Anda di halaman 1dari 26

5

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Pengertian Umum


Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang
memerlukan sejumlah pembiayaan serta pengunaan masukan lain yang ditujukan
untuk mencapai tujuan tertentu. (Sutrisno,2005:2013). Proyek konstruksi adalah
suatu kegiatan pembangunan konstruksi bangunan gedung, jalan, jembatan,
bendungan dan lain sebagainya yang memiliki sesuatu kegiatan yang kompleks.
Untuk itu dalam suatu proyek diperlukan manajemen konstruksi agar proyek
dapat berjalan dengan baik.
Manajemen adalah bentuk dari beberapa kegiatan yang meliputi planning,
organizing, controlling, coordinating dan evaluating. Manajemen konstruksi
adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan
organisasi pelaksanaan konstruksi bisa tercapai dengan baik.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain:
1. Sebagai quality control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan
dan pelaksanaan.
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti
dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan.
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan laporan harian, mingguan, dan bulanan.
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang tercapai di lapangan.
Fungsi dari manajemen merupakan system informasi yang baik untuk
menganalisa performa di lapangan. (Djojowirono, 2005). Suatu keberhasilan
dalam pembangunan akan dapat tercapai bila didukung dengan sistem organisasi
proyek yang baik, karena organisasi proyek merupakan pusat pengendalian serta
pengkoordinasian dari suatu proyek pembangunan. Segala perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan diharapkan terkoordinir dengan baik serta mengacu
pada peningkatan hasil yang akan dicapai.

2.2 Data-Data Proyek


6

Data-data Proyek Pembangunan Embung di Kawasan Perkantoran Kota


Pekanbaru (lanjutan). Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut :

2.2.1 Lokasi dan Situasi


Lokasi proyek pekerjaan pembangunan embung terletak di kawasan
perkantoran kota Pekanbaru (lanjutan) Desa Badak, Kelurahan Sail, Kecamatan
Tenayan Raya. Adapun batas-batas dari lokasi proyek pembangunan embung di
kawasan perkantoran Kota Pekanbaru (lanjutan) adalah sebagai berikut:

Lokasi

Gambar 2.1 Lokasi Proyek


Secara geografis lokasi pekerjaan DED Waduk Kawasan Perkantoran
terletak pada koordinat 10131'51.37"BT - 10132'29.84"BT;030'14.71"LU -
031'11.46"LU.

2.2.2 Data Umum Proyek


1. Nama proyek : Pembangunan embung di kawasan
perkantoran kota pekanbaru (lanjutan)
anggaran tahun 2016
2. Lokasi proyek : Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru
Desa Badak, Kecamatan Sail, Kelurahan
Tenayan Raya
3. Pemilik Proyek : Balai wilayah sungai sumatera III
(BWSS III) Satuan Kerja (SATKER)
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
(PJSA) Penjabat Pembuat komitmen
(PPK) Danau Situ Embung (DSE)
4. Kontraktor Pelaksana : PT. Fajar Berdasi Gemilang
5. Alamat : Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru
7

Desa Badak, Kecamatan Sail, Kelurahan


Tenayan Raya
6. Konsultan Supervisi : CV. Serunting Konsultan
7. Nomor Kontrak : KU.02.09/01/PPK.PKSDA/SNVT-
PJSA.S III/2016
8. Tanggal Kontrak : 19 Februari 2016
9. Nomor SPMK : KU.02.09/01/PPK.PKSDA/SNVT-
PJSA.S III/2016
10. Tanggal SPMK : 26 February 2016
11. Batas Lokasi
Sebelah Utara : Jalan menuju kantor walikota
Sebelah Timur : Area genangan
Sebelah Barat : Jalan 70
Sebelah Selatan : Tanah warga
12. Kuantitas Pekerjaan
Luas Lahan : 80 Ha (termasuk area genangan)
Luas Bangunan : 202285.75 m2
Nilai Kontrak : Rp. 13.518.019.000,00 (Tiga Belas
Milyar Lima Ratus Delapan Belas Juta
Sembilan Belas Ribu Rupiah)
Sumber Dana : APBN
Jenis Mata Uang : Rupiah
Waktu Pelaksanaan : 240 (Dua Ratus Empat Puluh Hari
Kalender) dari tanggal 26 Februari 22
Oktober 2016)
13. Mulai Pekerjaan : 26 Februari 2016
14. Masa Pemeliharaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kalender sejak serah terima pertama
pekerjaan/ Provisonal Hand Over (PHO)
15. Fungsi Bangunan : Menjaga kualitas air tanah, mencegah
banjir, estetika, hingga pengairan.
2.3 Pelelangan dan Kontrak
2.3.1 Pelelangan
Pelelangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, metode
pemilihan barang atau jasa dibedakan menjadi:
1. Pelelangan Umum
8

Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyediaan Barang/


Pekerjaan Konstruksi/ Jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat
diikuti oleh semua Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
lainnya yang memenuhi syarat.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyediaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyediaan yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
3. Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
4. Penunjukan Langsung
Penunjukkan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang Jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang Jasa.
5. Sayembara
Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang
memperlombakan gagasan orisinil, kreatifitas dan inovasi tertentu yang
harga/ biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
Tahap Pra-Pelaksanaan di proyek Pembangunan Embung di Kawasan
Perkantoran Kota Pekanbaru (lanjutan) menggunakan system tender, yang
dimenangkan oleh PT. Fajar Berdasi Gemilang sebagai kontraktor yang dipercaya
menangani proyek Pembangunan Embung di Kawasan Perkantoran Kota
Pekanbaru (lanjutan).
2.3.2 Sistem kontrak
Kontrak adalah perjanjian secara tertulis antara pemberi proyek dan
penerima proyek dimana kewajiban masing-masing pihak diatur dalam pasal-
pasal surat perjanjian. Suatu kontrak mulai berfungsi pada waktu kontrak
tersebuat ditanda tangani. Kontraktor baru boleh bekerja secara fisik setelah ada
Surat Perintah Kerja (SPK).
Ada berbagai macam jenis kontrak yang digunakan dalam prosese
pengadaan barang jasa pemerintah seperti kontrak lump sum, kontrak harga
satuan, kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, kontrak persentase, dan
kontrak terima jadi (turnkey contract). Pejabat Pembuat Komitmen harus memilih
jenis kontrak yang tepat sesuai dengan jenis kegiatan/ pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Kesalahan dalam menentukan jenis kontrak bukan saja akan
9

menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan kontrak terkait dengan


kesepakatan antara pejabat pembuat komitmen dengan penyedia barang jasa
seperti cara pembayaran dan kemungkinan perubahan kontrak, tetapi juga dapat
menyebabkan kesalahan dalam menentukan pemenang lelang oleh kelompok
Kerja Unit Layanan Pengadaan.
Peraturan Presiden R.I Nomor 70 Tahun 2012 tentang Revisi Kedua
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa
Pemerintah pasal 50 menggolongkan jenis kontrak pengadaan barang dan jasa
pemerintah.
Berdasarkan cara pembayaran, kontrak dikelompokan dalam 5 (lima) jenis
kontrak yaitu:
1. Kontrak lump sum diuraikan dalam pasal 51 ayat (1) Perpres 70 yaitu
kontrak pengadaan barang jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian
harga,
b. Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang jasa,
c. Pembayaran berdasarkan pada tahapan produk/ keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak,
d. Sifat pekerjaan berorientasi pada keluaran (out put based),
e. Total harga penawaran bersifat meningkat,
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/ kurang.
2. Kontrak harga satuan diuraikan dalam pasal 51 ayat (2) Perpres 70 yaitu
kontrak pengadaan barang jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu yang telah ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu,
b. Volume atau kuantitas pekerjaan masih bersifat perkiraan pada saat
kontrak ditanda tangani,
c. Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh
penyedia barang jasa,
d. Kemungkinan adanya pekerjaan tambah kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan bersama atas pekerjaan yang
diperlukan
10

3. Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan diuraikan dalam pasal 51
ayat (3) Perpres 70 yaitu kontrak yang merupakan gabungan lump sum
dan harga stuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Kontrak presentase di uraikan dalam pasal 51 ayat (4) Perpres 70 yaitu
merupakan kontrak pengadaan konsultansi jasa lainnya dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia jasa konsultansi jasa lainya menerima imbalan
berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu,
b. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/ keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak
5. Kontrak terima jadi di uraikan dalam pasal 51 ayat (5) Perpres 70
merupakan kontrak pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi jasa
lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksankan.
b. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
kreteria kinerja yang ditetapakan.
Pada pekerjaan Pembangunan Embung Lanjutan di Kawasan Perkantoran
Kota Pekanbaru ini digunakan system kontrak Harga Satuan.
2.4 Tugas dan Wewenang Unsur Proyek
2.4.1 Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah yang memiliki dan menanggung pembiayaan proyek.
Pemilik proyek pada proyek ini adalah PPK Danau Situ Embung.
Tugas pemilik proyek (owner) adalah:
1. Menyediakan seluruh biaya yang diperlukan selama perencanaan dan
pelaksanaan proyek,
2. Memberikan informasi yang diperlukan oleh konsultan sehubungan
dengan perencanaan proyek,
3. Memberikan pekerjaan dan mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK).
Wewenang pemilik proyek adalah:
1. Menempatkan seorang ahli sebagai wakilnya untuk mengawasi
pekerjaan,
2. Menyetujui atau menolak perubahan kerja yang telah disepakati,
3. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek apabila
tidak dapat melaksanakan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati.
11

