Anda di halaman 1dari 43

DED Taman Tepi Laut Sabang Fair

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

BAB I
DATA PROYEK

PASAL 1 : Nama pekerjaan :


DED TAMAN TEPI LAUT SABANG FAIR

PASAL 2 : Tempat dan lokasi pekerjaan : Kota Sabang

PASAL 3 : Tahun Anggaran : 2020

PASAL 4 : Item-Item Pekerjaan yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh


Kontraktor Pelaksana ditentukan oleh Owner dalam : Kontrak Kerja
Dan Bill of Quantity

RKS - 1
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

PASAL 1 : PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN (KONTRAKTOR


PELAKSANA)

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa
Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan
dalam Kontrak Kerja Fisik.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara seluruhnya sesuai


dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak.

3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang


disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah
Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia
Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan


proyek kepada Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli
Kontraktor Pelaksana dengan posisi minimal seperti berikut atau sesuai yang
diajukan:
 Project manager
 Site Manager
 Quality Engineer
 Quantity Engineer
 Arsitek
 Supervisor Lapangan
 Surveyor
 Drafman
 Administrasi Proyek
 Operator Computer

5. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan bobot
pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

RKS - 2
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

6. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan
proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada di lokasi
pekerjaan minimal selama jam kerja.

7. Penggantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan


pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

8. Project Manager harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan


diketahui oleh Konsultan Supervisi jika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan
dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.

9. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner dan Konsultan


Supervisi untuk penggantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada di
lokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

10. Tenaga ahli yang ditempatkan di lokasi pekerjaan oleh Kontraktor


Pelaksana harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis dan
administratif di lokasi pekerjaan.

PASAL 2 : SUB PELAKSANA PEKERJAAN / SUB KONTRAKTOR

1. Penunjukkan Sub Pelaksana pekerjaan / Sub Kontraktor hanyalah dapat


dilakukan dengan sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan
Supervisi serta mendapat persetujuan dari Owner.

2. Apabila hasil pekerjaan Sub Pelaksana tidak memenuhi semua persyaratan


di dalam kontrak Kerja ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus
dicapai pada suatu tahap pekerjaan, maka Konsultan Supervisi berhak
menginstruksikan kepada Kontraktor Pelaksana untuk menganti Sub Pelaksana
pekerjaan tersebut dengan yang lain, dan yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Kontraktor Pelaksana harus menjalankan instruksi tersebut.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan untuk meninggalkan kewajibannya


dengan cara menyerahkan Kontrak Kerja sebagian atau seluruhnya kepada
pihak lain (Sub Pelaksana Pekerjaan) tanpa seijin atau persetujuan Owner.

4. Apabila tidak disebutkan dalam Kontrak Kerja, maka Kontraktor


Pelaksana tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang
menjadi kewajibanya tanpa persetujuan Owner dan Konsultan Supervisi.

5. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Owner dan Konsultan Supervisi, maka
Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas segala kelalaian dan
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Sub Kontraktor, sehingga kesalahan dan

RKS - 3
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

kelalaian tersebut merupakan kesalahan dan kelalaian Kontraktor Pelaksana


sendiri.

6. Sub Kontraktor adalah pihak-pihak yang mempunyai Kontrak Kerja langsung


dengan Kontraktor Pelaksana, yaitu dalam menyediakan dan mengerjakan
bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai dengan keahliannya.

7. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil


pekerjaan Sub Kontraktor.

PASAL 3 : GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop


Drawing) untuk pekerjaan – pekerjaan yang memerlukannya, terutama
untuk pekerjaan – pekerjaan yang Gambar Detailnya tidak dijelaskan dalam
Shop Drawing.
2. Pekerjaan – pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dalam masa konstruksi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum Shop


Drawing yang menjadi kewajibannya disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi Gambar Rencana kecuali atas


persetujuan Konsultan Supervisi.

5. Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil kuantitas


maupun kualitas pekerjaan.

PASAL 4 : GAMBAR LAPANGAN DAN DOKUMEN LAPANGAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Shop Drawing dalam format
kertas A3, satu set Speksifikasi Teknis dan satu set Bill of Quantity di lokasi
pekerjaan pada setiap kantor lapangan.

2. Shop Drawing, Speksifikasi Teknis, dan Bill of Quantity ditempatkan pada


tempat yang baik dan dalam keadaan yang rapi.

PASAL 5 : BUKU INSTRUKSI DAN BUKU TAMU

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi dan Buku
Tamu di lokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan ditempatkan pada
tempat yang baik.

RKS - 4
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

2. Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi di lokasi pekerjaan yang


dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi dan Owner untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

3. Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu instruksi, nama


dan jabatan yang memberi instruksi, dan tanda tangan yang memberi instruksi.

4. Instruksi Konsultan Supervisi dan Owner yang berada dalam Buku


Instruksi harus diketahui dan ditanda tangani oleh Kontraktor Pelaksana
minimal Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.

5. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan buku tamu di kantor


lapangan yang diletakan pada tempat yang baik. Semua tamu yang berkunjung
ke lokasi pekerjaan harus terdata dan mengisi buku tamu ang telah disediakan
oleh Kontraktor Pelaksana.

PASAL 6 : GAMBAR HASIL PELAKSANAAN (ASBUILT DRAWING)

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan


(Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sebelum serah terima tahap pertama dilakukan.

2. Pekerjaan – pekerjaan yang memerlukan Asbuilt Drawing adalah pekerjaan


Mekanikal, Elektrikal, Site Plan, Landscaping dan pekerjaan – pekerjaan lain
yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

3. Asbuilt Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Owner.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 3 set Asbuilt Drawing yang


telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan diserahkan kepada Owner.

5. Satu set Asbuilt Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang
baik oleh Owner sebagai pemilik bangunan.

PASAL 7 : RENCANA WAKTU PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan


(time schedule) keseluruhan kepada Konsultan Supervisi dan Owner sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai dengan rencana


waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Owner kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

RKS - 5
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian


pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Owner.

4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu penyelesaian


pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan pekerjaan kepada Konsultan
Supervisi.

5. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian


pekerjaan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan
memberikan alasan – alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

6. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena


kesalahan dalam menyusun waktu penyelesaian pekerjaan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

7. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena


faktor cuaca seperti hujan yang lebih dari 1 hari kerja dan dibuktikan dengan
catatan cuaca dalam Laporan Harian yang disetujui oleh Konsultan Supervisi
harus diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

8. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena


faktor- faktor non teknis yang lebih dari 3 hari kerja dan diketahui oleh
Konsultan Supervisi seperti permasalahan dengan tanah/lahan pekerjaan
sehingga Kontraktor pelaksanan tidak bisa memasuki dan memulai pekerjaan,
gangguan keamanan dari masyarakat setempat harus diperhitungkan untuk
penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

9. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan


karena permasalahan yang berhubungan dengan Speksifikasi Teknis, Gambar
Desain, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja dimana tidak ada keputusan
yang pasti dari Konsultan Supervisi dan Owner lebih dari 3 hari kerja harus
diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

10. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan yang


disebabkan oleh hal – hal selain seperti yang disebutkan dalam point 6, point 7
dan point 8 tidak boleh diperhitungkan untuk penambahan waktu
pelaksanaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja dengan persetujuan
Konsultan Supervisi dan Owner.

11. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang diberikan
kepada Kontraktor Pelaksana karena alasan – alasan seperti yang disebutkan

RKS - 6
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

pada point 6, point 7 dan point 8 adalah menurut keputusan Konsultan


Supervisi dan Owner.

PASAL 8 : REQUEST MATERIAL DAN REQUEST PEKERJAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan semua


material bangunan (request material) sebelum material bangunan tersebut
dipakai dan dimasukan kelokasi pekerjaan.

2. Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan


contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana


dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh


material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.

5. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner
tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan.

6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request


pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.

7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa Request


Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

9. Item – item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh


Konsultan Supervisi.

PASAL 9 : METODE PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap


semua item pekerjaan yang tertera pada Dokumen Kontrak.

2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

RKS - 7
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika Metode


Pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Item – item pekerjaan yang memerlukan Metode Pelaksanaan ditentukan oleh


Konsultan Supervisi.

