Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 7, Telp./ Fax. (0511) - 4772044, Kode Pos 70711
BANJARBARU

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

PROGRAM :

Program Kawasan Permukiman

PEKERJAAN :

Penataan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kelurahan Muara


Halayung Kabupaten Banjar

SUMBER DANA APBD

TAHUN ANGGARAN 2022


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Paket Pekerjaan : Penataan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh


Kelurahan Muara Halayung Kabupaten Banjar

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, bermaksud
untuk melaksanakan pekerjaan Paket Pekerjaan Penataan
dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kelurahan
Muara Halayung Kabupaten Banjar yang akan dilaksanakan
oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

2. Tujuan Penyedia konstruksi yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana
tercantum dalam kontrak, berdasarkan syarat umum dan
syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis
dan harga sesuai kontrak.

3. Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan jalan cor beton

4. Lokasi Kegiatan Kel. Muara Halayung Kab. Banjar

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD – Tahun
Anggaran 2022, dengan pagu dana sebesar
Rp.1.000.000.000,-
Apabila dalam dokumen anggaran yang telah disahkan (DPA-
SKPD TA. 2022 – APBD dananya tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia yang mengakibatkan dilampauinya batas anggaran
yang tersedia untuk kegiatan tersebut maka proses pengadaan
yang telah dilakukan batal demi HUKUM dan peserta tidak
dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

6. Nama dan Nama Kuasa Pengguna Anggaran: Teddy Hidayat, SE, ST


Organisasi Pejabat Proyek/Satuan Kerja: Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pembuat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Komitmen Kalimantan Selatan.
DATA PENUNJANG

1. Data Dasar Data dasar dalam kegiatan ini, yaitu Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi antara KPA Pekerjaan Konstruksi dan
Penyedia Jasa Konstruksi yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini.

2. Standar • Cor beton K-250 ready mix;


Teknis/Spesifikasi • Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan;
Teknis Pekerjaan • Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan;
Konstruksi
• Ketentuan penggunaan tenaga kerja;
• Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan;
• Ketentuan gambar kerja;
• Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk
pembayaran;

3. Referensi Hukum • Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;


• Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
• Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
• Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2006 tentang Jalan;
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, beserta
perubahan-perubahannya;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

4. Pekerjaan Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang


Konstruksi berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya.

5. Penyedia Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan Pekerjaan


Konstruksi.

6. Subpenyedia Sub penyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian


kerja dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
7. Persyaratan • Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
Kerjasama pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan
(merger), konsolidasi, pemisahan, maupun akibat lainnya.
• Penyedia dapat bekerjasama dengan penyedia lain dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan.

8. Bahasa dan • Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia. [kecuali


Hukum dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan
Bahasa Indonesia dan bahasa nasional pemberi
pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris]
• Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di
Indonesia. [kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia
atau hukum yang berlaku di negara pemberi
pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara
Pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah)].

9. Kontrak Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut


Kontrak adalah perjanjian tertulis antara KPA dengan penyedia
yang mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan
Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang
merupakan bagian dari kontrak (Spesifikasi umum 2022).

10. Masa Kontrak Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini
terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir.

11. Daftar kuantitas Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah
dan harga daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.

12. Metode Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak,
pelaksanaan realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang
sistimatis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.

13. Asal Material / • Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang


Bahan terdiri dari rincian komponen dalam negeri dan komponen
impor;
• Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan
diperoleh, antara lain tempat material/bahan ditambang,
tumbuh, atau diproduksi;
• Material/bahan harus diutamakan yang manufaktur,
pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaannya
dilakukan di Indonesia (produksi dalam negeri);

14. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan


Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian.

15. Lingkup Sebagaimana yang tertuang dalam Syarat-Syarat Umum


Kewenangan Kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak dalam Dokumen
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

16. Kegagalan Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang


Konstruksi tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana
disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun keseluruhan
sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.

17. Kegagalan Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah


Bangunan diserah terimakan oleh penyedia kepada KPA dan terlebih
dahulu diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis,
manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum.

18. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 120 Hari
Penyelesaian Kalender, dan Masa Pemeliharaan adalah 180 Hari Kalender.
Kegiatan

19. Personil Personil yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:


• Pelaksana lapangan pekerjaan jalan 1 (satu) orang,
pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun di bidang kontruksi
sipil, SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan (TS 028);
• Petugas K3 Konstruksi 1 (satu) orang, memiliki sertifikat
keahlian K3 Konstruksi (Sertifikat Pelatihan K3 Konstruksi);
20. Peralatan Peralatan yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:

No. Nama Alat Kapasitas Jumlah

Truck Concrete
1. Min. 3 m3 1 Unit
Mixer
2. Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 1 Unit

3. Mobil Pick Up - 1 Unit

21. Sistem A. Penetapan Tingkat Resiko Pekerjaan :


Manajemen Untuk pekerjaan ini ditetapkan tingkat resiko : “Kecil”
Pelaksanaan B. Uraian pekerjaan dalam penerapan SMKK memuat:
Pekerjaan
Uraian
Konstruksi No. Identifikasi Bahaya
Pekerjaan
(SMKK)

1. Beton Bertulang Tertimpa material

22. Sertifikat Badan Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku
Usaha (SBU) dengan Klasifikasi: Bangunan Sipil; Sub bidang: Jasa Pelaksana
Kontruksi (SI003); Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya
(kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan Landas Pacu
Bandara, Kualifikasi: Kecil

23. IUJK Masih berlaku

24. Pajak Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan


tahun pajak terakhir (SPT tahun 2021).

