POMPA
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
P −P
−w= 2 1 w = Head
g
Secara umum :
P −P v − v1
2 2
− w = 2 1 + Z 2 − Z1 + 2 +F
g 2g
Well engineered plant
Pompa
→ alat untuk memberikan tenaga mekanis kepada
cairan
Tujuan :
- transport (horizontal, vertikal)
- menaikkan tekanan
- menaikkan kecepatan
- dll
Problem :
- jenis pompa yang cocok
- rating
- kebutuhan power
- dll
Faktor yang menentukan :
1. sifat cairan
3. dll
Bahasan :
Toluen Toluen
1 atm, 30oC 5 atm, 200oC
(cair) ? (superheated vapor)
“dari tangki “untuk diumpankan
penyimpanan” ke reaktor”
Alternatif proses :
1) kompresor
2)
Toluen Toluen cair Toluen uap Toluen
cair Vaporizer superheater
5 atm, uap
1 atm, 5 atm,
titik didih 5atm,
30oC Pompa 30oC
200oC
separator
cair
Toluen
cair Uap
+
1 atm, 5 atm cair
Vaporizer
30oC 30oC 5 atm,
pompa titik didih
PENGANTAR
• Skema Pabrik kimia
Down
Upstream Unit stream
process process process
Raw Raw Hasil Hasil dgn
material material Campuran spec
siap olah tertentu
Gas Sintesa
Recycle
Unit
Pengambil Prereform
pemisah
an : S, HC er, steam
hasil
Gas tinggi reformer,
Raw autother Hasil Produk
Alam material mal Campuran
siap olah reformer
KMI The Production Line
Pure Methanol
Reforming Synthesis Distillation Storage/Shipment
Natural Gas
Steam
Oxygen Boiler
ASU
Water Treatment
Air Desalination
Sea Water
Tanker Unloading and Vapor
Recovery : Compressor
(Perry, 1999)
Gambar 5. Skema prinsip kerja pompa roda gigi dengan penggigian dalam
Gambar 6. Cara kerja pompa lobe
2. Reciprocating Pump
Pengisapan dan pendesakan cairan oleh torak atau
plunger dimana arah aliran cairan dikontrol oleh
katup-katup.
Ada 3 jenis :
a. Pompa Torak
b. Pompa Plunger
c. Pompa Membran
- debit pompa torak tergantung speed, tidak tergantung
tekanan keluar
- a dan b cocok untuk tekanan tinggi
- tak boleh ada suspensi padatan (katup terganggu)
- untuk cairan kental, pembukaan/penutupan katup
terhambat, sehingga unjuk kerja kurang bagus
3. Centrifugal Pump
Cairan terlempar ke tepi sambil berputar akibat putaran impeler
(gaya sentrifugal), sehingga mempunyai energy kinetis tinggi.
Sampai di tepi, cairan bergerak menuju outlet. Sebelum keluar
lewat outlet, energi kinetis diubah menjadi energi tekanan, sehingga
tekanan cairan pada outlet lebih tinggi.
- Secara teoritis, cairan bisa bergerak bebas keseluruh ruang
pompa.
- Bisa untuk suspensi padatan.
- Jika cairan kental, unjuk kerja menurun.
(Bianchi, 1983)
sangat besar
N Q
Ns = 3
H 4
N = RPM
Q = galon/menit = gpm
W = ft
Jenis pompa sentrifugal
ns D2/D1
1. Pompa Sihi
3. Pompa Nagle
Bahasan Kuantitatif
• Kapasitas (bisa sampai 15000 m3/jam)
• Kenaikan tekanan
• Power (> 2 MWatt)
• Efisiensi
Skema Aliran arus recycle dan pemasangan valve pada sistem
pemompaan
Contoh rangkaian sistem pemompaan
KARAKTERISTIK
POMPA/KOMPRESOR
Selama beroperasi, pompa sentrifugal harus
memenuhi beberapa tugas secara bersamaan
waktunya.
