Anda di halaman 1dari 8

Prosedur Tanggap Darurat

oleh: Agus Masroh

Advertisement
Prosedur tanggap darurat, yaitu tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat, secara garis
besarnya meliputi:
Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
Pendidikan dan Latihan.
Penanggulangan keadaan darurat.
Pemindahan dan penutupan.

1.Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.


Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan
koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk
bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan)
dan/atau gejala alam, dimana diduga kemungkinan akan adanya kecelakaan baik
perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan.
Penyusunan rencana/rancangan tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut :
a.Kemungkinan akan bahaya.
b.System peringatan bahaya.
c.Prosedur pengaturan tugas & bertindak.
d.Manajemen dan control
e.Komunikasi di lapangan.
f.Urutan Kuasa.
g.Tindakan / kegiatan anggota
h.Pusat organisasi keadaan darurat
i.Prosedur pemindahan ( evakuasi )
j.Kelompok penolong
k.Modal.
Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat
sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti :
a)Deteksi kebakaran
b)Alarm kebakaran
c)System peralatan deteksi
d)Teriakan para pekerja.
e)Peringatan dari luar.
Rencana/rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk
bisa menguasai keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada
atasan mereka secepatnya.

2.Pendidikan dan latihan


Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk
memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan,
kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang
merugikan. Persyaratan utama yang harus dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan
memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat dan rencana/rancangan dalam
menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan
prosedur penanggulangannya.
3.Penanggulangan Keadaan darurat.
Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan industry baik
industry barang maupun industry jasa, diperlukan usaha bersama dari seluruh tim penyelamat
( Rescue Team). Untuk itu kelompok-kelompok tim penanggulangan keadaan darurat (
Emergency Response Team) harus sudah dibentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan
dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok
penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :
a.Pusat Koordinator selaku Pos Komando.
b.Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama.
c.Tim/Regu Pemadam Kebakaran.
d.Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).
e.Anggota staff lain yang terpilih.
4.Pemindahan dan penutupan.
Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan
melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus
selalu disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat
bisa diwakili oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi yang telah ditetapkan.
Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian,
kecuali dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.
Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
manajemen. Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan
kerugian akibat keadaan darurat, merupakan kunci untuk mengendalikan resiko yang
mungkin terjadi, sehingga d`pat mencegah dan atau meminimalisasi kerugian.
Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari
seluruh unsure yang terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap
terpeliharanya pelayanan yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja, dapat diciptakan
melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas

pemeliharaan lingkungan kerja dalam kondisi aman

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

K3 adalah suatu kondisi pada pekerja dengan tingkat keselamatan kerja dan kesehatan
kerja yang setinggi-tingginya, jauh dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja.
Agar seorang pekerja tidak mengalami PAK dan kecelakaan kerja, maka perlu diupayakan
beberapa tindakan perbaikan antara lain pada lingkungan kerjanya.
Suatu lingkungan kerja nyaman bila lingkungan kerja tersebut, baik secara fisik, kimia dan
biologi tidak menimbulkan gangguan kesehatan pekerja. Faktor fisik misalnya suhu tempat
kerja, bising, getaran/vibrasi, radiasi maupun pencahayaan baik, aman bagi kesehatan, faktor
kimiawi baik untuk proses produksi maupun hasil produksi suatu tempat kerja tidak
mengganggu kesehatan pekerja, demikian pula unsur biologi yang ada di tempat kerja serta
ada penerapan ergonomi yang baik. Suhu yang tinggi dan kebisingan di tempat kerja benar
dapat menyulut terjadinya suatu kecelakaan kerja maupun PAK.

Dengan adanya berbagai faktor yang dapat mengganggu kesehatan kerja, maka perlu
dilakukan identifikasi bahaya di tempat kerja. Identifikasi bahaya di tempat kerja perlu
dilakukan, kemudian dievaluasi dan bila berada di luar standar yang ada maka dapat
dilakukan pengendalian yang memadai di tempat kerja agar aman bagi pekerja. Banyak cara
yang dapat dilakukan baik dari sisi mesin, instalasi maupun peralatan yang dipergunakan.