25. Komponen Dalam Preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri
Negeri (TKDN) dengan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
minimal 60%.

26. Pengalaman Kerja Memiliki pengalaman pada pekerjaan konstruksi (Minimal 4


tahun terakhir), baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak, dikecualikan bagi penyedia
barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 tahun.
27. DPA-SKPD Apabila dalam dokumen anggaran yang telah disahkan (DPA-
SKPD Tahun Anggaran 2022 – APBD dananya tidak tersedia atau
tidak cukup tersedia yang mengakibatkan dilampauinya batas
anggaran yang tersedia untuk kegiatan tersebut maka proses
pengadaan yang telah dilakukan batal demi HUKUM dan peserta
tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

Banjarbaru, 06 Juni 2022


Mengetahui:
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
(Selaku Kuasa Penggunaan Anggaran),

TEDDY HIDAYAT, SE, ST


Pembina Tingkat 1
NIP. 19651220 198703 1 009
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PENDAHULUAN

A. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar. Pekerjaan pengukuran
penentuan lokasi bangunan, jalan, landscaping, penentuan duga dan lain-lain.

B. PERSYARATAN
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman. Pemeriksaan hasil
pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi teknik dan
dimintakan persetujuannya. Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi teknik juga akan menentukan
patokan utama sebagai dasar dari, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

C. MATERIAL
Theodolite, waterpas serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua
peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

D. URAIAN
1. Penyusunan Desain dan DED Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kewenangan Provinsi
Kalimantan Selatan tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
2. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari segala kotoran
akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah
dan lain sebagainya.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-bahan bangunan
dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

E. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN


1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain:
1.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
1.2. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
1.3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)
1.4. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada)
2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut:
2.1. Algement Voorwarden AV 1941 Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang disahkan oleh
Pemerintah. (Khususnya pasal-pasal yang masih berlaku/relevan)
2.2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 9/KPTS/M/2006 tentang Persyaratan Teknis dan
Bangunan.
2.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tahun 1999, Tanggal 7 Mei 1999, tentang
Undang-Undang Jasa Konstruksi.
2.4. Peraturan Pemerintah Nomor : 28 Tahun 2000, tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi.
2.5. Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
2.6. Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi.
2.7. Standar Konstruksi:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan rencana Campuran Beton Normal.
c. Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998 tentang: Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
d. Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungannya.
e. N.I.2-PBI-1971 (Peraturan Beton Indonesia 1971).
f. PUBI – 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia).
g. NI-3 PMI PUBB 1 (Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
h. NI-8 (Peraturan Semen Portland Indonesia

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 1
i. Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.
2.8. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pembangunan dari
instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat Komitmen dalam keadaan selesai 100 (seratus
Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita
Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen.

F. JAMINAN KESELAMATAN KERJA


1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan dan syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk musibah yang terjadi. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan
memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja yang ada di bawah tanggung
jawabnya.
2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang terkait dan pekerja pada
Asuransi Tenaga Kerja.

G. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA


1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum dalam gambar bestek
dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau Penyedia Jasa Konsultan Pengawas.
2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam gambar, apabila
terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan kepada Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau
Penyedia Jasa Konsultan Perencana untuk minta pertimbangan. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan
di luar izin atau pertimbangan Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan
Perencana, maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pemborongan.
3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ tidak tertulis,
maka Gambar Bestek yang mengikat.
4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan di dalam Gambar Bestek dan BQ tidak
tergambar/tidak tertulis, maka SDP/Spesifikasi Teknis yang mengikat.
5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan di dalam Gambar Bestek dan SDP/Spesifikasi Teknis tidak
tergambar/tidak tertulis, maka BQ yang mengikat.
6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang mengikat.
7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang dikerjakan melingkupi lahan area Permukiman Kumuh
Kewenangan Provinsi Kalimantan Selatan di Desa Muara Halayung, Kabupaten Banjar sesuai dengan
Gambar Rencana.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

A. PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk menentukan luasan, batas-
batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang
lengkap.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
2.1. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2.2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpas/theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan theodolite/waterpas beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
2.5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segi tiga Pythagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

