Anda di halaman 1dari 23

GEOVIA SURPAC 6.

62 TUTORIAL
Layer :
str : string (garis)
dtm : digital terrain model (dem/3d)
Klik kanan pada navigator – toolbar
Folder pada navigator – klik kanan – “Set as work directory”
File – import data from one file – topo.csv/xls
Ceklis delimited, point to topography
Topo to point : edit – string – renumber range
String range from : 1,999 (elevasi/z dari paling rendah sampai tak hingga)
String range to : 30003
Excel : point original to topography.xls
Surfaces – create DTM from layer

NO Y X Z REMARK
NO : no string
Y=X
X=Y
Z=Z
REMARK : Note. ORI : topografi, S1, S2, B1, B2, Toe, Hinge : zona untuk pit
Customise – display properties – string and points (keterangan label dan warna)
DATABASE BOREHOLE
1. Collar

Hole_ID Y X Z Depth Hole_Path/Remark


Hole_ID : Nama lubang bor
Y : Northing
X : Easting
Z : Elevation
Depth : Total depth
Hole_path/Remark : Note
2. Survey

Hole_ID Depth Di Azimuth


p
Hole_ID : Nama lubang bor
Depth : Total depth
Dip : -90 (bor tegak/vertikal)
Azimuth : Arah sesuai dengan mata angin. U : 0, T : 90, S : 180, B : 270

3. Geology

Hole_ID Sample_ID From To Litho Description


Hole_ID : Nama lubang bor
Sample_ID : Nama/kode sample tiap interval kedalaman
From : Kedalaman awal
To : Kedalaman akhir
Litho : Nama/kode batuan
Kode : WASTE, ORE, BZ atau OB, CO

