Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


DI KOTA BANDA ACEH
TAHUN 2010 - 2020

Dosen Pembimbing :
WINAHYU DWI SUHITASARI, S.Si., M.E.

MINI RISET
Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Statistik Induktif

Disusun Oleh :
AHMAD AFIF AKRAM
E.MKS.I.2020.003

YULIAN ETIKA CITRA


E.MKS.I.2020.000

ABDUL HAFID
E.MKS.I.2020.007

INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO


PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH
TAHUN AKADEMIK 2021
Alamat : Jl. Langling, Bangko, Kab. Merangin, Jambi, 37311
KATA PENGANTAR

Puji syukur pengarang panjatkan keharibaan Illahi Robbi, berkat yang limpahan rahmat
dan hidayahNya, pengarang dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Banda Aceh
Tahun 2010 - 2020”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Induktif.

Perkenankan pengarang menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya


terutama kepada dosen pembimbing yang telah memberikan penjelasan tentang pembuatan tugas
ini. Ucapan terima kasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat pengarang sebutkan satu
persatu yang telah membantu kelancaran terselesainya tugas ini.

Pengarang menyadari bahwa terselesainya tugas ini bukanlah semata-mata karena


kepiawaian pengarang, melainkan banyak mendapatkan bimbingan, arahan, motivasi, dan
dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pengarang berharap
agar tugas ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bangko, 2021

Pengarang
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………
1.4 Manfaar Penelitian……………………………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 PAD …………………………………………………………………………………
2.2 Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ………………………………

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Sumber Data ………………………………………………………………
3.2 Metode Analisis………………………………………………………………………
3.3 Uji Asumsi Klasik ……………………………………………………………………
3.4 Uji Hipotesis …………………………………………………………………………

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………
4.2 Saran …………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Banda Aceh merupakan salah satu Kota dari 23 Kabupaten/Kota diProvinsi Aceh.
Sebagai salah satu daerah otonom yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, memiliki
kewenangan yang luas untuk mengelola, merencanakan dan memanfaatkan potensi ekonomi
secara optimal, yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Kota Banda Aceh.
Dengan seluruh kondisi di atas, maka timbul pertanyaan apakah perubahan kontribusi
sektoral yang terjadi telah di dasarkan kepada strategi kebijakan pembangunan yang tepat,
yaitu strategi yang memberikan dampak yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi,
peningkatan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan penduduk. Karena untuk
melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya
harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak pengganda
(multiplier effect) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian secara
keseluruhan.
Khusus untuk Provinsi Aceh melalui Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, memperoleh 70 % pendapatan dari migas, hidrokarbon dan sumber-
sumber daya alam lainnya, serta tambahan pendapatan dari 2 % alokasi DAU nasional selama
15 tahun dan 1 % untuk 5 tahun berikutnya. Hal ini berarti Provinsi Aceh memiliki sumber
pendapatan yang lebih potensial dibandingkan Provinsi-provinsi lain untuk membiayai
pembangunan.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah ada pengaruh antara pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kota Banda
Aceh ?
2. Apakah ada pengaruh antara retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kota
Banda Aceh ?
3. Apakah ada pengaruh antara hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap
pendapatan asli daerah di Kota Banda Aceh ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
Pendapatan Asli Daerah pemerintah kota Banda Aceh. Sehingga aspek yang di analisis
mencakup Variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Variabel independen
yaitu : Pajak, Retribusi Daerah dan hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan sebagai:
1. Bahan pertimbangan (masukan) untuk para pengambil keputusan atau sebagai dasar
dalam menetapkan suatu kebijakan atau strategi pembiayaan anggaran pembangunan
daerah khususnya di Kota Banda Aceh.
2. Sebagai pertimbangan (masukan) untuk menentukan kebijakan pembangunan agar dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, sehingga mengurangi ketergantungan pembiayaan
dari pemerintah pusat.
3. Sebagai tambahan referensi, terutama sebagai bahan pertimbangan buat penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PAD
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu komponen sumber penerimaan daerah, di
samping penerimaan lainnya yang berasal dari sumber pajak, non pajak, sumbangan dan
bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi, dan dari pinjaman pemerintah dalam negeri
maupun pinjaman luar negeri.
Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pada pasal 6 menyebutkan bahwa, PAD
adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain. Pendapatan Asli Daerah yang
sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan
dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
Menurut (Sofwani dan Wahab 2005:1), Pendapatan Asli daerah adalah salah satu sumber
yang harus selalu dan terus menerus dipacu pertumbuhannya, karena Pendapatan Asli Daerah
merupakan indikator penting untuk memenuhi tingkat kemandirian pemerintah di bidang
keuangan.
Pendapatan Asli Daerah idealnya menjadi sumber utama pendapatan lokal. Sumber
pendapatan lain relatif fluktuatif dan cenderung di luar kendali atau kewenangan pemerintah
daerah. Peningkatan pendapatan asli daerah sebenarnya akses dari pertumbuhan ekonomi
(Saragih, 2003;123). Disini komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), adalah identik dengan
pajak, retribusi daerah, dan hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hal tersebut
diperkuat dengan komposisi pada tabel berikut ini.