Sumber bahaya di tempat kerja dapat berasal dari bangunan, peralatan, instalasi, bahan
produksi, proses produksi, cara kerja maupun lingkungan kerja. Bahaya-bahaya tersebut
dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, kecelakaan dengan berbagai derajat, juga dapat
menimbulkan alergi, kerusakan kulit dan jaringan tubuh, kanker, keracunan, radio aktif
maupun kelainan janin.
B. Batasan Masalah.
Pada makalah ini akan dibatasi pada masalah :
1. pengertian , prinsip , tujuan dan pentingnya keselamatan kerja
2. lingkungan kerja yang aman
3. pemeliharaan lingkungan kerja yang aman
C. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian , prinsip , tujuan dan pentingnya keselamatan kerja ?
2. Apa yang dimaksud lingkungan kerja yang aman?
3. Bagaimana cara memelihara lingkungan kerja yang aman?
D. Tujuan.
1. untuk mengetahui pengertian , prinsip , tujuan dan pentingnya keselamatan kerja
2. untuk mengetahui lingkungan kerja yang aman
3. untuk mengetahui cara memelihara lingkungan kerja yang aman
E. Manfaat
Dengan membahas pemeliharaan lingkungan kerja yang aman , maka diharapkan mahasiswa
dapat memahami cara kerja pengamanan saat bekerja di lapangan dan tidak melanggar
peraturan keselamatan kerja untuk diri sendiri..

Pengertian Keselamatan Kerja.


Keselamatan kerja adalah usaha untuk melaksanakan pekerjaan tanpa mengakibatkan
kecelakaan, dengan kata lain membuat suasana kerja atau lingkungan kerja yang aman dan
bebas dari segala macam bahaya disamping dicapainya hasil yang menguntungkan. Tujuan
dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar karyawan/pekerja dalam
melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan alat-alat
produksi.
Prinsip Keselamatan Kerja:
Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan terjadi karena
ada penyebabnya antara lain manusianya dan peralatannya. Penyebab kecelakaan ini harus
diantisipasi untuk menghindari tejadinya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan aman antara lain :
1. Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Dengan mengetahui kedua hal tersebut di atas, maka akan tercipta lingkungan kerja yang
aman dan tidak akan terjadi kecelakaan baik manusia maupun peralatannya.
Pentingnya Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan antara lain untuk :
1. Menyelamatkan karyawan dari :
-Penderitaan sakit/cacad
-Kehilangan waktu
-Kehilangan pemasukan uang
2. Menyelamatkan keluarga dari :
-Kesedihan/kesusahan
-Kehilangan sumber pemasukan uang
-Masa depan yang tidak menentu
3. Menyelamatkan perusahaan dari :
-Kehilangan tenaga kerja
-Pengeluaran biaya akibat kecelakaan
-Melatih/mengganti pegawai
-Kehilangan waktu karena terhentinya kegiatan
-Menurunnya produksi
TUJUAN KESELAMATAN KERJA
1. Mencegah/ mengadakan usaha pencegahan agar karyawan tidak mendapat luka/cidera/mati
2. Tidak terjadinya kerusakan /kerugian pada alat /material/produksi
3. Upaya pengawasan 4 M yaitu : manusia, material, mesin, metode kerja yang dapat
memberikan lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di
inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi
merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam
kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan
absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak
sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka
kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya
kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan
pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara
umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti
meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan
pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak baik juga
terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang
pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam
pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan adanya perubahan
tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena
hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik
(panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang
sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan
lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau
diremehkan.
Lingkungan kerja yang aman adalah Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana pekerja bekerja atau yang sering dimasuki untuk keperluan
pekerjaan yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sehingga pekerja dapat
bekerja dengan baik dan aman.
Lingkungan kerja yang diharapkan ( memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
kerja):
1. Teratur.

Lingkungan kerja yang teratur seperti : penempatan peralatan kerja , peralatan safety ,
material , dll dapat memudahkan pekerja untuk bekerja dan tidak asal asalan menaruh
peralatan.

2. Bersih dan tidak licin.

Keadaan lingkungan kerja yang bersih memudahkan pekerja bekerja dan lantai kerja yang
tidak licin dapat menjaga pekerja dari kecelakaan terjatuh.

3. Nyaman suhunya.

Suhu ruangan kerja dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan , jika suhu terlalu panas maka
pekerja dapat cepat kelelahan karena panas ruangan dan kerja melambat.

4. Ada keseimbangan antara waktu kerja dan waktu istirahat.

Waktu kerja dan waktu istirahat yang tepat dapat meningkatkan kinerja pekerja dan
meghindari sakit pekerja karena terlambat makan atau kurang istirahat.

5. Harmonis tata warna dan tata letaknya.

Penempatan perlengkapan dan peralatan kerja sesuai dengan lingkungan kerja yang akan
dikerjakannya memudahkannya untuk mengambilnya dan menciptakan kondisi kerja yang
menarik.