4. Assay

Hole_ID Sample_I From To Ni Fe Co SiO2 MgO


D
Hole_ID : Nama lubang bor
Sample_ID : Nama/kode sample tiap interval kedalaman
From : Kedalaman awal
To : Kedalaman akhir
Ni, Fe, Co, SiO2, MgO : Nilai kadar unsur kimia
MEMBUAT KONTUR TOPOGRAFI
1. Surfaces – create DTM from layer – apply
2. Save active layer to a string/dtm file
3. Surfaces – contouring – contour DTM file - apply
4. Define the contour string file : isi “minor_contour”
5. Define the plot enchancement requirements – ceklis create index contour file – location :
“contour index”, index value : 10/tergantung kebutuhan, contour interval : 2/sesuai kebutuhan
6. Apply dan save data kontur minor dan kontur index
7. Hasil dari kontur akan muncul beragam warna
8. Cara mengubah warna, edit – string – renumber range
9. String range from : 1,999 string range to : 7
10. Klik kanan – toolbar – display and hide
11. Pilih colour surface or solid by a field, pilih warna - apply
12. Smoothing kontur : surface – contouring – smooth string file/smooth strings in layer
INPUT DATABASE
1. Database – database – open/new
2. Database name : masukkan nama database – apply - apply
3. CALCULATED ceklis, pilih database type : paradox (csv/excel) - apply
4. Database – database – import data
5. Samakan data di table dan excel
6. Dibawah akan muncul toolbar dari database, klik display drillhole
7. Trace styles – colour traces by – collar
8. Collar style – hole_id
9. Geology pattern – lithology, field – lithology
10. Label : lithology field : lithology
11. Graphs : Table/field : lithology
12. Depth marker : tanda pembatas tiap kedalaman dari jenis litologi di drillhole (ceklis)
13. Apply – apply
Untuk mengedit/mengubah warna dari data drillhole
14. Klik drillhole display styles – pilih table yang akan diganti atau ditambahkan data
15. Pilih table lithology, klik kanan – get field codes – ganti warna dari tiap data litologi
Thickness max >8. Save data drillhole – klik start/end recording on SCL script – beri nama –
apply
CARA MEMBUAT CROSS SECTION
1. Masukkan data DTM
2. Create – section axis using mouse. Tarik garis penampang melintang melewati dtm – apply
3. Save data garis cross section dan topo.dtm dalam format dtm
4. Kemudian surfaces – create section from DTM. Unchecklist “use a boundary string”
5. Section values : 50/40. Pilih perpendicular in the axis - apply
6. Klik kanan pada cross section, save string/dtm. Save : section_1/cross_section or etc
7. Edit – string – renumber, ganti string range to : 100. Save masukkan kembali string range 100
– apply. Nilai string range to harus sama, agar garis cross section terpisah sendiri
8. Ketik PM pada function note (point marker) – enter – apply. Ini akan menghasilkan titik-titik
yang berada di sepanjang cross section, untuk mengedit atau mengubah batasan cross section
9. Edit – point – move (cara mengedit garis cross section)
10. Display and hide, ganti warna dan memunculkan nilai/data yg lain seperti ketinggian
11. Klik kanan pada layer, display, viewport, planes, save, snap
IMPORT DATA ASSAY DAN GEOLOGY/LITHOLOGY
1. Import data awal sama, database – database – import data – kasih nama - apply
2. Translation dan style – unchecklist
3. Additional table add 2, assay dan lithology
4. Tambahkan kesesuaian data pada table dan excel
5. Assay : Ni, Fe, Co, SiO2, MgO – Type : real (angka), lowbounds : -999
6. Lithology : WASTE, ORE, BZ – Type : character (text)
7. Ganti type pada optional fields seperti diatas
8. Untuk unsur Ni, insert “main table”
9. Samakan posisi data kolom di table dan excel – apply
10. Ubah data di display drillhole styles
11. Setting warna company untuk zona litologi, BZ : Blue, ORE : Yellow, WASTE : Orange
12. Assay : membagi kelas nikel berdasarkan hasil analisis kadar (0 – 1,5 1,5 – 1,7 dll)
13. Untuk membuat range nilai kisaran nikel, klik pada drillhole display style, pilih assay – ni –
klik kanan get min – max range. Kemudia bagi menjadi beberapa kelompok nilai kadar ni
14. Trace styles : litho dan litho, clynder style : fixed width
15. Collar styles : Label orientation = centered, label offset = 1, size = 2
16. Graphs : Table = assay, field = Ni, Graph type : med bar, length unit : 3
17. Apply, untuk data nilai dan warna sesuai dengan kebutuhkan dan tampilan gambar yang ingin
disajikan atau ditampilkan
18. Nilai offset adalah untuk memberikan jarak dari label yang diinginkan
MEMBUAT DAN MENGHITUNG CUT & FILL VOLUME
Untuk menghitung volume cut and fill kita harus mempunyai paling tidak dua data topografi,
data original ground untuk base dan data progress untuk data kemajuan kerja.
1. Pastikan kita sudah membuat file direktori untuk pengambilan data dan penyimpan data
hitungan
2. Lakukan import data original dalam bentuk CSV untuk dijadikan data string
3. Kemudian jadikan dalam bentuk DTM yang pertama
4. Lakukan juga import untuk data progress dalam bentuk CSV untuk dijadikan data string
5. Buat data progress menjadi file DTM yang kedua. Dibutuhkan dua data dalam bentuk dtm
pada satu referencing lokasi yang sama, luasan topografi utama terhadap luasan bukaan atau
luasan stockpile dan luasan total area dll
6. New layers – boundary_progress/cut – apply
7. Klik snap mode – point – create view points using mouse, kemudian buat luasan area – close
segment – save. Data Batasan boundary dalam bentuk string
8. Ubah string jadi dtm – save
9. Lalu hitung volume dari data kedua DTM tersebut menggunakan perintah surface - volume cut
and fill between DTM
10. Lalu pilih output untuk hasil penghitungan volume
11. Define the first dtm : data dtm menyeluruh atau yang paling luas, define the second dtm :
data luasan yang ingin diketahui atau di cut, define the volume boundary string : garis Batasan
dari dtm kedua
12. Define the file for the cut and fill boundary : volume_boundary/volume_progress/cut
13. Checklist detailed format – apply – yes. Luasan area cut and fill dikali dengan density/masa
jenis (1.6) untuk mengubah satuan metric cubic ke ton
CARA MENGETAHUI UKURAN DAN JARAK LUAS AREA
1. Masukkan data dalam bentuk str/string
2. Ubah ke point, edit – string – renumber range
3. String range from : 1, string range to : 30003
4. Buat boundary/garis batas area
5. Snap mode – point, number string/ display string attributes string # : 1
6. Create point using mouse
7. Batasi untuk area terluar dengan snap
8. Close segment & save data
9. Inquire – segment properties, klik di area boundary
10. Buat garis, snap mode – point – close segment – save
11. Inquire – report bearing and distance between two points – apply
12. Klik di titik awal dan titik akhir dari garis tersebut
13. Catatan luas, jarak, bearing dll berada di note progress surpac

