleh :
g kg
 = 1 = 1000
cm3 m3
g kg
 = 0,01 poise = 0,01 = 0,001
(cm)(det ik ) (m )(det ik )
Debit aliran :
p
Q = D2 
4
P1dan P2 saling menghilangkan, 1 mendekati nol, dan 2 =  ,
sehingga diperoleh :
( f )(Le ) ( 2 )  2
- W + z1 − z2 − − = 0
2gD 2g
Karena (-W) adalah head (H), maka :
( f )( Le ) ( 2 )  2
H + z 1 − z2 − − = 0
2gD 2g
Nilai f bisa dibaca dari grafik Fig. 125 Brown,
e 
berdasarkan nilai Re dan  .
D
Bilangan Reynolds :
 D
Re =

Hubungan H dan Q diperoleh dari grafik karakteristik pompa.
Ringkasan persamaan - persamaan :
( f )( Le ) ( 2 )  2
f (v ) = H + z1 − z 2 − − = 0  (1)
2gD 2g
f = f (Re ) (Fig. 125)  ( 2)
 D
Re = ( 3)

p 2
Q = D  (4)
4
H = f (Q ) ( karakteristik pompa)  (5)

Bilangan-bilangan yang ada :


, D, Q, Re, , , z1, z2, H, f, Le, g = 12
Bilangan-bilangan diketahui :
D, , , z1, z2, Le, g = 7
Bilangan-bilangan tak diketahui :
, Q, Re, H, f = 5
Persamaan-persamaan = 5
Ada 5 persamaan dengan 5 bilangan tak diketahui, jadi dapat diselesaikan.
Penyelesaian dengan coba-coba (trial and error)

v Re f f(v)
3 2 1

trial harus = 0
Q H
4 5

Trial : v = 1 m/detik
kg m
1000 3
1  0,0901 m
Re = m det ik = 90100
kg
0,001
(m )(det ik )
p m3
Q = (0,0901)2 m 2  1 m
= 0,00637 = 6,37
L
= 382
L
4 det ik det ik det ik menit
f = 0,019
H = 43,4 m
m2
(0,019 )(200 m )(1)2
(1)2 m 2 2
f (v ) = 43,4 m + 5 m - 39 m -
2
det ik − det ik
 m 
2  10 2 
(0,0901 m ) 2  10 m 2 
 detik   detik 
= 7,24 m  0
Trial : v = 1,4 m/detik
kg m
1000 1, 4  0,0901 m
Re = m3 det ik = 126140
kg
0,001
(m )(det ik )
p m3
Q = (0,0901) 2
m 1,4
2 m
= 0,00893 = 8,93
L
= 536
L
4 det ik det ik det ik menit
f = 0,018
H = 38 m
m2
(0,018)(200 m )(1,4) 2
(1,4)2 m2
f (v ) = 38 m + 5 m - 39 m -
2
det ik − det ik 2
 m   m 
2 10 2 
(0,0901 m ) 2 10 2 
 detik   detik 
= − 0,014 m  0 (dianggap benar)

Jadi : v = 1,4 m
detik
Q = 536 L
menit
Latihan / PR
• Pompa dengan karakteristik sebagai berikut dipasang
dalam sebuah sistem pipa yang terdiri dari besi tuang
10 in sepanjang 1500 ft sudah termasuk panjang
ekivalen. Temperatur air yang mengalir 70 oF. Jika
gaya angkat statik 35 ft
– Berapa laju aliran sistem dan power pompa
– Jika digunakan dua buah pompa dalam sistem yang sama,
berapakah laju aliran sistem bila pompa dipasang secara :
• Seri
• Paralel
Karakteristik pompa

H (ft) 67,0 67,0 66,0 63,0 56,0 42,0 24,0

Q 0 600 900 1200 1500 1800 2100


(gpm)

2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
Secara umum :
P2 − P1 v2 − v1
2 2
−w= + Z 2 − Z1 + +F
g 2g
PR
• Suatu industri petrokimia memproduksi suatu fluida yang
ditampung sementara pada suatu tangki. Fluida tersebut dipompa
dari tangki penampung sementara ke sebuah tangki lain yang lebih
tinggi 50 ft.