PASAL 10 : RENCANA MATERIAL DAN PERALATAN

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan


mingguan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu
kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan
mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada di lokasi
pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan


peralatan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan
memberikan alasan – alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

PASAL 11 : RENCANA TENAGA KERJA

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja


mingguan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu
kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada di lokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga


kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan
alasan – alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

PASAL 12 : PEKERJAAN DILUAR JAM KERJA

1. Pekerjaan – pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus
diketahui oleh Konsultan Supervisi.

2. Biaya – biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk
pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

RKS - 8
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan


yang dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam hari.

PASAL 13 : LAPORAN PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan


laporan bulanan kepada Konsultan Supervisi dan diketahui serta diperiksa
oleh Konsultan Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang


dibuat oleh Kontraktor pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung di


lapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam 4


(empat) rangkap. Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan,
dan laporan bulanan harus berada pada lokasi pekerjaan. Masing – masing
Laporan harian, laporan mingguan dan bulanan harus diserahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Owner.

PASAL 14 : SURAT MENYURAT DAN KOMUNIKASI

1. Segala surat menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya administratif harus
melalui dan ditujukan kepada Konsultan Supervisi juga diketahui oleh Owner.

2. Segala surat menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya teknis harus melalui
dan ditujukan kepada Konsultan Supervisi juga diketahui oleh Owner.

3. Surat menyurat atau perizinan yang berhubungan dengan Instansi lain di luar
proyek tidak perlu melalui dan diketahui oleh Konsultan Supervisi, hanya saja
memberikan informasi tentang hal tersebut kepada Konsultan Supervisi.

PASAL 15 : RAPAT KOORDINASI DAN RAPAT LAPANGAN (SITE


MEETING)

1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang – kurangnya 1 (satu) kali setiap


minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

RKS - 9
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili


minimal oleh Site Manager atau Supervisor Lapangan.

3. Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Kontraktor


Pelaksana kecuali ditentukan lain oleh Owner.

4. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang - kurangnya 1 (satu)


kali setiap minggu yang dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat lapangan dengan diwakili


minimal oleh Supervisor lapangan.

6. Konsumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali


ditentukan lain oleh Owner.

PASAL 16 : WEWENANG OWNER (PEMBERI TUGAS) MEMASUKI


LOKASI PEKERJAAN

1. Owner (Pemberi Tugas) dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk


memasuki lokasi pekerjaan, bengkel kerja dan tempat – tempat lain dimana
Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan Kontrak.

2. Jika pekerjaan dilakukan pada tempat – tempat lain yang dilakukan oleh Sub
Kontraktor Pelaksana menurut ketentuan dalam Sub Pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus memberikan jaminan agar supaya Owner dan para
wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat-
tempat lain kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan.

3. Owner dan Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memberikan instruksi langsung di


lapangan kepada Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi untuk suatu
perbaikan atau perubahan jika dalam proses pelaksanaan pekerjaan ditemukan
hal – hal yang tidak sesuai dengan Shop Drawing, Speksifikasi Teknis, Bill of
Quantity dan Kontrak Kerja.

4. Owner atau Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memerintahkan Konsultan Supervisi


secara tertulis untuk menghentikan proses pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sementara waktu jika ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan Shop Drawing, Speksifikasi Teknis, Bill of Quantity
dan Kontrak Kerja.

5. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bertanggung jawab penuh akan


keselamatan Owner dan para wakilnya selama berada di lokasi pekerjaan.

PASAL 17 : PROGRESS PAYMENT

RKS - 10
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan Kontraktor
Pelaksana dibayar berdasarkan metode Progress Payment. Artinya Tagihan
Kontraktor Pelaksana dibayar berdasarkan Progress Realisasi Pekerjaan yang
telah diselesaikan di lapangan.

2. Progress Payment Kontraktor Pelaksana diajukan kepada Konsultan


Supervisi dan diperiksa kebenaran realisasi pekerjaan di lapangan oleh
Konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi dapat menunda atau membatalkan Progress Payment


Kontraktor Pelaksana jika berdasarkan pengamatan sendiri atau
laporan/rekomendasi Konsultan Supervisi tentang adanya pekerjaan –
pekerjaan yang tidak sesuai Shop Drawing, Speksifikasi Teknis dan Bill of
Quantity.

4. Progress Payment Kontraktor Pelaksana baru dapat dibayar oleh Owner


jika telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Supervisi.

PASAL 18 : KESALAHAN PEKERJAAN DAN PEKERJAAN CACAT

1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua


kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan baik pada tahap pelaksanaan maupun
pada saat sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan
dinyatakan selesai 100 %.

2. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan adalah hasil pemeriksaan bersama


antara Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Serah
Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan selesai 100 %.

3. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan dari hasil pemeriksaan oleh


Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner dicantumkan dalam sebuah Daftar
Pekerjaan Cacat yang ditandatangani oleh ketiga pihak tersebut.

4. Konsultan Manajemen atau Owner harus membuat Berita Acara Hasil


Pemeriksaan Pekerjaan untuk ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Supervisi dan Owner.

5. Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam Daftar
Pekerjaan Cacat menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
memperbaikinya dengan biaya sendiri.

6. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol

RKS - 11
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

terhadap pekerja sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana


untuk memperbaiki dengan biaya sendiri.

7. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana


karena lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan Supervisi dan
bukan atas dasar perintah tertulis dari Konsultan Supervisi tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya.

8. Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-sebab lain
tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat dibuktikan dalam masa
pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri kecuali ditentukan lain dalam
Kontrak Kerja.

9. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana


untuk memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat pada masa
pelaksanaan.

10. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

PASAL 19 : PENYELESAIAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100 % berdasarkan Progress 100 % yang


diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan Owner, maka pihak Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner
bersama – sama menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama ( PHO )
kecuali ditentukan lain oleh Owner.
2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani berdasarkan klaim
Progress 100 % yang diajukan Kontraktor Pelaksana, maka Kontraktor
Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner bersama – sama melakukan
Pemeriksaan Lapangan.

3. Pekerjaan – pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas maupun
kuantitas terutama dari segi fungsi bangunan yang ditemukan dalam
Pemeriksaan Lapangan adalah menjadi kewajiban Kontraktor Pelaksana
memperbaikinya sebelum Serah Terima Pertama ditandatangani dan hal ini
harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk Daftar
Pekerjaan Cacat.

4. Kontraktor pelaksana juga harus menyerahkan Asbuilt Drawing dan Buku


Petunjuk Penggunaan Bangunan (Hand Book) yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama
ditandatangani.

RKS - 12
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

5. Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis akan realisasi


perbaikan dari semua item dalam Daftar Pekerjaan Cacat dan Asbuilt Drawing
yang telah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana untuk keperluan
penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).

6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan –


perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Supervisi akan mengeluarkan
rekomendasi tertulis mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti
Serah Terima Kedua ( FHO ) kedua dari pihak Kontraktor Pelaksana kepada
Owner.

PASAL 20 : PEMANFAATAN BANGUNAN OLEH PEMILIK/PENGGUNA


BANGUNAN

1. Pemanfaatan dan penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan hanya boleh


dilakukan setelah Berita Acara Serah Terima antara Owner (Pemberi Tugas)
dengan Pemilik Bangunan ditanda tangani.

2. Pemilik Bangunan tidak boleh menempati, menggunakan bangunan dan


memanfaatkan semua fasilitas yang ada dalam bangunan selama bangunan
masih dalam proses Serah Terima antara Kontraktor Pelaksana dengan Owner.

3. Pemanfaatan bangunan oleh siapapun sebelum Serah Terima antara Owner dan
Pemilik Bangunan ditandatangani harus dengan persetujuan Owner dan
Kontraktor Pelaksana.

4. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap perbaikan dengan


biaya sendiri semua cacat dan kerusakan yang timbul akibat penggunaan
bangunan oleh Pemilik Bangunan yang telah disetujuinya bersama dengan
Owner.

PASAL 21 : PENANGGUNG JAWAB PENGAWASAN

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa
Konsultasi, maka Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan
dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak
Kerja Konsultan Supervisi.

