Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen

(Bina Marga

Adapun parameter perencanaan tebal perkerasan lentur adalah jalan

itu sendiri, yaitu berdasarkan :

1. Lalu Lintas.

a. Jumlah Lajur dan Koefisien Distribusi

Laju rencana ditentukan dari salah satu lajur dari suatu ruas jalan

yang menampung lalu lintas terbesar. Apabila jalan tidak

mempunyai tanda batas lajur, maka jumlah lajur dapat ditentukan

berdasarkan lebar perkerasan seperti table berikut :

Tabel 2.1. Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan.

b. Koefisien Distribusi Kendaraan (C)

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 5


Koefisien distribusi kendaraan adalah angka yang menunjukkan

tingkat penyebaran kendaraan pada waktu melewati lajur rencana,

semakin lebar jalan semakin kecil, karena kemungkinan kendaraan

melewati lajur yang sama semakin kecil. Besarnya koefisien

distribusi untuk kendaraan ringan (berat total < 5 ton) maupun

kendaraan berat (berat total > 5 ton) ditentukan pada table berikut:

Tabel 2.2 Koefisien Distribusi Kendaraan (C)

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 6


c. Angka ekivalen (E)

Tabel 2.3 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan.

d. Lalu Lintas Harian Rata-Rata dan Ekivalen

1) Lalu lintas harian rata-rata adalah jumlah rata-rata lalu lintas

kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih yang dicatat selama 24

Jam untuk kedua jurusan.

2) Lintas ekivalen permulaan (LEP) = =1 ,

dengan j = jenis kendaraan.

3) Lintas ekivalen akhir (LEA) = =1 (1 + )ur ,

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 7


j = Jenis kendaraan

i = Pertumbuhan lalu lintas

ur = Umur rencana

4) Lintas ekivalen tengah (LET) = (LEP + LEA) / 2

5) Lintas ekivalen rencana (LER) = LET x FP

FP (Faktor Penyesuaian) = ur / 10

2. Daya Dukung Tanah.

Daya dukung tanah ditentukan berdasarkan nilai CBR tanah dasar.

Setelah diketahui CBR yang mewakili dalam satu segmen (CBR

segmen), maka ditentukan nilai daya dukung tanah (DDT) menggunakan

grafik berikut :

Gambar 2.1. Korelasi DDT terhadap CBR

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 8


3. Faktor Regional.

Faktor regional adalah faktor sesuai dengan kondisi setempat,

menyangkut keadaan lapangan dan iklim. Faktor regional dipengaruhi

oleh kelandaian jalan, persen kendaraan berat dan curah hujan.

Table 2.4 Faktor Regional (FR)

4. Indeks Permukaan.

Indeks permukaan (IP) suatu angka yang dipergunakan untuk

menyatakan kerataan/kehalusan sector kekokohan permukaan jalan yang

berhubungan dengan tingkat pelayanan jalan bagi lalu lintas yang

menggunakannya.

Table 2.5. Indeks Permukaan pada akhir umur rencana (IPt).

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 9


Tabel 2.6. Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IPo)

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 10


5. Koefisien Kekuatan Relatif (a)

Table 2.7. Koefisien Kekuatan Relatif (a)

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 11


6. Batas Minimum Tebal Masing-masing Perkerasan

Tabel 2.8. Batas Minimum Tebal Lapis Permukaan.

Perencanaan Perkarasan Jalan Page 12


Perencanaan Perkarasan Jalan Page 13

Anda mungkin juga menyukai