ICON UNTUK MENGETAHUI KOORDINAT, LUAS DLL


1. Select tool – select point, segment, string. Hasilnya berada di kolom properties
CARA MEMBUAT CROPLINE (SURFACE CO/ORE) & KONTUR STRUKTUR
1. Tampilkan database dan data borehole
2. Extract data bor, database – extract – zone thickness & depth, string ganti nomor untuk
membedakan warna top dan bottom. Hapus angka pada ID number
3. Roof and Floor – save, report file name : report
4. Top : roof, bottom : floor, middle : body/mid
5. Tabel and field : lithology, surface name : ORE/CO – apply - apply
6. Insert data roof/floor, kemudian ubah data roof/floor menjadi point
7. Break a line by reviewing a selected segment, klik di garis sehingga muncul titik-titik
pengeboran, close segment – esc & save - apply
8. Cropline harus di extrapolasi dulu, dengan cara membuat titik bantu yang searah dengan dip
batuan
9. Cara mengetahui dip batuan, pilih titik dan inquire – bearing and distance between 2 points.
Pilih dua titik awal dan akhir (ujung ke ujung)
10. Note : gradient dan decimal degrees adalah dip atau arah batuan
11. Cara menghilangkan garis bantu pencari dip, klik hide temporary markers
12. Membuat titik bantu : create – point – by angle
13. Klik 2 titik drillhole
14. Pada table gradient dan angle diisi sesuai dengan angka dip, klik angle
15. Distance : horizontal, 50/100
16. Tarik dan snap dari tiap line titik bor, sesuaikan dengan pilihan horizontal atau vertikal
kemudian buat titik/garis batu titik terluar. Pemilihan line titik bor, disesuaikan juga dengan
kondisi topografi, kemenerusan ore, kesamaan kedalaman ore dan tebal ore (continuity)
17. Surface – create dtm from layer, object id : 8 (warna merah), save data – apply – yes
18. Membuat garis intersection, insert data topo.dtm dan roof.dtm
19. Surface – clip or intersect dtm – line of intersection between 2 dtms, string number 1 – apply
20. First dtm layer : topo.dtm, Second dtm layer : roof.dtm. Save – cropline_roof
21. Menggabungkan roof.str dan cropline_roof.str / roof.str dan roof_intersection menggunakan
ctrl keduanya bersamaan, roof.str yang digunakan adalah data dari hasil save bersamaan dengan
data dtm. Kemudian hapus garis bantu (delete segments) - esc
22. Snap points – create new points using the mouse untuk membuat batasan/boundary. Setelah
beres klik join the end of one segment to the beginning of another – close a segment
23. Gabungkan titik terluar dan cropline, expand a segment (perluas area) -> supaya menjadi
polygon. Klik close a current segment being digitized
24. Close segment – save – segment_cropline (kontur struktur) – point – apply
25. Membuat kontur struktur, surface – create dtm from layer – apply
26. Surface – contouring – contour dtm in layer, contour interval : 1 – apply
27. Save layer kontur – kontur struktur_roof – apply. Pindahkan terlebih dahulu layer di pojok
kiri bawah ke kontur sebelum di save. Data save cs_roof dan cs_floor (cs = contour structure)
28. Memotong kontur yang melewati batas cropline pada polygon. Insert data boundary batas
dari tiap titik bor dan kontur strukturnya
29. Data yang dimasukkan adalah data garis boundary dengan titik titik bor didalamnya
30. Cara menghapus titik bor yang berada di dalam boundary dengan cara : Edit – trim – clip by
selected segment, inside the boundary (klik di garis terluar) – apply
31. Insert kontur struktur, hapus kembali, edit – trim – clip by selected segment, outside the
boundary (klik di garis batas polygon) – apply
32. Lakukan crosscheck dengan data borehole, posisi batas kontur struktur berada di top lapisan
batu/ore sesuai dengan pembuatan awal roof