H
Karakteristik sistem
Q
Kapasitas :
• Jumlah fluida yang bisa dikeluarkan per satuan
waktu (m3/j, ft3/menit, m3/detik)
• Q=Axv
• V antara 1 – 4 m/detik
Kenaikan tekanan / Head :
• Tenaga yang diberikan kepada fluida per satuan berat
fluida (biasanya dinyatakan dalam panjang kolom
fluida)
1 2
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
P2 − P1
−w=
Raksa (Hg)
w = Head
g
Secara umum :
P2 − P1 v2 − v1
2 2
−w= + Z 2 − Z1 + +F
g 2g
Persamaan Bernoulli
2 2
P1 v P2 v
+ 1
+ z1 − F − Ws = + + z2 2
g 2 g g 2 g
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
P2 − P1
−w= w = Head
g
Secara umum :
P2 − P1 v2 − v1
2 2
−w= + Z 2 − Z1 + +F
g 2g
Head
• P/g= pressure head
• Z = potential head
• F = friction head
Pressure head
• Energi mekanis yang dimiliki fluida karena
tekanannya: P/ρg
• Misal tekanan proses = 2 atm, ekivalen dengan
berapa m air?
• P/(g) = 2 atm. (101325 N/m2). / (1000
kg/m3.9,8 m/s2 ) = 20,672 m
1 atm = 76 cm Hg = (76 . 13,6. g ) dyne/cm 2
P1 2 atm dyne cm 2 1 gcm dt 2 1 m 2
= 76 x 13,6 x 1000
g 1 g cm 10 m dt
3 2
Atm dyne 1002 cm 2
2x 76 x 13,6 x 1000
= 2
m
10 x 100
= 20,67 m
Velocity head
• Energi mekanik yang dimiliki fluida karena
kecepatannya, disebut juga kinetic head
• Velocity head = v2/ 2g
• Pada keadaan normal velocity head kecil, sering
diabaikan
• Misal v = 20 m/s
• v2/ 2g= 202 / (2. 9,8) = 20,4 m
• Pada nozzle atau orifice, velocity head dominan, jadi
tak diabaikan
Potential head
• Energi mekanis yang dimiliki fluida karena
ketinggian posisinya.
• Untuk perhitungan potential head, ketinggian
perlu dihitung dari basis tertentu.
Friction head
• Secara kasar friction head :
• Berbanding lurus dengan panjang ekivalen
saluran
• Berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan
• Berbanding terbalik dengan diameter saluran
Friksi Aliran
• Secara umum, gaya gesek :
FD gaya gesek = CD A v2/ 2 g
Luas permukaan pipa = p DL
Kerja = gaya x jarak = FD dL
Massa fluida = dm = dV = p/4 D2 dL
F=FD dL/dm= CD p DL v2 dL /(2gp/4 D2 dL)
= 2 CD Lv2 /(gD) = f Lv2 /(2 g D)
0.5
f = 0.0056 + 0.32
Re
( L + Le ) v 2
F = f Friksi
2 gD
1.Skin friction : gesekan dengan dinding pipa
2.Form friction : fittings
Power :
• Tenaga yang diberikan pada alat (pompa,
kompresor, dll) per satuan waktu.
B
Z2
A
Z1
2 2
P1 v1 P v
+ + Z1 − F − w = 2 + 2 + Z 2
g 2 g g 2 g
P −P
−w= 2 1 w = Head
g
Secara umum :
P −P v − v1
2 2
− w = 2 1 + Z 2 − Z1 + 2 +F
g 2g
Karakteristik pompa dan sistem
H
Karakteristik sistem
Q
CONTOH :
Pompa sentrifugal bekerja pada 1450 rpm, dengan
karakteristik kerja sebagai berikut :
H (ft) 85 82 79 75 70
80
Head (ft)
60 Pompa
40 Sistem
20
0
0 0,5 1 1,5
Debit (cfs)
H
kurva unjuk kerja pompa
Karakteristik sistem
74
Dari grafik didapat
Q = 1,05 ft3/dt
H = 74 ft
1,05 Q
w QH
BHP = = 70%
=
( )( )
62,5 lbf ft 3 1,05 ft 3 dt (74 ft )
(0,7) (550 lbf ft dt HP)
= 12,614 Hp
Daya Listrik (P), Daya Poros
(Pp) dan Daya Hidrolis
(Phid) pada tipikal sistem
pompa air.