• Pompa yang digunakan mempunyai karakteristik seperti tabel


dibawah dan dihubungkan dengan sebuah saluran pipa baja
komersial 12 in sepanjang 1200 ft yang dilengkapi sambungan-
sambungan sehingga head loss total 37 v2/2g ft.
a. Berapakah laju aliran bila diketahui g = 32,15 ft/dt2.
b. Berapakah laju aliran jika dua pompa dipasang
- seri
- paralel
H (ft) 120 120 118 113 100 75 43
Q (ft3/dt) 0 1,78 2,67 3,56 4,45 5,34 6,23
Pemilihan jenis pompa
(urutan-urutan analisis)
Pemilihan jenis pompa (urutan-urutan analisis)

• Gambar sketsa dari sistem pemompaan yang dipakai


pada pemompaan tersebut (piping lay out). Ini
meliputi semua keterangan dari semua sistem pipa
antara lain :
– Spesifikasi pipa, panjang pipa (linear dan ekivalen)
– Fittings yang dipakai
– Vertical Lift/elevasi tiap alat, belokan dan lain-lain
• Tentukan kapasitas yang diperlukan/akan dilampaui oleh
pompa yang akan dipilih
– Kapasitas dinyatakan dengan satuan volum/waktu, misal
m3/dt; gpm; ft3/menit
• Hitung Head total pemompaan
– Perlu diketahui berat jenis dari cairan yang dipompa
• Sifat fisis/kimia dari zat cair yang dipompa
– Nama, rumus kimia.
– Suhu pemompaan maksimum dan minimum selama
proses dan tekanan uapnya.
– Kekentalan cairan.
– Sifat-sifat lainnya, misal : pH, Flash Point, Solid content
dan lain-lain.
MINAS GS – 3
( 1076170 BWPD)

190.000 288.000

WT – 3 ( 30 F ) WT – 4 ( 30 F )

CT - 4

Incoming
271.000

262.000

WT – 1 ( 28 F )
WT – 2 ( 28 F )
CT - 3

30% 45%
132.000
230.000 130.000
192.000

Normally
132.000 240.000
close
108.000
ST - 1
60% ST - 2
CT – 1 CT – 2 12000 bbls
280.000 32000 bbls

CLOSE TO PERIPHERAL

192.000 TO PATTERN 2
TO PATTERN 1
MINAS GS - 4
( 703914 BWPD )

BT-3 BT-2 BT-1

WT - 3 WT - 2 WT - 1

264.000 172.000 120.000 196.000 67.200

145.000
CT - 4 ST - 1 CT - 3 CT - 2 CT - 1

220.000

276.000

By Pass
120.000

Pumps Pumps Pumps


To Field To Field
DBP 51,52 ,53,54,55
GS 05
( 1073738 BWPD ) ST 2
37000 bbls

SAMPLING POIN
FOROIL - CONTENT
(NORTH - PETTERN)
TO LOSF
DBP 56 ,57,58 DBP 51 ,52

24”PROD LINE CLA 3


WT3
CLA 1
WT1
SAMPLING POIN
FOR OIL - BOOT 1
CONTANT BOOT3
(SOUTH -
PERIPHERAL) CLA 2
WT2
WT4
SBP 54
BOOT 2 CLA 4

SBP 53
BOOT4
SBP 52 ST 1

12000 bbls
SBP 51

36”PROD LINE
RGT 51

RGT 52

SAMPLING POIN
FOR OIL - CONTANT
(SOUTH - PERIPHERAL)
Pompa standar (pengertian lain spesific
speed)
n [=] rpm
3,65 n Qe Qe [=] m3/detik
ns = 3 Hm [=] m
Hm 4
ns disebut spesific speed

ns D2/D1
Radial Flow Low Speed < 80 3,5 - 2,2
Radial Flow Normal Speed 80 - 150 2,2 - 1,8
Radial Flow High Speed 150 - 300
Mixed Flow 300 - 600 1,3 - 1,1
Axial Flow 600 - 1200 1
Klas Tipe

  
Centrifugal Volute - Single stage
Diffuser - Multi stage
Regenerative
Vertical
Mixed Flow
Axial Flow


