PROGRAM :
PEKERJAAN :
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, bermaksud
untuk melaksanakan pekerjaan Paket Pekerjaan Penataan
dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kelurahan
Muara Halayung Kabupaten Banjar yang akan dilaksanakan
oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD – Tahun
Anggaran 2022, dengan pagu dana sebesar
Rp.1.000.000.000,-
Apabila dalam dokumen anggaran yang telah disahkan (DPA-
SKPD TA. 2022 – APBD dananya tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia yang mengakibatkan dilampauinya batas anggaran
yang tersedia untuk kegiatan tersebut maka proses pengadaan
yang telah dilakukan batal demi HUKUM dan peserta tidak
dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
1. Data Dasar Data dasar dalam kegiatan ini, yaitu Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi antara KPA Pekerjaan Konstruksi dan
Penyedia Jasa Konstruksi yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini.
10. Masa Kontrak Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini
terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir.
11. Daftar kuantitas Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah
dan harga daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.
12. Metode Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak,
pelaksanaan realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang
sistimatis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.
18. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 120 Hari
Penyelesaian Kalender, dan Masa Pemeliharaan adalah 180 Hari Kalender.
Kegiatan
Truck Concrete
1. Min. 3 m3 1 Unit
Mixer
2. Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 1 Unit
22. Sertifikat Badan Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku
Usaha (SBU) dengan Klasifikasi: Bangunan Sipil; Sub bidang: Jasa Pelaksana
Kontruksi (SI003); Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya
(kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan Landas Pacu
Bandara, Kualifikasi: Kecil
25. Komponen Dalam Preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri
Negeri (TKDN) dengan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
minimal 60%.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar. Pekerjaan pengukuran
penentuan lokasi bangunan, jalan, landscaping, penentuan duga dan lain-lain.
B. PERSYARATAN
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman. Pemeriksaan hasil
pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi teknik dan
dimintakan persetujuannya. Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi teknik juga akan menentukan
patokan utama sebagai dasar dari, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
C. MATERIAL
Theodolite, waterpas serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua
peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
D. URAIAN
1. Penyusunan Desain dan DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kewenangan Provinsi
Kalimantan Selatan tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
2. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari segala kotoran
akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah
dan lain sebagainya.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-bahan bangunan
dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 1
i. Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.
2.8. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pembangunan dari
instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat Komitmen dalam keadaan selesai 100 (seratus
Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita
Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk menentukan luasan, batas-
batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang
lengkap.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
2.1. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2.2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpas/theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan theodolite/waterpas beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
2.5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segi tiga Pythagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
2.1. Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2.2. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari
lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk
sementara.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 3
D. PENYEDIAAN ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DAN KESELAMATAN KERJA
Selama pembangunan berlangsung, penyedia Jasa konstruksi wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah minimal 4 (empat) tabung, masing-
masing tabung berkapasitas 15 kg. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Peralatan P3K, helm
pengaman, sabuk pengaman, masker, sepatu lapangan dan alat-alat keselamatan kerja lainnya yang
dipandang perlu selama proses pekerjaan.
F. PEMBERSIHAN HALAMAN
1. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta
dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap
utuh.
2. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan
yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 4
PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pengurugan
3.1. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali dengan sirtu harus
dengan persetujuan Pengawas.
3.2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana
dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
4. Pemadatan
4.1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus
dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
4.2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan dengan mesin
giling (tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui Pengawas.
5. Kemiringan Tanah
Penyedia Jasa diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan-kemiringan tanah yang
ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul-tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga
terhadap hal tersebut di atas.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 5
1.5. Pekerjaan tiang pancang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang diuraikan di
bawah ini:
a. Bahan, ukuran penampang dan panjang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
b. Tiang pancang yang akan digunakan dalam proyek ini baru dapat dipancang setelah
diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor harus menyusun rencana urutan pemancangan dan harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
d. Pemancangan tiang dilakukan terus menerus sampai kedalaman yang telah
direncanakan.
e. Tiang hanya boleh dipancang bila disaksikan Pengawas Lapangan dan hanya jika
tersedia data-data mengenai pemancangan tiang yang diperlukan dan telah
disampaikan kepada Pengawas Lapangan, meskipun demikian Kontraktor tetap
bertanggung jawab atas pekerjaan ini.
f. Tiang yang tidak memenuhi syarat akibat over driving atau tidak memenuhi toleransi
yang diizinkan, harus dicabut dan Kontraktor harus memancang tiang ekstra pada
tempat tersebut sebagai gantinya.