QH g
P =
• Jika air mengalir 750 kg/det, pada 20 oC, dan
digunakan Carbon steel pipe.
• Diketahui ρ air = 1000 kg/m3 dan µ air = 1,1
10-3 kg/(m.det) dan head yang dibutuhkan
100 m.
QH g
P =
kg m3 m
QHg (1000 m3 )(0,75 dt )(100m)(10 dt 2 ) kg.m 2
P= = = 937500
80% dt 3
P = 937,500kW = 1257 Hp
Efisiensi
• =
tenaga yang diterima fluida
tenaga yang diberikan alat
dimana : = v . H . m
Tenaga yang diterima fluida persatuan waktu
tenaga berat fluida
= x
berat fluida waktu
tenaga vol x x g
= x
berat fluida waktu
=HxQx xg
Atau
= H x Q x w
Hubungan Head (H) dan Debit (Q) Pompa Sentrifugal
HE
forward
radial
u2 /g backward
H
Virtual Head
inertial effects
leakage
friction
turbulence
turbulence
Q
Adapun bentuk dari “System curve” bermacam-macam
tergantung dari sistem pemipaannya. Dasar dari kurva ini
adalah dari persaman untuk proses pemompaan.
2
P v 2 fLv
2
− WS pompa = + Z + +
g 2g 2 gD
Q
Karena v =
p 4 D2
− WSp =
P
+ Z +
v2
+f
Le Q 2
g 2g (p 4)2 2 gD 5
H
1 2
H
2
Z
1
Z
Q
1 H
0
Z
2 - Z
Q
combined
H system curve
Z 3”
x 3
4” ”
z 4
Z
y”
x=y+z Q
H
Z2 combined
2 Z1 curve
Z2
Z1
Q
Q3
Q1
Z
Q2
1
H h1 + h 3
2
Z h3 h1
Q2 Q
Elevated
Storage Tank
Intermediate
Storage/ Sump
Tank
Intermediate Draw-off
Upfeed Pump Point
Lot Boundary
Water Meter
Upfeed
Pump
m
1 pompa
1 pompa
Q
Pumps in Parallel or in Series
• Parallel
adds
– Flow ________
same
– Head ________
• Series
same
– Flow ________
adds
– Head ________
• Multistage
discharge
suction
pompa
lift
Suction level
Suction lift banyak dipakai untuk memompa zat cair pada open
storage ( tangki terbuka / sumur ) , yang masih dimungkinkan orang
untuk merawat pompa / inspeksi → memerlukan penyangga pompa
1. Zat cair agar dapat masuk ke impeler memerlukan tenaga isap
dari pompa
2. Tenaga isap pompa ( lift ) harus lebih besar dari pada tenaga
untuk mengangkat cairan ke impeler pompanya
• Submerge discharge
Static
Discharge
Head Total
Static
Head
Static Suction
Lift
• Free discharge
Static
Discharge
Head Total
Static
Head
Static Suction
Lift
discharge
hs
Static
Total Discharge
Static Head
Head
Static Suction
Head
Static
Suction
Head
• Untuk Suction Lift :
– Total Static Head = Static suction lift + Static
discharge head
20 m
5m A
d opt = 352,8 G 0 , 52
0 , 03
−0 , 37
P1 2
P2 2
+ z1 + 1 − F − W = + z2 + 2
g 2g g 2g
12 2 2
Tangki cukup luas permukaannya, sehingga = 0 dan = 0.