SURFACE LITHOLOGY
Membuat zonasi dari ore dan kode litologi lainnya
1. Database – extract – zone thickness and depth
2. Location & report file name : ore_bawah. Usahakan nama file sama
3. ID Number : 2, string : 2, no zone string : 1
4. Required co-ordinate position : bottom – apply
5. Define the geology zones : table & field : lithology, specification : ORE - apply
6. Save, kemudian buat ore atas, required co-ordinate position : top – apply
7. Surfaces – DTM file functions – create DTM from string file
8. Ore atas object ID : 4, ore bawah : 2
9. Perform breakline test : unchecklist
10. Apply, kemudian masukkan data ore atas dan bawah
11. Cara membuat solid, surfaces – clip or intersect dtms – create solid by intersecting 2 dtms
12. Graphic layer name : solid_ore/solid_lapisan
13. Select upper & lower trisolation, save - apply
14. Cara mengetahui volume, surface – volume – report volume of solid – apply
15. Hasil volume ada di notepad
16. Melihat keseluruhan model : insert layer drillhole, topografi.dtm, dan solid surface ore.dtm

CARA MEMBUAT SOLID LAPISAN (SURFACE LITHOLOGY) DAN VOLUME


1. Insert database dan drillhole
2. Database – extract – zone thickness and depth. Buat roof dan floor dari co
3. Untuk membuat solid, terlebih dahulu insert data roof dan floor kemudian ubah data tersebut
menjadi dtm dengan cara Surfaces – DTM file functions – create DTM from string file
4. Insert kedua data dtm roof dan floor, bedakan warna dengan batuan colour surface and solid
by a field
5. Kemudian Surfaces – clip or intersect dtms – create solid by intersecting 2 dtms
6. Graphic layer name : lapisan_co – apply. Klik pada roof dan klik pada floor (upper and lower
trisolation)
7. Save – solid_co/ore – apply

CARA EDIT/MEMPERBAIKI PERBEDAAN TITIK ELEVASI PADA DATA BOR


DENGAN TOPOGRAFI
1. Menyamakan titik elevasi bor dengan topografi
2. Insert data titik bor, file – import data from one file, data bor berubah menjadi .str
3. Hapus string/garis yang menghubungkan titik titik bor, dengan klik break a line from by
removing a selected segment. Save titik bor
4. Insert data topografi.dtm dan titik bor
5. Surface – drape string over dtm – klik semua titik titik bor kemudian ok – apply
6. Ketinggian atau elevasi titik bor akan mengikuti ketinggian topografi, hasil datanya dapat
terlihat pada panel navigator, klik kanan – edit

CARA MENGETAHUI VOLUME DARI SOLID


1. Insert – solid_co/ore.dtm
2. Surfaces – volume – report volume of solid – apply
3. Hasilnya akan muncul dalam bentuk notepad. Untuk melihat keseluruhan model, insert data
topo, solid, dan overlay dengan titik titik bor

CARA MEMBUAT KONTUR GRID ROOF DAN FLOOR LAPISAN ORE/BATUBARA


1. Membutuhkan 3 data yaitu : roof, floor dan topo.str/string
2. Surface – contouring – begin contouring – area - apply
3. Surface – contouring – contouring area – define extent, klik calculate and mezh size – apply
4. Surface – contouring – contouring area – estimate grid area – by triangulations
5. Surface – contouring – contour grid. Display layer name : contour_roof
6. Contour definition : pilih interval, checklist smooth contour
7. Sesuaikan warna gari kontur. Checklist index contour dan pilih pada rentang berapa (1-5) –
apply – yes
8. Surface – contouring – end contouring - apply
9. Save : contour_roof/floor – apply