STRUKTUR ORGANISASI PEMILIK PROYEK (OWNER)


PEMBANGUNAN EMBUNG DIKAWASAN PERKANTORAN KOTA
PEKANBARU

KASATKER
Ir. Yaneidi, MT

PPK. DSE
Dede Irwan, ST

PELTEK PUMK
Elioza, ST Yulia Saputri, SE

Pengawas Lapangan
Djoko Mujiraharjo

Sumber: PPK Danau Situ Embung, 2016


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pemilik Proyek (Owner)

2.4.2 Konsultan Pengawas (supervise)


Konsultan pengawas (supervise) adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik
proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Perlu sumber daya
manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur,
mekanikal elektrikal dan lain-lain, sehingga sebuah bangunan dapat dibangun
dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.
12

Dalam proyek Pembangunan Embung (Lanjutan) di Kawasan Perkantoran


Kota Pekanbaru konsultan pengawas yang dipercaya oleh pemilik proyek adalah
CV. Serunting Konsultan.

Tugas konsultan Pengawas adalah:


1. Menyelenggarakan adminstrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak
kerja,
2. Melaksanakan pengawas secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek,
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek,
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan,
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksana pembangunan proyek,
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat sebelumnya.
Struktur organisasi konsultan pengawas CV. Serunting Konsultan pada
proyek Pembangunan Embung di Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru
(lanjutan) dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini.
13

STRUKTUR ORGANISASI CV. SERUNTING KONSULTAN


PEMBANGUNAN EMBUNG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA PEKANBARU

Robert Adi Pradana, SE


Direktur

Hanik Fauzi, ST
Chief Engineer

Irwany,ST
Pengawas Bidang Sipil

Thamrin Eko Roy Malki Ibnu Satria, ST Erik Wandi, SE


Surveyor 1 Surveyor 2 Juru Gambar Adm/ Operator Komputer

Sumber: PPK Danau Situ Embung, 2016


Gambar 2.3 Struktur Organisasi Konsultan Supervisi CV. Serunting Konsultan.
14

2.4.3 Kontraktor Pelaksana


Kontraktor pelaksana adalah pihak pelaksana pekerjaan konstruksi yang
ditunjuk berdasarkan penunjukan langsung atau lelang untuk melaksanakan
pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan, dan persyaratan yang telah
dibuat oleh konsultan. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai kontraktor
pelaksana adalah PT. Fajar Berdasi Gemilang.
Lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil
ditetapkan secara rinci oleh perusahaan kantor pelaksana. Adapun tugas-tugas dari
kontraktor adalah:
1. Kontraktor wajib melakukan pengamanan atas semua orang yang
berkepentinagan dalam kegiatan, penyediaan Perlengkapan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K), mencegah terjadinya kerusakan/ kebakaran,
hilangnya bahan dan peralatan yang berada dilokasi kegiatan.
2. Sebelum melaksanakan setiap bagian pekerjaan, apabila diperlukan
kontraktor harus membuat daftar detail pelaksanaan berdasarkan syarat-
syarat teknis dan rekomendasi pabrik dimana pembuatan gambar detail
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum penyerahan pertama
kontraktor harus menyerahkan gambar hasil pelaksanaan lapangan,
pedoman pemakaian dan pemeliharaan, izin-izin khusus/ sertifikat, data
kontrak mengenai jangka waktu pelaksanaan dan jumlah harga kontrak
yang diserahkan kepada pemberi tugas.
Untuk mengoptimalkan kinerjanya, kontraktor pelaksana perlu menyusun
struktur organisasi tenaga ahli yang professional di lapangan. Tujuan struktur
organisasi yang solid ini tidak lain agar tercapainya efesiensi mutu, biaya, dan
waktu pelaksanaan proyek. Struktur organisai pada proyek Pembangunan Embung
(lanjutan) di Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru dapat di lihat pada Gambar
2.3 berikut ini.
15

STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANA


PEMBANGUNAN EMBUNG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA PEKANBARU

MANAGER LAPANGAN
Hengky Irawan, ST

PEMBIMBING PELAKSANA
Cecep Efendi

PELAKSANA LAPANGAN
Deden Karino

JURU UKUR MEKANIK PETUGAS K3 JURU GAMBAR OPERATOR ADMINISTRASI


Anthonio Ekawati Haris Arsyad Ahdiat Bahsan D Syahrul Fahmi Fathur Sulminar

Sumber: PPK Danau Situ Embung, 2016


Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana PT. Fajar Berdasi Gemilang
16