2g 2g
Tekanan pada titik 1 dan 2 sama ( = tekanan udara luar ), sehingga
P1 P
dan 2 saling menghilang kan. Diperoleh :
g g
−W = z 2 − z1 + F
−W = z 2 − z1 +
( )
f (Le ) 2
2gD
e
Nilai f merupakan fungsi dari Re dan kekasaran pipa dan dapat
D
dilihat pada Fig. 125, 126, dan 127 dari Brown (halaman 140 dan 141)
sedangkan Re dapat dihitung dari persamaan
D
Re =
Nilai dapat diperoleh dai persamaan :
p
Q = D2
4
4Q
=
p D2
L
4 250 3
= menit 1000 cm 1 menit
p (5,25 )2 cm 2 L 60 det ik
= 192,5 cm
det ik
= 1,925 m
det ik
e
Untuk carbon steel, D = 2,067 in, dari Fig. 126 Brown dapat diperoleh = 0,00085.
D
e
Untuk Re = 101062 dan = 0,00085, dari Fig. 125 Brown, dapat diperoleh f = 0,022.
D
Selanjutnya dapat dihitung
m2
0,022 200 m (1,925 )
2
-W = 20 m - 5 m + det ik 2
m
2 10 0,0525 m
detik 2
= 30,5 m
Head adalah (-W), jadi diperoleh head
H = 30,5 m
c. Rumus untuk power pompa
QH g
P =
Dalam hal ini, = efisiensi tenaga pompa (diambil 0,65)
g L m
1 250 30 ,5 m 10 3
P = cm3 menit det ik 2 1000 cm 1 kg 1 menit 1 watt
1 hp
0,65 L 1000 g 60 det ik m2 746 watt
kg
det ik 3
= 2,62 hp
Dapat dipilih motor standar yang punya sedikit lebih tinggi 2,62 hp,
n Q 0,5
Ns =
( H )0 , 75
=
(2900 ) (66,1)0 , 5
(100 )0 , 75
= 745
Dari gambar 21.19 Foust, 1980 dapat dilihat bahwa pompa sentrifugal
jenis radial flow cocok.
Jadi dapat dipilih pompa dengan spesifikasi sebagai berikut :
Jenis : sentrifugal, radial flow, single stage, single suction
Debit : 250 L/menit
Head : 30,5 m
Putaran : 2900 RPM
Motor : 3,5 hp, 220 V, 3 phase, 50 Hz
Contoh
1 39 m
5m
Penyelesaian :
Mula-mula digambar dulu karakteristik pompanya.
H, m
Q, L/menit
Diameter pipa yang dapat dipakai dapat dilihat pada tabel 23, Brown.
Diperoleh : D = 3,548 in = 9,01 cm = 0,0901 m
Dari Fig. 126 Brown, untuk commercial steel diameter 3,548 in,
diperoleh :
g kg
= 1 = 1000
cm3 m3
g kg
= 0,01 poise = 0,01 = 0,001
(cm)(det ik ) (m )(det ik )
Debit aliran :
p
Q = D2
4
P1dan P2 saling menghilangkan, 1 mendekati nol, dan 2 = ,
sehingga diperoleh :
( f )(Le ) ( 2 ) 2
- W + z1 − z2 − − = 0
2gD 2g
Karena (-W) adalah head (H), maka :
( f )( Le ) ( 2 ) 2
H + z 1 − z2 − − = 0
2gD 2g
Nilai f bisa dibaca dari grafik Fig. 125 Brown,
e
berdasarkan nilai Re dan .
D
Bilangan Reynolds :
D
Re =
Hubungan H dan Q diperoleh dari grafik karakteristik pompa.
