Dosen Pembimbing :
WINAHYU DWI SUHITASARI, S.Si., M.E.
MINI RISET
Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Statistik Induktif
Disusun Oleh :
AHMAD AFIF AKRAM
E.MKS.I.2020.003
ABDUL HAFID
E.MKS.I.2020.007
Puji syukur pengarang panjatkan keharibaan Illahi Robbi, berkat yang limpahan rahmat
dan hidayahNya, pengarang dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Banda Aceh
Tahun 2010 - 2020”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Induktif.
Bangko, 2021
Pengarang
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………
1.4 Manfaar Penelitian……………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………
4.2 Saran …………………………………………………………………………………
2.1 PAD
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu komponen sumber penerimaan daerah, di
samping penerimaan lainnya yang berasal dari sumber pajak, non pajak, sumbangan dan
bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi, dan dari pinjaman pemerintah dalam negeri
maupun pinjaman luar negeri.
Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pada pasal 6 menyebutkan bahwa, PAD
adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain. Pendapatan Asli Daerah yang
sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan
dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
Menurut (Sofwani dan Wahab 2005:1), Pendapatan Asli daerah adalah salah satu sumber
yang harus selalu dan terus menerus dipacu pertumbuhannya, karena Pendapatan Asli Daerah
merupakan indikator penting untuk memenuhi tingkat kemandirian pemerintah di bidang
keuangan.
Pendapatan Asli Daerah idealnya menjadi sumber utama pendapatan lokal. Sumber
pendapatan lain relatif fluktuatif dan cenderung di luar kendali atau kewenangan pemerintah
daerah. Peningkatan pendapatan asli daerah sebenarnya akses dari pertumbuhan ekonomi
(Saragih, 2003;123). Disini komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), adalah identik dengan
pajak, retribusi daerah, dan hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hal tersebut
diperkuat dengan komposisi pada tabel berikut ini.
Komposisi tabel di atas terlihat bahwasanya pajak, retribusi daerah, dan hasil pengolahan
kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan elemen penyumbang Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Baik untuk daerah propinsi maupun Kabupaten/Kota dilihat dari persentasenya.
Jika persamaan regresi OLS sudah terbentuk dilakukan uji untuk membuktikan bahwa
persamaan regresi OLS tersebut memenuhi asas sebagai persamaan regresi CNLRM
(classical normal linier regression model). Uji tersebut meliputi uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Selanjutnya terhadap persamaan regresi yang
memenuhi asas CNLRM dilakukan uji t dan uji F untuk mengetahui signifikansi pengaruh
masing-masing variabel secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama.
Maka model penelitian ini secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3)
Secara pengertian ekonomi, penjelasan fungsi matematis diatas adalah bahwa penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (Y) akan dipengaruhi oleh jumlah Pajak (X1), Jumlah Retribusi
Daerah (X2), dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (X3).
Di mana :
Y = Pendapatan Asli Daerah
Β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Parameter
X1 = Jumlah Pajak
X2 = Jumlah Retribusi Daerah
X3 = Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
μi = Faktor gangguan (error term)
Pengujian Statistik
Dari hasil output hasil Regresi dengan menggunakan Software Shazam versi 9.0 maka
didapatkan persamaan regresi, sebagai berikut :
Y = -0.39864 + 110620 pdd + 0.024334 pdrb + e
Pada persamaan diatas dapat dilihat bahwa koefisien variabel Jumlah Penduduk lebih
tinggi di bandingkan variabel lainnya, yaitu sebesar 110620 terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Banda Aceh, dimana setiap pertambahan jumlah satu orang penduduk akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh sebesar Rp 110.620.
Sedangkan Variabel koefisien Produk Domestik Regional Bruto sebesar 0,02433 terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh, artinya setiap kenaikan Produk Domestik
Regional Bruto Rp 1 akanmengakibatkan kenaikan Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh
sebesar 0,02433 Rupiah, dalam asumsi semua variabel tetap (cateris paribus).
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh.
Semakin besar Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan kota Banda Aceh maka Pendapatan Asli Daerah juga
semakin meningkat.
Hasil pengujian statistik menunjukkkan nilai F hitung > F tabel dan nilai t hitung variabel
independen (PDRB) lebih besar bila di bandingkan dengan t tabel, dapat disimpulkan,
secara simultan kedua variabel independen tersebut berpengaruh positif terhadap
Pendapatan Asli Daerah kota Banda Aceh.
Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi
Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan berpengaruh positif
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh dapat di terima.
4.2 Saran
Pemerintah Kota Banda Aceh harus selalu berupaya bekerja optimal dengan menggali
lebih jauh sumber-sumber PAD dengan tetap selalu berusaha mempertahankan kestabilan
Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan, sehingga masyarakat tertib membayar pajak agar pemerintah kota
Banda Aceh mampu meningkatkan pelayanan pembangunan.
Pemerintah kota Banda Aceh terus melakukan investasi dan mengundang investor supaya
bisa menampung tenaga kerja, sehingga ekonomi masyarakat semakin baik,
pengangguran semakin berkurang , Produk Domestik Regional Bruto semakin meningkat
sehingga Pendapatan Asli Daerah terus naik.
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo A.2003. Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB dan Inflasi Terhadap Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pada Kabupaten dan Kotadi Provinsi Jawa Tengah, Tesis
Pasca Sarjana UNDIP, tidak di terbitkan.
Halim, A. 2004. Akutansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Suparmoko, M.(2002), EkonomiPembangunan, BPFE, Jakarta.
Koswara, E.2000. Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat, Yayasan
Pariba, Jakarta.
Sofwani dan Wahab. 2005. Mobilitas Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam
Rangka Pembangunan Daerah (Studi di Kabupaten Muara Enim), Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol.2 No.5 Desember 2005.