Rotary Gear
Vane
Cam and piston
Screw
Lobe
Shuttle block


Reciprocating Directacting Simplex
Power Duplex
Diaphram
Rotary Piston  Triplex
Quadruplex
1. Jika pada pemompaan tekanan zat cair saat masuk ke pompa lebih
kecil dibanding dengan tekanan uap zat cairnya ( dalam casing
pompa ) sebagai akibat dari perubahan yang cepat kecepatan aliran ,
terjadinya vortex flow dalam casing , maka akan terbentuk fase gas /
uap selama pemompaan.
2. Terjadinya fase gas ini karena cairan yang dipompa itu sebagian
menguap.
3. Proses ini disebut dengan proses kavitasi.
4. Performance pompa akan turun , terjadi vibrasi , suara yang sangat
bising dan akhirnya kapasitas pompa menurun → failure
5. Jika kavitasi itu berlangsung lama , maka akan terjadi erosi pada
bahan kontruksi pompa
Kavitasi
Jika tekanan cairan pada suatu bagian pompa
(biasanya bagian inlet) terlalu rendah dan dibawah
tekanan uap cairan, maka terjadi gelembung uap
pada inlet. Sampai di bagian outlet, tekanan naik
sampai diatas tekanan uap cairan, sehingga gelembung
uap berubah menjadi cairan lagi.
Terjadi pembesaran dan pengecilan volum tiba-tiba,
sehingga terjadi goncangan yang mengganggu operasi
pompa. Ini harus dihindari.
1. Menempatkan pompa serendah mungkin ( terhadap suction level )
2. Pipa suction sependek mungkin
3. Kehilangan gesek pada suction sekecil mungkin
4. Kecepatan fluida di pipa suction lebih rendah
5. Jika pompa yang dipakai itu over head ( head pompa jauh lebih
besar dengan yang dibutuhkan ), maka kavitasi mesti terjadi jika
tanpa dilengkapi dengan flow discharge control
6. Flow control yang dipasangkan pada pipa suction harus dihindari
7. Jika keberadaan kavitasi itu tidak bisa dihindari dengan merekayasa
operating condition-nya , maka bahan konstruksi pompa dipilih
bahan yang tahan korosi akibat kavitasi
Muncul konsep Net Positive Suction Head
(NPSH),
yaitu : selisih antara tekanan pada inlet dan
tekanan uap cairan (tekanan pada inlet harus lebih
tinggi)

NPSH harus diatas nilai tertentu (tergantung


spesifikasi pompa)
Cara-cara Mencegah Kavitasi adalah :
1. pompa diletakkan pada posisi rendah,
sehingga tekanan inlet besar karena tekanan
hidrostatis
2. saluran suction dibuat besar dan
pendek, sehingga friksi dibagian suction rendah
3. dipakai sistem jet-pump
salah
PIN <

betul
PIN >
2
P1 v1 Pv
(NPSH) A = + +z - - F suction
 .g 2g
1
 .g
NPSHR
• Nilai ini sangat tergantung dari perancangan impeler
pompanya. Jadi bukan berasal dari instalasi
pompanya
• Pompa sentrifugal, begitu off dari pabrik,
sebelumnya telah dilakukan uji kavitasi, yaitu uji
untuk mengetahui pada saat kapasitas pemompaan
berapa, sehingga fenomena kavitasi tersebut terjadi.
Jadi uji kavitasi ini juga merupakan salah satu uji
performance dari pompa sentrifugal.
• Manufacture menyertakan uji kavitasi biasanya
dalam bentuk grafik
NPSHR PompaX
(m cairan) (n RPM)

Q, kapasitas
(m3 / menit)
4/3
 N  Q1/2 
(NPSH) R =  

 Ns 
Persamaan cek kavitasi
• Net Positive Suction Head available :
2
P1 v1 Pv
(NPSH) A = + + z1 - - F suction
 .g 2g  .g

• Net Positive Suction Head required :


4/3
 N  Q1/2 
(NPSH) R =  

 Ns 

• (NPSH)a > (NPSH)r


Operasi

Check pump Check pump


New service Start drive
integrity OK to run

First start
after isolation
or overhaul

Start from
stanby
Running
• Secara periodik inspeksi pompa untuk
memastikan berjalan secara normal dan bila
perlu diadakan penyesuaian

• Jalankan pompa untuk menjaga aliran

• Hindari pengoperasian yang lama pada bypass


Preventive maintenance

• Seal adjustment

• Lubrication

• Drive
Masalah dalam pompa
• Hidraulik
– Pompa tidak mengalirkan cairan
– Kapasitas aliran terlalu kecil
– Tekanan kecil
– Kapasitas berfluktuasi
– Bantalan panas / putaran turun