Ringkasan persamaan - persamaan :
( f )( Le ) ( 2 ) 2
f (v ) = H + z1 − z 2 − − = 0 (1)
2gD 2g
f = f (Re ) (Fig. 125) ( 2)
D
Re = ( 3)
p 2
Q = D (4)
4
H = f (Q ) ( karakteristik pompa) (5)
v Re f f(v)
3 2 1
trial harus = 0
Q H
4 5
Trial : v = 1 m/detik
kg m
1000 3
1 0,0901 m
Re = m det ik = 90100
kg
0,001
(m )(det ik )
p m3
Q = (0,0901)2 m 2 1 m
= 0,00637 = 6,37
L
= 382
L
4 det ik det ik det ik menit
f = 0,019
H = 43,4 m
m2
(0,019 )(200 m )(1)2
(1)2 m 2 2
f (v ) = 43,4 m + 5 m - 39 m -
2
det ik − det ik
m
2 10 2
(0,0901 m ) 2 10 m 2
detik detik
= 7,24 m 0
Trial : v = 1,4 m/detik
kg m
1000 1, 4 0,0901 m
Re = m3 det ik = 126140
kg
0,001
(m )(det ik )
p m3
Q = (0,0901) 2
m 1,4
2 m
= 0,00893 = 8,93
L
= 536
L
4 det ik det ik det ik menit
f = 0,018
H = 38 m
m2
(0,018)(200 m )(1,4) 2
(1,4)2 m2
f (v ) = 38 m + 5 m - 39 m -
2
det ik − det ik 2
m m
2 10 2
(0,0901 m ) 2 10 2
detik detik
= − 0,014 m 0 (dianggap benar)
Jadi : v = 1,4 m
detik
Q = 536 L
menit
Latihan / PR
• Pompa dengan karakteristik sebagai berikut dipasang
dalam sebuah sistem pipa yang terdiri dari besi tuang
10 in sepanjang 1500 ft sudah termasuk panjang
ekivalen. Temperatur air yang mengalir 70 oF. Jika
gaya angkat statik 35 ft
– Berapa laju aliran sistem dan power pompa
– Jika digunakan dua buah pompa dalam sistem yang sama,
berapakah laju aliran sistem bila pompa dipasang secara :
• Seri
• Paralel
Karakteristik pompa
2 2
P1 v1 P2 v2
+ + Z1 − F − w = + + Z2
g 2 g g 2 g
Secara umum :
P2 − P1 v2 − v1
2 2
−w= + Z 2 − Z1 + +F
g 2g
PR
• Suatu industri petrokimia memproduksi suatu fluida yang
ditampung sementara pada suatu tangki. Fluida tersebut dipompa
dari tangki penampung sementara ke sebuah tangki lain yang lebih
tinggi 50 ft.
190.000 288.000
WT – 3 ( 30 F ) WT – 4 ( 30 F )
CT - 4
Incoming
271.000
262.000
WT – 1 ( 28 F )
WT – 2 ( 28 F )
CT - 3
30% 45%
132.000
230.000 130.000
192.000
Normally
132.000 240.000
close
108.000
ST - 1
60% ST - 2
CT – 1 CT – 2 12000 bbls
280.000 32000 bbls
CLOSE TO PERIPHERAL
192.000 TO PATTERN 2
TO PATTERN 1
MINAS GS - 4
( 703914 BWPD )
WT - 3 WT - 2 WT - 1
145.000
CT - 4 ST - 1 CT - 3 CT - 2 CT - 1
220.000
276.000
By Pass
120.000
SAMPLING POIN
FOROIL - CONTENT
(NORTH - PETTERN)
TO LOSF
DBP 56 ,57,58 DBP 51 ,52
SBP 53
BOOT4
SBP 52 ST 1
12000 bbls
SBP 51
36”PROD LINE
RGT 51
RGT 52
SAMPLING POIN
FOR OIL - CONTANT
(SOUTH - PERIPHERAL)
Pompa standar (pengertian lain spesific
speed)
n [=] rpm
3,65 n Qe Qe [=] m3/detik
ns = 3 Hm [=] m
Hm 4
ns disebut spesific speed
ns D2/D1
Radial Flow Low Speed < 80 3,5 - 2,2
Radial Flow Normal Speed 80 - 150 2,2 - 1,8
Radial Flow High Speed 150 - 300
Mixed Flow 300 - 600 1,3 - 1,1
Axial Flow 600 - 1200 1
Klas Tipe
Centrifugal Volute - Single stage
Diffuser - Multi stage
Regenerative
Vertical
Mixed Flow
Axial Flow
Rotary Gear
Vane
Cam and piston
Screw
Lobe
Shuttle block
Reciprocating Directacting Simplex
Power Duplex
Diaphram
Rotary Piston Triplex
Quadruplex
1. Jika pada pemompaan tekanan zat cair saat masuk ke pompa lebih
kecil dibanding dengan tekanan uap zat cairnya ( dalam casing
pompa ) sebagai akibat dari perubahan yang cepat kecepatan aliran ,
terjadinya vortex flow dalam casing , maka akan terbentuk fase gas /
uap selama pemompaan.
