Anda di halaman 1dari 39

RUMAH SAKIT UMUM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

KMC LURAGUNG Halaman


Jl. Raya Luragung, Desa 1/38
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Limbah cair adalah bahan buangan cairan dan tinja yang
berasal dari kamar mandi, WC, wastafel, pencucian linen,
pencucian alat bedah, alat makan, tempat memandikan
jenasah dan dapur rumah sakit.
2. Tujuan 2.1. Mengamankan bahan buangan cair yang berbahaya
bagi kesehatan.
2.2. Mencegah pencemaran air.
3. Kebijakan 3.1 Limbah cair yang berasal dari air hujan, tidak diolah,
disalurkan ke saluran irigasi.
3.2 Limbah cair yang berasal dari : kamar mandi, IRJ, IGD, HD,
PK, OK, PERI disalurkan ke IPAL.
3.3 Limbah cair dari dapur, kantin, laundry sebelum dialirkan
ke unit pengolahan dilakukan pengolahan pendahuluan
(Pre Treatment) sebelum di buang ke bak equalisasi.
3.4 Limbah cair dari rontgen dan laboratorium ditangani oleh
pihak ketiga (PT.Jasa Medivest).
3.5 Unit pengolahan limbah cair menggunakan sistim
pengolahan aerobik dengan lumpur aktif, dikelola oleh
IPLRS.
4. Prosedur 4.1 Limbah cair dari bak I (INLET) dipompa ke Bak Buffer
tank melalui saringan putar (Seaving machine, ukuran
celah 1 mm) kemudian di aerasi sebagai pre -pengolahan.
4.2 Limbah cair dari bak buffer tank, dipompa ke bak aerasi
secara bertahap, apabila debit air tinggi air akan meluap
melalui wire menuju bak aerasi.
4.3 Dari bak aerasi dialirkan melalui ke bak Clarifill untuk
proses pengendapan lumpur.
4.4 Secara bertahap hasil endapan lumpur aktif dikembalikan
ke bak aerasi I, apabila kelebihan lumpur maka lumpur
ditarik ke bak slugde untuk dilakukan pengeringan.
4.5 Air dari bak clarifill yang sudah jernih akan meluap
melalui wire, dilakukan desinfeksi menggunakan larutan
kaporit dialirkan ke saluran irigasi dan di buang ke
lingkungan.
4.6 Apabila proses terganggu yang ada hubungannya dengan
mesin dilaporkan ke PSRS.

5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair.