• Mekanik
– Sil mekanis cepat rusak
– Paking berumur pendek
– Pompa bergetar diatas normal
– Kebutuhan daya terlalu besar
– Komponen basah cepat aus
Masalah yang sering timbul
Pompa:
• Gassing, pemasukan udara dlm pompa
• Turbulensi dalam pipa:Aliran tidak stabil,
mengakibatkan suhu tidak stabil
• Pengaruh level cairan dalam tangki terhadap pompa
• Switch dari satu pompa ke pompa yang lain kadang
aliran tidak stabil
Rantai gangguan pada pompa sentrifugal
MISALIGNMENT
Gangguan balancing
Impeller akibat GETARAN Baut-baut kendor
penyumbatan
Daya berlebihan
Tegangan casing Kavitasi
Rubbing
Dari piping
Clearance makin
BANTALAN :
besar
Jenis tidak sesuai Misalignment
Kesalahan pemasangan
Pelumasan kurang Bocoran makin
Ekspansi
Jenis pelumas salah besar

Overheating
Merusak minyak
pelumas
SEAL MEKANIS : Terlalu rapat
STUFFING BOX : Terlalu rapat Makin panas
Makin rusak
1. Fenomena surging sering terjadi dalam pemompaan yang
ditandai dengan terjadinya penyimpangan pada penunjuk
tekanan yang dipasang ( pressure gage ) secara periodik
2. Ini juga menyebabkan jumlah discharge mengalami fluktuasi
secara periodik juga
Terjadi vibrasi secara
periodik baik pada suction
ataupun pada discharge line
3. Hal – hal yang menyebabkan surging
1.Performance pompa H vs. Q bentuknya menurun tajam
2.Pipa discharge sangat panjang dan ditengah line ini terpasang
tangki / reservoir udara, dll
3.Pompa beroperasi dibawah kapasitas pompa
1. Discharge pompa tidak boleh terlalu kecil
Minimum flow ?
Kontrol terhadap minimum flow
2. Kontrol valve dipasang sedekat mungkin dengan pompa

1. Fenomena ini disebabkan oleh terjadinya aliran balik pada


discharge pompa sesaat ( dalam waktu yang singkat ),
sehingga poros pompa tersebut seakan dipukul oleh aliran
zat cair balik itu.
2. Ini terjadi saat pompa tiba – tiba trip
1. Dipasang check valve pada discharge line atau dipasang
control valve dengan mekanisme shut – off yang tepat
( pneumatik / hidrolik )

Check
valve

2. Dipasang alat untuk mengurangi water hammering yang


intinya untuk memperlambat aliran ( dalam discharge ) pada saat pompa
stop.
➢ Dipasang fly wheel antara motor dan pompa
Fly wheel

pompa Pump drive


Pada operasi pompa dalam keadaan normal, maka tidak terjadi fluktuasi head
pump, yang secara otomatis flow pompa juga fluktuasi.
▪Jika terjadi fluktuasi secara tiba – tiba ( disengaja / tidak disengaja ), maka
fluktuasi ini harus diantisipasi dengan memasang sistem kontrol pada pompa .
▪Dengan memasang control valve pada discharge line, dengan tujuan agar
sistem curve berubah sehingga flow akan
mengikuti perubahan. FC

Fly wheel

pompa
Pump drive
1. Tipe korosi yang terjadi pada pompa :
a. Uniform attack corrosion ( berasal dari zat
cair yang dipompa )
b. Stress corrosion ( cracking )
c. Fatigue corrosion ( cracking)
d. Cavitations corrosion ( karena kavitasi )
2. Metoda pencegahan korosi
a. Memilih material yang benar
b. Coating dengan bahan tahan korosi
c. Galvanic cathode method
KOMPRESOR
• Kompresor merupakan salah satu alat
penggerak transportasi gas.
• Pada prinsipnya, alat penggerak transportasi
gas (gas mover) dapat dikelompokan
berdasarkan tekanan operasinya.
FAN
• Alat ini bekerja pada tekanan sekitar
atmosferis untuk kenaikan tekanan tidak lebih
dari 0.4 psi dan flowrate yang besar.
• Karenanya, kerja untuk menaikkan dapat
dihitung berdasarkan nilai rata-rata input dan
output. m  P
( − w) =

