Salam Dan Istishna Docx343r534
Salam Dan Istishna Docx343r534
Salam Dan Istishna Docx343r534
A. AS-SALAM
penyerahannya ditunda, atau menjual suatu (barang) yang ciri-cirinya jelas dengan
hari.[1]
Untuk hal ini para fuqaha (ahli hukum islam) menamainya dengan Al-
Mahawiij yang artinga barang mendesak, sebab dalam jual beli ini barang yang
menjadi objek perjanjian jual beli tidak ada ditempat, sementara itu kedua belah
diserahi), dan barang yang dijadikan objek disebut Al-Muslam Fiih (barang yang
akan diserahkan), serta harga barang yang diserahkan kepada penjual disebut
dengan pembayaran yang didahulukan ini disandarkan pada surat Al-Baqarah ayat
282:[3]
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, sampai dengan batas waktu
tertentu.[4]
aktivitasnya, sehingga bank syariah dapat memberikan dana pada saat akad.
Setelah hasil panen, maka nasabah akan membayar salam kembali. Dengan
melakukan transaksi salam, maka petani dan peternak dapat mengambil manfaat
tersebut.
b. Jelas sifat-sifatnya
c. Jelas ukurannya
4) Alat tukar/harga
1. Pengertian Istishna
a. Al-Quran
hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai
untuk waktu yang tidak di tentukan, hendaklah kamu menuliskannya.(al-
Baqarah:282)
b. Al-hadits
Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan
takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula untuk jangka waktu yang di
ketahui
Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk di jual.(HR Ibnu Majah)
6. Istishna Pararel
Menurut jumhur fuqaha, jual beli istisna itu sama dengan salam, yakni
jual beli sesuatu yang belum ada pada saat akad berlangsung (bay al-madum).
Menurut fuqaha Hanafiah, ada dua perbedaan penting antara salam dengan
istisna, yaitu :