B. PEKERJAAN PAPAN DASAR PENGUKURAN/BEKISTING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan pembuatan papan dasar pengukuran di lokasi
proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan papan-papan untuk menentukan tinggi acuan
bangunan dan letak as-as bangunan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Merupakan Kewajiban Penyedia Jasa


2.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu 5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 40 cm satu sama lain dan
pemakaiannya maksimum tiga kali.
2.2. Kayu yang digunakan adalah kayu kelas II yang sesuai dengan PPKI 1970 atau kayu lokal yang
setara.
2.3. Papan patok ukur dibuat dari kayu perancah atau bekisting, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar
20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas).
2.4. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
2.5. Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton tidak
hilang atau berkurang. Pengerjaan bekisting sedemikian rupa sehingga hubungan papan
bekisting terjamin rapat dan tidak akan menimbulkan kebocoran.
2.6. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as fondasi terluar, bila mana lokasi tidak
memungkinkan maka dipasang pada bagian terluar yang paling aman, dan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

C. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek yang ditunjukkan pada
gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk pekerjaan selanjutnya.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
2.1. Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2.2. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari
lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk
sementara.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 3
D. PENYEDIAAN ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DAN KESELAMATAN KERJA
Selama pembangunan berlangsung, penyedia Jasa konstruksi wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah minimal 4 (empat) tabung, masing-
masing tabung berkapasitas 15 kg. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Peralatan P3K, helm
pengaman, sabuk pengaman, masker, sepatu lapangan dan alat-alat keselamatan kerja lainnya yang
dipandang perlu selama proses pekerjaan.

E. MEMBUAT/MENDIRIKAN PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia jasa konstruksi wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 × 150 cm dipotong dengan tiang
setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diizinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apa pun di halaman dan di sekitar proyek tanpa izin
dari Pemberi Tugas.

F. PEMBERSIHAN HALAMAN
1. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta
dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap
utuh.
2. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan
yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 4
PEKERJAAN STRUKTUR

A. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)


1. Pekerjaan Galian
1.1. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan dan
lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.
1.2. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau
pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.
1.3. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari halaman.
Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa atau
bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-
kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh
Pengawas.

2. Persiapan untuk Urugan


2.1. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga kepadatannya
mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15 cm.
2.2. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan pengurugan
tanah.

3. Pengurugan
3.1. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali dengan sirtu harus
dengan persetujuan Pengawas.
3.2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana
dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.

4. Pemadatan
4.1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus
dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
4.2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan dengan mesin
giling (tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui Pengawas.

5. Kemiringan Tanah
Penyedia Jasa diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan-kemiringan tanah yang
ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul-tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga
terhadap hal tersebut di atas.

6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan


6.1. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Manajer Konstruksi sebelum memulai
dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Manajer Konstruksi akan segera
menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan
pengujian pemadatannya.
6.2. Pengurugan bagi fondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh tanah tidak
boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Pengawas.

B. PEKERJAAN PEMANCANGAN KAYU


1. Umum
1.1. Apabila dalam pengoperasian peralatan dibutuhkan perizinan, maka menjadi kewajiban
Kontraktor untuk memenuhinya. Biaya perizinan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
1.2. Sebelum pemancangan dilakukan penggalian baik manual atau pun mekanis dimensi serta
kedalamannya disesuaikan dengan gambar rencana.
1.3. Penentuan panjang tiang pancang yang akan dipesan dan yang akan dipancang sesuai
dengan Gambar Rencana.
1.4. Sebelum melakukan pemesanan tiang pancang, Kontraktor harus mengajukan jumlah
kebutuhan tiang pancang dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 5
1.5. Pekerjaan tiang pancang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang diuraikan di
bawah ini:
a. Bahan, ukuran penampang dan panjang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
b. Tiang pancang yang akan digunakan dalam proyek ini baru dapat dipancang setelah
diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor harus menyusun rencana urutan pemancangan dan harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
d. Pemancangan tiang dilakukan terus menerus sampai kedalaman yang telah
direncanakan.
e. Tiang hanya boleh dipancang bila disaksikan Pengawas Lapangan dan hanya jika
tersedia data-data mengenai pemancangan tiang yang diperlukan dan telah
disampaikan kepada Pengawas Lapangan, meskipun demikian Kontraktor tetap
bertanggung jawab atas pekerjaan ini.
f. Tiang yang tidak memenuhi syarat akibat over driving atau tidak memenuhi toleransi
yang diizinkan, harus dicabut dan Kontraktor harus memancang tiang ekstra pada
tempat tersebut sebagai gantinya.

2. Bahan-Bahan
2.1. Tiang pancang yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
✓ Jenis tiang pancang : kayu dolken/galam
✓ Bentuk penampang : bulat memanjang
✓ Panjang : 2-4 meter
✓ Ukuran : Ø 10-12 cm
2.2. Panjang masing-masing tiang pancang disesuaikan dengan Gambar Kerja termasuk bagian
kepala yang nantinya setelah pemancangan masuk ke poer dan bagian yang mungkin
dipotong sesuai dengan kondisi lapangan.