Dari data proyek, setiap unsur organisasi memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing, yaitu:
1. Kepala Lapangan
Kepala lapangan merupakan pemimpin dari proyek Pembangunan
Embung di Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru. Tugas kepala
lapangan adalah:
a. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin
pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh
pihak pengguna jasa serta mengoreksi bila ada review design.
b. Mengkoordinir pelaksana penyelesaian keluhan pelanggan dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelesaian proyek yang
tidak sesuai.
c. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak.
d. Melakukan tindakan koreksi dan pecegahan yang telah
direkomendasikan pengendalian system mutu.
e. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan.
f. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan-laporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya
g. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat,
serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan dengan
pengawas.
h. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan
menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat
yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan
request direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk
koordinasi dengan konsultan supervise.
2. Pembimbing Pelaksana
Tugas Pembimbing pelaksana adalah sebagai berikut:
a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK)
akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
b. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian
administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk
mengumpulkan data proyek seperti kemajuan pekerjaan, kunjungan
pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi di lapangan,
data pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada kontraktor.
17

Semuanya dikumpulkan dalam bentuk laporan kemajuan bulanan


dan memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta
memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik
secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan
pekerjaan.
c. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor
tidak akan terlambat selama mobilisasi untuk masing-masing peket
kontrak dalam menentukan lokasi, serta jumlah dari jenis-jenis
pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
d. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan
dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah
kontark fisik ditanda tangani, menyiapkan rekomendasi secara
terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang
diperlukan, mengendalikan kegitan-kegiatan kontraktor, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksana pekerjaan, serta mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik
sehubungan teknis maupun permasalahan kontrak.
e. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/ material baik di lapangan maupun
laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
f. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyratan yang telah ditentukan
terutama sehubungan dengan:
1) Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
2) Pemahaman terhadap spesifikasi, metode pelaksanaan untuk
setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
lapagan.
3) Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai
denga pasal-pasal dalam dokumen kontrak tentang cara
pengukuran dan pembayaran.
4) Melakukan dengan pemantauan yang ketat atas prestasi
kontraktor segera melaporkan kepada penjabat pelaksana
teknis kegiatan apabila kemajuan pekerjaan ternyata
18

mengalami keterlambatan lebih dari 15 % dari rencana, serta


membuat saran-saran penanggulangan dan perbaikan.
5) Melakuakan pengecekan secara cermat semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses
pengukuran akhir pekerjaan.
6) Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik dan
keuangan serta menyerahkan kepada pejabat pelaksana teknis
kegiatan.
7) Menyusun justifikasi teknis, termasuk gambar dan
perhitungan, sehubungan dengan usulan perubahan kontrak.
8) Mengecek dan menanda tangani dokumen pembayaran
bulanan (mounthly Certificate).
9) Mengecek dan menanda tangani dokumen-dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan.
10) Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik.
11) Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawng) yang
diajukan oleh kontraktor dan disetujui oleh direksi teknik.
Gambar tersebut harus dibuat secara bertahap setiap pekerjaan
selesi dikerjakan.

3. Pelaksana Lapangan
Tugas pelaksana lapangan adalah:
a. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah atau
mencoret tanpa seizin atasan langsung.
b. Melaksanakan kerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana
mutu proyek (instruksi kerja), spesifikasi teknis dari pelanggan, dan
gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang/ sub
kontraktor dan pekerjaannya hingga didapatkan pekerjaan yang
bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin.
c. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan.
d. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan
program harian/ mingguan/ bulanan yang ada serta melaporkan
prestasi kerja ke kepala proyek
19

e. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek


dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan
tagihan lain-lain.
f. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah
dikerjakan baik qualitatif maupun quantitatife untuk dapat
membuat laporan mingguan mengenai:
1) Pemakaian bahan, mesin-mesin/ alat-alat dalam pekerjaan
yang sedang dilaksanakan.
2) Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya.
3) Ihktisar upah dan hari pekerjaan.
4) Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5) Mengumpulakn bukti-bukti penerimaan/ pengeluaran tertulis
akibat bahan/ material, alat, dan keperluan lainnya kepada
kepala proyek sihingga pertanggung jawaban akan terlihat
didalam arus kas (cash flow) perusahaan.
4. Juru Ukur
Tugas juru ukur (surveyor) adalah:
a. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan/
pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama
untuk pekerjaan mayor item.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya.
c. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala
proyek.
5. Mekanik
Tugas mekanik meliputi:
a. Mendata segala kebutuhan peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan.
b. Mengatur pengunaan peralatan & perlengkapan proyek.
c. Mengatur efisiensi dan efektifitas penggunaan peralatan dan
perlengkapan.
d. Bertanggung jawab memelihara dan memperbaiki peralatan dan
perlengkapan bila terjadi kerusakan.
6. Petugas Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Tugas petugas K3 adalah:
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 konstruksi.
20

b. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan


konstruksi.
c. Merencanakan dan menyusun program K3.
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan
K3.
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksana
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan (System
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi.
g. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksana konstruksi
berbasisi K3, jika diperlukan.
h. Melakukan penaganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
7. Juru Gambar (drafter)
Juru gambar merupakan bagian dari struktur organisasi suatu proyek,
tugas juru gambar meliputi:
a. Membuat shop drawing dan as built drawing pada pekerjaan di
lapangan.
b. Melaksanakan tugas yang di berikan oleh Kepala Lapangan.
c. Membuat laporan yang berhubungan langsung dengan tugas
sebagai juru gambar (drafter).
d. Bertanggung jawab atas segala kekeliruan yang terjadi pada
gambar di lapangan.
8. Operator
Tugas operator meliputi:
a. Mengoprasikan mesin/ peralatan dengan benar.
b. Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/ peralatan.
c. Melaporkan ke atasan apabila mesin/ peralatan rusak/ perlu
diperbaiki.
9. Administrasi
a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk
pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi
keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi proyek yang
dibutuhkan.
b. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,
laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, dan lain-lain.
c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerja yang akan
dibayar oleh pemilik proyek (owner).
21

d. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga


kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan
pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.
e. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan
serta retribusi.
f. Membuat project manager terutama dalam hal keuangan dan
sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat
berjalan dengan baik.
g. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta
data-data proyek.

2.4.4 Hubungan Masing-Masing Pihak Secara Organisasi


Kedudukan masing-masing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa
pemilik proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya, kontraktor
pelaksana langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik
proyek sesuai dengan penawaran. Sedangkan konsultan supervise bertanggung
jawab kepada pemilik proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak
perjanjian masing-masing, begitu pula dengan konsultan perencana.

Pemberi Tugas
SATKER PJSA

Konsultan Supervisi Kontraktor Pelaksana


CV. Serunting Konsultan PT. Fajar Berdasi Gemilang

Gambar 2.5 Hubungan Kerja Antar Organisasi.


22

2.5 Peralatan
2.5.1 Peralatan Pada Proyek
Spesifikasi alat dan jumlah alat minimum yang dipakai dapat dilihat pada
table dibawah ini:
Tabel 2.1. Peralatan Pekerjaan Pada Proyek
No Jenis Peralatan Jumlah Kapasitas Merk dan Tipe
HITACHI ZX 210
1 Excavator long arm 1 0.45-0.50 M3
LC
2 Excavator Standar Arm 1 0.90-1 M3 HITACHI ZX 210 F
3 Buldozer 1 100-150 HP KOMATSU
4 Vibro Roller 2 5-8 Ton BITELY
5 Vibro Hammer 1 7 Ton TOMEN
6 Concrete Mixer 1 0.35 M3 TIGER
7 Vibrator Roller 1 5 HP
8 Stamper 2 200 Kg MIKASA
9 Theodolite 1 SOKKIA
10 Water Pass 1 SOKKIA
Sumber. PPK Danau Situ Embung, 2016

2.6 Pengadaan Material


Untuk pengadaan material pada proyek ini telah diatur dalam beberapa
metode pengadaan terdiri dari:
1. Pengadaan tata letak material di lapangan.
2. Pengecekan jumlah bahan masuk.
3. Jalur keluar masuk kendaraan proyek untuk mengangkut material lokasi
proyek.
2.6.1 Tanah Timbun
Tanah timbunan di datangkan dari daerah-daerah tertentu disebabkan tanah
timbunan harus memiliki beberapa persyaratan antara lain:
1. Tanah timbuanan harus disetujui oleh pengawas dan harus memenuhi
syarat untuk digunakan.
2. Bahan yang dipilih tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi.
2.6.2 Air
Air merupakan sarana yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek. Baik
sebagai bahan pencampur maupun sebagai pembersih. Air diperlukan pada
pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan
memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang dapat diminum pada
23

umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang mengandung


senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula atau bahan
kimia lainnya bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kualitas
beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan.
2.6.3 Ready Mix
Ready mix adalah suatu adukan beton (campuran semen, agregat halus,
agregat kasar dan air) yang dilakukan di pabrik, kemudian diangkat ke lokasi
proyek dengan menggunakan kendaraan khusus (concrete mixer truck / molen
truck). Beton ready mix yang dipakai untuk pengecoran menggunakan mutu beton
K-175.
2.7 Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah penanda tanganan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak)
dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diberikan oleh pemilik proyek, maka
pihak pelaksana bersama-sama dengan direksi lapangan melaksanakan peninjauan
lapangan dan penentuan titik pelaksanaan pekerjaan yang dituangkan dalam berita
acara. Isi dari berita acara peninjauan lapangan dan penentuan titik pelaksanaan
pekerjaan adalah kesepakatan bersama antara unsur kegiatan akan hal lokasi
proyek perletakkan bangunan.
2.7.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dimulai dengan pembersihan lokasi kerja yang akan
dibangun konstruksi setelah itu dilakukan pemasangan papan proyek, pagar
proyek, pengukuran dan pemasangan bouwplank yang tujuannya untuk pedoman
elevasi bangunan terhadap permukaan tanah dan titik-titik pondasi dari bangunan,
beberapa ketentuan lain berkaitan dengan pemasangan bouwplank adalah:
1. Harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam tanah
dan tidak dapat digerakkan/ digeser.
2. Titik-titik as bangunan harus dijaga kebenarannya jangan sampai
berubah letaknya.
3. Pemasangan bouwplank harus keliling bangunan dengan jarak 1.5 m.
2.7.2 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi adalah:
1. Mendatangkan (mobilisasi) alat-alat berat dan mengembalikannya
kembali (demobilisasi).
2. Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis/ kapasitas
excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan
oleh kontraktor.
24

