PERSYARATAN UMUM
BAB 1
INFORMASI KEGIATAN
BAB 2
KETENTUAN UMUM PELAKSANA
10. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi,
serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan
atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
11. Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar
yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
12. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan
Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari
Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan
Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
13. Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar
dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.
14. Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
15. Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk
barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM,
BS, dll), yang pada nya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar
Nasional.
16. Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan
perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan
persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan
umum.
17. Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban
membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum
dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.
3. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
serta diketahui oleh Owner.
4. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung
kelapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan
minnguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
5. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam
rangkap 4 (empat). Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan,
dan laporan bulanan harus berada pada lokasi pekerjaan.
10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja jika terjadi perbedaan antara
Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity maka urutan acuan
yang harus dipegang ditentukan seperti berikut :
- Kontrak Kerja
- Bill of Quantity
- Gambar Bestek dan Gambar Revisi ( jika ada )
- Spesifikasi Teknis
PERSYARATAN KHUSUS
BAB 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
BAB 4
PEKERJAAN TANAH
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan dibawah tanah, yaitu :
pasangan pondasi, sloof, dan pekerjaan lain yang nyata-nyata harus dilakukan
sesuai dengan gambar kerja.
a. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan. Apabila hal ini
terjadi, maka pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton
tumbuk atas biaya kontraktor.
b. Jika pada galian ditemukan akar-akar pohon dan atau bagian tanah yang longsor
(tidak padat), maka bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya dan lubang
yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi lapis, disiram air sampai jenuh,
sehingga mencapai permukaan yang diinginkan.
c. Bilamana galian harus melalui atau akan mengganggu saluran/kabel bawah tanah
yang telah ada, maka kontraktor bertanggungjawab untuk melindunginya dengan
membuat saluran sementara atau pekerjaan khusus lainnya.
d. Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, sehingga setelah galian disetujui
Tim Teknis / Konsultan Pengawas, segera dimulai tahapan pekerjaan berikutnya.
a. Pekerjaan urugan meliputi urug kembali tanah yang digali dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan kontruksi, membuat ketinggian untuk pembentukan tanah
menurut kebutuhan dan pengurugan pasir di bawah struktur.
d. Tanah urug yang dipakai harus bebas dari tanaman, akar-akar pohon, puingpuing
bangunan dan segala macam kotoran lainnya. Tanah urug tersebut harus berasal
dari jenis tanah berbutir (tanah ladang, sedikit berpasir, dan tidak terlalu basah).
f. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas,
maka pengurugan dan pemadatan tanah tersebut dilakukan tanpa memakai air.
g. Untuk pekerjaan urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk hingga
padat.
h. Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk pengurugan, namun pasir pasang
jenis kasar (minimum ukuran 3.5 mm) boleh dipakai sebagai pasir urug.
BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG
6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton
seperti zat alkali.
7. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 3
cm.
8. Butiran batu pecah dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam tetapi
merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 3 cm.
9. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui
proses pemeriksaan di Laboratorium beton.
10 Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau
beton dengan mutu K-250
4.4 Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat
merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari
tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi sebelum digunakan.
2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal yang
umum sebesar 70 mm.
4. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
5. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari
kayu atau timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material
berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.
6. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak standar
dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda dengan komposisi
material beton yang ada dalam Job Mix disain.
7. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan
dalam perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
17. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang
sama tidak boleh lebih dari 1 hari.
18. Untuk pengecoran dengan Beton Ready Mix (beton curah) alat-alat untuk
pengecoran seperti Mixer Dump Truck, Concrete Pump, Air Pump, dan
Concrete Vibrator harus tersedia dilapangan.
19. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
3. Penyambungan pada posisi tengah kolom dan tengah bentang balok tidak
diperbolehkan.
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada posisi 35 –
65 D dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung pada posisi
tumpuan kedua (lantai 2). Serta dapat disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan menumpu pada
beton lama.
6. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih dari 3
hari harus dilakukan dengan Bonding Agent dan hal ini harus dengan
persetujuan Konsultan supervisi.
7. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
4.1 Pekerjaan beton bertulang M3
BAB 9
PENUTUP
M.ZANIR,ST
20 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pembangunan Talud Rusunawa Gampong Keudah dan Peulanggahan (DOKA)
Direktur