Tabel 1 : Komposisi PAD Propinsi Tahun 2010, sampai dengan 2020

Retribusi Hasil Pengolahan Kekayaan


Tahun PAD Pajak Daerah
Daerah Daerah yang Dipisahkan
2010 118.21 109.04 73.20 90.93
2011 150.11 122.80 88.41 67.14
2012 113.28 110.42 80.16 77.44
2013 127.34 121.49 102.15 184.68
2014 119.55 122.94 75.07 76.15
2015 125.63 117.17 80.19 188.23
2016 122.16 128.72 81.10 130.93
2017 112.37 116.10 80.39 91.64
2018 83.65 106.62 79.62 149.00
2019 81.83 109.70 76.21 193.45
2020 73.54 86.44 54.51 74.99
Sumber : APBD diolah DJPKPD (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah)

Komposisi tabel di atas terlihat bahwasanya pajak, retribusi daerah, dan hasil pengolahan
kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan elemen penyumbang Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Baik untuk daerah propinsi maupun Kabupaten/Kota dilihat dari persentasenya.

2.2 Penelitian Terdahulu


 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Kota Banda
Aceh, oleh Aslim, Abubakar Hamzah, dan Mohd Nur Syechalad. Magister Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala.
 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pendapatan Asli Daerah (PAD)
Provinsi Aceh, oleh Miragustia Mayza, Raja Masbar, dan Muhammad Nasir. Mahasiswa
magister Ilmu Ekonomi, Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala. Dosen Fakultas
Ekonomi dan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
dokumen data yang ada pada Dinas atau Instansi terkait dan literatur serta data-data lain yang
dapat menunjang terselesaikannya penelitian ini menggunakan data time series tahun 2010
sampai dengan 2020.

3.2 Metode Analisis


Menilai data yang sudah terkumpul dengan menggunakan rumusrumus. Dalam
menganalisa data untuk mencapai tujuan penelitian menguji hipotesa, penulis
menguggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yaitu untuk menguji dan yang
diambil dari buku literatur yang mengupas tentang teori-teori bersangkutan. Data kuantitatif
ini dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Untuk hipotesanya akan dianalisis menggunakan
alat analisis regresi linier dengan metode OLS (ordinary least square). Analisis data ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh variable independen terhadap variabel dependen.

Jika persamaan regresi OLS sudah terbentuk dilakukan uji untuk membuktikan bahwa
persamaan regresi OLS tersebut memenuhi asas sebagai persamaan regresi CNLRM
(classical normal linier regression model). Uji tersebut meliputi uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Selanjutnya terhadap persamaan regresi yang
memenuhi asas CNLRM dilakukan uji t dan uji F untuk mengetahui signifikansi pengaruh
masing-masing variabel secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama.