5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
RUMAH SAKIT UMUM KMC PEMANTAUAN KUALITAS LIMBAH CAIR
LURAGUNG Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa 1/2
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PEMANTAUAN KUALITAS LIMBAH 20/09/2015
CAIR
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Pemantauan kualitas limbah cair adalah tindakan untuk
mengetahui keberhasilan dalam mengolah limbah cair.
2. Tujuan 2.1Untuk mencapai standar baku kualitas buangan limbah
cair rumah sakit.
2.2 Untuk mengatasi gangguan yang terjadi selama proses
pengolahan limbah cair.
3. Kebijakan 3.1 Pemeriksaan secara fisik / visual limbah cair.
3.2 Pemeriksaan laboratorium.
3.3 Menindaklanjuti keluhan akibat kegagalan proses
pengolahan
4. Prosedur 4.1 Untuk menindaklanjuti keluhan akibat kegagalan
proses pengolahan yang menimbulkan bau busuk:
tambahkan bahan aktif starbioplus pada UPLC dan
pengurasan septic tank.
4.2 Untuk gangguan fisik bangunan ( KM / WC, septic tank,
saluran septic tank) menjadi tanggung jawab unit kerja
Instalasi Pemeliharaan Sarana (PSRS).
4.3 Untuk gangguan kelancaran saluran (Induk dan
Primer) yang menuju UPLC menjadi tanggungjawab
IPL RS.
4.4 Untuk gangguan lumpur yang mengapung pada bak
clarifill : Pemeriksaan kandungan DO dan atur pH
sampai menjadi netral ( 6,7 7,6).
4.5 Jika buih warna hitam pada kolam aerasi (lagoon):
4.6 Pengurangan lumpur lama atau menambah jumlah
lumpur baru dengan mengambil dari bak stabilisasi
atau menambah kotoran sapi .
4.7 Buih disemprot dengan air yang bertekanan.
4.8 Buih putih tebal dibak aerasi, ditambahkan lumpur
aktif ke bak aerasi.
4.9 Jika pH < 6,7 pada bak aerasi , tambahkan lumpur
aktif.
4.10 Effluent keruh , kurangi umur lumpur di lagoon dan
tambahkan oksigen bila kondisi anaerob.
4.11 Jika gumpalan lumpur ikut terbuang bersama effluent
tambahkan lumpur yang ada di bak penampungan
lumpur ke bak stabilisasi.
4.12 Untuk mengamati kemampuan pengendapan lumpur
dengan menentukan indeks volume sludge (SVI)
caranya dengan mencampurkan lumpur dan air
limbah dari bak areasi dimasukkan ke dalam silinder
kerucut (tabung inhof) volume 1 liter dan dibiarkan
selama 30 menit dengan rumus sebagai berikut.
SVI = SV x 1000 militer per gram
MLSS
Dimana :
SV = Volume endapan lumpur di dalam silinder kerucut
setelah 30 menit pengendapan (ml).
MLSS = Mixed liqour suspended solid (mg/l)
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair.
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit.
PENGOLAHAN BAK EQUALISASI
RUMAH SAKIT UMUM KMC
Halaman
LURAGUNG
1/1
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
20/09/2015
PENGOLAHAN BAK EQUALISASI
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Bak Equalisasi adalah proses awal untuk perataan debit
air limbah yag masuk ke unit pengolahan selanjutnya.
2. Tujuan
2.1 untuk mengetahui prosedur air limbah yang benar dan
RUMAH SAKIT UMUM PENGOLAHAN
apabila terjadi BAK bak
hambatan pada AERASI
equalisasi dapat
KMC LURAGUNG segera ditangani. Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa 4/38
2.2 kolam pencampuran air limbah menjadi homogen.
3. Prosedur Cirahayu, Kecamatan 3.1 Limbah cair dialirkan ke influent chamber.
Luragung, Kuningan 3.2 Pada proses penyaluran ke effluent chamber bahan padat
akan masuk ke system penyaluran dan mencapai unit
PROSEDUR TETAP pengolahan.
Tanggal Ditetapkan Oleh
PENGOLAHAN BAK AERASI 3.3 Agar dalam proses penyaluran
Terbit tidakKMC
Direktur RSU mengalami
LURAGUNG gangguan
biasanya pada influent chamber dilakukan pengolahan
pendahuluan (Pre-Treatment) dengan menggunakan proses
penyaringan bar screen.
20/09/2015
3.4 Air limbah dialirkan melalui saringan besi untuk menyaring
sampah yang berukuran besar. dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
3.5 Sampah yang tertahan oleh NIP saringan
1010.03.01.001
besi secara rutin
1. Pengertian Bak Aerasi
diangkut untukadalah proses
menghindari penambahan
terjadinya oksigen (aerasi) ke
penyumbatan.
3.6dalam air limbah.
Air limbah kemudian diolah dalam equalizing tank. Di dalam
2. Tujuan equalizing tank air limbah dibuat menjadi homogen dan
alirannya diaturmengetahui
2.1 untuk oleh flow regulator, flow pengolahan
prosedur regulator yangair
terdapat
limbah
pada bak equalisasi
dalam bak aerasi.dapat mengendalikan fluktuasi jumlah air
limbah yang tidak merata selama 24 jam dengan
2.2 Untuk mengetahui prosedur air limbah yang benar menggunakan
teknik mencampur dan mengencerkan danbak
dibantu olehagar
diffuser.
apabila terjadi hambatan pada aerasi dapat
3.7 Air limbah dari berbagai sumber dapat teraduk dan
segera ditangani.
tercampur menjadi homogen dan siap untuk diolah.
3. Prosedur 3.83.1 Diffuser
Limbahjugacair berfungsi
dari bak equalisasi di alirkan ke
dapatmenghilangkan baubakbusuk
aerasi
dengan menggunakan pompa dan gaya gravitasi
pada air limbah.
3.2 Pengolahan secara biologis terjadi di dalam aeration tank.
3.3 Bahan- bahan organik yang terdapat pada air limbah di
dekomposisi oleh mikroorganisme menjadi produk yang lebih
4. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan
sederhana dan di ubah limbah
bentukcair
menjadi karbondioksida, air, dan
ammonia.
3.4 Massa dari bahan organik baru yang dihasilkan
mengendap bersama-sama dan membentuk activated
sludge.
4. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair
PENGOLAHAN BAK SEDIMENTASI
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
5/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN BAK SEDIMENTASI
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Bak Sedimentasi adalah Bak pengendapan, di dalam bak
ini lumpur aktif mengandung mikroorganisme yang masih
hidup dan masih aktif di endapkan dan di sirkulasikan
kembali ke dalam reeaktor (bak aerasi) yang digunakan
untuk meningkatkan jumlah biomassa dan untuk
mempercepat reaksi
2. Tujuan
2.1 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan air limbah
pada bak sedimentasi.
2.2 Untuk mengetahui prosedur air limbah dalam bak
sedimentasi.
3. Prosedur 3.1 Limbah cair beserta lumpur hasil proses biologis dialirkan
ke dalam bak sedimentasi agar dapat mengendap.
3.2 Lumpur yang sudah mengendap di bagian bawah
dipompakan kembali ke bak aerasi dan lumpur pada air limbah
yang baru datang di biarkan turun mengendap ke bawah
sehingga terjadi pergantian lumpur.
3.3 Lumpur yang sudah di endapkan di dalam pengendapan
akhir mengandung mikroorganisme yang masih hidup atau
masih aktif dan di sirkulasikan kembali ke reactor (bak aerasi)
yang digunakan untuk meningkatkan jumlah biomassa dan
untuk mempercepat reaksi.

4. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair


PENGOLAHAN BAK CONTROL BIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
6/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN BAK CONTROL
BIOLOGI 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Bak control biologi adalah bak untuk uji biologis dari bak
sedimentasi masuk ke bak control biologis untuk
mengetahui air limbah yang telah diolah memenuhi syarat
atau tidak effluent nya.
2. Tujuan
2.1 Untuk mengetahui prosedur air limbah yang benar dan
apabila tejadi hambatan pada bak kontrol biologi dapat
segera ditangani
2.2 Untuk mengetahui air limbah yang masuk ke bak ontrol
biologi sudah bisa di buang effluent nya dan memenuhi
syarat baku mutu.
3. Kebijakan 3.1 Menggunakan ikan koi atau hias untuk indikator air
limbah memenuhi syarat untuk di buang ke lingkungan.
3.2 Penambahan aerator untuk suplay udara/sirkulasi udara
pada bak control biologi.
4. Prosedur 4.1 Pada bak control biologi kandungan nitrat paling
mendominasi , sehingga aliran tersebut sebagai nitrate recycle
merupakan parameter pengendali proses biologi yang paling
utama.
4.2 Aliran effluent dialirkan melalui media filter untuk
mengurangi TSS sisa , kation sisa, dan bau yang diharapkan
kualitas nya dapat memenuhi baku mutu.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair
PENGOLAHAN BAK DESINFEKSI / CHLORINASI
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
1/1
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN BAK DESINFEKSI/
CHLORINASI 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Bak Chlorinasi adalah bak untuk pemberian
desinfekstan sebelum air limbah di buang ke lingkungan.
2. Tujuan
2.1 agar air limbah yang di buang ke lingkungan tidak
mengandung mikroorganisme pathogen dan
memenuhi syarat baku mutu.

3. Prosedur 3.1 Air limbah yang di alirkan dari bak sedimentasi masuk ke
bak chlorinasi untuk pembubuhan kaporit dan air limbah
yang sudah di desinfektan baru di b uang ke lingkungan.

4. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair


PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
1/3
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian 1.1 Sampah medis adalah limbah padat hasil kegiatan
tindakan dan perawatan pasien yang diduga
terkontaminasi, sehingga bersifat infeksius termasuk
didalamnya adalah sisa obat kadaluwarsa.
1.2 Sampah umum adalah limbah padat pada umumnya
yang berasal dari hasil kegiatan rumah tangga dan
diduga tidak infeksius.
1.3 Limbah citotoksik adalah bahan yang
terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan
obat sitotoksik selama peracikan, pengankutan atau
tindakan terapi sitotoksik
2. Tujuan Menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat
serta mengamankan bahan berbahaya.
3. Kebijakan 3.1 Limbah padat dipisahkan menjadi sampah medis dan non
medis.
3.2 Dalam hal pengelolaan sampah umum bekerja sama
dengan Dinas Cipta Karya untuk pembuangan sampah
umum ke TPA.
3.3 Untuk sampah umum dilingkungan rumah sakit tidak
boleh dibakar.
3.4 Sampah medis ditempatkan dalam suatu wadah dalam
kantong plastik berwarna kuning dengan diberi simbol dan
tulisan INFEKSIUS.
3.5 Limbah sitotoksik ditempatkan pada kantong plastik
berwarna ungu dengan diberi simbol dan tulisan
SITOTOKSIK.
3.6 Sampah medis dan limbah sitotoksik dimusnahkan dalam
incinerator dengan temperatur minimal 1000 oC. Apabila
tidak terdapat incenerator bekerjasama dengan pihak
ketiga untuk penanganan sampah medis.
4. Prosedur 4.1Sampah Umum.
a. Sampah umum terdiri dari Sampah organik dan
Sampah anorganik. bahan / barang bekas
bungkus makanan, daun kering, kertas yang
dihasilkan kantor administrasi, ruang rawat dan
penunggu pasien termasuk ke dalam Sampah
anorganik dan sisa makanan atau sampah basah
termasuk ke dalam Sampah organik. Sampah
umum dimasukkan ke dalam tempat sampah dan
dikeluarkan oleh petugas cleaning servis.
b. Sampah sisa makanan dari dapur ruangan
dimasukkan kekantong plastik dan dikeluarkan
oleh pramusaji kemudian dimasukkan ke tempat
sampah yang selanjutnya diambil oleh petugas
cleaning service.
c. Sebelum dibuang ke TPS sampah umum diukur
volume setiap hari.
d. Pengangkutan sampah umum dilakukan oleh
petugas cleaning service , dibawa setiap hari
dengan gerobag tertutup.
e. Tempat sampah diletakan kembali kelokasi
semula dalam keadaan bersih.
f. Sampah umum yang ada di TPS diangkut oleh
petugas Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kuningan.
g. Untuk menjaga kebersihan tempat/ wadah
sampah dibersihkan setiap hari oleh petugas
pengambil sampah dan ditempatkan ke tempat
semula.
h. Penempatan wadah / tempat sampah umum
setiap 20 meter diselasar dan untuk setiap
ruangan penghasil sampah minimal satu buah.