3. Alat Pancang
3.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap sedemikian
hingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.
3.2. Alat harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai diperoleh daya
dukung/setting yang disyaratkan dan/atau sampai pada kedalaman yang direncanakan,
diambil yang paling memenuhi daya dukung yang disyaratkan.

4. Pemancangan Tiang
4.1. Tiang hanya boleh dipancang setelah ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
4.2. Urutan-urutan pemancangan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga tiang-tiang
yang telah dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Kontraktor harus mengajukan rencana
kerja pemancangan kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi dan mendapatkan
persetujuan tertulis.
4.3. Pemancangan tiang harus menerus sampai final set. Penghentian hanya boleh bila
mendapat perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
4.4. Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia fasilitas bagi
Pengawas Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan tiang yang diperlukan.
Namun demikian Kontraktor tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan ini.
4.5. Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila terjadi
perubahan-perubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan tiang. Dalam
melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya
gaya lateral pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang maupun
pengaruh luar lainnya.
4.6. Apabila tiang rusak dan tidak dapat dipakai akibat over driving atau tidak memenuhi
toleransi yang diizinkan, maka tiang yang tidak terpakai tersebut harus diganti dan tiang
pancang baru harus dipancang sebagai pengganti, atau Kontraktor memancang tiang ekstra
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala biaya penggantian atau penambahan tiang
dan lain-lain ditanggung oleh Kontraktor.
4.7. Apabila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi persyaratan atau pun batas-batas
toleransi yang diperkenankan, Kontraktor harus memperbaiki, memperkuat, menambah
tiang dan lain-lain atas petunjuk Pengawas Lapangan dengan menggunakan biaya
Kontraktor.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 6
4.8. Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan (kalender pemancangan dari setiap tiang
yang dipancang).
4.9. Untuk memudahkan kontrol pemancangan secara visual, sepanjang tiang dibuat tanda
dengan cat tiang interval 50 cm dan 100 cm yang menunjukkan jarak/titik tersebut dari
kaki tiang.
4.10. Hasil pencatatan pemancangan atau kalender diserahkan Kontraktor kepada Pengawas
Lapangan untuk dievakuasi dan selanjutnya diambil langah-langkah yang diperlukan.

5. Kedalaman Pemancangan
5.1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set. Apabila final set
telah dicapai sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana tercapai, maka bagian tiang
berlebih (di atas cut of level) harus dipotong. Pemotongan kelebihan tiang ini harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
5.2. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang tetapi final set belum dipenuhi,
maka tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan kekurangan panjang tiang
ini harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

6. Toleransi Pemancangan
6.1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian
diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja.
6.2. Toleransi maksimum yang diizinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10 cm
penyimpangan dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring atau vertikal
adalah 2% dan untuk pemotongan tiang adalah 5 cm.
6.3. Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi, dicabut atau
perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan keputusan pemberi Tugas dengan biaya Kontraktor.
6.4. Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang telah dipancang sebelumnya menjadi
terangkat atau salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang pemancangan sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan semula.

7. Pekerjaan Pemancangan
7.1. Tiang pancang kayu yang digunakan adalah kayu galam berdiameter 10 cm dengan panjang
minimal 6 meter.
7.2. Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan menggunakan peralatan pemancangan,
misalnya dengan memancang manual atau menggunakan drop hammer.
7.3. Ujung kayu dilancipkan dan kepala kayu diberi cincin pelindung.
7.4. Pemancangan dilakukan pada tempat yang ditentukan pada gambar dan dipancang hingga
permukaan air tersurut untuk fondasi.

C. PEKERJAAN PASANGAN BATU GUNUNG/KALI/BELAH


1. Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan
dipasang pasangan batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan batu kali itu sendiri di tempat, satu dan lain
hal sesuai dengan gambar-gambar daerah denah serta potongan.

2. Persyaratan
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta
panjangnya) bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas tumbuhan dan akar-akar) bersih dari
lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus memberitahukan
dulu kepada Konsultan Pengawas akan tindakannya.

3. Material
Bahan yang harus disediakan antara lain:
a. Batu kali pecah/belah yang keras, ukurannya rata-rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3
Pasal 9.
b. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang tersebut
dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton dan pasangan
batu bata.
c. Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 7
d. Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton.
e. Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai dengan
NI-3 Pasal 10.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya:
a. Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti sudah
dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar.
b. Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.
Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 4 pasir adukan harus selalu baru. Adukan yang
tidak habis, tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya.

D. PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI


1. Ketentuan Umum
1.1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan
teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus
sesuai dengan standar-standar yang berlaku, yaitu:
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI 03-2847-2002).
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI, 1982).
c. Standar Industri Indonesia (SII).
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1987.
e. Standar perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI 1726-2002),
f. American Society of Testing Material (ASTM).
1.2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan
atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.
1.3. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material yang
kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
1.4. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam
pekerjaan ini.
1.5. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana:
2.1. Pekerjaan beton/struktur beton (fondasi pelat poer, neut dan kolom, balok dan pelat)
yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah,
pengujian dan peralatan bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2.2. Pengadaan, detail, pabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
2.3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan
beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

3. Standar
3.1. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar)
3.2. SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium)
3.3. SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal)
3.4. SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
3.5. SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton)
3.6. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton)
3.7. SNI 03–1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton)
3.8. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton)
3.9. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton)
3.10. SNI 07-2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
3.11. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam))
3.12. SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/Baja))

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 8
4. Bahan-Bahan
4.1. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam
negeri satu merek. Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya
kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di
dalam gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau
kemungkinan lembap, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di
lokasi pekerjaan.

4.2. Agregat Kasar


Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini:
a. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
tentang ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-
80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23 “Specification for
Concrete Aggregates”.
b. Atas persetujuan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak memenuhi persyaratan
butir dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian khusus dan
atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan,
keawetan, dan ketahanannya memenuhi syarat.
c. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak
melebihi syarat-syarat berikut:
⚫ seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
⚫ sepertiga dari tebal pelat.
⚫ ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang tulangan.
d. Penyimpangan dari batasan-batasan ini diizinkan jika menurut penilaian Tenaga Ahli,
kemudahan pekerjaan, dan metode konsolidasi beton adalah sedemikian hingga
dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.

4.3. Agregat Halus


a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut. Mutu pasir untuk
pekerjaan beton harus terdiri dari: butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI 1971.
c. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
d. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukkan dengan nilai
modulus halus butir antara 1,50-3,80.
e. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
f. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat,
sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.
g. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
h. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.

4.4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut
ini:
a. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya
menurut tujuan pemakaiannya.
b. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya, yang
dapat dilihat secara visual.
c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-
asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan klorida (Cl)
tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
e. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka
penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari 10%.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 9
4.5. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari kontainer.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam admixture
yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture
yang mengandung klorida atau nitrat tidak boleh dipakai.

4.6. Mutu dan Konsistensi dari Beton


Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm × 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan
lain, harus seperti berikut:
Pengunci paving blok : K-175 (f’c = 14,5 MPa)
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas - Bo

5. Beton dan Adukan Beton Struktur


5.1. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat trial
mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan kuat
tekan target beton seperti yang disyaratkan.
5.2. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini (f’c) tidak boleh kurang
dari 14,5 MPa. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian dari
Laboratorium Bahan Bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
5.3. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-rata (f’cr)
minimal sebesar f’cr = f’c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi rencana dari benda
uji yang nilainya setara dengan nilai standar deviasi statistik dikalikan dengan faktor
berikut:
Jumlah Benda Uji Faktor Pengali
< 15 Dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas
15 1,16
20 1,08
25 1,03
> 30 1

5.4. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah
benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat di dalam standar Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
5.5. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut tidak
dapat digunakan, dan Penyedia Jasa Konstruksi (dengan persetujuan Konsultan Pengawas)
harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton
yang disyaratkan dapat dicapai.
5.6. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial mix
design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium untuk
memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan.
5.7. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)
Pelat fondasi/poer 10 - 12
Kolom struktur 10 - 12
Balok-balok 10 - 12
Pelat lantai 10 - 12

5.8. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana harus
mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 10
6. Penempatan Beton yang akan Dituang
6.1. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
6.2. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan penuangan
sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah
ke dalam rongga di antara tulangan.
6.3. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material asing, tidak
boleh dituang ke dalam cetakan.
6.4. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
6.5. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan harus
diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan dan
barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.

7. Perawatan Beton
7.1. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembap paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.
7.2. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembap paling sedikit 168 jam setelah penuangan, kecuali
jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebutkan di dalam pasal 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).

8. Cetakan Beton
8.1. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus direncanakan
sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan tersebut mampu
menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
8.2. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
8.3. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal maupun vertikal; terutama untuk permukaan beton yang tidak di-finish
(exposed concrete).
8.4. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimal 12 mm.
8.5. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan air
adukan oleh cetakan dapat dicegah.
8.6. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya ”overstress” atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama
pelaksanaan.
8.7. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala kotoran, dan diberi form oil
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya form oil pada
baja tulangan, maka pemberian form oil pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan
terpasang.
8.8. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
⚫ Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35% f’c)
⚫ Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70% f’c)
8.9. Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum
pengurugan dilakukan.