2. Terjadinya fase gas ini karena cairan yang dipompa itu sebagian
menguap.
3. Proses ini disebut dengan proses kavitasi.
4. Performance pompa akan turun , terjadi vibrasi , suara yang sangat
bising dan akhirnya kapasitas pompa menurun → failure
5. Jika kavitasi itu berlangsung lama , maka akan terjadi erosi pada
bahan kontruksi pompa
Kavitasi
Jika tekanan cairan pada suatu bagian pompa
(biasanya bagian inlet) terlalu rendah dan dibawah
tekanan uap cairan, maka terjadi gelembung uap
pada inlet. Sampai di bagian outlet, tekanan naik
sampai diatas tekanan uap cairan, sehingga gelembung
uap berubah menjadi cairan lagi.
Terjadi pembesaran dan pengecilan volum tiba-tiba,
sehingga terjadi goncangan yang mengganggu operasi
pompa. Ini harus dihindari.
1. Menempatkan pompa serendah mungkin ( terhadap suction level )
2. Pipa suction sependek mungkin
3. Kehilangan gesek pada suction sekecil mungkin
4. Kecepatan fluida di pipa suction lebih rendah
5. Jika pompa yang dipakai itu over head ( head pompa jauh lebih
besar dengan yang dibutuhkan ), maka kavitasi mesti terjadi jika
tanpa dilengkapi dengan flow discharge control
6. Flow control yang dipasangkan pada pipa suction harus dihindari
7. Jika keberadaan kavitasi itu tidak bisa dihindari dengan merekayasa
operating condition-nya , maka bahan konstruksi pompa dipilih
bahan yang tahan korosi akibat kavitasi
Muncul konsep Net Positive Suction Head
(NPSH),
yaitu : selisih antara tekanan pada inlet dan
tekanan uap cairan (tekanan pada inlet harus lebih
tinggi)
betul
PIN >
2
P1 v1 Pv
(NPSH) A = + +z - - F suction
.g 2g
1
.g
NPSHR
• Nilai ini sangat tergantung dari perancangan impeler
pompanya. Jadi bukan berasal dari instalasi
pompanya
• Pompa sentrifugal, begitu off dari pabrik,
sebelumnya telah dilakukan uji kavitasi, yaitu uji
untuk mengetahui pada saat kapasitas pemompaan
berapa, sehingga fenomena kavitasi tersebut terjadi.
Jadi uji kavitasi ini juga merupakan salah satu uji
performance dari pompa sentrifugal.