2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pengawas
Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh
Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

RKS - 13
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan


lapangan proyek kepada Konsultan Supervisi dan Owner dimana didalamnya
tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Supervisi dengan posisi minimal
seperti berikut atau seperti yang diajukan:
 Site Enggineer/Leader;
 Chief Inspector;
 Quality Enggineer/Lab. Teknis
 Inspector;
 Tenaga Administrasi; dan
 Operator Computer.

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi


pengawasan lapangan proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus
berada di lokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.

5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan


lapangan proyek yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner
kepada Kontraktor Pelaksana.

6. Penggantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan


pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Owner.

7. Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh
Konsultan Supervisi jika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka
waktu lebih dari 3 hari.

8. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Konsultan Supervisi dan


Owner untuk pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada di lokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak
mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

9. Tenaga ahli yang ditempatkan di lokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi


harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.

10. Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan


bulanan yang diketahui oleh Owner atas segala hal yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor pelaksana.

11. Bentuk, format, dan isi laporan Supervisi adalah berdasarkan hasil diskusi
Konsultan Supervisi dengan Owner.

PASAL 22 : INSTRUKSI KONSULTAN SUPERVISI

RKS - 14
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau


perintah yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk
tulisan.

3. Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti
oleh Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan
sesuai dengan Speksifikasi Teknis.

4. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal – hal seperti disebutkan di
bawah ini :
a) Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan
bagi konstruksi atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain
yang menyimpang dari Speksifikasi Teknis dan Shop Drawing.
b) Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai
dengan Speksifikasi Teknis.
c) Perintah untuk menggantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana
yang dianggap kurang mampu.
d) Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk
mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan.
e) Perintah untuk melakukan perubahan – perubahan pada metode
pelaksanaan Kontraktor Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat
mengurangi kualitas dan memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.

PASAL 23 : PERUBAHAN-PERUBAHAN DESAIN DAN PERBEDAAN-


PERBEDAAN

1. Perubahan pada Gambar, Speksifikasi Teknis dan Bill of Quantity yang


dilakukan Kontraktor Pelaksana harus atas persetujuan Konsultan Supervisi dan
Owner.

2. Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan perubahan


pada Gambar Rencana, Speksifikasi Teknis dan Bill of Quantity tanpa
persetujuan Konsultan Supervisi.

3. Perubahan pada Gambar Rencana dan Speksifikasi Teknis harus


disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana untuk dilaksanakan.

RKS - 15
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

4. Perubahan pada Gambar Rencana dan Speksifikasi Teknis yang dilakukan oleh
Konsultan Supervisi dan Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi
tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

5. Perubahan pada Gambar Rencana dan Speksifikasi Teknis tidak boleh


menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya
pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja kecuali ditentukan lain dalam
Kontrak Kerja atau oleh Owner.

6. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar


Rencana dan Speksifikasi Teknis dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana diketahui
oleh Konsultan Supervisi dan disetujui oleh Owner.

7. Konsultan Supervisi berhak memeriksa hasil perhitungan akan


kuantitas/volume pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana.
8. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidaksesuaian antara Shop
Drawing, Speksifikasi Teknis, dan Bill of Quantity, Konsultan Supervisi tidak
dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi harus melaporkannya
kepada Owner untuk tindakan selanjutnya.

9. Konsultan Supervisi dan Owner berhak menentukan acuan mana yang harus
dipegang bila terjadi perbedaan antara Shop Drawing, Speksifikasi Teknis, dan
Bill of Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Supervisi, jika
terjadi perbedaan antara Shop Drawing, Speksifikasi Teknis dan Bill of Quantity
maka urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti berikut :
 Kontrak Kerja;
 Bill of Quantity;
 Shop Drawing; dan
 Speksifikasi Teknis.

PASAL 24 : STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

1. Struktur Organisasi Proyek dibuat oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan


Owner.

2. Struktur Organisasi Proyek harus dapat menjelaskan secara umum


hubungan antara semua pihak yang terlibat dalam proyek.

3. Struktur Organisasi Proyek adalah pedoman administratif yang harus diikuti


oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.

RKS - 16
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

4. Perubahan pada Struktur Organisasi Proyek harus segera diberitahukan secara


tertulis kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek.

5. Struktur Organisai Proyek dibuat dalam format kertas A3 dan diletakan pada
posisi yang mudah dilihat dan dibaca pada Direksi Keet ( Kantor Konsultan
Supervisi ) dan Kantor Kontraktor Pelaksana.

PASAL 25 : KETENTUAN LAIN

1. Speksifikasi Teknis ini adalah ketentuan yang mengikat bagi Kontraktor


Pelaksana dan merupakan bagian dari Kontrak Kerja yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan.

2. Semua aturan dan persyaratan yang terdapat dalam Speksifikasi Teknis harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana walaupun hal
tersebut tidak disebutkan dalam Shop Drawing dan Bill of Quantity kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Supervisi dengan
Persetujuan Owner.

3. Jika terjadi perbedaan antara aturan yang terdapat dalam Speksifikasi Teknis
dan aturan dalam Kontrak Kerja maka aturan yang menjadi acuan adalah aturan
yang terdapat dalam Kontrak Kerja.

4. Hal yang belum ditentukan dalam Speksifikasi Teknis ini akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Owner dalam proses
pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang mengikat serta wajib
diikuti oleh Kontraktor Pelaksana.

5. Hal-hal yang ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi tersebut harus


tetap mengacu pada Kontrak Kerja yang telah ada.

6. Konsultan Supervisi bersama dengan persetujuan Owner dapat mengubah


sebagian besar atau sebagian kecil aturan yang terdapat dalam Speksifikasi
Teknis dan Kontraktor Pelaksana wajib mengikuti aturan perubahan tersebut.

PASAL 26 : QUALITY KONTROL

1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua percobaan


dan pengujian terhadap material bangunan serta pemeriksaan terhadap hasil
kerja Kontraktor Pelaksana.

RKS - 17
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan


Kualitas dalam Proyek ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana berikut ini:
 Pemeriksaan dan Pembuatan Job Mix Desain Beton;
 Pemeriksaan Kualitas Material Beton;
 Pemeriksaan Mutu Beton;
 Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan;
 Pemeriksaan Kualitas Material Baja Profil;
 Pemeriksaan Kuat Tarik/Tekan Sambungan Baut;
 Pemeriksaan Kuat Tekan Batu Bata;
 Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Material Timbunan; dan
 Pemeriksaaan – Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta oleh
Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya


dengan biaya sendiri oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara – cara yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana harus diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Owner.

5. Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan Quality Kontrol seperti
yang disebutkan dalam Pasal 26 adalah menjadi tanggungan dan
dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana walaupun tidak disebutkan dalam
Bill of Quantity.

BAB III
SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS

PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah “Perencanaan Penataan Pedestrian Jalan


Dalam Kota Sabang”, dengan perincian pekerjaan sebagai berikut :
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Pedestrian
 Pekerjaan Lain - lain

RKS - 18
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana,


BOQ dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-
syarat ini.

PASAL 2 : PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
 Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau
 Algemene voor warden voor uitvoering bij aanneming van openbare werken
(AV) 1941.
 Peraturan Muatan Indonesia NI. 8.
 Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5.
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI-04-0225-1978.
 Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Kerja.
 Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
 Ubin semen polos SNI 03-0028-1987.
 Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
 Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10.
 Tata Cara Pengecetan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat
yang besangkutan dengan permasalah bangunan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 tentang Analisa Harga
Satuan 2013.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai
mana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib
mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

PASAL 3 : PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan
tersebut di bawan ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
Persyaratan Umum Peralatan, bahan pendukung dan mesin untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan :
 Generator Set
 Stamper
 Jack hammer
 Beton Mixer
 Mesin Molen
 Vibrator
 Pompa Air

RKS - 19
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Excavator
 Mesin Pemadat (Vibro)
 Dump Truk
 Peralatan Ukur (Theodolit dan Waterpas)
 Mesin Potong (Kayu Dan Besi)
 Peralatan Tukang

BAB IV
SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS

PASAL 1 : PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan
secara umum harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

RKS - 20
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

b) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan Daftar Peralatan


yang tercantum dalam Penawaran.
c) Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika
diperlukan Kantor Lapangan, Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel
Kerja, Gudang dan sebagainya.
d) Periode Mobiliasi, jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan
Mobilisasi harus sudah selesai dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
e) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail
Mobilisasi kepada Konsultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner
maksimal 7 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
f) Demobilisasi, yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran
Tempat Kerja termasuk pemindahan semua Instalasi, Peralatan dan
Perlengkapan Kontraktor Pelaksana dari Tanah Milik Pemerintah serta
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.