9. Pengangkutan dan Pengecoran


9.1. Peletakan pengadukan dan pengecoran harus diatur sedemikian rupa hingga memudahkan
dalam pelaksanaan pengecoran.
9.2. Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 11
9.3. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan
material dan perubahan letak tulangan.
9.4. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m, cara
penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
9.5. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

10. Pemadatan Beton


10.1. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical vibrator dan
tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
10.2. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan
massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
10.4. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

11. Pengecoran
11.1. Pengecoran
a. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTMC
94-98.
b. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
c. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Direksi Lapangan.
d. Untuk beton ekspose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0
m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor
ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm
dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
e. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak
boleh dituang ke dalam struktur.
f. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap
mendatar, sama sekali tidak diizinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain
dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
g. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metode di luar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoran, maka Kontraktor harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
paling lambat 3 (tiga) minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

11.2. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan


a. Penghentian pengecoran hanya bilamana dan pada mana diizinkan oleh Direksi
Lapangan.
b. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah
bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

11.3. Siar Pelaksanaan


a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan
sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
b. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan di dalam gambar-gambar
rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
c. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom
untuk mengeras. Balok, per tebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 12
dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan
itu.
d. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, di mana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok di tengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau
persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
e. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang rapuh.
f. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup
lembap dan air yang menggenang harus disingkirkan.

11.4. Perawatan Beton


a. Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI
301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi di mana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hidrasi semen serta pengerasan beton.

11.5. Masa Perawatan dan Cara Perawatan


a. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain.
Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38°C.
b. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan
beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
c. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai
tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.

11.6. Bahan Campuran Perawatan


Harus sesuai dengan ASTM C309-80 tipe I dan ASTM C 171-75.

11.7. Toleransi Pelaksanaan


Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1;
PBI-71; ACI-301 dan ACI-347.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
b. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan pelat lantai
untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus
harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan di antara pengecoran
yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau campuran
dari semen dan pasir untuk beton kering.
c. Toleransi untuk pelat beton yang akan diekspose dan pelat yang akan diberi karpet
harus 7 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak
kurang dari 6 m.
d. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7 mm dalam 3 m
dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
e. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik,
batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm dalam 1
m.

11.8. Cacat pada Beton (Defective Work)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sepeti berikut:
a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 13
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau
dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian mana pun dari suatu
pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metode yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
i. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan
memuaskan.
j. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
k. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
l. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan
dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan,
Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau
ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air
semen harus diadakan dengan perincian atau metode yang paling memadai/cocok.

11.9. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)


11.9.1. Selama Pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai
es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan
yang disyaratkan. Tidak diizinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
11.9.2. Selama Pengecoran dan Pemeliharaan
a. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari
beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
b. Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun
membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran
dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari
kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang
berlebihan.
c. Kelebihan Perubahan Suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3°C dalam setiap jamnya.
d. Perlindungan Bahan-Bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk
perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.

11.10. Pekerjaan Penyambungan Beton


a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang
sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas setara
SIKA, Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton polyvinyl acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding
agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 14
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.

11.11. Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes)


a. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete). Semua permukaan-
permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete surfaces) yang tampak pada
penyelesaian struktur, baik dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar
yang diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan harus
mempunyai penyelesaian halus.
b. Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip,
tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian
dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah
permukaan celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of surface voids of
any size)".
c. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong
kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan bila diizinkan (pengisian dari
cetakan yang diikat dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat
melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
d. Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan
dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.

11.12. Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)


a. Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan termasuk
lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari
tampak pada penyelesaian struktur.
b. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos
dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup
permukaannya.

11.13. Penambalan Beton


Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu)
bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila
diizinkan untuk menyesuaikan dengan warna di sekitarnya) dengan 2½ (dua setengah)
bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya.
Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum
keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti di atas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang diizinkan
untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan perekat yang terdiri
dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan perekat
masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk
kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan
penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.

11.14. Penyelesaian dari Beton Pelat (Concrete Slab Finishes)


a. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar
sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
b. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.
c. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.

11.15. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)


a. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton ekspose, di mana
permukaan agregat dikehendaki.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 15
b. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang
tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power floating yang
dilakukan secara merata.
c. Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan
beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus di-trowel
dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
d. Apabila permukaan menjadi keras, harus di-trowel dengan besi untuk kedua kalinya
untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari
segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

12. Perkerasan Beton (Concrete Hardener)


Untuk keperluan pelat lantai beton ekspose dengan beban berat, perkerasan beton harus diadakan
dengan kepadatan sebagai berikut:
⚫ Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 5 kg/m2.
⚫ Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.
⚫ Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7 kg/m2.

13. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing,
semprot dan bersihkan.
b. Letakkan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan lapisan pasir
dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang dikehendaki.
14. Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan (Protection from
Mechanical and Construction Injury)
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-
tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang berlebihan.

15. Percobaan Bahan dan Campuran Beton


15.1. Umum
Tes bahan : Sebelum membuat campuran, tes laboratorium harus dilakukan untuk tes
berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standar referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.