• Manufacture menyertakan uji kavitasi biasanya
dalam bentuk grafik
NPSHR PompaX
(m cairan) (n RPM)
Q, kapasitas
(m3 / menit)
4/3
N Q1/2
(NPSH) R =
Ns
Persamaan cek kavitasi
• Net Positive Suction Head available :
2
P1 v1 Pv
(NPSH) A = + + z1 - - F suction
.g 2g .g
First start
after isolation
or overhaul
Start from
stanby
Running
• Secara periodik inspeksi pompa untuk
memastikan berjalan secara normal dan bila
perlu diadakan penyesuaian
• Seal adjustment
• Lubrication
• Drive
Masalah dalam pompa
• Hidraulik
– Pompa tidak mengalirkan cairan
– Kapasitas aliran terlalu kecil
– Tekanan kecil
– Kapasitas berfluktuasi
– Bantalan panas / putaran turun
• Mekanik
– Sil mekanis cepat rusak
– Paking berumur pendek
– Pompa bergetar diatas normal
– Kebutuhan daya terlalu besar
– Komponen basah cepat aus
Masalah yang sering timbul
Pompa:
• Gassing, pemasukan udara dlm pompa
• Turbulensi dalam pipa:Aliran tidak stabil,
mengakibatkan suhu tidak stabil
• Pengaruh level cairan dalam tangki terhadap pompa
• Switch dari satu pompa ke pompa yang lain kadang
aliran tidak stabil
Rantai gangguan pada pompa sentrifugal
MISALIGNMENT
Gangguan balancing
Impeller akibat GETARAN Baut-baut kendor
penyumbatan
Daya berlebihan
Tegangan casing Kavitasi
Rubbing
Dari piping
Clearance makin
BANTALAN :
besar
Jenis tidak sesuai Misalignment
Kesalahan pemasangan
Pelumasan kurang Bocoran makin
Ekspansi
Jenis pelumas salah besar
Overheating
Merusak minyak
pelumas
SEAL MEKANIS : Terlalu rapat
STUFFING BOX : Terlalu rapat Makin panas
Makin rusak
1. Fenomena surging sering terjadi dalam pemompaan yang
ditandai dengan terjadinya penyimpangan pada penunjuk
tekanan yang dipasang ( pressure gage ) secara periodik
2. Ini juga menyebabkan jumlah discharge mengalami fluktuasi
secara periodik juga
Terjadi vibrasi secara
periodik baik pada suction
ataupun pada discharge line
3. Hal – hal yang menyebabkan surging
1.Performance pompa H vs. Q bentuknya menurun tajam
2.Pipa discharge sangat panjang dan ditengah line ini terpasang
tangki / reservoir udara, dll
3.Pompa beroperasi dibawah kapasitas pompa
1. Discharge pompa tidak boleh terlalu kecil
Minimum flow ?
Kontrol terhadap minimum flow
2. Kontrol valve dipasang sedekat mungkin dengan pompa
Check
valve
Fly wheel
pompa
Pump drive
1. Tipe korosi yang terjadi pada pompa :
a. Uniform attack corrosion ( berasal dari zat
cair yang dipompa )
b. Stress corrosion ( cracking )
c. Fatigue corrosion ( cracking)
d. Cavitations corrosion ( karena kavitasi )
2. Metoda pencegahan korosi
a. Memilih material yang benar
b. Coating dengan bahan tahan korosi
c. Galvanic cathode method
KOMPRESOR
• Kompresor merupakan salah satu alat
penggerak transportasi gas.
• Pada prinsipnya, alat penggerak transportasi
gas (gas mover) dapat dikelompokan
berdasarkan tekanan operasinya.
FAN
• Alat ini bekerja pada tekanan sekitar
atmosferis untuk kenaikan tekanan tidak lebih
dari 0.4 psi dan flowrate yang besar.
• Karenanya, kerja untuk menaikkan dapat
dihitung berdasarkan nilai rata-rata input dan
output. m P
( − w) =
Persamaan untuk Fan
Mechanical Energy Balance
u dp
2 p2
ˆ
W =
2
+ gZ +
p f
+ h
1
dp
p2
ˆ
W =
p1
• Ada dua jenis utama: axial dan centrifugal
fans.
BLOWER
• Blower digunakan untuk mengalirkan gas dengan
faktor kompresi (P2/P1) lebih rendah 1,4 untuk tiap
blower dengan kenaikan tekanan mencapai 4 psi.
• Pada umumnya jenis blower dapat dikelompokan:
centrifugal (turbo) – axial blower dan rotary
positive-displacement blower.
• Untuk sentrifugal – aksial blower, tekanan keluar
dapat mencapai 7 bar, sementara untuk rotary
positive displacement tekanan keluar dapat
mencapai 8 bar. Jenis blower sentrifugal dan aksial
mirip dengan fan.
KOMPRESOR
• Kompresor umumnya digunakan untuk
mengalirkan gas dengan tekanan keluar (P2)
dan faktor kompresi (P2/P1) yang besar.
• Kenaikan tekanan dapat mencapai 4 psi
sampai 60.000 psi
GE Oil & Gas Organization
Crank wheel
Piston / Poros
Plunger Penggerak
1. Gas yang ditekan harus bersih (clean), tidak boleh mengandung
entrainment cairan ataupun debu.
2. Partikel cairan dan padat yang terbawa oleh gas dapat merusak
sistem pelumasan silinder dan cepat aus atau silinder cepat rusak.
3. Pada umumnya silinder kompresor bagian permukaan dalam
dilapisi (liner) dengan bahan yang tahan aus
4. Pada umumnya kompresor jenis ini menggunakan minyak pelumas
untuk melumasi silinder dengan sistem mekanik ataupun
dipompakan (tiap silinder kadang ada lebih dari satu lubang
pelumasan)
5. Kadang juga tidak dilengkapi dengan sistem pelumasan, untuk gas
yang tidak boleh terkontaminasi dengan pelumas → non lubricating
compressor
Reciprocating Compressor
1.Untuk kompresor reciprocating , pada umumnya
dipasang inter cooler ( pendinginan gas discharge ) diantara
silinder yang satu dengan silinder berikutnya
2. Inter cooler ini mengambil panas dari gas , sehingga gas
menjadi dingin dan suhu diharapkan kembali ke suhu
awal saat masuk kompresor
3. Dengan didinginkan , maka gas akan mengecil volume
spesifiknya sehingga dapat memperkecil tenaga
kompresi dan juga menjaga agar suhu yang keluar dari
stage berikutnya relatif rendah → seal , bantalan akan
aman
1. Kompresor sentrifugal pada pokoknya terdiri dari beberapa tingkat
penekanan secara seri , dimana penekanan terjadi karena gaya inertia
bekerja pada gas yang ditekan.
2. Gas masuk ke kompresor melalui inlet nozzle
3. Setelah gas melewati rotating blade ( impeller ) yang dipasang secara seri
itu , gas itu memiliki energi gerak yang besar
4. Keluar dari impeller gas ini masuk ke diffuser ( yang ada di dalam casing )
untuk diperlambat → energi gerak diubah menjadi energi tekan
5. Setelah melewati diffuser , gas ini masuk ke volute ( gas collector yang ada
dalam casing juga ) untuk diperlambat lagi → energi tekan yang dihasilkan
menjadi lebih besar
6. Gas kemudian keluar dari volute melalui discharge nozzle untuk kemudian
ke impeller berikutnya , demikian dan seterusnya→ dynamic machine
Centrifugal Compressors
u dp
2 p2
ˆ
W =
2
+ gZ +
p f
+ h
1
dp
p2
ˆ
W =
p1
Total Energy Balance
u2 Q ˆ
+ gZ + H = + Wc
2 m
adiabatic
compression
Wˆc = H = C p (T2 − T1 )
Isentropic Work of Compression
Proses adiabatic (isentropic) yaitu proses dengan menggunakan asumsi ideal
Dimana proses berlangsung pada entropi konstan (tidak ada panas yang
masuk dan keluar) meskipun pada kenyataannya energi panas tidak bisa
dirubah secara keseluruhan menjadi kerja karena ada kerugian
−1
p1 p2
Wˆ S =0 = − 1
1 ( − 1) p1
ˆ RT1 p2
Isothermal Compression WT =0 = ln
M p1
Multistage Compression
−1 −1
ˆ RT1 p2 RT1 p3
W= − 1 + − 1
− 1 p1 − 1 p2
Contoh perhitungan kompresor
• Tugas : menaikkan tekanan campuran umpan
C2H4 dan recycle sebanyak 9.167,6863 kg/jam
dari 2,96 atm menjadi 5,03 atm.
W= 9,167.6863 kg/jam
F= 265.0025 kmol/jam
= 583.7059 lbmol/jam
T1 = 64.4413 °C
= 147.99434 °F
P1 = 2.96 Atm
BM = 34.5946 g/gmol
Cp = 55.6208 J/mol.K
Cv = 47.3068 J/mol.K
Cp
=
Cp − R
−1
ˆ RT1 p2
W= − 1
− 1 p1