3. Sebelum dilakuakan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan


meminta persetujuan terhadap jenis/ kapasitas excavator yang akan
digunakan kepada konsultan pengawas lapangan.
4. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan
demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor.
2.7.3 Pekerjaan Tanah
Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, dan pembuangan
atau penumpukan tanah dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian
dari pekerjaan. Pekerjaan ini mencakup kegiatan pengadaan, pengankutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan.
Pekerjaan tanah pada Proyek Pembangunan Embung di Kawasan
Perkantoran Kota Pekanbaru (lanjutan) terdiri dari:
1. Pekerjaan Galian
Galian tanah mengunakan alat excavator.
2. Pekerjaan Timbunan
a. Tanah timbunan didatangkan dari luar daerah yang mana tanah
timbunan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Tanah timbuanan harus disetujui oleh pengawas yang
memenuhi syarat untuk digunakan.
2) Bahan yang dipilih tidak termasuk tanah yang plastisitasnya
tinggi.
b. Pemadatan tanah menggunakan alat stamper.

2.7.4 Pekerjaan Beton K-175


Pekerjaan Pembangunan Embung di Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru
menggunakan mutu beton K-175, pengertian mutu beton K-175 adalah beton
untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural yang pelaksanaannya tidak diperlukan
keahlian khusus. Pada proyek pembanguanan embung ini menggunakan beton
yang sudah siap untuk digunakan tanpa perlu lagi pengolahan di lapangan (Ready
Mix).
2.7.5 Pekerjaan Besi
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan
ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi
besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur.
Pada pekerjaan embung ini digunakan tulangan pokok D 16 dan tulangan
sengkang D8 dan 10.
2.7.6 Pekerjaan Retaining Wall
25

Retaining wall adalah dinding penahan tanah yang terletak pada sisi pinggir,
pekerjaan retaining wall dimulai dengan melakukan pemasangan tulangan-
tulangan yang diperlukan. Tulangan yang diperlukan adalah tulangan
konvensional yang dipasang ditempat satu persatu. Setelah pemasangan tulangan
selesai, maka dilanjutkan dengan pemasangan bekistingshear wall dan pengecoran
beton. Pengecoran dilakuakan secara bertahap, pengecoran untuk satu bagian
dilakukan sekaligus dengan menggunakan pouring bucket dan tower crane.
Setelah beton dituangkan lalu diadakan pemadatan dengan menggunakan concrete
vibrator. Bekisting kemudian dibuka paling cepat 2 hari.
2.7.7 Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan pemancangan sheet pile adalah:
1. Melakukan perhitungan analisa untuk mengecek kedalaman sheet pile
yang tertanam berdasarkan type sheet pile yang dipakai dan data tanah
hasil cek perhitungan (soil investigation).
2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunakan
theodolite.
3. Lakukan penumpukan sheet pile sedekat mungkin dengan lokasi
pemancangan sehingga penggunaan crane service dapat diminimalkan.
4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan
dengan pemasangan guide wall terlebih dahulu.
2.7.8 Pekerjaan Geosynthetic Clay Liners (GCL)
Geosynthetic Clay Liners terdiri dari bentonite yang dilapisi oleh geotekstil,
bentonite biasanya diperkuat dengan jahitan, GCL berfungsi sebagai pemisah
antara lapisan tanah dan air. Secara umum berfungsi seperti geomembrane. GCL
bisa menjadi alternatife yang jauh lebih handal dan ekonomis untuk liners
konvensional.
Pekerjaan GCL cukup mudah setelah tanah dipadatkan dan diratakan maka
GCL di bentangkan pada lokasi yang ditinjau sesuai pada gambar rencana.
2.7.9 Pekerjaan Landscaping
Landscaping dalam Bahasa berarti pemandangan. Namun pada proyek
pembangunan embung ini pekerjaan landscaping merupakan rancangan
konstruksi yang dibuat seseindah mungkin untuk kenyamanan masyarakat.
Adapun pekerjaan landscaping pada proyek ini berupa:
1. Pekerjaan pemasangan rumput agar konstruksi ini terlihat lebih indah.
2. Pekerjaan trash rack yang berfungsi agar menyaring sampah-sampah
atau puing-puing agar tidak masuk ke jaringan saluran.
2.8 Pengawasan
26