CARA MEMBUAT BLOCKMODEL DAN FILE CENTROID UNTUK DATA COAL


1. Aktifkan database dan display drillhole dan mencari nilai minimun dan maksimum dari tiap
titik bor (Y,X,Z)
2. Ketik “GDHL” pada function (note hasil operation), akan muncul layer drillhole collars
(GDHL : Graphic drill hole layout), field name dikosongkan
3. Aktifkan layer, klik inquire – report layer extents
4. Nanti keluar data Y, X, Z max dan min
5. Selanjutnya Block model – block model – new/open
6. Isi nama pada location : blockmodel_1 or etc – apply - apply
7. Masukkan nilai Y,X,Z min dan max, copy dan paste dari note hasil report extent
8. User block size : 5,5,2 atau 10,10,1 tergantung/sesuai kebutuhan (jarak/spasi antar titik bor).
100, 100, 2
9. Sub block : standard, minimun block size : 10,10,1. Minimum block size untuk menentukan
luas atau lebarnya tiap kotak pada block model
10. Create model – apply, akan muncul block model bersebelahan dengan data drillhole, klik
panah – save. Possible extents adjustments sebagai pilihan akan dibuat berapa jumlah block
model yang diinginkan
11. Kemudian display block model (untuk mengisi block model tersebut dibutuhkan attributes)
12. Membuat centroids terlebih dahulu, block model – block model – export – block centorids
and dimension to string file
13. Output save : centroid_co/ore
14. Reset graphic – insert data file centroid
15. Setting centroid mengikuti ketinggian dari data topografi, dan kedalaman dari data roof/floor
atau ore atas/ore bawah data bor
16. Surface – DTM file functions – drape strings over DTM
17. Location : topo.dtm – open, Define the input strings : centroid_co/ore.str
18. Define the output strings : cen_topo (cen : centroid)
19. Lakukan Langkah-langkah diatas dengan roof dan floor terhadap centroid_co/ore
20. D1, D2, D3 bedakan warna dari setiap drape dtm dari centroidnya
21. Aktifkan block model, next tambahkan data attributes untuk block model

CARA MEMBUAT ATTRIBUTES BLOCK MODEL


1. Aktifkan block model – display. Block model – attributes - new
2. Add data topo, roof, dan floor, type : float, decimals : 2, background value : -1 & apply
3. Untuk crosscheck data value, klik block model – attributes – view attributes from one block,
klik disalah satu kotak pada block model untuk melihat data
4. Supaya attributes memiliki nilai, block model – estimation – nearest neighbour
5. String file : cen_topo, cen_roof, cen_floor (3 data centroid) location : menggunakan data
centroid
6. Attributes to fill : topo, roof, dan floor
7. Description field : 1 (D1), 2 (D2), 3 (D3), string range : 1
8. Maximun search radius : 1, maximum vertical search radius : 1 – apply - yes
9. Ulangi langkah-langkah diatas untuk data roof dan floor (buat 3x kali satu persatu), cek data
value dari kotak di block model, nilai dari satu kotak dengan kotak lainnya berbeda
10. Menambahkan attributes lain, block model – attributes – new
11. Add : thick_ob, thick_co, volume_ob, volume_co, tonnage_co, sr (stripping ratio) dengan
type : real (angka), decimals : 2, background value : -1 & apply (data dianggap bersih tidak ada
parting)
12. Block model – attributes – reorder attributes (urutkan data dari attributes awal (topo dll) dan
tambahan, sambal tekan ctrl) pindahkan kebawah sampai sesuai urutan - apply
13. Block model – attributes – maths
14. Add kolom sesuai attributes tambahan : thick_ob, thick_co, etc (1.3/1.6 density coal) - apply

Attribute Name Expression


Thick_ob Topo-roof
Thick_co Roof-floor
Volume_ob Thick_ob*10
Volume_co Thick_co*10
Tonage_co Volume_co*1.3/1.6
SR Volume_ob/tonnage_co
15. Crosscheck data, block model – attributes – view attributes from one block, value pada table
di block model akan berubah
16. Problem data divided by zero????????? jika data yang dihasilkan keluar note seperti
disamping, ulangi langkah pada block model – estimation – nearest neighbour pada setiap
attributes
17. Kesalahan biasa terdapat pada description field (bisa dengan samakan nila yaitu 1)
MEMBUAT CONSTRAINT DAN REPORT VOLUME BLOCK
1. Block model – constraint – new constraint
2. Constraint type : ganti ke dtm
3. Dtm file pilih data topo, roof dan floor (untuk data dtm roof dan floor adalah data yang telah
dibuat menggunakan cropline dan di dtm-kan)
4. Tentukan batas atas dan batas bawah yang akan dijadikan constrain. Untuk batas atas
hilangkan checklist pada box Above, sedangkan batas bawah checklist box Above
5. Add – save constrant to : cons_topo, cons_roof, cons_floor etc - apply
6. Membuat dua data atas dan bawah untuk mengetahui volume
7. Kemudian, menjadikan/menggabungkan 2 centroid menjadi 1. Block model – constraint – new
constraint file (add 2x topo dan roof atau roof dan floor)
8. Save constraint to : cons_ob
9. Cara insert data constraint : block model – display – new graphical constraint, checklist box
Inside
10. Cons_topo : hasilnya block model akan mengikuti bentukan topografi
11. Cara mengganti warna pada block model, klik block model pada bagian bawah – colour by
attributes
12. Attributes to colour by : pilih sr (karena pembuatan di awal adalah topo-roof)
13. Range for colour selection, scan – apply. Scan mengikuti aturan warna pada data yang
dipilih pada “attributes to colour by”, bisa tentukan nilai sendiri kemudian klik refresh
14. Report : volume_ob. Block model – block model – report
15. File name dan output report name : volume_ob, report type : csv/pdf
16. Report attributes value : volume_ob, weight by : volume
17. Density adjustment : pilih titik pada box attributes
18. Volume_ob – apply
19. Contraint file : cons_ob – save – apply
20. Report dalam dilihat dalam note/pdf, hasilnya adalah nilai rata rata dari keseluruhan data di
attributes. Volume/mass

CARA MEMBUAT DESIGN PIT AWAL


1. Mengetahui pit limit/boundary dengan memilih batasan floor batubara (kontur struktur floor)
2. Cek elevasi terendah pada kontur struktur floor, edit point – klik garis pada kontur (cari nilai
paling rendah atau dengan cara klik garis kontur terluar)
3. Siapkan boundary dari kontur struktur floor (hapus kontur di dalam dengan cara edit – trim –
inside the segment)
4. Insert data boundary floor dan data topo.str untuk mencari titik elevasi tertinggi. Display –
point – attributes, description field ganti jadi Z, position centroid
5. Menjadikan batasan boundary floor memiliki ketinggian yang sama dengan ketinggian
topografi
6. Catat data min elevation dan max elevation
7. Pilih pada toolbar : perform maths on all points of the current layer, field : Z, expression : nilai
elevasi tertinggi - apply
8. Cek elevasi pada boundary, apakah sudah berubah sesuai dengan elevasi tertinggi (edit point)
9. Save boundary – boundary_pit – apply
10. Pembuatan akses road, buat ramp terlebih dahulu. Diujung boundary buat seperti tangga atau
bentukan meruncing sebagai jalan, move point
11. Design – pit design – select – slope method – design slope – apply
12. Design – pit design – set slope gradient – set the design gradient (pilih angle, gradient : 55 0),
angle unit : decimal degree – apply (nilai gradient bisa disesuaikan dengan arah bearing/dip, juga
pelamparan batuan/strike)
13. Design – pit design – new ramp
14. Ramp name : ramp, String : 100, Type : clockwise, width : 20, ramp gradient : 6, gradient
method : centre of ramp, exit at toe, tapper distance : 20, switchback angle : 90 - apply
15. Design – expand segment – by bench height – klik pada boundary. Z direction pilih down,
dikarenakan pembuatan pit dari surface ke bawah permukaan. Horizontal direction : contract
16. Design – expand segment – by berm width – klik di garis segment yang dihasilkan dari
Langkah sebelumnya, default berm width : 5, switchback angle : 90/180 – apply
17. Bench height : crest & berm width : toe
18. Ulangi Langkah diatas sampai pada kedalaman nilai elevasi minimum
19. Save design pit – apply
20. Buat dtm dari design pit, surface – create dtm from layer – unchecklist perform breakline test
– apply
21. Insert data topo.dtm, kemudian membuat garis intersection antara topo dan design pit.
Surface – clip or intersect dtms – line of intersection between 2 dtms – apply
22. Garis hasil intersection kemudian dibuat polygon menggunakan close segment jika ada garis
yang tidak terhubung, dan jika ada segment/garis diluar boundary bisa dihapus dan klik hide
temporary
23. Save data pit intersection – apply
24. Insert data pit intersection dan design pit. Hapus data yang berada diluar boundary pit
intersection dengan cara edit – trim – clip by a selected segment – outside the boundary – klik
pada garis pit intersection
25. Save design pit – apply (bisa ditimpa dengan data sebelumnya atau bikin design pit
selanjutnya menggunakan angka 1, 2, 3 dll
26. Buat dtm kembali dari data diatas
27. Kemudian intersect kembali dengan data floor co/cs floor co, trim data yang berada diluar
batasan/boundary
28. Berhasil membuat design pit sederhana berdasarkan data floor/bottom co
29. Cara menghitung volume dari pit : surface – volume – cut and fill between dtms
30. 1st : topo.dtm, 2nd : pit_design.dtm, boundary string : intersection between topo dan design
pit, apply (report dalam bentuk notepad/pdf)
CARA MEMBUAT PENAMPANG DRILLHOLE
1. Insert database dan data borehole
2. Buat new layer : section_ob, section_roof, dan section_floor – apply
3. Database – sections – define. Section definition method ganti jadi graphically select section
line
4. Untuk distance forward/backward of plane atur jarak sesuai kebutuhan missal 100/50, section
by : interval, step distance : 5 – apply
5. Kemudian klik/tarik garis yang melewati 1 line titik bor yang akan dibuat penampang nya.
Aktifkan layer yang akan ditarik garisnya, mulai dari ob sampai floor
6. Klik create new points using the mouse, setelah sampai di titik bor terakhir klik hide
temporary markers
7. Bedakan warna dari tiap sections dengan cara edit – segment – renumber, ganti no string dan
save tiap sections dengan no string yang sama

MACRO, EXTRACT, COMPOSITE DATA DRILLHOLE


Macro : mengubah format data menjadi string
Composite : merata-ratakan nilai data
Syarat : memiliki data assay atau analisis komposisi kimia (quality) dari setiap lubang bor
1. Database – extract – sample data, location nama baru , table name : assay. Sample coordinate
point : middle
2. Pilih file yang akan di extract (assay), menambahkan data nilai Ni, Fe, Co, dll – apply.
Methods : all samples – apply
3. Insert data string, ubah jadi point. Display – hide string – in a layer, pilih sample extract
4. Display – point – marker – apply
5. Cara melihat data dengan cara klik kanan pada folder navigator – edit
Composite Data. Untuk membuat data composite, data extract harus aktif terlebih dahulu
1. Database – composite – downhole
2. Fields to be composited = masukkan semua unsur, klik add. String : 2, define the zone
selection method : no selection
3. Display – hide string – in a layer – apply
4. Display – point marker – apply (d2)
5. Aktifkan toolbar display and hide, kemudian klik display point description values

ANALISIS GEOSTATISTIK
Estimasi nilai kadar dari banyaknya sample
1. Database – analysis – basic statistics window
2. File – load data from the string file – data string sample assay composite
3. d1 : Ni, d2 : Fe, dst masukkan data ni.comp dan fe.comp (data composite)
4. Number of classes : number of bins and width of bins, 0.1 to 0.05. Untuk memperkecil gambar
dari diagram histogram
5. Klik display normal distribution curve untuk melihat nilai distribusi data
6. Klik display/hide graphed values untuk melihat angka angka dari penyebaran data
7. Membandingkan nilai ni dan fe untuk melihat hubungannya. Display - XY scatter diagram : Ni
vs Fe, checklist linear regression. Untuk melihat nilai koefisien korelasi seperti dibawah :
Correlation coefficient

 0 : Nilai Ni tidak berpengaruh terhadap Fe


 0.3520 : Nilai Ni naik/tinggi, nilai Fe naik/tinggi juga
 - (negative) :Nilai Ni tinggi, nilai Fe rendah

8. Cara menentukan cut off atau top cut. Penentuan nilai maksimal bisa dari melihat garis secara
horizontal dan vertikal di kurva diagram distribusi normal dengan manual. Melihat batas garis
sebelum menjadi lurus sempurna. Zoom ini pada titik cut off untuk mengetahui nilainya.
Kembali ke tampilan semula dengan klik zoom to data extents.
9. Setelah mengetahui nilai cut off, kemudian kembali ke layer utama, klik filetools – string
maths. Location : sample_composite/assay_composite, define the files to be created :
sample_composite/assay_composite_cut
10. Field Ni : d1. Expression : iif (d1>cut off,cut off,d1) – apply
11. Nilai cut off ini akan mengubah nilai kadar yang lebih besar menjadi nilai cut off itu sendiri

CARA MEMBUAT BLOCK MODEL TAHAP AWAL


1. Block models – new/open
Model name (buat nama baru) – apply – apply
2. Checklist get extent from string file
3. Pilih str/string : sample composite
User block size : Y =5, X = 5, Z = 2 – apply – create model
4. Icon muncul dibawah bersebelahan dengan drillhole
5. Block model – attributes – new
6. Attributes name : ni_ok, ni_id, fe, density, lithology. Type untuk angka real, text : character
7. Decimals : 2, background value : -999, kecuali density : 1.45/1.6 - apply
8. Block model – constraints – new graphical constraints
Constraints type : DTM
Checklist : Above, add file ore_bawah & topo_ori kemudian ore_bawah dan ore_atas. Pada file
topo.dtm dan ore_atas.dtm checklist above dihilangkan
9. Save constraints to – kasih nama sesuai dengan ore&topo/ oretop&bottom

CARA MENGHITUNG ESTIMASI CADANGAN DENGAN METODE IDW


1. Block model – estimation – invers distance
2. Location : sample_composite/assay_composite.str (data string), string range : 2.3
3. Attributes to fill : ni_id, description field ; 1 (d1) pada saat pembuatan data composite. Bearing
: 60 (arah bearing bisa dengan cara penarikan antar titik bor untuk melihat arah ore), dip &
azimuth : 0. Invers distance power : 32
4. Report file name : estimation_ni_id_32
5. Insert constraint : topo dan floor_ore – add - apply
6. Pada blockmodel yang bersebelahan dengan data borehole, klik – colour by attribute
7. Default face dan edge : ganti white and black, attributes to colour by : ni_id klik scan
8. Ganti ranges for colour selection : sesuai dengan range pembuatan data assay ni di borehole
dan klik refresh. Pemisah data nilai range menggunakan ‘;’ titik koma
9. Checklist save styles ?, kemudian samakan warna pada tabel sebelah kanan (colour and
attribute value) sesuai dengan warna pada range nilai ni di borehole - apply
10. Pilihan urutan warna : grey, blue, cyan, green, yellow, red, magenta
11. Block model – constraint – new graphical constraint. Ganti constraint type : block, ubah
density menjadi ni_id, ganti ke ‘>’ lebih besar, masukkan data 1.5 – add – apply
12. Block model – block model – report. Format file name & output report name : samakan
naamnya (est_ni_id) – apply
13. Report attributes : ni_id, density adjustment – attributes : density
14. Grouping attributes : ni_id, numeric range : data range nilai ni (pemisah sama masih
menggunakan ; titik koma). Enter constraint : topo & ore_floor, inside checklist – add – apply
15. Hasilnya akan berupa notepad. Report dapat diubah menjadi berbagai tipe, diganti pada saat
awal pembuatan nama
16. Untuk penghitungan data kadar ni > 1.5. Block model – block model – report. Bedakan di
numeric range jangan dimulai dari 0
17. Enter constraint : topo&ore_floor – add. Kemudian ganti jadi block, insert ni_id, ganti ke ‘>’
lebih besar, masukkan angka 1.5 – add - apply

CARA MENGHITUNG ESTIMASI CADANGAN DENGAN METODE OK (ORDINARY


KRIGING)
1. Block model – estimation – ordinary kriging
2. Select attribute to model – ni
3. Keluar kolom estimation attributes : penyingkatan naman ama dari tabel - apply
4. String file – assay_composite/sample_composite – apply
5. Search parameter – search type : ellipsoid, dip : -90 – apply
6.

CARA SAVE PNG/JPG, CARA SAVE GAMBAR/CETAK


1. Export image, file – image – save an image, atur resolusi gambar – apply
2. Cara menambahkan info ketinggian/z, display – point – attributes, ganti desc field number
menjadi z
3. Klik autoplot (icon di sebelah save/disk), atur settingan (orientation, data units, etc) – apply
4. Scale method : fit to screen, manual scale, selection box
5. Masukkan 3 tittle line (1,2,3) - apply
6. Klik Fn dan F2
7. Cara mengganti teks/tulisan pada peta. Pilih select tool (icon panah), klik pada peta kemudian
klik kanan – ungroup
8. Klik 2x pada teks yang ingin diganti/diubah
9. Gunakan move tool untuk memindahkan obyek pada peta/layer
10. Insert ruler untuk skala
11. Klik create dan pilih fungsi lainnya spt insert text, picture dll
12. Untuk menyimpan, file – save as – image file

Anda mungkin juga menyukai