2. Pembongkaran Bangunan (Trotoar) Eksisting


A. Lingkup pekerjaan
Untuk trotoar atau median lama yang akan dipasang blok beton, maka blok
beton lama yang rusak harus dibongkar. Blok beton baru harus dipilih dari
jenis dan warna yang mendekati jenis dan warna blok beton lama. Pondasi
harus dibasahi sampai merata segera sebelum penempatan lapisan landasan
pasir yang harus dihamparkan dengan ketebalan seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Semua pembongkaran trotoar, plat beton, balok, dan kolom beton, besi beton,
dan lain-lain yang diisyaratkan untuk dibongkar untuk pelaksanaan
pekerjaan yang baru baik yang berupa struktural ataupun yang non
struktural

B. Syarat pembongkaran
 Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus yang
tidak akan merusak bagian-bagian yang tidak diisyaratkan di bongkar.
 Tidak diperkenankan menggunakan bahan peledak atau alat yang dapat
membahayakan orang lain.
 Semua puing dan sisa bongkaran harus dibuang secepatnya di luar
kawasan proyek atau atas persetujuan Pengawas sisa bongkaran tersebut
harus dikumpulkan di suatu tempat diareal proyek.
 Kontraktor wajib memperbaiki atau mengganti dengan yang baru apabila
ada bagian-bagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran tersebut
dengan semua biaya ditanggung Kontraktor
 Semua sisa puing/sisa bongkaran tidak diperkenankan di daur ulang
untuk pekerjaan yang baru kecuali atas persetjuan pengawas .

RKS - 21
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

3. Papan Nama Proyek


Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.
didirikan tegak diata kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. diletakkan pada tempat yang
mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat
a) Nama Proyek
b) Pemilik Proyek
c) Lokasi Proyek
d) Jumlah biaya (kontrak)
e) Nama Konsultan Supervisi
f) Nama Pelaksana (Kontraktor)
g) Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

PASAL 2 : PEKERJAAN PEDESTRIAN

1. Pekerjaan Beton Bertulang


A. Syarat-Syarat Umum Struktur Beton
a) Bekisting (Cetakan Beton)
 Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
 Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II dan Multiplek 9 mm yang
cukup kering dan keras serta untuk penggunaannya harus mendapat
persetujuan.
 Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh pihak Supervisi.
 Cetakan harus sedemikian rupa, kokoh dan kaku untuk menghasilkan
muka Beton yang rata dan tahan terhadap getaran dan kejutan gaya yang
diterima tanpa berubah bentuk.
 Celah-celah antara sambungan harus rapat agar pada waktu pengecoran
air tidak merembes keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
 Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form
oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
 Sebelum pemasangan bekisting, pastikan sudah terpasang beton tahu /
penahan setebal selimut beton yang disyaratkan.
 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan
yang dapat menyebabkan menurunnya daya lekat besi dan beton tersebut.
b) Penulangan
 Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton
Bertulang disesuaikan dengan SNI 03 -2847 -2002.
 Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat dan lain-
lain yang dapat merusak beton dan tulangan. Baja Tulangan Deform
( ulir ) adalah dari jenis BJTD 40 dengan Kuat Tarik minimal 4000 kg/cm2
atau 400 Mpa, Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat

RKS - 22
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300 Mpa dan hanya dipakai untuk Begel
atau Sengkang dengan diameter minimal 8 mm dan maksimal 10 mm,
kecuali ditentukan lain dalam Shop Drawing.
 Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam Perhitungan Struktur
Beton Bertulang Indonesia disesuaikan dengan SKSNI-T-5-1991-0.3.
c) Semen
 Semen kecuali tercantum lain dalam Speksifikasi harus digunakan semen
Portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI)
No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84
 Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa
pada tempat- tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap
saat semen terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini
hanya dipilih 1 (satu) merk semen.
 Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk mengindari
mengerasnya semen yang datang lebih awal.
d) Agregrat Beton
 Batu alam hasil disintegrasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh
dari mesin pemecah batu (stone crusher).
 Agregat yang digunakan harus sesuai dengan Speksifikasi menurut PBI-
1997.
 Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat
dengan ukuran butir lebih besar 5 mm (PBI-1997).
 System penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak
diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak
bercampur dengan tanah.
e) Agregat Kasar
 Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar,
keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih
jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20% dari jumlah berat
seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test.
f) Agregat Halus
 Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan
dari mesin pemecah batu.
 Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-
subtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis
subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-1997).
 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton
 Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.

RKS - 23
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin


kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi
kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas
agar agregat tersebut tidak bercampuran dengan tanah.
g) Air
 Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak
mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan
baja.

h) Peraturan
 Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta
syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan
dalam bagian dokumen ini.
 Kecuali tercantum lain dalam Speksifikasi ini maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan standar di bawah ini :
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03 -
2847 - 2002
 Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
 Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

B. Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Persiapan Pengecoran
 Beton
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu
perbandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik
(sesuai dengan kekuatan design).
 Perlengkapan Mengaduk
 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan.
 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diadukkan
dalam mesin
 pengaduk beton, yaitu “Batch Mixer” atau Portable Continious Mixer
selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semuanya bahan dan air dicampur
sekaligus dalam mixer. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi
dari kapasitas yang telah ditetapkan.
 Setiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk
mengukur waktu dan menghitung jumlah adukan. Waktu pengadukan
ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar 1,5 m³. Direksi
Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika

RKS - 24
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan


hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsisten
dariadukan ke adukan. Air harus dituang lebih dahulu dan selama
pekerjaan mencampur Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsisten beton
yang dikehendaki tidak dibenarkan
 Pengangkutan Adukan.
Pengangkutan adukan dengan truck pengaduk (truck mixer) dari
tempat pengadukan (Batching Plant) ke tempat pengecoran harus
diatur sedemikian rupa sehingga waktu antara pengadukan dan
pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dengan yang
akan di cor.
b) Pengecoran Beton
 Memberitahukan Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam
sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi
Lapangan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat
berkurang lagi jika Direksi Lapangan mengaggap perlu berdasarkan
kondisi tertentu.
 Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya
pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat- alat pembantu seperti talang, pipa, chute dsb,
harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
 Alat-alat penuang seperti talang, pipa, chute, dsb harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 m. selama dapat
dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang berisi penuh, aduk dengan
pangkalnya yang terbenam dalam adukan yang baru dituang.
 Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
initial set atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis
karena getaran.
 Semua pengecoran bagian dasar konstruksi menyentuh tanah harus diberi
lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan
untuk menghindar penyerapan air semen oleh tanah.
 Bila pengecoran beton harus berhenti sementara dan beton sudah menjadi
keras, dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitance) partikel- partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang
cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah pemberhentian

RKS - 25
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

pengecoran ini maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan
harus dibersihkan.
 Pemadatan Beton
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan
menuangkan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton
yang padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
 Pelaksanaan penulangan dan penggentaran beton adalah sangat
penting. Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pemotongan
beton-beton tidak akan diterima.
 Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar berfrekwensi tinggi agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
 Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
mengerti dan terlatih.
 Suhu.
Suhu beton waktu di cor tidak boleh lebih dari 32 °C, (ACI 1971) bila
suhu berada antara 17 °C dan 32 °C , beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung di cor. Bila beton di cor pada
waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi 32 °C ,
kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya
mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam hari.
c) Construction Joint (Sambungan Beton)
 Rencana atau Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk
menyelesaikan suatu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule itu
Direksi Lapangan akan memberikan persetujuan dimana letak
Construction Joint tersebut.
 Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah
2 jam tetapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
 Bila cara tersebut tidak berhasil, maka dapat digunakan cara lain
yang disetujui
 Direksi Lapangan seperti dipahat.
 Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang. Grout terdiri dari 1
bagian semen dan 2 bagian pasir.
 Construction Joint harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis
tegak atau horizontal. Bila Construction Joint tegak diperlukan, tulangan
harus menonjol sedemikian rupa sehingga dipadatkan suatu struktur yang
monolit. Sedapat mungkin dihindarkan pada Construction Joint yang
horizontal, walaupun ada prosedurnya harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
d) Benda-benda yang Tertanam dalam Beton