Pelaksanaan pengawasan proyek ini meliputi mengendalikan dan


mengarahkan kegiatan pelaksanaan proyek agar tetap pada aturan yang berlaku
serta sesuai dengan spesifikasi baik teknis maupun biaya dan waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak, dokumen teknis serta administrasi lainnya. Pada
pelaksanaan pengawasan proyek Pembangunan Embung di Kawasan Perkantoran
Kota Pekanbaru (lanjutan) dilakukan oleh pihak owner. Pengawasan dilakukan
berupa pengecekkan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan prosedur dan
target hasil pelaksanaan kerja maupun penggunaan dan pengadaan material yang
tidak sesuai dengan aturan, gambar perencanaan maupun syarat-syarat teknis yang
telah ditetapkan dalam dokumen proyek.

Pada pengawasan yang perlu diperhatiakan adalah hal-hal sebagai berikut:


1. Kuantitas dan dana, kuantitas suatu konstruksi adalah hasil-hasil
pekerjaan konstruksi yang dihasilkan oleh penyedia jasa (kontraktor/
konsultan) yang akan diserahkan kepada pengguna jasa. Kuantitas
pekerjaan ini harus sesuai dengan persyartan yang ditetapkan oleh
pengguna jasa dan prosedur pelaksanaanya diawasi oleh konsultan
pengawas (supervisi). Dalam pengawasan kuatitas ini biasanya berkatan
dengan time schedule dimana baiya-biaya yang dikeluarkan oleh
pengguna jasa (owner) yang dibayarkan kepada penyedia jasa
(kontraktor/ konsultan) berdasarkan tata cara pembayaran yang telah
disepakati dan tertuang dalam dokumen kontrak.
Pengawasan terhadap dana dilakukan terhadap pengguna jasa dengan
cara pembayaran (termyn) yang dikeluarkan berdasarkan bobot realisasi
pekerjaan fisik dilapangan dan berdasarkan berita acara bobot pekerjaan
dilapangan. Kualitas suatu konstruksi adalah hasil konstruksi yang
sesuai dengan standar-standar yang ditetapkan, baik segi kekuatan,
keamanan dan kenyamanan serta keindahan. Dalam pengawasan
kualitas konstruksi dilakukan dengan metode kerja yang sebagaimana
yang ditetapkan dan apakah hasil tersebut sudah sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Hasil pengamatan dan pengujian harus sesuai
dengan ketentuan standar yang ditetapkan dan harus disetujui oleh
konsultan pengawas dan pengguna jasa.
27

2. Jadwal pelaksanaan (time schedule), untuk pelaksanaan pembangunan


suatu jadwal kerja atau time schedule. Penyusunan time schedule ini
sangat diperluakan agar pekerjaan selesai tepat pada waktunya. Agar
tujuan tersebut tercapai, maka segala kegiatan yang ada harus
direncanakan dengan baik. Kegiatan dalam suatu proyek saling
berhubungan dan ada keterangan antara satu dengan yang lain.
Manfaat atau kegunaan time schedule antara lain:
a. Sebagai pedoman pelaksanaan suatu pekerjaan agar pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuannya.
b. Untuk mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan
dilaksanakan sehingga dapat terpeliharanya kontinuitas kerja.
c. Mempermudah kegiatan dan mengkoordinir unit-unit kerja
sehingga didapat suatu efisiensi kerja yang tinggi.
d. Memperkirakan banyaknya sumber daya yang harus disediakan
agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
e. Mengontrol kemajuan pekerjaan apabila terjadi kelambatan
pekerjaan maka harus mencari jalan alternatife lainnya.
f. Menentukan waktu penyelesaian kegiatan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Bentuk-bentuk time schedule yang lazim digunakan untuk
pelaksanaan suatu kegiatan antara lain:
1) Network planning
Pada network palnning terdapat rangkaian jaringan aktifitas
yang harus dikerjakan kegitan kritisnya. Maksudnya kegiatan
kritis ini adalah apabila ada kegiatan yang mengalami
hambatan dalam penyelesaian akan mempengaruhi kegiatan
keseluruhannya. Jalur yang dilalui aktifitas/ kegiatan kritis ini
disebut dengan lintasan kritis (critical path)
2) Bar-chart
Bar-chart merupakan bentuk dari time schedule yang
menggunakan diagram batang untuk mengambarkan macam
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan waktu pelaksanaanya.
Seorang kontraktor yang menyusun bar-chart harus
mengetahui pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih
dahulu serta pekerjaan mana yang harus dikerjakan belakangan
28