2. Bahan-Bahan
2.1. Tiang pancang yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
✓ Jenis tiang pancang : kayu dolken/galam
✓ Bentuk penampang : bulat memanjang
✓ Panjang : 2-4 meter
✓ Ukuran : Ø 10-12 cm
2.2. Panjang masing-masing tiang pancang disesuaikan dengan Gambar Kerja termasuk bagian
kepala yang nantinya setelah pemancangan masuk ke poer dan bagian yang mungkin
dipotong sesuai dengan kondisi lapangan.
3. Alat Pancang
3.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap sedemikian
hingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.
3.2. Alat harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai diperoleh daya
dukung/setting yang disyaratkan dan/atau sampai pada kedalaman yang direncanakan,
diambil yang paling memenuhi daya dukung yang disyaratkan.
4. Pemancangan Tiang
4.1. Tiang hanya boleh dipancang setelah ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
4.2. Urutan-urutan pemancangan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga tiang-tiang
yang telah dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Kontraktor harus mengajukan rencana
kerja pemancangan kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi dan mendapatkan
persetujuan tertulis.
4.3. Pemancangan tiang harus menerus sampai final set. Penghentian hanya boleh bila
mendapat perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
4.4. Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia fasilitas bagi
Pengawas Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan tiang yang diperlukan.
Namun demikian Kontraktor tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan ini.
4.5. Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila terjadi
perubahan-perubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan tiang. Dalam
melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya
gaya lateral pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang maupun
pengaruh luar lainnya.
4.6. Apabila tiang rusak dan tidak dapat dipakai akibat over driving atau tidak memenuhi
toleransi yang diizinkan, maka tiang yang tidak terpakai tersebut harus diganti dan tiang
pancang baru harus dipancang sebagai pengganti, atau Kontraktor memancang tiang ekstra
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala biaya penggantian atau penambahan tiang
dan lain-lain ditanggung oleh Kontraktor.
4.7. Apabila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi persyaratan atau pun batas-batas
toleransi yang diperkenankan, Kontraktor harus memperbaiki, memperkuat, menambah
tiang dan lain-lain atas petunjuk Pengawas Lapangan dengan menggunakan biaya
Kontraktor.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 6
4.8. Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan (kalender pemancangan dari setiap tiang
yang dipancang).
4.9. Untuk memudahkan kontrol pemancangan secara visual, sepanjang tiang dibuat tanda
dengan cat tiang interval 50 cm dan 100 cm yang menunjukkan jarak/titik tersebut dari
kaki tiang.
4.10. Hasil pencatatan pemancangan atau kalender diserahkan Kontraktor kepada Pengawas
Lapangan untuk dievakuasi dan selanjutnya diambil langah-langkah yang diperlukan.
5. Kedalaman Pemancangan
5.1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set. Apabila final set
telah dicapai sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana tercapai, maka bagian tiang
berlebih (di atas cut of level) harus dipotong. Pemotongan kelebihan tiang ini harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
5.2. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang tetapi final set belum dipenuhi,
maka tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan kekurangan panjang tiang
ini harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
6. Toleransi Pemancangan
6.1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian
diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja.
6.2. Toleransi maksimum yang diizinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10 cm
penyimpangan dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring atau vertikal
adalah 2% dan untuk pemotongan tiang adalah 5 cm.
6.3. Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi, dicabut atau
perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan keputusan pemberi Tugas dengan biaya Kontraktor.
6.4. Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang telah dipancang sebelumnya menjadi
terangkat atau salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang pemancangan sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan semula.
7. Pekerjaan Pemancangan
7.1. Tiang pancang kayu yang digunakan adalah kayu galam berdiameter 10 cm dengan panjang
minimal 6 meter.
7.2. Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan menggunakan peralatan pemancangan,
misalnya dengan memancang manual atau menggunakan drop hammer.
7.3. Ujung kayu dilancipkan dan kepala kayu diberi cincin pelindung.
7.4. Pemancangan dilakukan pada tempat yang ditentukan pada gambar dan dipancang hingga
permukaan air tersurut untuk fondasi.
2. Persyaratan
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta
panjangnya) bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas tumbuhan dan akar-akar) bersih dari
lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus memberitahukan
dulu kepada Konsultan Pengawas akan tindakannya.
3. Material
Bahan yang harus disediakan antara lain:
a. Batu kali pecah/belah yang keras, ukurannya rata-rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3
Pasal 9.
b. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang tersebut
dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton dan pasangan
batu bata.
c. Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 7
d. Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton.
e. Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai dengan
NI-3 Pasal 10.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya:
a. Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti sudah
dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar.
b. Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.
Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 4 pasir adukan harus selalu baru. Adukan yang
tidak habis, tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana:
2.1. Pekerjaan beton/struktur beton (fondasi pelat poer, neut dan kolom, balok dan pelat)
yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah,
pengujian dan peralatan bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2.2. Pengadaan, detail, pabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
2.3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan
beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.
3. Standar
3.1. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar)
3.2. SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium)
3.3. SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal)
3.4. SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
3.5. SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton)
3.6. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton)
3.7. SNI 03–1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton)
3.8. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton)
3.9. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton)
3.10. SNI 07-2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
3.11. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam))
3.12. SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/Baja))
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 8
4. Bahan-Bahan
4.1. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam
negeri satu merek. Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya
kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di
dalam gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau
kemungkinan lembap, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di
lokasi pekerjaan.
4.4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut
ini:
a. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya
menurut tujuan pemakaiannya.
b. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya, yang
dapat dilihat secara visual.
c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-
asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan klorida (Cl)
tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
e. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka
penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari 10%.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 9
4.5. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari kontainer.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam admixture
yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture
yang mengandung klorida atau nitrat tidak boleh dipakai.
5.4. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah
benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat di dalam standar Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
5.5. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut tidak
dapat digunakan, dan Penyedia Jasa Konstruksi (dengan persetujuan Konsultan Pengawas)
harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton
yang disyaratkan dapat dicapai.
5.6. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial mix
design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium untuk
memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan.
5.7. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)
Pelat fondasi/poer 10 - 12
Kolom struktur 10 - 12
Balok-balok 10 - 12
Pelat lantai 10 - 12
5.8. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana harus
mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 10
6. Penempatan Beton yang akan Dituang
6.1. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
6.2. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan penuangan
sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah
ke dalam rongga di antara tulangan.
6.3. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material asing, tidak
boleh dituang ke dalam cetakan.
6.4. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
6.5. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan harus
diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan dan
barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.
7. Perawatan Beton
7.1. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembap paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.
7.2. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembap paling sedikit 168 jam setelah penuangan, kecuali
jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebutkan di dalam pasal 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
8. Cetakan Beton
8.1. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus direncanakan
sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan tersebut mampu
menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
8.2. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
8.3. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal maupun vertikal; terutama untuk permukaan beton yang tidak di-finish
(exposed concrete).
8.4. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimal 12 mm.
8.5. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan air
adukan oleh cetakan dapat dicegah.
8.6. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya ”overstress” atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama
pelaksanaan.
8.7. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala kotoran, dan diberi form oil
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya form oil pada
baja tulangan, maka pemberian form oil pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan
terpasang.
8.8. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
⚫ Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35% f’c)
⚫ Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70% f’c)
8.9. Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum
pengurugan dilakukan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 11
9.3. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan
material dan perubahan letak tulangan.
9.4. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m, cara
penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
9.5. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
11. Pengecoran
11.1. Pengecoran
a. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTMC
94-98.
b. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
c. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Direksi Lapangan.
d. Untuk beton ekspose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0
m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor
ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm
dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
e. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak
boleh dituang ke dalam struktur.
f. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap
mendatar, sama sekali tidak diizinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain
dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
g. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metode di luar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoran, maka Kontraktor harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
paling lambat 3 (tiga) minggu sebelum pelaksanaan di mulai.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 14
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.
13. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing,
semprot dan bersihkan.
b. Letakkan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan lapisan pasir
dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang dikehendaki.
14. Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan (Protection from
Mechanical and Construction Injury)
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-
tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang berlebihan.
15.3. Agregat
Analisa tapis, berat jenis, persentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban
dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari
agregat halus.
d. Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proporsional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 16
e. Percobaan adukan untuk berat normal beton
f. Untuk perincian minimum dan maksimum slump untuk setiap jenis dan kekuatan
dari berat normal beton, dibuat 4 (empat) adukan campuran dengan memakai nilai
faktor air semen yang berbeda-beda.
g. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder
beton diameter 15 cm × tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C
94-98.
h. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada
hari yang tercantum pada item dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu
volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truk drum (diambil
yang volumenya terkecil). Di samping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat
terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
i. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21
dan 28 hari.
j. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metode
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan
contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan
yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
k. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metode uji bahan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
l. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 18
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Kerja
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan besi sesuai dengan gambar rencana.
Sebelum pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
2. Standar
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung)
b. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam)
3. Cat Dinding
3.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
3.2. Material
Cat dinding tipe “Super Shield” atau cat dinding eksterior setara Mowilex dan untuk area
dinding dalam tipe NanoClean Extra Clean setara Mowilex. Warna ditentukan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up).
4.2. Material
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 19
Meni yang digunakan adalah meni kayu sekualitas “ Red Oxide Danalac ” warna merah,
dan cat kayu sekualitas Danalac atau setara 4 Seasons Enamel.
6. Spesifikasi Cat
a. Cat merupakan benda cair yang terdiri dari:
• Pigment atau pewarna
• Binder atau resin sebagai perekat
• Filler/extender sebagai tambagahan seperti calcium
• Additive sebagai bahan tambahan yang biasanya berfungsi sebagai anti jamur, anti
bakteri dan lain-lain.
c. Cat Toa NanoClean Extra Clean merupakan cat interior yang mempunyai keunggulan :
• Ion Nano Silver dirancang untuk menekan pertumbuhan bakteri pada permukaan cat
dan tidak beracun bagi manusia.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 20
• Menggunakan bahan ramah lingkungan dan perduli lingkungan oleh karena itu bau cat
ini sangat rendah.
• Mudah dibersihkan, dicuci berulang-ulang.
• Tampilan permukaan tekstur yang halus.
• Tahan terhadap serangan jamur/lumut.
• Anti bakteri
• Mempunyai sertifikat TISTR THAILAND, TUV THAILAND, CASE VIETNAM, ADERIA GLASS
JAPAN.
• Dengan ketahanan 7 tahun.
d. Seasons Premium High Gloss Enamel cat kayu dan besi yang mempunyai keunggulan :
• Daya tahan warna yang sangat baik.
• Apabila kotor dapat dicuci dengan mudah.
• Pengeringan udara sangat cepat.
• Daya tutup dan daya sebar sangat bagus.
• Tahan terhdap serangan jamur/lumut.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 21
PEKERJAAN AKHIR DAN PENUTUP
A. PEMBERSIHAN AKHIR
1. Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara pekerjaan sedemikian
rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran dan sampah-sampah yang dihasilkan
sebagai akibat adanya kegiatan program. Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan
menyingkirkan seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil penanganan harus terlihat
bersih dan program yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan
memuaskan oleh Pengawas.
B. PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di dalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis
dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan
dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas
yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari
Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kekurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.
4. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan
diatur oleh Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi Teknik dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
5. Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna,
dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semua barang
yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
6. Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi Teknik.
7. Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 keping/lembar/buah,
kepada proyek sebagai reserve/cadangan.
8. Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu Pihak Kontraktor
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
9. Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan
ditentukan kemudian pada rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 22
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 7, Telp./Fax. (0511)- 4772044, Kode Pos 70722
BANJARBARU
Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi untuk paket
pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah :
Tanda Tangan :
Keterangan :
Resiko yang dimaksud adalah Resiko Keselatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan
Ahli K3 Konstruksi dan/atau petugas keselamatan konstruksi, tidak untuk menentukan
komplektisitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.