4.2 Sampah Medis.


a. Pisahkan sampah sesuai jenisnya dengan
menggunakan wadah ember / plastik khusus dan
simbul yang ada.
b. Sampah medis yang dihasilkan dari tindakan
pengobatan dan perawatan pasien dimasukan
kedalam keranjang, kemudian ditampung
diember / kantong plastik sesuai dengan
klasifikasi jenisnya oleh perawat dan selanjutnya
diambil oleh petugas cleaning servis.
c. Pengangkutan sampah medis dilakukan oleh
petugas cleaning service dengan menggunakan
gerobag tertutup setiap pagi, dibawa ke gudang
sampah medis.
d. Sebelum dibakar, sampah medis ditimbang dan
dicatat jumlahnya.
e. Pembakaran sampah medis dilakukan dengan
incinerator oleh petugas IPL
f. Jika incinerator tidak bisa dioperasikan maka
pembakaran dilaksanakan di TPS.
g. Sisa hasil pembakaran selanjutnya dibuang untuk
menutup lokasi yang belum rata (lanfill) atau
keTPS.
h. Untuk sampah medis yang berupa organ tubuh
dibakar di incinerator untuk menghindari
penularan penyakit kecuali ada permintaan
penanganan dengan cara lain dari pihak pasien
atau keluarga.
i. Untuk tempat sampah medis harus selalu
didesinfeksi segara setelah dikosongkan.
j. Apabila tidak memiliki incenerator, untuk
pemusnahan sampah medis dapat dilakukan
kerjasama dengan PT. Medifas

4.3Limbah Sitotoksik.
Pembuangan sisa obat dan peralatan yang
terkontaminasi obat citostatika.
a. Sisa obat dan peralatan yang dipakai/
terkontaminasi obat citostatika (spuit infus set,
vial, ampul, plabot infus dll ) dikumpulkan dalam
wadah khusus dan kemudian dibungkus dengan
rapi dan tertutup rapat.
b. Bungkusan tersebut diberi label : Bahan
Berbahaya dan diserahkan kebagian limbah unit
kerj IPL.
c. Metoda pemusnahan sisa obat dan peralatan
yang terkontaminasi citostatika, menggunakan
incinerator dengan panas minimal 1000 derajat
celcius.
d. Untuk tempat sampah citotoksik selalu
didesinfektan segera setelah dikosongkan.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair.
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
PENANGANAN JARUM SUNTIK
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
10/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENANGANAN JARUM SUNTIK
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Alat yang digunakan untuk memasukkan obat kedalam
tubuh pasien dengan cara suntikan.
2. Tujuan Mencegah infeksi akibat tertusuk jarum suntik bekas /
yang sudah digunakan.
3. Kebijakan Jarum suntik dan sampah medis infectious dipisahkan
dan dibungkus dengan kantong plastik infectious
khusus untuk sampah medis.
4. Prosedur 4.1 Pisahkan jarum suntik dengan sampah medis yang
lain.
4.2 Masukkan jarum suntik ke dalam kantong plastik
infektious berwarna kuning.
4.3 Masukkan jarum suntik ke dalam wilbin sampah
medis ( Ditangani oleh PT. Jasa Medivest).
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair.
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
PENGENDALIAN VEKTOR,
RUMAH SAKIT UMUM
SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG PENGGANGGU
KMC LURAGUNG
Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa
11/38
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGENDALIAN VEKTOR,
SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG
20/09/2015
PENGGANGGU
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Yang dimaksud dengan pengendalian adalah kegiatan
yang bertujuan untuk menekan tingkat kepadatan/
populasi serangga, vektor, binatang pengerat dan
binatang pengganggu lainnya.
2. Tujuan Untuk mencegah penularan penyakit yang diakibatkan
oleh peranan vektor, serangga dan binatang pengganggu.
3. Kebijakan 3.1 Jenis yang dikendalikan meliputi : Jentik Aedes aegepty ,
lalat, tikus, kucing, dan kecoa.
3.2 Metode pengendalian dengan cara pencegahan,
penangkapan dan pemberantasan.
3.3 3. Pemberantasan lalat didapur dan kantin rumah sakit
dengan perangkap kertas lem ( fly cell )
4. Prosedur 4.1 Pengendalian jentik / nyamuk
Pengawasan / pemeriksaan secara berlangsung jentik
Aedes aegepty pada bak mandi dan WC satu bulan
sekali dengan menggunakan formulir kartu
pemeriksaan jentik.
Mekanisme yaitu pemberantasan sarang nyamuk ( PSN
) dengan cara melaksanakan kegiatan sanitasi
lingkungan
Kimia dengan abatisasi dengan pemberian bubuk
abate ( 10 gr/m3 ) pada bak kamar mandi dan WC satu
bulan sekali/ penyemprotan dengan malathion.
4.2 Pengendalian lalat
Pengukuran angka kepadatan lalat dengan fly grill
pada dapur dan kantin.
Pemberantasan lalat dengan pemasangan fly cell pada
tempat tempat yang angka kepadatan lalatnya tinggi.
4.3 Pengendalian tikus
Pemasangan perangkap tikus pada dapur, kantin dan
instansi rawat inap.
4.4 Pengendalian kucing
Penangkapan kucing dengan cara pemasangan
perangkap kucing dan penagkapan secara langsung 3
bulan sekali.
4.5 Pengendalian dan pemberantasan
Apabila mengalami kesulitan atau kendala
terhadap penanganan vektor dan binatang
penganggu dapat dilakukan kerjasama dengan
pihak ketiga (Pest Control) 1 bulan sekali.