6. Kondisi mesin dan alat-alat produksi lainnya disesuaikan dengan manusianya.

Penempatan pekerja yang sesuai dengan bidang keahliannya di mesin atau alat produksi yang
sesuai agar tidak terjadi kecelakaan karena kurang pengetahuan akan mesin yang
digunakannya.

7. Ada pengaturan intensitas dan penyebaran cahaya.

Pencahayaan yang tepat untuk bekerja di lingkungan kerja yang perlu mendapat cukup
cahaya agar pekerja terhindar dari kejatuhan atau kecelakaan lainnya karena kurang
penglihatan.
8. Bahan-bahan beracun terkendali.

Keadaan lingkungan kerja yang bebas dan aman dari gas-gas yang dapat menggangu dan
merusak saluran pernafasan.

9. Limbahnya dinetralisir.

Dapat ditanggulanginya limbah-limbah yang menggangu di lingkungan kerja.

10. Ada suasana kekeluargaan.

Terciptanya suasana saling akrab dan kekeluargaan antar pekerja dengan pengusaha atau
pekerja dengan pekerja agar saling menjaga dan mengingatkan tentang pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Cara memelihara lingkungan kerja agar tetap aman

1. Keselamatan adalah masalah semua orang,


Jika ada sesuatu yang salah, jangan tinggalkan, Diskusikan dengan rekan kerja,
supervisor dan pekerja lainnya merupakan kunci terhadap keselamatan. Karenanya,
kembangkan sistem pertukaran informasi, ide dan permasalahan serta rentang waktu
untuk pengecekan berkala. Perbaikan kecil, harian,merupakan kunci dari lingkungan
kerja yang aman dan produktif.
2. Gunakan Ruangan dengan baik,
Jangan mencampuradukan ruangan untuk bekerja, istirahat dan gudang. Bersihkan
ruang kerja, dan lengkapi dengan penerangan yang memadai. Air minum dan fasilitas
kamar kecil yang bersih harus tersedia.
3. Cek ruang kerja
Jadwalkan beberapa menit untuk mengecek ruang kerja. Idealnya harus bekerja pada
ketinggian dan dalam posisi tubuh yang sesuai untuk mengurangi gerakan menunduk,
menekuk ataupun mengangkat tangan, Barang-barang yang sering dipakai harus
berada dalam jangkauan.
4. Pasang Pengaman,
Pastikan mesin dengan bagian bergerak yang berbahaya tetap terjaga, juga koneksi
listrik dan kabelnya dalam pabrik. Periksa dan rawat peralatan secara teratur. Periksa
setidaknya satu bulan sekali untuk memastikan tidak ada bagian- bagian rusak atau
tidak stabil.
5. Pikirkan Lingkungan
Bukan hanya pabrik yang terdapat bahaya seperti debu, kimia, suara dan panas.
Kantor dan rumah sama-sama punya potensi bahaya. Karenanya maksimalkan
ventilasi udara alami. Bahan kimia harus diberi label secara baik dan disimpan
ditempat yang aman. Jaga temperatur udara. Apabila panas atau dingin menjadi
masalah pertimbangan insolasi.
6. Gunakan Alat Pelindung Diri ( APD ).
Pastikan tersedia pakaian dan alat pelindung diri, seperti kacamata, sepatu, sarung
tangan, helm dan lain sebagainya. Pertolongan pertama penting, dan latihlah para
karyawan cara mengunakannya.
7. Gunakan Alat Bantu,
Gunakan alat bantu yang terpelihara baik untuk mengangkat atau memindahkan
benda-benda berat dan sulit. Atau untuk melakukan kegiatan sehari hari.
8. Perubahan sama baiknya dengan istirahat,
Variasikan kegiatan karyawan, monoton dan kebosanan merupakan musuh dari
kualitas, produktivitas serta keselamatan. Menciptakan suasana dan kondisi kerja
yang menarik dapat mengembangkan keterampilan baru.
9. Perhatian Khusus,
Beberapa rekan kerja membutuhkan perhatian khusus agar bisa melakukan pekerjaan
dengan baik. Karenanya pertimbangkan kebutuhkan perempuan hamil, penyandang
cacat, pekerja pendatang atau orang berusia lanjut.
10. Istirahat
Istirahat singkat secara berkala membantu meningkatkan produktivitas, kualitas kerja
dan menurunkan tingkat kecelakaan. Untuk jangka panjang, jangan menganggap libur
kerja ataupun beralibur sebagai kemewahan, karena dapat mencegah kelelahan dan
kecapaian kerja.

Anda mungkin juga menyukai