Maka model penelitian ini secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3)

Secara pengertian ekonomi, penjelasan fungsi matematis diatas adalah bahwa penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (Y) akan dipengaruhi oleh jumlah Pajak (X1), Jumlah Retribusi
Daerah (X2), dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (X3).

Model penerimaan daerah dari variable-variabel independen yang digunakan dalam


penelitian ini adalah :
Y = β0+ β1X1+ β2X2 + β3X3 + μi

Di mana :
Y = Pendapatan Asli Daerah
Β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Parameter
X1 = Jumlah Pajak
X2 = Jumlah Retribusi Daerah
X3 = Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
μi = Faktor gangguan (error term)

3.3 Uji Asumsi Klasik

3.3.1 Uji Multikolinearitas


CORRELATION MATRIX OF COEFFICIENTS
PDD 1.0000
PDRB -0.23857 1.0000
CONSTANT -0.98823 0.11282 1.0000
PDD PDRB CONSTANT
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami
gangguan multikolinearitas, karena korelasi antar variabel bebas tidak ada melebihi
dari 0,8 kecuali pada variabel itu sendiri, Jadi dapat di simpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
3.3.2 Uji Heteroskedastisitas
HETEROSKEDASTICITY TESTS
CHI-SQUARE D.F. P-VALUE
TEST STATISTIC
E**2 ON YHAT: 5.779 1 0.01621
Melalui Program Shazam dari white test Heteroskedastisitas di dapat nilai Chi-
Square test sebesar 5,779 dengan taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai Chi-Square
tabel sebesar 30.1. Hal ini menunjukkan hasil Chi-Square test < dari nilai Chi-Square
tabel, Dengan demikian ditarik kesimpulan model bebas dari pelanggaran
Heteroskedastisitas.

3.3.3 Uji Auto Korelasi


DURBIN-WATSON = 0.3259
VON NEUMANN RATIO = 0.3431
RHO = 0.93066
RESIDUAL SUM = 0.10300E-03
RESIDUAL VARIANCE = 0.18886E+21
Dilihat dari nilai tabel Durbin-Watson dengan menggunakan nilai variabel
signifikan pada α sebesar 5% jumlah sampel 20 dan jumlah variabel independen 2,
maka di tabel Durbin Watson akan didapat nilai dl= 1.10 dan du= 1.54. Berdasarkan
keterangan output Shazam diatas, menunjukkan bahwa dengan nilai DW sebesar
0,3259 maka data series terkena penyimpangan Autokorelasi.
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai yang memadai dengan menggunakan
metode Estimation With Higher Order Autoregresivedengan menggunakanperintah
Shazam auto PAD PDD PDRB / order = 3 rstat yaitu menyelesaikan masalah
autokorelasi dengan Auto Command Option melalui 3 order iterasi (Whistker dan
Kenneth, 2001 : 163), yang pada akhirnya memperoleh nilai Durbin –Watson sebesar
2.2982 yang berarti telah bebas dari wilayah gejala autokorelasi positif.

3.4 Uji Hipotesis

Pengujian Statistik
Dari hasil output hasil Regresi dengan menggunakan Software Shazam versi 9.0 maka
didapatkan persamaan regresi, sebagai berikut :
Y = -0.39864 + 110620 pdd + 0.024334 pdrb + e
Pada persamaan diatas dapat dilihat bahwa koefisien variabel Jumlah Penduduk lebih
tinggi di bandingkan variabel lainnya, yaitu sebesar 110620 terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Banda Aceh, dimana setiap pertambahan jumlah satu orang penduduk akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh sebesar Rp 110.620.
Sedangkan Variabel koefisien Produk Domestik Regional Bruto sebesar 0,02433 terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh, artinya setiap kenaikan Produk Domestik
Regional Bruto Rp 1 akanmengakibatkan kenaikan Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh
sebesar 0,02433 Rupiah, dalam asumsi semua variabel tetap (cateris paribus).

3.4.1 Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji Statistik F)


ANALYSIS OF VARIANCE-FROM MEAN
SS DF MS F
REGRESI 0.13909E+23 2.0.69546E+22 36.825
ERROR 0.32106E+22 17. 0.18886E+21 P-VALUE
TOTAL 0.17120E+23 19. 0.90104E+21 0.000
Dengan nilai probabilitas F maka kita dapat melakukan penolakan hipotesis Ho
jika nilai probabilitas F kurang dari α. Nilai α yang digunakan disini adalah 5%, maka
karena tabel 4.10 memperlihatkan nilai probabilitas F (P- Value) adalah 0.000 yang
berarti jauh di bawah nilai α. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel
Jumlah Penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto secara bersama sama atau
simultan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Banda Aceh.
3.4.2 UJI Parsial/Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Berdasarkan output hasil regresi dengan nilai t-tabel sebesar 1.740 (t0.05) nilai d.f
= 17 dibandingkan dengan hasil t-rasio masing-masing variabel sesuai tabel diatas,
maka dapat disimpulkan :
 Nilai parameter variabel untuk koefiesien β1 (PDRB)adalah 3.005 sehingga t-
ratio > t-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa PDRB berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
 Nilai Parameter variabel untuk koefiesien β2 (Jumlah Penduduk) adalah 0,8477
sehingga t-ratio <t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

3.4.3 Uji Koefisien Determinasi


Coeficien of Determination R2mengukur tingkat keberhasilan model yang
digunakan dalam memprediksi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen, Hasil estimasi output dengan shazamsetelah perbaikan gejala
autokorelasi memperlihatkan R-SQUARE ADJUSTED = 0.9579 artinya bahwa
95.79 % variabel Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan oleh variabel variabel
Jumlah Penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto. Sedangkan sisanya 4.21%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
 Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh.
Semakin besar Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan kota Banda Aceh maka Pendapatan Asli Daerah juga
semakin meningkat.
 Hasil pengujian statistik menunjukkkan nilai F hitung > F tabel dan nilai t hitung variabel
independen (PDRB) lebih besar bila di bandingkan dengan t tabel, dapat disimpulkan,
secara simultan kedua variabel independen tersebut berpengaruh positif terhadap
Pendapatan Asli Daerah kota Banda Aceh.
Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi
Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan berpengaruh positif
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh dapat di terima.

4.2 Saran
 Pemerintah Kota Banda Aceh harus selalu berupaya bekerja optimal dengan menggali
lebih jauh sumber-sumber PAD dengan tetap selalu berusaha mempertahankan kestabilan
Jumlah Pajak, Jumlah Retribusi Daerah, dan Jumlah Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan, sehingga masyarakat tertib membayar pajak agar pemerintah kota
Banda Aceh mampu meningkatkan pelayanan pembangunan.
 Pemerintah kota Banda Aceh terus melakukan investasi dan mengundang investor supaya
bisa menampung tenaga kerja, sehingga ekonomi masyarakat semakin baik,
pengangguran semakin berkurang , Produk Domestik Regional Bruto semakin meningkat
sehingga Pendapatan Asli Daerah terus naik.
DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo A.2003. Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB dan Inflasi Terhadap Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pada Kabupaten dan Kotadi Provinsi Jawa Tengah, Tesis
Pasca Sarjana UNDIP, tidak di terbitkan.

Halim, A. 2004. Akutansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Suparmoko, M.(2002), EkonomiPembangunan, BPFE, Jakarta.

Sukirno. 2004.Pertumbuhan Ekonomi.Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia.

Koswara, E.2000. Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat, Yayasan
Pariba, Jakarta.

Mardiasmo.2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.Andi,Yogyakarta

Mangkoesoebroto.2001. Ekonomi Publik BPFE, Yogyakarta.

Sofwani dan Wahab. 2005. Mobilitas Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam
Rangka Pembangunan Daerah (Studi di Kabupaten Muara Enim), Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol.2 No.5 Desember 2005.

Anda mungkin juga menyukai