RKS - 26
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainnya yang


diperlukan tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan
sebelum beton di cor.
 Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan
kotoran lain pada waktu beton di cor.
 Baut-baut anker harus dipasang dalam posis yang akurat dan diikat pada
tempat dengan menggunakan template.
e) Selimut Beton
 Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dalam Bill of
Quantiti dan Shop Drawing maka aturan ketebalan selimut beton adalah
seperti berikut ini :

Kompone Beton yang Tidak Beton yang Berhubungan


n Langsung Dengan
Struktu Berhubungan Dengan Tanah Tanah Atau
Lantai ØD 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40
Lantai > ØD 36 : 40 mm mm
> ØD 36 : 50 mm
Dinding ØD 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40
Dinding > ØD 36 : 40 mm mm
> ØD 36 : 50 mm
Balok Seluruh Diameter : 40 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40
Balok mm
> ØD 16 : 50 mm
Kolom Seluruh Diameter : 40 mm ØD 16 Dan Lebih Kecil : 40
Kolom mm
> ØD 16 : 50 mm

 Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal
yang umum sebesar 70 mm.
f) Perakitan Tulangan
 Perakitan tulangan balok dan kolom dapat dilakukan di bengkel kerja oleh
Kontraktor
 Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi.
 Khusus untuk Pondasi Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus
dilakukan langsung lokasi konstruksi atau Bekisting.
 Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan
harus sesuai dengan Shop Drawing dan Shop Drawing, standar Peraturan
Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar
bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran tulangan pada
bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.
 Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak langsung
dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak
boleh besentuhan langsung dengan tanah.

RKS - 27
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas bekisting
yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
 Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh
sengkang dengan alat ikat kawat beton.
 Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.
 Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3
hari dalam bekisting.
g) Sambungan Antar Tulangan
 Sambungan antar tulangan, penjangkaran tulangan dan panjang
penyaluran tulangan pada kondisi pembeban lentur, beban tarik, beban
tekan, jika tidak ditentukan lain dalam Shop Drawing maka harus sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Beton Indonesia
(PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
 Sambungan antara tulangan harus sesuai dengan detail prinsip
penyambungan yang diberikan dalam Shop Drawing.
 Titik-titik sambungan tulangan lewatan pada plat lantai tidak boleh dibuat
pada posisi satu garis lurus. Sambungan harus dibuat selang-seling atau
zig-zag antara batang yang disambung dengan batang yang tidak
disambung.
 Panjang sambungan lewatan jika tidak ditentukan lain dalam Shop
Drawing, Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03 harus
diambil minimal 40 kali diameter batang yang disambung.
 Sambungan-sambungan harus dibuat antara sesama tulangan
utama. Tidak dibenarkan dengan alasan apapun menggunakan tulangan
extra (tulangan tambahan) untuk menyambung tulangan utama dengan
tulangan utama lain kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
 Penjangkaran tulangan atau kait-kait pada posisi pemutusan tulangan
jika tidak ditentukan lain dalam Shop Drawing maka harus sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan
SK SNI T-15-1991-03.
 Sambungan-sambungan pada kondisi pembeban tarik dan lentur pada
komponen balok, plat lantai dan plat dack ujung-ujung sambungan
harus dibuat kait (hook) kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
 Sambungan tulangan kolom harus dilakukan pada posisi permukaan sloof
dan plat lantai atau pada posisi tengah bentang kolom.
 Penyambungan pada posisi selain pada posisi tersebut dengan alasan
apapun tidak dibenarkan.
h) Support Dan Beton Dacking
 Support

RKS - 28
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Untuk keperluan dan menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton


sesuai dengan disyaratkan maka pada setiap 1 m2 luas plat lantai dan
plat dack harus diberikan support/dukungan dari besi tulangan ulir
dengan diameter lebih besar dari diameter tulangan plat lantai atau 13
mm.
 Jumlah support/dukungan dalam 1 m2 luas plat lantai, plat dack dan
plat pondasi adalah minimal 5 buah.
 Bentuk support/dukungan harus sesuai dengan Shop Drawing atau
Shop Drawing yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Bentuk support/dukungan harus sedemikian rupa sehingga dapat
mempertahankan jarak vertikal antara lapis tulangan ketika dibebani
oleh beban pekerja perakitan tulangan atau pekerja pengecoran.
 Beton Dacking
 Untuk menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton agar sesuai
dengan yang disyaratkan maka pada permukaan besi tulangan balok
dan kolom harus diberi penyangga dari beton atau Beton Tahu sehingga
mempunyai jarak yang tetap dengan bekisting.
 Ketebalan beton tahu harus disesuaikan dengan jarak atau
ketebalan selimut beton pada masing-masing komponen struktur.
 Mutu beton tahu mnimal sebesar mutu beton konstruksi utama.
 Untuk Komponen kolom dan balok ukuran beton tahu adalah 4 x 4 x 4
cm dan dipasang minimal 2 buah setiap jarak 50 cm panjang balok dan
tinggi kolom.
 Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu adalah 2 x
4 x 5 cm dan dipasang minimal 5 buah setiap 1 m2 plat lantai, plat dack
dan plat pondasi.
i) Lantai Kerja Beton ( Line Concrete )
 Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan
tanah atau pasir urug, pada lapisan dasarnya harus memakai Lantai Kerja
Beton ( Line Concrete ) dengan tebal minimal 5 cm atau sesuai Shop
Drawing.
 Lantai Kerja Beton dibuat dari beton Campuran 1 SM : 3 PS : 5 KR.
 Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi, hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
j) Pengeringan Beton
 Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik cara yang disetujui oleh
Direksi Lapangan. Segera setelah beton di cor dan difinis, maka
permukaan-permukaan yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga
kehilangan kelembabannya dengan menjadi agar tetap basah secara terus
menerus selama 7 (tujuh) hari.
 Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya sedang masa
perawatan beton belum melampaui harus dirawat dan dilindungi seperti
permukaan-permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan.

RKS - 29
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar


selama masa perawatan. Beton harus selalu dibasahi dengan air
untuk mengurangi retak, terjadinya celah-celah pada sambungannya.
 Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut diatas
harus dirawat dengan air atau ditutupi dengan membran yang basah.
 Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat beton (curring
compound) hanya diperbolehkan pada bagian-bagian beton yang tidak
ditonjolkan secara estika. Kecuali dapat dibuktikan pada Direksi Lapangan
bahwa bahan-bahan tersebut tidak memberi pengaruh buruk pada
permukaan beton.
k) Pembukaan Bekisting
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan atau jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok 48 jam
 Balok tanpa konstruksi 7 hari
 Balok dengan beban konstruksi 21 hari
 Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat dibongkar
lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton
sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28
hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi Lapangan sekali-kali
tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskantanggung
jawab kontraktor dari adanya kerusakan- kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut.Pembongkaran cetakan beton harus
dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut
yang tajam dan tidak pecah.
 Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam
dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali
 Bekisting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai
diatasnya tidak boleh dibongkar sebelum Beton lantai diatasnya
tersebut mencapai 75% dari kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri
sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari.
 Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang
harus tajam dan halus dibidang-bidangnya. Segera setelah cetakan
dibuka dan beton masih relatif segar semua bidang-bidangnya harus
dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan
adukan semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di
atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau
permukaan yang kasar harus digosok dengan batu karburandum dengan
air dan ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan hanya
diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air
semen.

RKS - 30
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang


rata dan halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan
maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.
l) Perawatan Beton ( Curing )
 Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan
terhadap beton yang telah selesai dituang dalam bekisting.
 Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni
kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai beton
berumur 28 hari. Penggunaan metode lain untuk perawatan beton harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Perawatan harus terus menerus dilakukan minimal sampai beton berumur
28 hari atau sampai beton siap untuk dibebani menurut keputusan
Konsultan Supervisi.
m)Quality Control
 Slump Test
 Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap
beton dituangkan dari Concrete Mixer atau minimal setiap 3 m3
pekerjaan beton pada setiap mutu beton.
 Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test
dimana nilai slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump
rencana yang ada pada Job Mix Disain.
 Benda Uji Beton
 Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk
kubus dan slinder standar. Ukuran kubus adalah 20x20x20 cm dan
ukuran silinder tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.
 Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang
 berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3 beton dalam satu
kali pengecoran.
 Pengambilan benda uji harus dilakukan secara acak dan selang seling
antara satu campuran dengan campuran yang lain untuk mutu beton
yang sama.
 Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.
 Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda
uji ,dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan
luntur.
 Pemeriksaan Kuat Tekan Beton
 Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat
tekan beton yang telah selesai mereka kerjakan minimal sebelum
pekerjaan pengecoran melebihi 50% dari total pekerjaan pengecoran.
 Tujuan pemeriksaan kuat tekan beton adalah untuk mendapatkan Mutu
Beton hasil pelaksanaan pekerjaan pengecoran lapangan.

RKS - 31
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan


Karakteristik yang
 diperoleh dari hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus ukuran 20
x 20 x 20 cm umur 28 hari dengan minimal 20 benda uji.
 Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Beton dengan
minimal 20 benda uji kubus atau silinder untuk setiap mutu beton.
 Pemeriksaan kuat tekan beton pada Laboratorium Beton oleh
Kontraktor Pelaksana harus didampingi oleh Konsultan Supervisi.
Pemeriksaan kuat tekan beton tanpa didampingi oleh Konsultan
Supervisi hasilnya dianggap tidak sah.
 Semua biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pemeriksaan kuat tekan
beton ini dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
 Mutu Beton hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus yang kurang
dari 95% dari Mutu Beton Rencana dianggap gagal dan beton yang telah
selesai dikerjakan di lapangan harus dibongkar kecuali diputuskan lain
oleh Konsultan Supervisi dengan disertakan Rekomendasi Ahli beton.
 Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan
pengecoran beton jika hasil pemeriksaan kuat tekan beton menghasilkan
kuat tekan yang berbeda dengan kuat tekan beton rencana.
 Supervisian ulang untuk Job Mix Disain harus dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana untuk beton yang gagal dalam uji kuat tekan jika
dalam pemeriksaan oleh Konsultan Supervisi bersama dengan
Kontraktor Pelaksana kegagalan kuat tekan disebabkan oleh kesalahan
dalam Supervisian campuran dan bukan karena kesalahan pada tahap
pelaksanaan.
 Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada
laboratorium beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Laporan hasil pemeriksaan Mutu Beton harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
n) Instalasi Dalam Konstruksi Beton
 Instalsi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya tidak
ditanam atau diletakan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain
dalam Shop Drawing atau oleh Konsultan Supervisi.
 Pipa-pipa instalasi dari bahan aluminium tidak boleh ditanam dalam
konstruksi beton untuk alasan apapun.
 Pipa-pipa PVC atau besi yang ditanam dalam kolom beton diameternya
tidak boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari dimensi terkecil kolom.
 Pipa-pipa PVC atau besi dengan diameter berapapun tidak boleh
ditanam dalam komponen balok beton.
 Pembongkaran sebagian kecil atau sebagian besar konstruksi beton untuk
keperluan instalasi air bersih, instalasi air kotor, dan instalasi listrik harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
 Pembongkaran konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom serta
pada posisi tumpuan balok untuk keperluan instalasi air dan instalasi

RKS - 32
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

listrik tidak diperbolehkan untuk alasan apapun kecuali ditentukan lain


oleh Konsultan Supervisi dan Konsultan Supervisi dengan disertakan
Rekomendasi Ahli Beton.
C. Mutu Beton
a) Rancangan Campuran Beton (Job Mix Desain)
 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural, kontraktor
Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran Beton (Job Mix Desain).
Mutu beton yang digunakan dalam kegiatan adalah K-175 dan K-225,
untuk jelasnya dapat dilihat pada Shop Drawing
 Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang
diperoleh dari pengujian benda uji kubus umur 28 hari minimal dengan 20
benda uji.
 Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur kecuali ditentukan
lain dalam
 Shop Drawing dan Bill of Quantity.
 Job Mix Desain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium
Beton yang diakui oleh Pemerintah.
 Material Pasir dan Kerikil Beton yang dipakai untuk Job Mix Desain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan di
lapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup di lokasi
pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai dikerjakan.
 Penggantian material dengan material selain material dalam Laporan Job
Mix Desain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak dibenarkan.
 Penggantian material dengan selain material dalam Laporan Job Mix
Desain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton mengharuskan Kontraktor
Pelaksana untuk membuat Job Mix Desain baru.
 Laporan Job Mix Desain untuk masing-masing mutu beton
minimal harus mencantumkan :
 Laporan hasil penelitian Pasir Beton;
 Laporan hasil penelitian Kerikil Beton;
 Komposisi Pasir Beton;
 Komposisi Kerikil Beton;.
 Komposisi Air Beton;
 Komposisi Zat Additive jika digunakan;
 Nilai Slump Rencana; dan
 Nilai Faktor Air semen.
 Job Mix Desain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan.
 Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Desain dan telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi harus diikuti dan dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana.

2. Plasteran 1 : 4

RKS - 33
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

a) Sebelum dilakukan Plasteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan


bata harus disiram dengan air dengan merata.
b) Plasteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps.
c) Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
d) Tebal Plasteran dinding minimal 1,5 cm.
e) Plasteran campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan
campuran 1 Pc : 4 Ps.
f) Plasteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang
dinding yang diplester.
g) Plasteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara
Plasteran lama dengan Plasteran baru yang tidak rata.
h) Lama antara Plasteran lama dengan Plasteran baru tidak boleh lebih dari satu
hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
i) Hasil pekerjaan Plasteran harus benar-benar halus permukaannya
sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.
j) Hasil pekerjaan Plasteran harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3. Pengecatan
A. Persyaratan Material
a) Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas
terbaik.
b) Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
Speksifikasi, dan aturan pakai.
c) Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal
dari dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
d) Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi
bangunan kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan Owner
dalam masa pelaksanaan atau dalam Shop Drawing
e) Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Supervisi dengan
persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
f) Jika terjadi perbedaan antara pemakaian warna dan Speksifikasi cat yang ada
dalam Speksifikasi Teknis dengan yang ada dalam Shop Drawing maka
acuan yang dipakai adalah menurut keputusan Konsultan Supervisi.
g) Perubahan-perubahan warna cat yang dilakukan oleh Owner harus disertai
keterangan tertulis dan diketahui oleh Konsultan Supervisi dan Konsultan
Supervisi.
h) Perubahan-perubahan warna cat yang tidak disertai keterangan tertulis
adalah kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor
Pelaksana harus mengantinya dengan warna cat seperti yang telah
ditentukan, termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelupasan
dan pembersihan apabila pekerjaan pengecatan telah terlanjur selesai
dikerjakan.
B. Pelaksanaan

RKS - 34
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

a) Kontraktor Pelaksana harus membersihkan permukaan dinding pasangan


bata dan beton lama dari cat lama, kotoran dan lumut. Hasil pekerjaan
pembersihan ini harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai.
b) Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan
beton benar- benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
c) Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli.
Pengecatan dengan alat seperti Kompresor harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi tanpa adanya penambahan biaya pelaksanaan
d) Dinding dan permukaan beton serta GRC Board harus didempul atau
diplamur terlebih dahulu sebelum dilakukan pekerjaan cat dasar.
e) Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata
permukaanya dengan kertas amplas.
f) Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain
dalam Bill of Quantity atau Konsultan Supervisi :
 Cat Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan 2 Kali Cat
Warna.
 Cat Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan 2 Kali Cat
Warna.

4. Urugan Tanah
a) Untuk urugan dapat digunakan tanah hasil galian atau material lain yang
disetujui oleh Konsultan supervisi.
b) Jika untuk urugan dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil galian maka
tanah tersebut harus melalui proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah
sebelum dipakai sebagai material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui
serta disetujui oleh Konsultan Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium
Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
c) Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan setebal 30 cm dari
muka tanah dasar tidak boleh digunakan sebagai urugan pondasi.
d) Tanah urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat
lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.
e) Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap
lapisanya adalah 30 cm.
f) Hasil pekerjaan urugan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

5. Urugan Pasir
a) Sebelum pekerjaan urugan pasir dilakukan pekerjaan timbunan tanah harus
sudah selesai 100%.
b) Di atas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal
minimal 5 cm atau sesuai Shop Drawing.