15.2. Semen : berat jenis semen

15.3. Agregat
Analisa tapis, berat jenis, persentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban
dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari
agregat halus.

15.4. Adukan/Campuran Beton


a. Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian
atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Lapangan.
b. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu beton pun harus sesuai
dengan mutu standar PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
c. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan,
merek semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.

d. Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proporsional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 16
e. Percobaan adukan untuk berat normal beton
f. Untuk perincian minimum dan maksimum slump untuk setiap jenis dan kekuatan
dari berat normal beton, dibuat 4 (empat) adukan campuran dengan memakai nilai
faktor air semen yang berbeda-beda.
g. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder
beton diameter 15 cm × tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C
94-98.
h. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada
hari yang tercantum pada item dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu
volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truk drum (diambil
yang volumenya terkecil). Di samping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat
terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
i. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21
dan 28 hari.
j. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metode
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan
contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan
yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
k. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metode uji bahan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
l. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

15.5. Pengujian Slump


a. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, di mana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/aditif, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
b. "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan
mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas
keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah
bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
c. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump harus 150 mm.
d. Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.

15.6. Percobaan Tambahan


a. Penyedia Jasa Konstruksi, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-
bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan
diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
b. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut,
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3
hari setelah pengujian dilakukan.

16. Pembukaan Cetakan (Bekisting)


Kalau tidak ada spesifikasi lain, maka cetakan harus tidak boleh dibuka dari beton baru dicor sampai
final setting time atau dihitung 10 jam, kecuali dimana form khusus dipakai sementara di daerah
percobaan. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk menghindari kerusakan pada perkerasan
slab. Setelah bekisting dibuka, samping slab harus dicuring juga seperti diuraikan pada pasal Area
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 17
“sarang tawon” (keropos-keropos, honey comb) setelah bekisting dibuka, bila dianggap perlu oleh
Ahli sebagai pekerjaan salah (defektive work), maka harus dibongkar dan diganti dengan adukan
yang baru. Ahli akan menentukan area/bagian yang ternyata harus dibongkar, serta setelah ada
petunjuk pembongkaran dari Ahli maka Pemborong harus segera melaksanakan dan segera mengecor
kembali bagian yang dibongkar tersebut.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 18
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Kerja
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan besi sesuai dengan gambar rencana.
Sebelum pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
2. Standar
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung)
b. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam)

3. Cat Dinding
3.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

3.2. Material
Cat dinding tipe “Super Shield” atau cat dinding eksterior setara Mowilex dan untuk area
dinding dalam tipe NanoClean Extra Clean setara Mowilex. Warna ditentukan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up).

3.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material
untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
b. Sebelum pengecatan dimulai plesteran telah berumur 14 hari, dinding harus
diampelas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada sudah diisi,
celah dan retak sudah diperbaiki.
c. Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban maksimal
15%), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah kurang lebih 10
menit berubah hijau).
d. Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak. Untuk dinding luar tidak boleh
menggunakan plamir.
e. Pekerjaan plamir dilaksanakan dengan pisau plamir dari pelat baja tipis dan lapisan
plamir dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
f. Bersihkan debu, minyak dan oil yang menempel pada permukaan bidang yang ingin
dicat.
g. Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
h. Sebelum pengecatan, Aduklah cat sampai merata untuk menghindari perbedaaan
warna.
i. Pengecatan dimulai dari cat dasar/alkali 1 lapis dan topcoat 2 lapis.
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang.

4. Pekerjaan Meni Kayu dan Cat


4.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan bidang kayu dan atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.

4.2. Material

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 19
Meni yang digunakan adalah meni kayu sekualitas “ Red Oxide Danalac ” warna merah,
dan cat kayu sekualitas Danalac atau setara 4 Seasons Enamel.

4.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua kayu hanya boleh dimeni dan di cat di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan meni dan cat dilakukan, bidang kayu kasar harus diampelas
dengan ampelas kayu kasar dan dilanjutkan dengan ampelas kayu halus sampai
permukaan bidang licin dan rata.
c. Pekerjaan meni dan cat dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan berlapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan meni dan
cat.

5. Pekerjaan Cat Besi


5.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan besi meliputi besi atap
koridor dan pagar koridor dan void, kuda-kuda dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar, untuk cat kuda-kuda pembiayaan sudah termasuk pada besi bajanya.
5.2. Material
Cat yang digunakan pada bagian besi menggunakan cat besi sekualitas Danalac atau setara
4 Seasons Enamel, sedangkan untuk cat pada rangka baja penutup atap menggunakan cat
sekualitas zinkcromate.

5.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua bahan yang akan dicat harus terhindar dari bahan kimia minyak dan juga
kotoran.
b. Pengecatan pada bidang besi yang menggunakan cat sekualitas Danalac atau setara
4 Seasons Enamel, dicat dua kali pengecatan (dua lapis pengecatan).
c. Pengecatan pada bidang baja yang menggunakan cat sekualitas zinkcromate, di cat
satu kali pengecatan (satu lapis pengecatan).

6. Spesifikasi Cat
a. Cat merupakan benda cair yang terdiri dari:
• Pigment atau pewarna
• Binder atau resin sebagai perekat
• Filler/extender sebagai tambagahan seperti calcium
• Additive sebagai bahan tambahan yang biasanya berfungsi sebagai anti jamur, anti
bakteri dan lain-lain.

b. Cat Toa SuperShield merupakan cat exterior yang mempunyai keunggulan :


• Memantulkan UV ± 97 %, dapat meredam panas dalam ruangan, sekitar 5 ºC jadi bias
mehamat listrik sekitar 25 % sampai dengan 35 %.
• Tahan terhadap kotoran, debu, noda minyak dan air.
• Menggunakan technology Nano Silver yang berfungsi sebagai penangkal dari kotoran
dan debu.
• Protective Hybrid Technology Nano silicone dan Flurocarbon water dan oil Repellent
Jerman.
• Anti karbonisasi asap kendaraan.
• Tahan terhadap serangan jamur dan lumut.
• Tanpa menggunakan bahan mercury dan timbal.
• Menggunakan bahan ramah lingkungan dan perduli lingkungan oleh karena itu bau cat
ini sangat rendah.
• Mempunyai sertifikat Green Label, SNI, ISO, Super Brand dan lain-lain.
• Menggunakan bahan Ultra Premium Acrylic Technology.
• Dengan ketahanan 10 tahun.

c. Cat Toa NanoClean Extra Clean merupakan cat interior yang mempunyai keunggulan :
• Ion Nano Silver dirancang untuk menekan pertumbuhan bakteri pada permukaan cat
dan tidak beracun bagi manusia.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 20
• Menggunakan bahan ramah lingkungan dan perduli lingkungan oleh karena itu bau cat
ini sangat rendah.
• Mudah dibersihkan, dicuci berulang-ulang.
• Tampilan permukaan tekstur yang halus.
• Tahan terhadap serangan jamur/lumut.
• Anti bakteri
• Mempunyai sertifikat TISTR THAILAND, TUV THAILAND, CASE VIETNAM, ADERIA GLASS
JAPAN.
• Dengan ketahanan 7 tahun.

d. Seasons Premium High Gloss Enamel cat kayu dan besi yang mempunyai keunggulan :
• Daya tahan warna yang sangat baik.
• Apabila kotor dapat dicuci dengan mudah.
• Pengeringan udara sangat cepat.
• Daya tutup dan daya sebar sangat bagus.
• Tahan terhdap serangan jamur/lumut.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 21
PEKERJAAN AKHIR DAN PENUTUP

A. PEMBERSIHAN AKHIR
1. Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara pekerjaan sedemikian
rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran dan sampah-sampah yang dihasilkan
sebagai akibat adanya kegiatan program. Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan
menyingkirkan seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil penanganan harus terlihat
bersih dan program yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan
memuaskan oleh Pengawas.

2. Pembersihan Selama Pelaksanaan


a. Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, kantor darurat
dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa sampah, dan terbebas dari
kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap
memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas dari bahan-bahan
lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
c. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran lainnya dengan air,
sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa, kotoran-
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
e. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku secara nasional dan peraturan pemerintah
daerah setempat dan harus menaati undang-undang anti pencemaran.
f. Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa di daerah kerja program tanpa persetujuan
Pengawas.

B. PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di dalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis
dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan
dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas
yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari
Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kekurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.
4. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan
diatur oleh Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi Teknik dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
5. Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna,
dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semua barang
yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
6. Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan/Direksi Teknik.
7. Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 keping/lembar/buah,
kepada proyek sebagai reserve/cadangan.
8. Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu Pihak Kontraktor
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
9. Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan
ditentukan kemudian pada rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Ds. Muara Halayung, Kab. Banjar | 22
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 7, Telp./Fax. (0511)- 4772044, Kode Pos 70722
BANJARBARU

Berdasarkan hasil identifikasi bahaya untuk pelaksana pekerjaan :

Nama Paket Pekerjaan : Penataan dan Peningkatan Kualitas Permukiman


Kumuh Kelurahan Muara Halayung Kabupaten
Banjar
Nilai Pagu Dana Pekerjaan : Rp. 1.000.000.000,00

Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Banjar

Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi untuk paket
pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah :

RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI (BESAR / SEDANG / KECIL)*

*Coret yang tidak perlu

Jabatan : KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Nama : TEDDY HIDAYAT, SE, ST

Tanda Tangan :

Keterangan :

Resiko yang dimaksud adalah Resiko Keselatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan
Ahli K3 Konstruksi dan/atau petugas keselamatan konstruksi, tidak untuk menentukan
komplektisitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai