Anda di halaman 1dari 26

MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MOJOKERTO

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Ulangan Akhir Semester 2 mata kuliah Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah

OLEH:

DEWI RAHMAWATI
163141414111009

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
JURUSAN PERPAJAKAN
MALANG, MEI 2017
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Mekanisme
Pemungutan Pajak Hotel Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Mojokerto dengan baik dan tepat waktu. Semoga Allah SWT
melimpahkan salawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang menunjukkan
jalan terang terhadap umat manusia.

Secara umum makalah ini terdiri atas lima bagian. Bagian pertama,
pendahuluan yang terdiri atas Latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat. Bagian kedua, Tinjauan pustaka. Bagian ketiga, Metodelogi penelitian.
Bagian ke empat, Pembahasan. Bagian kelima , Penutup yang terdiri atas
kesimpulan dan saran.

Atas terselesainya makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima


kasih kepada beberapa pihak yang telah berkontribusi dalam membantu
penyusun makalah ini hingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Terima
kasih kepada Ibu Muffaroha, SE., Ak,Dr. yang telah memberikan tugas ini.

Tugas pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja masih jauh dari
kata sempurna. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya dan sebagai pembelajaran bagi penulis dalam menyelesaikan tugas-
tugas makalah di kemudian hari.

Penulis berharap agar makalah dapat memberikan menfaat bagi para


pembaca.

Malang, 19 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................2

1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................2

1.4 MANFAAT PENULISAN..............................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4

2.1 Pengertian Mekanisme................................................................................4

2.2 Pengertian Pemungutan Pajak....................................................................4

2.3 Tinjauan Tentang Pajak...............................................................................4

A. Pengertian Pajak menurut para ahli..........................................................4

B. Fungsi Pajak.............................................................................................5

C. Tarif Pajak.................................................................................................6

D. Pengelompokan Pajak..............................................................................6

E. Tinjauan Tentang Pajak Hotel..................................................................10

METODOLOGI PENULISAN..............................................................................12

3.1 JENIS PENULISAN..............................................................................12

3.2 SUMBER DATA....................................................................................12

PEMBAHASAN...................................................................................................13

4.1 DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI............................................................13

4.1.1 FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH..........................................13

4.1.2 TUGAS DINAS PENDAPATAN DAERAH...........................................13

4.1.3 SUSAN ORGANISASI DINAS PENDAPATAN DAERAH....................13


4.1.4 DATA HOTEL DI KABUPATEN MOJOKERTO...................................15

4.2 mekanisme pemungutan Pajak Hotel di Kantor Dinas Pendapatan Daerah


Kabupaten Mojokerto......................................................................................16

4.3 Hambatan Dalam Pemungutan Pajak Hotel..............................................19

PENUTUP.......................................................................................................... 20

A. KESIMPULAN..........................................................................................20

B. SARAN.....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten


Mojokerto........................................................................................................................14
Gambar 2 Grafik Pencapaian Pajak Daerah di Kabupaten Mojokerto...................15

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Hotel di Kabupaten Mojokerto..............................................................15


PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kota mojokerto adalah salah satu kota dengan luas paling kecil,Luas
keseluruhan wilayah kota Mojokerto adalah 16.42 km Kota Mojokerto hanya
terbagi atas 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan
Magersari, yang terdiri dari 18 Kelurahan, 177 RW, 661 RT, dan 70 Dusun
Lingkungan. Sedangkan untuk luas kabupaten Mojokerto sendiri hanya 872 km ,
Kabupaten Mojokerto sendiri terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan. Mojokerto sendiri merupakan salah satu daerah
berkembang di Indonesia, setiap daerah memiliki potensi sendiri untuk
memajukan daerahnya masing-masing tidak terkecuali Kabupaten Mojokerto.

Keuangan negara dan pembangunan nasional tidak mungkin dapat


dipisahkan dari keuangan daerah dan pembangunan daerah, bahkan dapat
dikatakan pembangunan nasional berawal dari pembangunan daerah karena
pada dasarnya pembangunan itu sendiri berawal dari pembangunan daerah.
Sejalan dengan pengelolahan keuangan negara , berbagai kebijakan yang
ditempuh selalu diarahkan agar pembangunan di daerah dapat lebih
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tiap daerah.

Kabupaten Mojokerto sendiri memiliki beberapa tempat wisata yang


menarik perhatian wisatawan,baik wisata alam dan sejarah yang ada di
Kabupaten Mojokerto. Dengan adanya beberapa tempat wisata inilah yang
menyebabkan semakin berkembangnya pajak yang dipungut di kabupaten
Mojokerto, salah satu sumber dana berupa pajak yang dimaksud adalah pajak
hotel. Dengan berkembangnya tempat wisata ini mengakibatkan berkembangnya
pula pada sektor penginapan, baik itu hotel, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pesanggrahan dan rumah kos lebih dari 10 kamar di Kabupaten Mojokerto
sendiri. Pajak hotel dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi penentuan
kebijakan yang terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Meskipun
penerimaan pajak hotel ditiap daerah tidak selalu memberikan kontribusi yang

1
besar, namun pajak hotel merupakan sumber penerimaan yang potensial bagi
daerah jika dapat dikelola dengan baik. Sebagai salah satu pajak tidak langsung
pajak hotel merupakan pajak daerah karena dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah,dan dengan semakin
berkembangnya jumlah hotel yang ada di Kabupaten Mojokerto, maka
memungkinkan dilakukan pemungutan pajak hotel oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Mojokerto.

Mengingat pentingnya pajak hotel bagi kelangsungan dan kelancaran


pembangunan, maka perlu penanganan dan pengelolaan yang lebih intensif .
Penanganan dan pengelolaan tersebut diharapkan mampu menuju administrasi
yang tertib dan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan
pembangunan untuk menaikkan penerimaan daerah,perlu diadakan peningkatan
mutu pegawai dan menerapkan sistem pemungutan pajak yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat makalah


dengan judul MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI
SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MOJOKERTO

1.2 RUMUSAN MASALAH


Masalah dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme pemungutan Pajak Hotel di Kantor Dinas


Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto?
2. Apa saja hambatan yang dialami dalam Pemungutan Pajak Hotel di
Kabupaten Mojokerto?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui mekanisme pemungutan pajak hotel di Kantor Dinas


Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto dalam melaksanakan
pemungutan pajak hotel.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Berdasarkan judul yang diambil penulis, maka manfaat yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah:

1. Bagi Instansi

Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam


mengambil keputusan dan menjadi masukan dalam penyusunan kebijakan yang
berkaitan dengan prosedur pemungutan pajak hotel di Kantor Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Mojokerto, dan melakukan evaluasi secara periodik kepada
wajib pajak dan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi tentang Perda No. 26
Tahun 2002 tentang Pajak Hotel, Sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli
daerah.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman terhadap pentingnya


membayar pajak daerah terutama pajak hotel yang sedang berkembang di
Kabupaten Mojokerto sendiri sehingga dapat meningkatkan kesadaran terhadap
masyarakat , baik wajib pajak yang memiliki objek pajak hotel maupun
masyarakat yang menggunakan objek hotel itu sendiri. Dan memberikan
pengetahuan kepada masyarakat yang belum memahami betul mengenai Pajak
Hotel itu sendiri.

3. Bagi Penulis

Makalah ini dibuat penulis untuk memperdalam dan menerapkan teori yang
sudah disampaikan, serta penulis ingin menyampaikan salah satu jenis pajak
yang sedang berkembang di Kabupaten Mojokerto untuk didukung memajukan
Kabupaten Mojokerto.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mekanisme

Mekanisme adalah suatu rangkaian kerja sebuah alat yang digunakan dalam
menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan proses kerja, tujuannya
adalah untuk menghasilkan hasil yang maksimal serta mengurangi kegagalan
(Moenir, 2001) .

Sedangkan menurut (Poerwadarmita, 2003) Mekanisme adalah cara kerja dan


seluk beluk suatu alat , perkakas dsb.

Menurut (Bagus, 1996) adalah interaksi bagian satu dengan bagian lainnya

dalam suatu sistem secara keseluruhan untuk menghasilkan fungsi atau kegiatan
sesuai dengan tujuan

2.2 Pengertian Pemungutan Pajak


Berdasarkan Undang-Undang RI No 18 Tahun 1997 Pasal 1 Ayat 13 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pengertian pemungutan pajak adalah suatu
rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak,
penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan
penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

2.3 Tinjauan Tentang Pajak


A. Pengertian Pajak menurut para ahli

1. Sommerfeld M, Anderson Herschel M., & Brock Horace R dalam


Mohammad Zain (2005 : 11) berpendapat bahwa pajak adalah suatu
pengalihan sumber dari sektor swasta kesektoor pemerintah, bukan
akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan
ketentuan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
2. Adriani dalam Mohammad Zain (2005:10) berpendapat bahwa pajak
adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaranumum berhubungan tugas
Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
3. S.I Djajadiningrat dalam Siti Resmi (2009:1) berpendapat bahwa
pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagai dari kekayaan
ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan
sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah
serta dapat dipaksakan,tetapi tidak ada jasa timbal balk dari Negara
secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
4. Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2006:1) berpendapat bahwa
pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum

Dari definisi diatas , dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki beberapa


unsur yaitu :

1. Iuran dari rakyat kepada Negara


2. Berdasarkan Undang-undang
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara secara langsung
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara

B. Fungsi Pajak
Beberapa fungsi pajak menurut Mardiasmo (2006:1-2) adalah :

a. Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai


pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat
diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan
rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain
sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan
dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus
ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin
meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan


pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.

C. Tarif Pajak
Beberapa jensi tarif dalam pajak menurut Mardiasmo (2006:9-10) adalah :

a. Tarif proporsional yaitu tarif pajak yang presentasenya tetap meskipun


terjadi perubahan dasar pengenaan pajak.Contoh:Pajak Pertambahan
Nilai
b. Tarif regresif / tetap yaitu tarif pajak akan selalu tetap sesuai peraturan
yang telah ditetapkan
c. Tarif progresif yaitu tarif pajak akan semakin naik sebanding dengan
naiknya dasar pengenaan pajak. Contoh Pajak Pengahsilan
d. Tarif degresif yaitu kenaikan persentase tarif pajak akan semakin rendah
ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.

D. Pengelompokan Pajak
1.Menurut Golongannya

Pengelompokan Pajak berdasarkan Golongannya menurut Mardiasmo (2016:7)

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain

b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain

2.Menurut Sifatnya

Pengelompokan Pajak berdasarkan Sifatnya menurut Mardiasmo (2016:7-8) :


a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya,dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

b. Pajak Objektif,yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa


memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

3. Menurut Lembaga Pemungutnya

Pengelompokan Pajak berdasarkan Lembaga Pemungutnya menurut Mardiasmo


(2016:8) :

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah

4.Syarat Pemungutan Pajak

Syarat Pemungutan Pajak menurut Mardiasmo (2016:4-5) :

a. Pemungutan pajak harus adil


b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang
c. Tidak mengganggu perekonomian
d. Pemungutan pajak harus efisien
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

5. Tata cara pemungutan pajak yang diatur dalam UU RI No 18 Tahun 1997


tentang Pajak Daerah :

Pasal 6
Pemungutan pajak tidak dapat diborongkan.

Pasal 7
(1) Pajak dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak.
(2) Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak yang dipungut dengan menggunakan
Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan.
(3) Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak yang dibayar sendiri dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar dan atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
Tambahan.
(4) Terhadap Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dapat diterbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding sebagai dasar pemungutan
dan penyetoran pajak.

Pasal 8
(1) Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah atau Dokumen lain yang
dipersamakan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, dan
Surat Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.
(2) Tata cara pengisian dan penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah,
penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (3) diatur dengan keputusan Kepala Daerah.

Pasal 9

(1) Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala
Daerah dapat menerbitkan:
a. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar dalam hal:
1) apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang
terutang tidak atau kurang bayar
2) apabila Surat Pemberitahuan Pajak Daerah tidak disampaikan kepada Kepala
Daerah dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis
3) apabila kewajiban mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah tidak dipenuhi,
pajak yang terutang dihitung secara jabatan.
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan apabila ditemukan
data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan
penambahan jumlah pajak yang terutang.
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil apabila jumlah pajak yang terutang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Daerah
Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1) dan angka
2) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebelum dihitung
dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24
bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Keputusan Pajak
Daerah Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah
kekurangan pajak tersebut.
(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan apabila
Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.
(5) Jumlah pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah kurang
Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dihitung dari pajak yang kurang
atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak
saat terutangnya pajak.

Pasal 10
(1) Kepala Daerah dapat memnerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah apabila:
a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
b. dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah terdapat kekurangan
pembayaran sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya
pajak.
(3) Surat Ketetapan Pajak Daerah yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh
tempo pembayaran dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan, dan ditagih melalui Surat
Tagihan Pajak Daerah.an Retribusi Daerah

E. Tinjauan Tentang Pajak Hotel


1. Dasar Hukum Pajak Hotel
Berkaitan dengan pajak hotel di Kabupaten Mojokerto,peraturan daerah
(Perda) yang mengatur pemungutan pajak hotel adalah peraturan daerah Kota
Mojokerto Nomor 26 Tahun 2002

2. Pengertian Pajak Hotel

Sesuai dengan Perda Kabupaten Mojokerto Nomor 26 Tahun 2002


tentang pajak hotel dijelaskan bahwa pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak
adalah pemungutan daerah atas pelayanan hotel.

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang
khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat,memperoleh
pelayanan dan/fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran.termasuk bangunan
lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki piihak yang sama,kecuali untuk
perkantoran dan pertokoan . Menurut Diaz Priantara (2012:571)

3. Subjek Pajak Hotel

Menurut Diaz Priantara dalam buku Perpajakan Indonesia (2012:572)

Yang menjadi subjek pajak hotel adalah Orang Pribadi/Badan yang melakukan
pembayaran kepada hotel

4. Objek Pajak Hotel


Objek pajak hotel diatur dalam perda Kabupaten Mojokerto No 26 Tahun 2002

Pasal 2
(1) Dengan nama Pajak Hotel dipungut pajak atas setiap pelayanan hotel
(2) Obyek Pajak adalah setiap pelayanan yang disediakan hotel dengan
pembayaran, termasuk :
a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek
b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal
jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan
c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel
bukan untuk umum
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
Pasal 3

Tidak termasuk Obyek Pajak adalah :


a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan/atau fasilitas tempat tinggal
lainnya yang tidak menyatu dengan hotel
b. Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren
c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan
oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran
d. Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipergunakan oleh umum di
hotel
e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat
dimanfaatkan oleh umum.

5. DPP dan Tarif Pajak


Menurut Diaz Priantara (2012:572) mengenai DPP dan Tarif Pajak Hotel

1.Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada


hotel.

2.Tarif pajak ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen).

3.Besarnya pajak terutang dihitung dengan mengalikan Tarif pajak hotel dengan
jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel

METODOLOGI PENULISAN

3.1 JENIS PENULISAN

Sesuai dengan masalah yang diajukan,maka pendekatan dalam


penulisan makalah ini yang terbaik yang dapat digunakan adalah pendekatan
kualitatif dan deskriptif,sebab penulis berusaha untuk mengungkapkan suatu
fakta/realita fenomena sosial yang terjadi . Ini berarti jenis pengamatan ini
dimaksud untuk menerangkan ,menggambarkan suatu kejadian yang ada untuk
memecahkan suatu permasalahan yang dituangkan dalam bentuk kalimat-
kalimat dan tidak mengutamakan angka.

3.2 SUMBER DATA

Sumber data yang dipakai oleh penulis untuk menyelesaikan masalah


mengenai Mekanisme Pemungutan Pajak Hotel Sebagai Sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Mojokerto adalah arsip berupa Peraturan Daerah ,
Undang-Undang RI serta dokumen berupa buku yang mendukung mengenai
judul yang di angkat penulis.

PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI


4.1.1 FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH
Dinas Pendapata Daerah mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang


pendapatan.
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendapatan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

4.1.2 TUGAS DINAS PENDAPATAN DAERAH


Dinas Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan.

4.1.3 SUSAN ORGANISASI DINAS PENDAPATAN DAERAH


(1) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan program

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian, membawahi :

1. Seksi Pendaftaran

2. Seksi Pendataan

3. Seksi Penilaian.

d. Bidang Penetapan Pajak Daerah, membawahi :

1. Seksi Verifikasi dan Penetapan

2. Seksi Pengolahan Data

3. Seksi Pelayanan.

e. Bidang Penagihan Pajak Daerah, membawahi :

1. Seksi Penagihan

2. Seksi Keberatan
3. Seksi Penerimaan.

f. Bidang Peningkatan, Pengendalian dan Evaluasi, membawahi:

1. Seksi Peningkatan

2. Seksi Pengendalian

3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto

4.1.4 DATA HOTEL DI KABUPATEN MOJOKERTO

Semakin meningkatnya jumlah Hotel di Kabupaten Mojokerto dari tahun


ke tahun memungkinkan untuk dilakukan pemungutan pajak hotel oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto, sampai 2017 sudah terdata ada 39
Hotel yang berdiri di Kabupaten Mojokerto tidak termasuk Kos-kosan lebih dari
10 kamar.
Tabel 1 Data Hotel di Kabupaten Mojokerto

NO KECAMATAN TOTAL HOTEL


1 Gondang 2
2 Ngoro 1
3 Mojoanyar 1
4 Trawas 15
5 Pacet 15
6 Trowulan 2
7 Puri 2
8 Pungging 1
TOTAL : 39

Gambar 2 Grafik Pencapaian Pajak Daerah di Kabupaten Mojokerto

4.2 mekanisme pemungutan Pajak Hotel di Kantor Dinas Pendapatan Daerah


Kabupaten Mojokerto

Mekanisme pemungutan Pajak Hotel menurut peraturan daerah


Kabupaten Mojokerto No 26 Tahun 2002 terdiri dari beberapa kegiatan,yaitu
sebagai berikut:

1. Pendaftaran dan Pendataan

Pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Mojokerto dilakukan oleh Dinas


Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto, langkah pertama ialah dilakukan
pendataan dan pendaftaran. Kegiatan ini dimulai dari mendata Wajib Pajak yang
memiliki objek pajak hotel di Wilayah yang bersangkutan, setelah proses
pendataan selesai maka wajib pajak diminta untuk mengisi Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD) dengan jelas,benar,lengkap dan disertai dengan tanda
tangan wajib pajak. Pengertian mengenai jelas,benar dan lengkap adalah :

a. Jelas, jelas disini dimaksud adalah penulisan data yang diminta dalam
SPTPD harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kesalah pahaman yang dapat merugikan instansi atau wajib pajak sendiri
b. Benar, benar disini dimaksud adalah data yang menyangkut pajak hotel
harus dilaporkan/ditulis dalam SPTPD harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
c. Lengkap, lengkap disini dimaksud adalah semua kolom yag ada didalam
SPTPD,baik yang mencangkup subjek pajak/wajib pajak harus diisi
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Setelah itu Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto mencatat data


wajib pajak kedalam Daftar Induk Wajib Pajak sesuai dengan nomor urut
yang kemudian digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah
(NPWPD) .

2. Perhitungan dan Penetapan Pajak

Dalam tahap perhitungan dan penetapan pajak,pihak Dinas Pendapatan


Daerah telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dari
wajib pajak yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besarnya jumlah pajak yang terutang , yaitu dengan menerbitkan SKPD.
Apabila SKPD tidak atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30
hari sejak SKPD diterima maka akan dikenakan sanksi aministrasi berupa
bunga sebesar 2% per bulan .

Beberapa bentuk SKPD :

1. SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diterbitkan apabila :


a. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang
terutang tidak atau kurang dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebesar 2 % sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau
terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak
saat terutang pajak
b. SPTPD tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan
telah ditegur secara tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2 % sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat
dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 10 bulan dihitung sejak saat
terutangnya pajak
c. Kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung
secara jabatan, dan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 25 % dari pokok pajak ditambah sanksi administrasi berupa
denda sebesar 2 % sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau
terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak
saat terutang pajak.

2. SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diterbitkan apabila


ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang
menyebabkan penambahan jumlah pajak terutang,akan dikenakan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100 % dari jumlah kekurangan pajak
tersebut

3. SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diterbitkan apabila


jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau
pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak

3. Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak hotel dapat dilakukan melalui Kas Daerah atau tempat
lain yang ditunjuk oleh Bupati dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
Daerah (SSPD) , apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang telah
ditunjuk maka harus disetor ke kas daerah paling lambat 1 x 24 jam.

Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas , namun


terkadang bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
mengangsur pajak yang terutang dalam kurun waktu tertentu. Angsuran
pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan
dikenakan bunga sebesar 2 % per bulan dari jumlah pajak yang belum atau
kurang dibayar. Setelah pembayaran dilakukan oleh wajib pajak maka akan
diberikan bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.

4. Penagihan Pajak

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto akan melakukan


penagihan pajak terutang yang belum dibayar oleh wajib pajak dengan
menerbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan sebagai awal tindakan
pelaksanaan penaghihan pajak,dan Surat Teguran atau Surat Peringatan akan
diterbitkan 7 hari setelah saat jatuh tempo pembayaran . Apabila jumlah pajak
yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan, jumlah pajak harus
dibayar ditagih dengan Surat Paksa.

Surat paksa diterbitkan 21 hari setelah sejak tanggal Surat Teguran atau
Surat Peringatan , Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, Bupati segera
menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. Setelah dilakukan
penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, setelah lewat
10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
Walikota mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor
Lelang Negara.

5. Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Pajak

Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan,


keringanan dan pembebasan pajak :

Bupati atas permohonan Wajib Pajak dapat :

a. Membetulkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD apabila terdapat


kesalahan dalam penetapannya

b. Mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar

c. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga,denda


dan kenaikan pajak yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya. Permohonan
pembetulan, pembatalan,pengurangan ketetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi atas SKPD,SKPDKB, SKPDKBT dan STPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis oleh
Wajib Pajak kepada Walikota atau pejabat selambat- lambatnya 30 hari sejak
tanggal diterima SKPD, SKPDKB,SKPDKBT atau STPD dengan memberikan
alasan yang jelas. Walikota atau pejabat paling lama 3 bulan sejak surat
permohonan sebagaimana diterima,sudah harus memberika keputusan. Apabila
setelah lewat waktu 3 bulan Bupati atau pejabat tidak memberikan keputusan,
permohonan pembetulan,pengurangan ketetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

4.3 Hambatan Dalam Pemungutan Pajak Hotel


Hambatan yang dialami dalam pemungutan Pajak Hotel di Daerah Kabupaten
Mojokerto,ialah:

1. Tidak sedikit Hotel yang menyelewengkan pajaknya dengan mengecilkan


laba dilaporan keuangan mereka
2. Tidak semua orang memiliki kesadaran untuk membayar pajak
3. Masih lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap
kepatuhan membayar pajak
4. Kurang siapnya daerah dalam menangani sengketa pajak.
5. Kurangnya pembinaan terhadap seluruh perangkat Dinas

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas,maka penulis dapat menarik kesimpulan


sebagai berikut:

1. Mekanisme dalam pemungutan pajk hotel di Dinas Pendapatan Daerah


Kabupaten Mojokerto yang pertama ialah Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Mojokerto melakukan pendataan terhadap Wajib Pajak yang
memiliki objek pajak hotel , pendataan dilakukan oleh Dinas Pendapatan
Daerah karena masyarakat yang kurang menyadari mengenai salah satu
kewajiban perpajakannya yaitu pendaftaran dan pelaporan objek pajak.
2. Langkah kedua adalah Wajib Pajak harus mengisi SPTPD , dan Dinas
Pendapatan Daerah akan melakukan pencatatan terhadap data Wajib
Pajak dan memberikan NPWPD.
3. Dalam kegiatan perhitungan besarnya jumlah pajak yang terutang Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto mengacu pada Peraturan
Daerah Kabupaten Mojokerto No 26 Tahun 2002.
4. Dalam Kegiatan Pembayaran dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah
atau sesuai tempat yang telah ditunjuk oleh Bupati,Pembayaran pajak
harus dibayar sekaligus dan lunas.
5. Dalam melaksanakan pemungutan pajak ada beberapa dokumen yang
digunakan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto seperti
SPTP,SKPD,SKPDKB,SKPDKBT, dan STPD.
6. Hambatan dalam memungut pajak hotel masih banyak dari faktor
eksternal maupun internal. Salah satu faktor internalnya ialah masih
lemahnya penegakan hukum bagi pembayar pajak yang
menyelewengkan pajak daerah dengan ini sangat mudah untuk
menyelewengkan pajak hotel , salah satu faktor eksternalnya karena tidak
semua wajib pajak mau untuk membayar pajak .

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas,maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:

1. Untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat sebaiknya


diadakan sosialisasi mengenai pentingnya membayar Pajak Daerah dan
didalam sosialisasi tersebut diberikat pemahaman juga mengenai Pajak
Hotel yang sekarang semakin berkembang di Kabupaten Mojokerto
2. Untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak perlu diberikan
hadiah/reward kepada Wajib Pajak yang selalu taat dalam membayar
pajak sehingga para Wajib Pajak bisa rajin dan taat dalam membayar
pajak.
3. Meningkatkan perangkat Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto
dengan memberikan binaan dan evaluasi setiap 1 bulan sekali demi
meningkatkan kualitas perangkat Dinas Pendaatan Daerah Kabupaten
Mojokerto
4. Memperkuat hukum di indonesia yang berkaitan dengan Pajak Daerah
terutama bagi daerah yang sedang berkembang , sehingga para Wajib
Pajak di daerah berkemang tidak mudah dalam menyelewengkan pajak .
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan. Jakarta: Andi Yogyakarta.

Priantara, D. (2012). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Resmi, S. (2009 ). Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Samudra, A. (2015). Perpajakan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Zain, m. (2015). Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

SUMBER LAIN:

Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah


dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Mojokerto No. 26 Tahun 2002 tentang


Pajak Hotel

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Mojokerto No. 4 Tahun 2016 tentang Pajak
Daerah

Peraturan Bupati Mojokerto No. 34 Tahun 2010 tentang Penjabaran Tugas Pokok
dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto

Anda mungkin juga menyukai