5. Dokumen Terkait
5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
STERILISASI RUANGAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
12/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
STERILISASI RUANGAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Sterilisasi ruangan adalah suatu cara untuk mengurangi
atau menekan semaksimal mungkin jumlah mikroba yang
terdapat diudara ruangan termasuk mikroba di dinding,
langit langit, permukaan alat/ instrumen, perabotan
rumah tangga dan linen yang ada di dalam ruangan. Cara
yang dipakai adalah dengan penyinaran Ultra Violet ( UV )
dan fogging.
2. Tujuan Untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya infeksi
nosokomial
3. Kebijakan 3.1 Tindakan sterilisasi ruangan dilaksanakan atas dasar :
a. Ruang pelayanan medik dan penunjang medik yang
dicurigai potensial terjadi kontaminasi atau
pencemaran oleh mikroba pathogen.
b. Ruang pelayanan medik yang memerlukan kondisi
steril setelah dipakai untik kegiatan medis dan
ruang tersebut akan dipakai kembali untuk
kegiatan antara lain : R. Operasi ( IBS, IGD ), R.
Isolasi, ICU/ICCU, kamar bayi ( Pediatry ).
3.2 Tindakan sterilisasi ruangan dengan fogger
dilaksanakan oleh petugas Instalasi Penyehatan
Lingkungan khusus untuk ruang IGD, IBS, ICU.
1. Tindakan sterilisasi dengan UV di IRNA
dilaksanakan oleh IPL setiap hari Senin Kamis
jam 08.00 12.00 WIB dan hari Jumat Sabtu jam
08.00 11.00 WIB, dilaksanakan atas permintaan
dari ruangan dan atau yang diprogram oleh IPL
2. Tindakan sterilisasi desinfeksi di IRJ khususnya
untuk Poli Paru dilaksanakan pada hari sabtu
minggu terakhir.

4. Prosedur 4.1 Sterilisasi dengan Ultra Violet


a. Siapkan sterilisator UV, masker, jam, kabel rol, alat
tulis.
b. Tindakan sterilisasi ruangan dilaksanakan apabila
ruang tersebut sudah dalam keadaan kosong
( tidak ada kegiatan/ pasien )
c. Ruang dibersihkan, dipel oleh petugas kebersihan
kemudian dikosongkan
d. Buka semua laci meja, almari yang ada dalam
ruangan
e. Tempatkan sterilisator UV ditengah ruangan,
usahakan semua tempat terpapar sinar.
f. Waktu pemaparan untuk ruangan ukuran < 6 x 6 x
1 M = 30 menit
g. Tutup pintu ruangan , jaga supaya orang lain tidak
masuk
h. Catat hasil kegiatan dalam kartu sterilisasi,
gantungkan dalam ruangan
i. Setelah selesai ruangan ditutup .
j. Ruangan dapat digunakan kembali.
4.2 Sterilisasi dengan Fogger
a. Siapkan larutan desinfektan dengan bahan aktif
Chloro P.toluenesufonamide Sodium : buat
pengenceran larutan desinfektan dan aquades
dengan perbandingan 1 : 9
b. Tuang larutan desinfektan yang sudah diencerkan
kedalam tangki kemudian ditutup.
c. Atur sudut kemiringan nozzel dan kekuatan daya
semprot.
d. Hidupkan alat dengan menekan saklar.
e. Semprot ruangan secara merata, usahakan semua
bagian terkena ( celah antar alat ).
f. Setelah selesai matikan alat.
g. Tutup pintu ruangan selama 4 jam dan ruangan
bisa digunakan kembali
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair.
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit.
PEMERIKSAAN JUMLAH KUMAN DI UDARA
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
14/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PEMERIKSAAN JUMLAH KUMAN
DI UDARA 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Kuman baik yang patogen maupun yang non patogen bisa
disebarkan lewat debu udara.
2. Tujuan Mengetahui jumlah kuman udara
Sebagai bahan evalusi sterilisasi ruangan
3. Kebijakan Menggunakan Metode standart plate count
4. Prosedur 4.1 Bahan :
a. Larutan NaCL 0,9 % steril
b. Media plate count agar, steril
4.2 Alat :
a. Portable air sampling pump
b. Impinger, steril
c. Cawan petrib, steril
d. Pipet 10 ml steril
e. Lampu spirtus
f. Labu erlenmeyer
g. Colony counter
4.3 Cara kerja :
a.Sampling
Diambil tabung impinger steril, diisi 10 ml larutan
Na CL fisiologis 0,9 % atau larutan pepton steril
dipasang pada air sampling pump
Alat air sampling pump dihidupkan, flow meter
diatur pada skala yang dinginkan, biasanya 1 atau
2 ; selama 15 atau 30 menit, hal ini tergantung
volume udara yang diinginkan sesuai dengan
kondisi kebersihan ruangan.
Untuk ruangan tertutup dan menggunakan AC
waktu yang dibutuhkan 30 menit
Ruang tertutup tanpa AC waktu yang dibutuhkan
30 menit
Ruang terbuka, bebas AC waktu yang dibutuhkan
5 menit
Selesai waktu sampling yang sudah ditentukan, air
sampling pump dimatikan, dan impinger yang
berisi sample uji diambil dan dihindarkan
kontaminasi
Sample uji dimasukkan kedalam box pendingin
( tempat sampel ) untuk diuji lebih lanjut
dilaboratorium.
A b. Pembiakan.
Disiapkan 4 buah cawan petri steril dan dibagian
bawah diberi code 1,2,3 dan 4 sebagai kontrol.
Sampel uji dicampur hingga homogen
Cawan petri kode 1,2,3 masing masing diisi 1
ml sampel uji secara aseptik dengan
menggunakan pipet steril
Semua cawan petri kode 1,2,3 yang sudah diisi
sample dan cawan kode 4 ( blangko ) satu
persatu dituangi lebih kuang 10 ml media plate
count agar yang sudah dicaorkan dan
didinginkan pada suhu hangat hangat kuku dan
segera dicampur dengan cara digoyangkan
hingga homogen, permukaan merata dan
dihindari terjadinya pembekuan sebelumnya
pada waktu pencampuran
Semua cawan petri berisi sampel uji dan
blangko, diinkubasikan pada suhu 35 37
derajat celsius selama 24 jam dengan inkubator.
B c. Pembacaan hasil
Koloni yang tumbuh setelah inkubasi selesai,
masing - masing dihitung menggunakan coloni
counter.
C d. Perhitungan koloni
Perhitungan dimilai dari atas ke bawah dan dari
kiri kekanan terhadap petak petak tersebut
Koloni yang terletak pada garis horisontal
dihitung pada petak dibawahnya
Koloni yang menempel pada garis vertikal
dihitung pada petak disebelah kanannya atau
kirinya menurut arah gerakan perhitungan.
Jika pertumbuhan koloni menutupi seluruh area
medis pada membran filter dan tidak satu pun
koloni yang terpisah dilaporkan sebagai
pertumbuhan yang menyatu
Jika jumlah koloni lebih besar dari 200 hasilnya
dilaporkan pertumbuhan yang terlalu banyak
D cawan kode 1 jumlah koloni a
E cawan kode 2 jumlah koloni b
F cawan kode 3 jumlah koloni c
G cawan kode 4 jumlah kooni d ( kontrol tidak bole
lebih dari 10 koloni, bila terjadi pemeriksaan
harus diulang dengan menggunakan bahan
baru )
Jumlah koloni kuman rata rata
= (a d ) + ( b d ) + ( c d )
H 3
= X koloni
I Jumlah koloni kuman
J = V x X x 1.000
K Qx t

L Keterangan : V = Larutan fisiologis Na CL 0,9 % steril


M ( ml )
N X = Jumlah koloni / ml
O Q = Debit aliran udara ( L / menit )
P T = Lamanya waktu sampling ( menit ).
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku penyehatan udara
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.3 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
UJI SANITASI LANTAI & MEJA
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
16/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
UJI SANITASI LANTAI & MEJA
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Lantai dan meja setelah diberi suatu desinfektan, kemudian
dicek berapa jumlah jasad renik yang masih ada dan hidup
pada lantai itu.
2. Tujuan Untuk mengetahui efektifitas dari suatu bahan
antimikroorganisme yang diberikan pada lantai atau meja
3. Kebijakan Menggunakan metode RODAC ( Replicate Organism direcct
Agar Contact )
4. Prosedur 4.1 Cairkan PCA pada penangas air.
4.2 Isilah cawan petridish diameter 5 cm dengan PCA cair
( 45 derajat celsius ) sampai melebihi permukaan cawan
petridish itu dan usahakan merata, dan biarkan memadat.
4.3 Bukalah tutup cawan petridish yang sudah penuh media
PCA dan letakan terbalik ( permukaan PCA pada lantai )
dan tekan kebawah supaya permukaan agar itu
bersenggolan dengan lantai atau meja dan biarkan selama
4 detik.
4.4 Setelah cukup waktu, pindahkan PCA itu ( dengan agar
menghadap keatas ) pada cawan petridish diameter 12 cm
dan segera tutup dengan cawan tersebut
4.5 Inkubasikan PCA itu pada suhu 37 derajat celsius dalam
inkubator selama 2 3 hari.
4.6 Hitung koloni yang tumbuh pada permukaan PCA itu
dengan koloni counter.
4.7 Tentukan jumlah koloni jasad renik untuk setiap 100 cm2
dengan rumus sbb :
100
4.8 Jumlah koloni = jumlah rataan koloni X --------------
tiap cawan petri Luas cawan
4.9 Laporkan hasil uji ( sebelum penggunaan desinfektan,
setelah dibersihkan tanpa desinfektan dan setelah
penggunaan desinfektan )
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku penyehatan udara.
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.3 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
PENGOLAHAN DAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR
RUMAH SAKIT UMUM
BERSIH
KMC LURAGUNG
Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa
17/38
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN DAN PEMANTAUAN
KUALITAS AIR BERSIH 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Air bersih adalah air yang layak dan aman dikonsumsi
oleh manusia.
2. Tujuan Menyediakan air bersih dirumah sakit yang memenuhi
kualitas minimal persyaratan permenkes no: 416/1990,
baik dari segi fisik, kimiawi dan bakteriologi maupun
radio aktif
3. Kebijakan 3.1 Sumber air bersih menggunakan air bawah tanah
( ABT ) dan dari PDAM.
3.2 Pemeriksaan rutin hairian dan atau bulanan oleh
laboratorium kesling IPL dan DKKS Kab. Kuningan,
untuk pemeriksaan ke laboratorium rujukan
dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun.
4. Prosedur 4.1 Pemberian kaporit.
a. Pemberian kaporit dilakukan pada atau sumur.
b. Cara pemberian kaporit dilakukan dengan dosing
pum dengan perlakuan pengenceran.
4.2 Pengenceran kaporit .
a. Timbang kaporit 1 kg, masukan kedalam ember
dan tambahkan air sambil diaduk sampai keruh.
b. Diamkan 5 menit sampai terjadi pengendapan
kapur.
c. Secara perlahan dengan gayung ambil air kaporit
tersebut dan masukan kedalam dosing pum.
d. Ulangi pengenceran tersebut diatas sampai tiga
kali hingga yang tertinggal hanya kapurnya,
buang endapan/ residunya.
e. Hidupkan dosing pum dengan menyalakan listrik
tunggu sampai proses dosing pum lancar.
f. Masukan nosel dosing pum ke bak air yang akan
diberi kaporit.
4.3 Pengurasan reservoir.
a. Untuk menjaga kebersihan reservoir dilakukan
pengurasan / pembersihan setiap tiga bulan
sekali.
b. Pengurasan dilakukan oleh IPL RS bekerja sama
dengan pihak ke tiga.
c. Untuk menjaga kualitas air bersih dalam
perpipaan , maka dilakukan pembersihan air
dalam jaringan perpipaan melalui saluran hidran
setiap satu minggu sekali.
d. Pembubuhan kaporit setelah pengurasan
reservoir air bersih dengan menghitung volume
reservoir dan kapasitas pembubuhan kaporit.
4.4 Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium dengan parameter
kualitas air bersih berdasarkan Permenkes no
416 tahun 1990, dua kali setiap tahun dilakukan
pada musim kemarau dan musim penghujan.
b. Untuk pemeriksaan bulanan dilakukan rutin
dilaboratorium kesehatan daerah dengan
pemeriksaan bakteriologi dan kimia air bersih
hanya dengan 6 parameter.
c. Untuk pemeriksaan inspeksi setiap 6 bulan sekali
oleh tim dinas kesehatan dan di kirim ke
laboratorium kesehatan daerah dengan
pemeriksaan bakteriologi dan kimia air bersih.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah bersih
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.3 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
RUMAH SAKIT UMUM PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK
KMC LURAGUNG PEMERIKSAAN KIMIA
Jl. Raya Luragung, Desa Halaman
Cirahayu, Kecamatan 19/38
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK
PEMERIKSAAN KIMIA 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Sampel adalah volume sesuatu badan air yang akan
diteliti dengan jumlah sekecil mungkin yang mewakili
sifat-sifat yang sama dari badan air tersebut.
2. Tujuan Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk
mengumpulkan sebagian material/bahan dalam volume
yang cukup kecil yang mewakili material yang disampel
secara tepat untuk dapat dibawa dengan mudah dan
diperiksa di laboratorium.
Hal ini berarti bahwa perbandingan atau konsentrasi
relatif yang tepat dari semua komponen dalam sampel
akan sama seperti dalam material yang disampel, dan
sampel akan ditangani dalam beberapa cara serta tidak
mengalami perubahan-perubahan yang berarti