dan pekerjaan mana yang harus dikerjakan bersamaan dan


pekerjaan mana yang harus menunggu.
3) Kurva S (S-Curve)
Merupakan modifikasi dari bar-chart yang berisikan informasi
mengenai hubungan kerja dengan waktu dan kemajuan prestasi
pekerjaan terhadap waktu yang ditentukan.
2.9 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya adalah kegiatan
yang banyak mengandung unsur bahaya. Lokasi proyek merupakan salah satu
lingkungan kerja yang mengandung resiko cukup besar. Tim manajemen sebagai
pihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan berlangsung harus
mendukung dan mengupayakan program-program yang dapat menjamin agar
tidak terjadi atau meminimalisir kecelakaan kerja atau tindakan pencegahannya.
Hubungan antara pihak yang berkewajiban memperhatikan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja adalah kontraktor. Kewajiban kontraktor dan
rekan kerjanya adalah mengasuransikan pekerjaanya selama masa konstruksi
berlangsung. Pada rentang waktu pelaksana pembangunan, kontraktor sudah
selayaknya tidak mengizinkan pekerjanya untuk beraktivitas bila terjadi hal-hal
berikut:
1. Tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tidak menggunakan peralatan perlindungan diri selama bekerja.
3. Tidak mengizinkan pekerjaan menggunakan peralatan yang tidak aman.
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, pada proyek ini aspek K3
sepenuhnya berjalan dengan baik karena pekerja memakai atribut yang lengkap,
seperti helm pelindung, sepatu safety, dan rompi. Selain itu yang menjadi nilai
plus pada pekerja proyek ini adalah pengawas lapangan yang sangat ketat dalam
mengatur pekerja untuk memakai alat keselamatan kerja pada saat pekerjaan
sedang berlangsung yaitu dengan menegur langsung apabila pekerja tidak
memakai alat keselamatan kerja.
Secara umum penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dilihat dari
beberapa faktor yaitu: pekerjaan itu sendiri, metode konstruksi, peralatan, dan
manajemen. Usaha-usaha pencegahan timbulnya kecelakaan kerja perlu dilakukan
sedini mungkin, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan yaitu:
29

1. Mengidentifikasi setiap jenis-jenis pekerjaan yang beresiko dengan


membuat skalanya dan mengelompokkan setiap pekerja sesuai tingkat
resikonya.
2. Adanya pelatihan bagi para pekerja sesuai dengan keahliannya.
3. Melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan.
4. Menyediakan alat perlindungan kerja selama kegiatan berlangsung.
5. Melaksanakan pengaturan selama dilokasi kegiatan.
Kesuksesan program K3 tidak terlepas dari berbagai pihak yang saling
terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah seharusnya menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan pembangunan kegiatan tersebut. Yang
dilakukan oleh tim kegiatan dan seluruh manajemen dari berbagai pihak yang
terkait didalamnya. Masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab bersama
saling mendukung untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut yang ditandai
dengan evaluasi positif dan pelaksanaan program K3.
Dalam penerapan program K3, kegiatan ini diperluakn pendekatan-
pendekatan agar lebih mudah dijalankan, terutama dalam proses pelaksanaanya.
Bentuk pendekatan prilaku mengarah pada peranan masing-masing peserta
program K3 dalam menciptakan sekaligus menerapkan kondisi yang aman.
Pendekatan fisik dalam program K3 kegiatan dapat dilakukan diantaranya dengan
cara pendidikan dan latihan mengenai metode dan prosedur yang benar, perhatian
atas perawatan/ pemanfaatan peralatan yang dapat membahayakan keselamatan
kerja, pemakaian pelindung yang telah ditetapkan. Inspeksi rutin dan teliti saat
pelaksanaan dilokasi kegiatan oleh pihak yang bertanggung jawab.
K3 adalah hal yang sangat penting, oleh karena itu setiap kontraktor
berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/perlengkapan perlindungan
diri Personal Practive Equipment (PPE) untuk semua karyawan diantaranya:
pakaian pekerja, kacamata kerja, penutup telinga, sarung tangan, helm, sepatu
safety, masker, jas hujan, sabuk pengaman, tangga, kotak P3K dan member
informasi berupa tanda-tanda pada area yang mengandung resiko tinggi
merupakan kewajiaban pengelola kegiatan tersebut.
Tujuan utamanya adalah menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan
pada pekerja. Berdasarkan aturan ini pengawasan K3 dapat dilaksanakan pada
lokasi pekerjaan dan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan Embung
Di Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru (lanjutan), hal ini telah dilakukan oleh
30

penyedia jasa dengan cara menyediakan sarana dan prasarana K3 pada lokasi
kegiatan pekerjaan serta pada pekerjaan secara otomatis telah diasuransikan
melalui jamsostek ketenaga kerjaan karena sudah menjadi kewajiban pemilik
tenaga kerja yang diatur dalam peraturan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai