Anda di halaman 1dari 8

EKSPLORASI BATUBARA

04 Aug

Eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, survei tinjau, prospeksi,
eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk
mengidentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas
suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.
Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya
batubara yang dihasilkan.

1. Survei Tinjau (Reconnaissance)

Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi Batu bara yang paling awal dengan tujuan
mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan batubara yang
berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi
geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi
regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi
lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1 :
100.000.

Pada tahap survei awal, pertama dilakukan survei formasi cool-bearing yang terbuka secara
alami dan beberapa pengeboran untuk mengetahui kedalaman dari lapisan batubara kearah
kemiringan dengan maksud memastikan deposit batubara yang potensial. Kemudian akan
berlanjut kepada teknik eksplorasi yang lebih tinggi menggunakan mesin dan peralatan yang
spesifik. Dalam bab ini akan dijelaskan secar ringkas mengenai survei geologi permukaan
yang merupakan dasar dari semua survei geologi. Namun, lingkup penyelidikan perlu
dikembangkan, tidak hanya pada batubara itu sendiri, tetapi juga kepada penelitian lain
seperti penelitian sedimentologi batubara dan lingkungannya, penelitian palaentologi fosil
mikro dan mega, penelitian geokimia, penelitian struktur terhadap fracture dan lain-lain.

2. Prospeksi (Prospecting)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan yang akan
menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya,
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi,
pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan dan
analisis. Metode tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila
dianggap perlu.

Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi
dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya
untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain, seperti
kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat geomekanik batuan yang
menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai maslah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan
pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama
lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain lain.

3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta gambaran
awal bentuk tiga-dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan
geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang
sesuai dengan kondisi geologinya, penarnpangan (logging) geofisika, pembuatan
sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan
geohidrologi mulai dapat dilakukan.

4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas clan kualitas serta bentuk tiga-
dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan
topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran, dan pencontohan yang dilakukan dengan
jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pengkajian
geohidrologi, dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan pencontohan batuan, batubara
dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan
denqan rencana kegiatan penambangan

METODE GEOFISIKA BATUBARA

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka hadirlah survey
geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang dapat memberikan gambaran
susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan mengukur sifat kelistrikan batuan. Loke
(1999) mengungkapkan bahwa survey geofisika tahanan jenis dapat menghasilkan informasi
perubahan variasi harga resistivitas baik arah lateral maupun arah vertical. Metode ini
memberikan injeksi listrik kedalam bumi, dari injeksi tersebut maka akan mengakibatkan
medan potensial sehingga yang terukur adalah besarnya kuat arus (I) dan potensial (V),
dengan menggunakan survey ini maka dapat memudahkan para geologist dalam melakukan
interpretasi keberadaan cebakan-cebakan batubara dengan biaya eksplorasi yang relatif
murah.

LOGGING GEOFISIK (GEOPHYSICAL WELL LOGGING)

Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi
dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya
untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain, seperti
kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat geomekanik batuan yang
menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan
pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama
lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain lain.

Dari sekian banyak prinsip logging yang ada, yang paling sering digunakan adalah resistansi
listrik, kecepatan gelombang elastis dan radioaktif. Untuk eksplorasi batubara, logging
densitas adalah yang paling efektif dan kombinasi logging densitas dan sinar gama adalah
yang direkomendasi untuk menentukan sifat geologi sekitar lapisan batubara. Setiap logging
mempunyai keistimewaannya masing-masing, oleh karena itu lebih baik melakukan
kombinasi logging untuk analisa menyeluruh.

METODE PENAMBANGAN BATUBARA

Metode Room And Pillar

Ini adalah metode penambangan batubara yang menetapkan suatu panel atau blok
penambangan tertentu, kemudian menggali maju dua sistem (jalur) terowongan, masing-
masing melintang dan memanjang, untuk melakukan penambangan batubara dengan
pembagian pilar batubara. Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan
batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan, dan metode penambangan secara
berurutan terhadap pilar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan
terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.
Kondisi yang menghasilkan efisiensI tinggi metode ini telah dijelaskan.

Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan pilar :

1. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas dibanding


dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan (kecuali
lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta
sifat dan kondisi lantai dan atap.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong panjang,
misalnya karena adanya patahan.
4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan
permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).
5. Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok yang tidak
cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.

Kelemahan metode penambangan batubara sistem ruang dan pilar :

1. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar enam puluh sampai
tujuh puluh persen).
2. Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem lorong panjang,
banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.
3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain disebabkan oleh
peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar lima ratus meter di bawah permukaan
bumi).
4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari segi
keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami terbakar.
Tadinya, recovery metode penambangan batubara sistem ruang dan pilar sangat rendah,
namun akhir-akhir ini ada juga tambang batubara yang berhasil menaikkan recoverynya.

Metode Longwall

Metode penambangan ini adalah metode penambangan batubara yang digunakan secara luas
pada penambangan bawah tanah.

Ciri-ciri metode penambangan batubara sistem longwall:

1. Recoverynya tinggi, karena menambang sebagian besar batubara.


2. Permukaan kerja dapat dipusatkan, karena dapat berproduksi besar di satu permuka
kerja.
3. Pada umumnya, apabila kemiringan landai, mekanisasi penambangan, transportasi
dan penyanggaan menjadi mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
penambangan batubara.
4. Karena dapat memusatkan permuka kerja, panjang terowongan yang dirawat terhadap
jumlah produksi batubara menjadi pendek.
5. Menguntungkan dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah dan swabakar yang
timbul juga sedikit.
6. Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
7. Apabila terjadi hal-hal seperti keruntuhan permuka kerja dan kerusakan mesin,
penurunan produksi batubaranya besar.

Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat perencanaan yang hati-hati untuk
memastikan adanya geologi yang mendukung sebelum dimulai kegiatan penambangan.
Kedalaman permukaan batu bara bervariasi di kedalaman 100-350m. Penyangga yang dapat
bergerak maju secara otomatis dan digerakkan secara hidrolik sementara menyangga atap
tambang selama pengambilan batu bara. Setelah batu bara diambil dari daerah tersebut, atap
tambang dibiarkan ambruk. Lebih dari 75% endapan batu bara dapat diambil dari panil batu
bara yang dapat memanjang sejauh 3 km pada lapisan batu bara.

Keuntungan utama dari tambang room and pillar daripada tambang longwall adalah, tambang
room and pillar dapat mulai memproduksi batu bara jauh lebih cepat, dengan menggunakan
peralatan bergerak dengan biaya kurang dari 5 juta dolar (peralatan tambang longwall dapat
mencapai 50 juta dolar). Pemilihan teknik penambangan ditentukan oleh kondisi tapaknya
namun selalu didasari oleh pertimbangan ekonomisnya; perbedaan-perbedaan yang ada
bahkan dalam satu tambang dapat mengarah pada digunakannya kedua metode penambangan
tersebut.

Metode Shortwall

Metode ini merupakan penggabungan dari metode room and pillar dan metode lognwall.

PROSES PENCUCIAN BATUBARA

Pencucian ialah usaha yang dilkakukan untuk memperbaiki kualitas batubara, agar batubara
tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu. Termasuk didalamnya pembersihan untuk
mengurangi impurities anorganik.Karakteristik batubara dan impurities yang utama ditinjau
dari segi pencucian secara mekanis ialah komposisi ukuran yang disebut size consist,
perbedaan berat jenis dari material yang dipisahkan, kimia permukaan, friability relatif dari
batubara dan impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.

Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di
batubara, pada beberapa batubara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan
eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu
bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya
sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batubara. Penting bahwa
sebagian besar sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.

Satu cara untuk membersihkan batubara adalah dengan cara mudah memecah batubara ke
bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di
batu bara disebut sebagai pyritic sulfur karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi
bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai fools gold dapat dipisahkan dari batubara.
Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batubara dimasukkan ke dalam tangki besar
yang terisi air , batubara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam.
Fasilitas pencucian ini dinamakan coal preparation plants yang membersihkan batubara
dari pengotor-pengotornya.

Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batubara
adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut
organic sulfur, dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba
untuk mencampur batubara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari
molekul batubara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih
bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.

Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah
1978 telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang
sulfur dari gas hasil pembakaran batubara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat
ini sebenarnya adalah flue gas desulfurization units, tetapi banyak orang menyebutnya
scrubbers karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang
dikeluarkan oleh tungku pembakar batubara.

Dalam pencucian batubara, yang harus dipertimbangkan ialah metode pencucian mana yang
akan diterapkan untuk mempersiapakan batubara sesuai keperluan pasar, dan apakah
pencucian masih diperlukan, karena pada prinsipnya batubara dapat dijual langsung setelah
ditambang. Kenyataannya penjualan langsung setelah ditambang tidak berarti produser
memperoleh keuntungan maksimum. Oleh karena itu dalam memutuskan ini perlu dimasukan
juga pertimbangan komersial.Untuk menentukan kesesuaian alat yang digunakan dalam
mencuci batubara syarat yang diperlukan adalah ukuran butir dari batubara yang akan dicuci,
spesifik gravity dan kapasitas produksi yang digunakan. Alat-alat tersebut antara lain dapat
dipilih Dense Medium Separation, Concentration Table, Jig dan Flotasi.

Dalam proses pencucian batubara untuk memisahkan dari mineral pengotor, dipakai berbagai
jenis peralatan konsentrasi berdasarkan sifat-sifat batubara dari mineral pengotor. Perbedaan
tersebut dapat berupa sifat fisik atau mekanik dari butiran tersebut, seperti halnya berat jenis,
ukuran, warna, gaya sentripetal, gaya sentrifugal ataupun desain peralatan itu sendiri.

Pencucian batubata dilakukan karena batubara hasil penambangan bukanlah batubara yang
bersih, tetapi masih banyak mengandung material pengotor. Pengotor batubara dapat berupa
pengotor homogen yang terjadi di alam saat pembentukan batubara itu sendiri, yang disebut
dengan Inherent Impurities, maupun pengotor yang dihasilkan dari operasi penambangan itu
sendiri, yang disebut extraneous impurities.

Dengan demikian pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan dari material pengotornya
dalam upaya meningkatkan kualitas batubara sehingga nilai panas berrtambah dan kandungan
air serta debu berkurang. Batubara yang terlalu banyak pengotor cenderung akan menurunkan
kualitas batubara itu sendiri sehingga tidak dapat diandalkan dalam upaya penjualan ke
konsumen. Pada umumnya persyaratan pasar menghendaki kandungan abu tidak lebih dari 10
%, dan pada umumya menghendaki nilai panas yang berkisar antara 6000-6900 kcal/kg.

Batubara dari tambang terbuka dan tambang dalam harus dipisahkan terlebih dahulu dari
material pengotornya yang ditimbun terlebih dahulu di Coal Yard. Dengan bantuan Whell
Looader, raw coal dimuat ke hopper, umpan dari hopper ini dipisahkan melalui grizzly,
sehingga batubara yang memiliki ukuran diatas 75 mm akan dimuat ke Picking Belt yang
selanjutnya akan dipisahkan dari material pengotornya melalui hand picking secara manual,
sedangkan batubara yang berukuran -75 mm akan dijadikan umpan pencucian.

Macam-Macam Alat Pencucian Batubara

1. Jig

Pencucian dengan alat ini didasarkan pada perbedaan spesific gravity. Proses yang dilakukan
Jig ini adalah adanya stratifikasidalam bed sewaktu adanya air hembusan. Kotoran cenderung
tenggelam dan batubara bersih akan timbul di atas.

Basic jig, Baum jig sesuai digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar, walaupun
Baum Jig dapat melakukan pencucian pada batubara ukuran besar tetapi lebih efektif
melakukan pencucian pada ukuran 10 35 mm dengan spesifik gravity 1,5 1,6. Modifikasi
Baum jig adalah Batac jig yang biasa digunakan untuk batubara ukuran halus.

Untuk batubara ukuran sedang, prinsipnya sama yaitu pulsing (tekanan) air hembusan berasal
dari samping atau dari bawah bed. Untuk menambah bed atau mineral keras yang digunakan
untuk meningkatkan stratifikasi dan menghindari percampuran kembali, mineral yang
digunakan biasanya adalah felspar yang berupa lump silica dengan ukuran 60 mm.

2. Dense Medium Separator (DMS)

Dense medium ini juga dioperasikan berdasarkan perbedaan spercific gravity. Menggunakan
medium pemisahan air, yaitu campuran magnetite dan air. Medium campuran ini mempunyai
spesific gravity antara batubara dan pengotornya. Slurry magnetite halus dalam air dapat
mencapai densitas relatif sekitar 1,8 ukuran batubara yang efektif untuk dilakukan pencucian
adalah 0,5 150 mm dengan Spesifik gravity 1,3 1,9 type dense-medium separator yang
digunakan dapat berupa bath cyclone dan cylindrical centrifugal. Untuk cylinder centrifugal
separator digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar dan sedang.

Dense medium cyclone bekerja karena adanya kecepatan dense medium, batubara dan
pengotor oleh gaya centrifugal. Batubara bersih ke luar menuju ke atas dan pengotornya
menuju ke bawah. Gambar 2 menunjukkan contoh dense medium bath dan dense medium
cyclone. Faktor penting dalam operasi berbagai dense medium sistem didasarkan pada
magnetite dan efisiensi recovery magnetite yang digunakan lagi.

3. Hydrocyclone

Hydrocyclone adalah water based cyclone dimana partkel-partikel berat mengumpul dekat
dengan dinding cyclone dan kemudian akan ke luar lewat cone bagian bawah. Partikel-
partikel yang ringan (partikel bersih) mennuju pusat dan kemudian ke luar lewat vortex
finder. Diameter cyclone sangat berpengaruh terhadap efektifitas pemisahan. Kesesuaian
ukuran partikel batubara yang akan dicuci adalah 0,5 150 cm dengan spesifik gravity 1,3
1,5

4. Concentration Tables

Proses konsentrasi table adalah konsentrasi dengan meja miring terdiri dari rib-rib (tulang-
tulang) bergerak ke belakang dan maju terus menerus dengan arah yang horisontal. Partikel-
partikel batubara bersih (light coal) bergerak ke bawah table, sedangkan partikel-partikel
kotor (heavy partical) merupakan partikel yang tidak diinginkan terkumpul dalam rib dan
bergerak ke bagian akhir table.

Batubara ukuran halus dapat dicuci dengan alat ini secara murah tetapi kapasitasnya kecil dan
hanya efektif untuk melakukan pencucian pada batubara dengan spesific gravity lebih besar
1,5 dengan ukuran partikel batubara yang dicuci 0,5 15 mm.

Harga Batubara saat ini ditentukan melalui Indonesian Coal Index. Indonesian Coal Index
(ICI) ialah indeks harga jual batubara berdasarkan kualitasnya yang berlaku di Indonesia. ICI
ini sendiri dibentuk oleh PT Coalindo Energy yang bekerja sama dengan Argus Media
Limited (Inggris) dan sudah dimulai pada tahun 2006. ICI ini dibentuk karena didasari oleh
kebutuhan Indonesia untuk memiliki standar harga sendiri. Sebelumnya, harga jual batubara
di Indonesia mengikuti harga internasional, tetapi karena perbedaan spesifikasi dan otonomi
antara pasar di Indonesia dan di luar, maka dibentuklah ICI ini. ICI ini didapat dari analisis
oleh Coalindo dan Argus Media. Coalindo menggunakan metode panelis dimana panelis ini
teridir dari 14 orang produsen, 14 orang konsumen dan 7 orang trader dan broker. Mula-mula
panelis dari Coalindo mengajukan harga. Kemudian nilai yang didapatkan akan di evaluasi
kembali oleh Coalindo. Dari sana, 10% harga tertinggi dan terendah akan dibuang, sisanya
akan dihitung rata-ratanya sehingga didapatkan nilai jual dari 4 macam batubara. Kemudian
coalindo akan mengirimkan hasilnya ke Argus Media di inggris, dan Argus Media di
Singapura akan mengajukan harga jual berdasarkan analisis harga harian dan data transaksi di
pasar. Kedua nilai yang didapat Argus Media di Inggris kemudian akan dirata-ratakan dan
akan mendapat nilai akhir ICI.

Specification
FOB Kalimantan, per tonne
Grade Timing Sulphur Ash TM Size
Type
(Kcal)
6,500 GAR In 90 days up to 1 % up to 12 up to 12 Panamax
ICI-1 (6,200 % %
NAR)
5,800 GAR In 90 days up to 0.8 % up to 10 up to 18 Panamax
ICI-2
(5,500 % %
NAR)
5,000 GAR In 90 days up to 0.6 % up to 8 up to 30 Panamax
ICI-3 (4,700 % %
NAR)
4,200 GAR In 90 days up to 0.4 % up to 6 up to 40 Tug & Barge
ICI-4 (3,900 % %
NAR)

https://fileq.wordpress.com/2011/08/04/eksplorasi-batubara/

Anda mungkin juga menyukai