Persamaan untuk Fan
Mechanical Energy Balance

u   dp 
2 p2
ˆ
W = 
 2
+ gZ  +

p    f
  + h
1

 dp 
p2
ˆ
W =   
p1 

• Ada dua jenis utama: axial dan centrifugal
fans.
BLOWER
• Blower digunakan untuk mengalirkan gas dengan
faktor kompresi (P2/P1) lebih rendah 1,4 untuk tiap
blower dengan kenaikan tekanan mencapai 4 psi.
• Pada umumnya jenis blower dapat dikelompokan:
centrifugal (turbo) – axial blower dan rotary
positive-displacement blower.
• Untuk sentrifugal – aksial blower, tekanan keluar
dapat mencapai 7 bar, sementara untuk rotary
positive displacement tekanan keluar dapat
mencapai 8 bar. Jenis blower sentrifugal dan aksial
mirip dengan fan.
KOMPRESOR
• Kompresor umumnya digunakan untuk
mengalirkan gas dengan tekanan keluar (P2)
dan faktor kompresi (P2/P1) yang besar.
• Kenaikan tekanan dapat mencapai 4 psi
sampai 60.000 psi
GE Oil & Gas Organization

Upstream Midstream Downstream


Pipeline Solutions
Industrial Plants
Global Services
1. Kompresor jenis reciprocating ( torak/ silinder) → single
stage, multi stage, single acting & double acting
2. Kompresor jenis rotary → lobe compresor screw
kompresor dan vane kompresor

1. Jenis centrifugal compressor ( radial flow type ) → single


stage , multi stage ( horisontal / vertical split casing )
2. Axial flow compresor
1. Terdiri dari komponen satu atau lebih silinder yang
dilengkapi dengan torak ataupun plunger yang bergerak
( di dalam silinder itu ) maju – mundur → memindahkan
sejumlah volume gas yang ada di dalam silider itu
2. Gerak maju – mundur itu disebut : langkah ( stroke )
Silinder
Casing

Crank wheel

Piston / Poros
Plunger Penggerak
1. Gas yang ditekan harus bersih (clean), tidak boleh mengandung
entrainment cairan ataupun debu.
2. Partikel cairan dan padat yang terbawa oleh gas dapat merusak
sistem pelumasan silinder dan cepat aus atau silinder cepat rusak.
3. Pada umumnya silinder kompresor bagian permukaan dalam
dilapisi (liner) dengan bahan yang tahan aus
4. Pada umumnya kompresor jenis ini menggunakan minyak pelumas
untuk melumasi silinder dengan sistem mekanik ataupun
dipompakan (tiap silinder kadang ada lebih dari satu lubang
pelumasan)
5. Kadang juga tidak dilengkapi dengan sistem pelumasan, untuk gas
yang tidak boleh terkontaminasi dengan pelumas → non lubricating
compressor
Reciprocating Compressor
1.Untuk kompresor reciprocating , pada umumnya
dipasang inter cooler ( pendinginan gas discharge ) diantara
silinder yang satu dengan silinder berikutnya
2. Inter cooler ini mengambil panas dari gas , sehingga gas
menjadi dingin dan suhu diharapkan kembali ke suhu
awal saat masuk kompresor
3. Dengan didinginkan , maka gas akan mengecil volume
spesifiknya sehingga dapat memperkecil tenaga
kompresi dan juga menjaga agar suhu yang keluar dari
stage berikutnya relatif rendah → seal , bantalan akan
aman
1. Kompresor sentrifugal pada pokoknya terdiri dari beberapa tingkat
penekanan secara seri , dimana penekanan terjadi karena gaya inertia
bekerja pada gas yang ditekan.
2. Gas masuk ke kompresor melalui inlet nozzle
3. Setelah gas melewati rotating blade ( impeller ) yang dipasang secara seri
itu , gas itu memiliki energi gerak yang besar
4. Keluar dari impeller gas ini masuk ke diffuser ( yang ada di dalam casing )
untuk diperlambat → energi gerak diubah menjadi energi tekan
5. Setelah melewati diffuser , gas ini masuk ke volute ( gas collector yang ada
dalam casing juga ) untuk diperlambat lagi → energi tekan yang dihasilkan
menjadi lebih besar
6. Gas kemudian keluar dari volute melalui discharge nozzle untuk kemudian
ke impeller berikutnya , demikian dan seterusnya→ dynamic machine
Centrifugal Compressors

1) Reciprocating : < 300 kW


2) Centrifugal : > 500 kW
3) Screw type : 300 ~ 500 kW
Radial Flow Compressors (multi-stage)
Axial Compressor
1. Kompresor sentrifugal : constant head – variable
volume
2. Kompresor resiprokating : constant volume – variable
head
3. Kompresor axial : low head – high flow
4. Kurve performance untuk kompresor berubah dengan :
rpm kompresor , kondisi gas saat masuk ke kompresor
(suhu , tekanan , jenis gas / berat molekul gas)
OPERASI NORMAL
Persamaan untuk kompressor
Mechanical Energy Balance

u   dp 
2 p2
ˆ
W = 
 2
+ gZ  +

p    f
  + h
1

 dp 
p2
ˆ
W =   
p1 

Total Energy Balance

u2  Q ˆ
 + gZ + H  = + Wc
 2  m
adiabatic
compression

Wˆc = H = C p (T2 − T1 )
Isentropic Work of Compression
Proses adiabatic (isentropic) yaitu proses dengan menggunakan asumsi ideal
Dimana proses berlangsung pada entropi konstan (tidak ada panas yang
masuk dan keluar) meskipun pada kenyataannya energi panas tidak bisa
dirubah secara keseluruhan menjadi kerja karena ada kerugian
 −1
 
p1  p2  
Wˆ S =0 =   − 1
1 ( − 1)  p1  
 

ˆ RT1 p2
Isothermal Compression WT =0 = ln
M p1
Multistage Compression

P = 300 psia P = 900 psia


Natural Gas (methane)
P = 100 psia
Multistage Compression
Persamaan untuk penekanan p1→p2→p3

  −1    −1 
ˆ  RT1  p2     RT1  p3   
W=   − 1 +   − 1
 − 1  p1    − 1  p2  
   
Contoh perhitungan kompresor
• Tugas : menaikkan tekanan campuran umpan
C2H4 dan recycle sebanyak 9.167,6863 kg/jam
dari 2,96 atm menjadi 5,03 atm.
W= 9,167.6863 kg/jam
F= 265.0025 kmol/jam
= 583.7059 lbmol/jam
T1 = 64.4413 °C
= 147.99434 °F
P1 = 2.96 Atm
BM = 34.5946 g/gmol
Cp = 55.6208 J/mol.K
Cv = 47.3068 J/mol.K
Cp
=
Cp − R
  −1 
ˆ  RT1  p2   
W=   − 1
 − 1  p1  
 

Menentukan kerja kompresor


(-Ws)=γRT1/(γ-1)*((P2/P1)^((γ-1)/γ)-1)
(-Ws) 566,6924 Btu/lbmol
(-Ws)total 330781,7 Btu/jam
348993,2 kJ/jam
96,94255 kW
130,0021 HP
SURGING
• Pada operasi normal, penurunan inlet flowrate akan
mengakibatkan kenaikan tekanan keluar kompresor;
mengikuti kurva karakteristik kompresor. Ada batas
minimum inlet flowrate dimana kompresor dapat
bekerja normal.
• Di bawah batas minimum ini, kompresor gagal bekerja
sehingga tekanan keluar kompresor turun dengan
menurunnya flowrate. Batas ini disebut batas surge
point. Di bawah surge point, terjadi aliran balik
(reversal flow) gas dari pipa downstream ke arah
kompresor. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan
keluar kompresor tidak stabil diikuti dengan kerusakan
pada kompresor.
SURGE PADA KOMPRESOR
• Pada keadaan surge, tekanan downstream
lebih tinggi daripada tekanan gas keluar
kompresor (PT2 > P2).
• Aliran balik dari upstream akan mengembalikan
flowrate di dalam kompresor sesaat. Hal ini
diikuti dengan kenaikan kembali tekanan keluar
kompresor. Namun, karena flowrate aliran gas
masuk kompresor di bawah surge point, kenaikan
tekanan ini tidak bertahan lama.
• Tekanan keluar kompresor akan segera turun
kembali. Sehingga saat terjadi surging akan
teramati tekanan keluar kompresor tidak stabil
(naik-turun).
• Peristiwa surge mengakibatkan:
– Unjuk kerja kompresor turun
– Kompresor bergetar keras
– Kerusakan komponen mekanik internal
kompresor
Tanda-tanda terjadi surge pada
kompresor:
• Penurunan flowrate pada input
• Suhu pada outlet naik
• Fluktuasi tekanan pada outlet
• Vibrasi pada kompresor
• Suara keras/berisik pada kompresor
MITIGASI PERISTIWA SURGE PADA
KOMPRESOR
SAFETY IN HANDLING FLAMMABLE
LIQUID
Fluid transfer systems
• Rubber hoses untuk memompa fluida yang mudah
terbakar harus memenuhi kondisi operasi dari fluida
yang ditangani. Seluruh pressurized hoses harus dites
mengenai tekanan yang tergantung dari peraturan yang
berlaku seperti :

– Sambungan ke tangki harus memenuhi standar pemerintah


yang berlaku, sebagai contohnya :
• Line pipe treading harus sampai 17,2 Mpa (2500 psia)
• Premium tread sampai 34,5 Mpa (5000 psia)
• Flanged fitting diatas 34,5 Mpa (5000 psia)
– Sambungan pipa harus diyakinkan untuk dapat menahan
tekanan pada saat pemompaan
Pressurized Hose Strength Requirements

• Pada saat penggunaan pompa sentrifugal, pressure


rating dari hose harus 100 % diatas rancangan dari
pressure head dari pompa

• Hose yang digunakan untuk transfer fluida yang


mudah terbakar harus dites sampai 150 % dari
maximum allowable working pressure sebelum
digunakan
Operator Inspection Check for Pressurized
Hoses

• Hose harus selalu diinspeksi sebelum penggunaan.


Inspeksi ini merupakan tambahan ketentuan untuk
testing tekanan dari hose.
High Pressure Manifolding
• Seluruh manifold yang digunakan harus dites
kemampuan menahan tekanan sesuai dengan
peraturan lokal yang berlaku
Loading and unloading Pump
• Karyawan untuk loading dan unloading material yang toksik
dan mudah terbakar seperti metanol harus mendapat instruksi
dengan prosedur keselamatan yang memadai

• Mereka harus mendapat pelatihan yang cukup mengenai


prosedur loading dan unloading dan keselamatan kerja

• Mereka juga harus mengetahui ringkasan spesifikasi dan


operasional tangki seperti : kapasitas tekanan operasi, pressure
design, temperatur operasi liquid, temperature design, density
liquid, dan isolasi.
Contoh Loading and unloading
• Loading metanol : ke kapal
• Unloading metanol : dari tangki
• Loading nitrogen : tangki ke mobil tangki
• Unloading solar : dari mobil tangki ke tangki
CONTOH
OPERASI LOADING / UNLOADING
Tangki kecil :
1. Raw metanol
2. Pure metanol dari distilasi
Operasional
• Operasional tangki meliputi unloading dan loading metanol.
Dalam hal ini, yang dimaksud operasi unloading adalah
kegiatan penyimpanan metanol dari kapal dan atau dari
pabrik, sedangkan operasi loading merupakan kegiatan
pengiriman metanol dari tangki ke kapal, atau unit lain.

• Pada operasional tersebut, kondisi tangki perlu dikendalikan


sedemikian rupa sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

• Kondisi tersebut meliputi tekanan tangki dan level metanol di


dalamnya (maks 17 m , min 1,7 m).
Prosedur operasi (start)

• Tangki tekanan normal


• Outlet tangki full open
• Suction pompa posisi full open
• Discharge pompa full closed
• Minimum flow full closed
• Nozzle loading arm ke kapal sudah tersambung
• Start pompa
Lanjutan
• Minimum flow dibuka 70 % setelah itu diatur
sesuai kebutuhan flow ke kapal
• Discharge pompa dibuka sesuai permintaan
flow
• Yang perlu dimonitor : tekanan tangki harus
positif, tekanan suction pompa, flow discharge
(metanol ke kapal)
Stop loading
• Minimum flow dibuka penuh
• Closed discharged (manual)
• Matikan pompa
• Transfer sisa metanol dari loading arm ke
slope tank
• Pindah metanol dari slope tank ke tangki
besar menggunakan nitrogen

Anda mungkin juga menyukai