RKS - 35
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

c) Pasir urug yang dipakai harus benar-benar mempunyai susunan butiran yang
seragam.
d) Lapisan pasir urug harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang
diinginkan dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain. Tidak
dibenarkan melakukan pemadatan secara manual.
e) Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

6. Pasangan Batu Alam Andesit


Lantai batu alam andesit di pasang dengan metode pemasangan seperti
memasang keramik untuk lantai. Langkah langkahnya sebagai berikut :
a) Lantai Batu Alam Andesit dikerjakan pada posisi perkerasan halaman dan
landscape atau sesuai dengan Shop Drawing.
b) Sebelum anda memasang batu alam andesit untuk lantai, pastikan
selesainya semua tahap pada pembangunan, karena pemasangan ini harus di
lakukan di akhir, butuh waktu mengeringkannya untuk dapat di gunakan.
c) Membersihkan, mengeringkan dan meratakan lantai yang akan di pasang
batu alam.
d) Pasangkan benang lurus melintang di area yang akan di pasang batu
alam/keramik batu alam, dengan tinggi sesuai dengan tinggi batu
alam/keramik yang akan di pasang dan berikan gap untuk tingginya adukan
semen guna melekatkan batu alam tersebut dengan lantai. penempatan
pemasangan benang
e) Sebelum di pasang, di rendam terlebih dahulu batu alam atau keramik batu
alam agar memberikan kelekatan yang kuat saat pemasangan.
f) Berikan adukan semen yang penuh untuk lantai yang akan di pasang keramik
batu alam / batu alam, kemudian tempelkan keramik dan ketuk tidak terlalu
keras untuk merekatkan, memadatkan dan yang selanjutnya untuk
meratakan dengan pemasangan sebelumnya. pemberian semen sebelum
pemasangan
g) Lakukan hal tersebut di atas mulai dari depan, untuk mendapatkan kerapian
sampai pemasangan yang di dapat dari pemotongan keramik terakhir.
Namun ada juga yang memasang dari titik tengah, untuk mmberikan ujung-
ujung dengan keramik pemotongan.
h) Tunggu hingga 2-3 hari untuk pengeringan maksimal tanpa harus diinjak
lantai tersebut.

7. Pasangan Ubin Guiding Block


a) Guiding Block yang berfungsi untuk memandu jalan para Penyandang Tuna
Netra. Bagi kelompok rentan (penyandang disabilitas tunanetra) sangat
berguna untuk membantu aksebilitas pada pedestrian area (trotoar) yang
memiliki kekhasan pada warnanya (berwarna kuning), motif timbul pada
trotoarnya, perbedaan motif timbul pada setiap penggal jalan untuk
membantu mengarahkan para penyandang disabilitas tunanetra.

RKS - 36
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

b) Guiding block ini dibuat dengan dasar yang memiliki kontur tertentu
sehingga mudah dikenali oleh penyandang tunanetra dan tongkatnya. Jalur
ini merupakan standar internasional untuk membantu disabilitas netra untuk
dapat berjalan di trotoar berdampingan dengan pejalan kaki lain.
c) Bahan yang digunakan berupa ubin bertekstur. Pola – pola yang digunakan
disesuaikan dengan Shop Drawing

Daerah-daerah yang harus menggunakan ubin tekstur pemandu adalah sebagai


berikut :
 Di depan jalur lalu-lintas kendaraan
 Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan
dengan perbedaan ketinggian lantai
 Di depan pintu masuk/keluar pada terminal transportasi umum atau area
penumpang
 Pada pedestrian yang menghubungkan antara jalan dan bangunan
 Pada pemandu arah dari fasilitas umum ke stasiun transportasi umum
terdekat.

Untuk memberikan perbedaan warna antara ubin pemandu dengan ubin


lainnya, maka pada ubin pemandu dapat diberi warna kuning atau jingga.
Selain itu, ada beberapa panduan dalam pembuatan guiding block untuk
fasilitas umum sesuai dengan Permen PU Nomor 30 tahun 2006.

8. Pasangan Dinding Bata 1 : 4


Pasangan dinding batu bata 1/2 batu bata dengan perbandingan campuran
adukan 1 : 2 dan 1 : 4 sesuai dengan gambar rencana.
Batu bata yang digunakan harus yang cukup kuat dan rata permukaannya dan
telah mendapat persetujuan direksi/pengawas untuk pemakaiannya.
Bahan semen, pasir pasang, dan air yang digunakan sama seperti yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
Sebelum dilakukan pemasangan dinding bata baru, dinding bata lama yang
tidak terpakai karena rusak ataupun karena perencanaan ruang yang berubah
dari bangunan yang lama terlebih dahulu dibongkar dan sisa pembongkaran
dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Pemasangan dinding bata merah setebal Vz
bata dilakukan untuk seluruh pembatas mangan, bagian saluran keliling
emperan bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi
konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang
ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi.
Pemasangan batu kali/gunung hams mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi
lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan hams sesuai dengan bentuk,
ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau persetujuan
Direksi/Pengawas.

RKS - 37
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

A. Persyaratan Bahan
 Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 11 dengan bentuk
standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang memgikan. Bata merah dibuat dari tanah liât dengan atau
campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga
tidak hancur bila direndam air Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir hams
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengamh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat.
 Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
B. Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan dinding mempunyai satu macam pasangan, yaitu:
 Pasangan dinding sepanjang type yang memiliki dinding
 Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas lantai kerja.
Persyaratan Adukan
 Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir haras
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
 Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perhitungan dengan suatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan
cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 4 hari setelah
pemasangannya.

RKS - 38
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 3 : PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. Pengadaan dan Pemasangan Tempat Sampah


SESUAI GAMBAR RENCANA

2. Pengadaan dan Pemasangan Kursi Taman Besi


SESUAI GAMBAR RENCANA

3. Pengadaan dan Pemasangan Kursi Taman Beton Bulat


SESUAI GAMBAR RENCANA

4. Pengadaan dan Penanaman Pohon Prindang


a) Jenis Pohon
Tabebuya (Chrysotricha) adalah jenis tanaman yang berasal dari negara Brasil
termasuk jenis pohon besar, dan seringkali orang kebanyakan menyebutnya
sebagai tanaman Sakura, karena bila berbunga bentuk mirip seperti bunga
sakura. Pohon Tebebuya memiliki kelebihan di antaranya daunnya tidak
mudah rontok, disaat musim berbungan maka bunganya terlihat sangat
indah dan lebat, akarnya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang
keras.
Tanaman Tabebuya memiliki bunga yang berbeda-beda warna. Ada warna
kuning dan berbentuk terompet, juga ada banyak sekali spesies tabebuya dan
berasal dari berbagai negara dengan genus tabebuia dan dengan warna bunga
beraneka macam, tetapi yang sering dijumpai di Indonesia yang kuning
terompet dengan Bunga pohon Tabebuya memiliki panjang 3 –11 cm,
berbentuk terompet dan bergerombol.
Setiap spesies pohon Tabebuya memiliki warna yang berbeda-beda, saat ini
warna yang banyak dikenal adalah putih, pink muda, kuning, kuning ke-
orange-an, magenta, pink tua, dan ada yang merah. motif garis warna ungu
di dalam bunga. Tabebuya merupakan pohon lindung yang mampu
berbunga dan memiliki bentuk bunga yang bagus. Selain memiliki beberapa
pilihan warna, Tabebuya pada musim berbunganya mampu menghasilkan
jumlah bunga yang sangat banyak dan tidak putus sejak awal musim
kemarau hingga menjelang musim hujan. Bahkan sekarang ini musim
pembungaan dapat diatur dengan manipulasi pola pemupukan.
b) Penanaman Tabebuya dapat dilakukan di tanah secara langsung, dan juga
dapat ditanam di dalam pot bunga yang besar. Buatlah lubang tanam dengan
ukuran 40cm x 40cm dengan kedalaman sekitar 40cm. Isi lubang dengan
pupuk kandang sampai 1/2 bagian lubang terisi, biarkan lubang selama 2
minggu sambil menunggu bibit siap ditanam.
c) Bibit pohon Tabebuya yang telah disiapkan dapat dipindahkan ke lahan
tanam permanen jika ketinggian bibit sekitar 80cm. Untuk menanam bibit
Tabebuya maka polybag harus dirobek secara perlahan agar tanah semaian
tidak pecah, masukkan bagian pangkal bibit ke dalam lubang tanam sedalam

RKS - 39
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

30cm dan tutup dengan tanah. Lakukan penyiraman setelah bibit selesai di
tanam.
d) Penanaman pohon berjarak 5 m, kecuali ditentukan lain dalam Shop
Drawing.
e) Arah penanaman pohon harus sejajar dan rapi, kecuali ditentukan lain
dikemudian/dalam Shop Drawing.
f) Perawatan pada pohon Tabebuya yang perlu dilakukan adalah pemangkasan,
pangkaslah pohon Tabebuya jika sudah terlalu tinggi atau disesuaikan.

5. Pengadaan dan Penanaman Bunga Amaryllis


a) Jenis Bunga
Amaryllis adalah tumbuhan tahunan dengan tinggi 60–180 cm. Amaryllis
biasanya memiliki tangkai yang kokoh. Kebanyakan suku Amaryllis
membentuk umbi polos di bawah tanah. Di beberapa suku Amerika Utara,
dasar dari umbi ini berkembang menjadi rizoma.
Bunga Amaryllis yang besar memiliki tiga daun bunga, acapkali wangi, dan
terdapat dalam berbagai warna dari putih, kuning, jingga, merah muda,
merah, ungu, warna tembaga, hingga hampir hitam. Terdapat pula corak
berupa bintik-bintik.
b) Penanaman Amaryllis dapat dilakukan di tanah secara langsung, dan juga
dapat ditanam di dalam pot bunga yang besar. Buatlah lubang tanam dengan
ukuran 10cm x 10cm dengan kedalaman sekitar 10cm. Isi lubang dengan
pupuk kandang sampai 1/2 bagian lubang terisi, biarkan lubang selama 2
minggu sambil menunggu bibit siap ditanam.
c) Bibit bunga Amaryllis yang telah disiapkan dapat dipindahkan ke lahan
tanam permanen jika ketinggian bibit sekitar 30cm. Untuk menanam bibit
Amaryllis maka polybag harus dirobek secara perlahan agar tanah semaian
tidak pecah, masukkan bagian pangkal bibit ke dalam lubang tanam sedalam
10cm dan tutup dengan tanah. Lakukan penyiraman setelah bibit selesai di
tanam.
d) Penanaman bunga ditentukan dalam Shop Drawing.
e) Arah penanaman bunga harus sejajar dan rapi, kecuali ditentukan lain
dikemudian/dalam Shop Drawing.
f) Perawatan pada bunga yang perlu dilakukan adalah pemangkasan,
pangkaslah bunga jika sudah terlalu tinggi atau disesuaikan.

6. Pengadaan dan Pemasangan Tiang Rambu Jalan


a) Pelat untuk Rambu Jalan harus merupakan lembaran rata dari campuran
aluminium keras 5052 - H34 sesuai dengan ASTM B 209 dan harus
mempunyai suatu ketebalan minimum 2 mm. Lembaran tersebut harus bebas
dari gemuk, dikasarkan permukaannya (dietsa), dinetralisir dan diproses
sebelum digunakan sebagai pelat Rambu Jalan.
b) Kerangka dan pengaku harus merupakan bagian-bagian campuran
aluminium alloy yang diekstrusi dari campuran logam No. 6063-T6 sesuai

RKS - 40
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

dengan ASTM B221. Pelat Rambu Jalan harus diberi tambahan rangka
pengaku bila ukuran melebihi 1,0 meter.
c) Tiang rambu harus merupakan pipa baja berdiameter dalam mm
unum 40 mm, digalvanisir dengan proses celupan panas, sesuai dengan
SNI 07-0242.1-2000. Bahan yang sama dipakai juga untuk pelengkap
pemegang dan penutup tiang rambu. Semua ujung yang terbuka harus diberi
tutup untuk mencegah pemasukan air.
d) Perangkat Keras.Sekrup, Mur, Baut dan Cincin
Perlengkapan tambahan harus berupa aluminium atau baja tahan karat yang
mempunyai kekuatan tarik tinggi untuk tiang rambu.
e) Beton dan Adukan Semen
Sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya pada rencana kerja dan
syarat-syarat ini.
f) Cat untuk Perlengkapan Jalan
Seluruh bahan pelapisan (coating), cat dan email yang akan digunakan
pada persiapan rambu, tiang dan perlengkapannya harus dari mutu yang
baik, dibuat khusus untuk rambu, dan dari jenis dan merk yang dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Cat untuk bagian-bagian baja harus dari oksida seng kadar tinggi,
mengandung minimum 7 kilogram oksida seng (acicular type) per 100 liter
cat.
Untuk kecocokan maka sebaiknya dipakai cat dasar, cat lapis awal dan
cat untuk penyelesaian akhi r dari pabrik yang sama. Seluruh bahan yang
dipakai tak boleh kada luarsa dan harus dalam batas waktu seperti yang d
itetapkan oleh pabrik pembuatnya.
g) Pengecatan Pelat Rambu Jalan
Semua pengecatan pada Pelat Rambu Jalan harus dilaksanakan dengan cara
semprotan di atas permukaan pelat yang kering. Permukaan hasil pengecatan
harus rata dan halus dan dikeringkan dengan lampu pemanas atau
dimasukkan ke dalam oven bila diperlukan.

7. Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan


SESUAI GAMBAR RENCANA

8. Marka Jalan Termoplastik (Garis Parkir)


a) Cat untuk Marka Jalan
Pada pasal ini kata "cat" sering dikonotasikan sebagai bahan marka
jalan jenis termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewama putih atau
kuning seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi
menurut SNI berikut i ni :
 Marka Jalan "bukan" Termoplasti k : SNJ 06-4825-1998
 Marka Jalan Termoplastik: SN I 06-4826-1998 Genis padat, bukan serbuk)
 Butiran Kaca (Glass Bead)

RKS - 41
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Butiran Kaca (glass bead) haruslah mememuhi Spesiftkasi menurut SNl


15-4839-1998 (Tipe2).
b) Pengecatan Marka Jalan
 Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia
Jasa harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan
diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang
bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit
blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama
baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru.
 Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis
tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui,
bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan
otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus
dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai betjalan
lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang
digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan
seragam dengan tebal basah mi nimum 0,38 milimeter untuk "cat bukan
termoplastik" dan tebal minimum 1,50 mm untuk "cat termoplasti k"
belum tem1asuk butiran kaca (glass bead) yang juga ditaburkan secara
mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada Iebar ran
cangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya,
maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204 - 218 °C.
 Bilamana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka Direksi Pekerjaan
dapat mengijinkan pengecatan marka jalan dengan cara manual, dikuas,
disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan
jenis cat yang disetujui untuk penggunaannya.
 Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan di atas permukaan cat segera
setelah pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca
(glass bead) harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua
jenis cat, baik untuk "bukan termoplastik" maupun "termoplastik".
 Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini
dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak
roda serta kerusakannya lainnya.
 Semua marka jalan yang tidak menarnpilkan hasil yang merata dan
memen uhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri.

RKS - 42
DED Taman Tepi Laut Sabang Fair
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

BAB V
ATURAN KHUSUS

PASAL 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam Speksifikasi ini akan
ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi dalam masa
pelaksanaan konstruksi dengan persetujuan Owner dan menjadi
suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut
harus didasarkan pada Kontrak Kerja.

PASAL 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam
Shop Drawing, Bill of Quantity dan Speksifikasi Teknis maka
penjelasan teknis terhadap item pekerjaan tersebut adalah
berdasarkan keputusan Konsultan Supervisi dengan persetujuan
dari Owner.

PASAL 3 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Speksifikasi Teknis ini
adalah menurut penjelasan Konsultan Supervisi dengan persetujuan
dari Owner.

RKS - 43

Anda mungkin juga menyukai