(komposisinya) sebelum tes-tes dilakukan.
3. Kebijakan 3.1 Menentukan lokasi pengambilan sampel.
3.2 Menentukan titik pengambilan sampel.
3.3 Melakukan pengambilan sampel.
3.4 Melakukan pengawetan sampel.
3.5 Pengepakan sampel dan pengiriman ke
laboratorium.
4. Prosedur 4.1 Jenis dan jumlah sampel.
a. Untuk pemeriksaan sifat fisika air diperlukan 2
liter
b. Untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan 5
liter
c. Untuk pemeriksaan bakteriologi air diperlukan
100
4.2 Alat dan reagen.
a. Alat pengambil sampel.
b. Alat penunjang.
c. Wadah untuk menyimpan sampel.
d. Bahan pengawet sampel.
e. Reagen untuk pemeriksaan lapangan
4.3 Cara pengambilan
a. Siapkan botol plastik yang sudah diberi pemberat
dan diberi tali di ujung lehernya.
b. Masukkan kedalam air yang akan diperiksa
dengan menggunakan tali.
c. Biarkan air masuk kedalam botol plastik, setelah
penuh angkat botol menggunakan tali.
d. Sampel diberi label tempat pengambilan, tgl
pengambilan, jam pengabilan, jenis pemeriksaan
dan nama petugas.
e. Sampel secepatnya dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku pengolahan limbah cair.
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.3 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
RUMAH SAKIT UMUM PENYEDIAAN BAHAN MAKANAN
KMC LURAGUNG Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa 21/38
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENYEDIAAN BAHAN MAKANAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian 1.1 Makanan minuman adalah semua makanan yang
disajikan di rumah sakit dan dijual didalam
lingkungan rumah sakit.
1.2 Penyehatan makanan minuman adalah upaya untuk
mengendalikan faktor yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi yang mempengaruhi pertumbuhan
kuman dan bertambahnya zat aditive pada makanan
minuman yang disajikan di rumah sakit, tidak menjadi
mata rantai penularan penyakit dan gangguan
kesehatan.
1.3 Proses penanganan makanan minuman ialah semua
kegiatan yang berhubungan dengan bahan mentah,
penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan
minuman.
2. Tujuan Untuk melindungi makanan dari kerusakan dan atau
kontaminasi sebelum dikonsumsi masyarakat rumah
sakit.
3. Kebijakan Penilaian menggunakan panca indera.
4. Prosedur 4.1 Pembelian bahan sebaiknya ditempat yang resmi dan
berkualitas baik.
4.2 Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal dari
Instalasi Gizi atau dari luar rumah sakit/jasa boga
harus diperiksa secara fisik, dan laboratorium
minimal 1 bulan sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga.
4.3 Makanan jadi yang dibawa oleh keluarga pasien dan
berasal dari sumber lain harus selalu diperiksa
kondisi fisiknya senelum dihidangkan.
4.4 Bahan makanan kemasan (terolah) harus
mempunyai label dan merek serta dalam keadaan
baik.
4.5 Penerimaan bahan mentah dilakukan pemeriksaan
terhadap mutu dan jumlah bahan mentah dengan
menggunakan alat uji mutu dan timbangan, tenaga
yang menerima harus sehat berasal dari Instalasi
Gizi.
5. Dokumen Terkait 5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.2 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004.
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
22/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Proses menyimpan bahan makanan ditempat yang bersih
dan bebas dari mikroorganisme.
2. Tujuan Untuk melindungi alat makan dari kerusakan dan
kontaminasi mikroorganisme.
3. Kebijakan Untuk melindungi makanan dari kerusakan dan atau
kontaminasi sebelum dikonsumsi masyarakat rumah
sakit.
4. Prosedur 4.1 BAHAN MAKANAN KERING
a. Gudang untuk menyimpan makanan kering harus
rapat tikus dan serangga ventilasi dipasang kawat
kasa dan dijauhkan dari bahan berbahaya dan
beracun.
b. Semua gudang bahan makanan hendaknya berada
di bagian yang tinggi
c. Bahan makanan tidak diletakan di bawah
saluran/pipa air (air bersih maupun air limbah)
untuk menghindari terkenanya bocoran.
d. Tidak ada drainase di sekitar gudang makanan.
e. Semua bahan makanan hendaknya disimpan pada
rak rak dengan ketinggian rak terbawah 15 cm
25 cm.
f. Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng
dijaga kurang dari 200C.
4.2 BAHAN MAKANAN BASAH
a. Bahan makanan seperti buah, sayuran dan
minuman, dsimpan pada suhu penyimpanan sejuk
(cooling) 100 C 150 C.
b. Bahan makana berprotein yang akan segera diolah
kembal,i disimpan pada suhu penyimpanan
dingim (chilling) 40C 100C.
c. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak
untuk jangka waktu sampai 24 jam disimpan pada
penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan
suhu 0) - -40C.
d. Bahan protein yang mudah rusak dalam jangka
waktu kurang dari 24 jam disimpan pada
penyimpanan beku (frozen) dengan suhu < 00 C
e. Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan
meniongkatkan suhu.
f. Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain
lain) harus tertutupo.
g. Pengambilan dengan cara First in First Out (FIFO),
yaitu yang disimpoan lebih dulu digunakan lebih
awal, agar tidak ada makanan yang busuk.
4.3 MAKANAN JADI
a. Makanan jadi harus memenuhi persyaratan
bakteriologis berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Jumlah kanduingan logam berat da residu
pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang
diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
b. Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi
atau dikemas dan tertutup serta segera disajikan.
5. Dokumen Terkait 1. Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
2. Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004.
PENGOLAHAN MAKANAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
24/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGOLAHAN MAKANAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Kegiatan menjadikan bahan makanan menjadi makanan
jadi.
2. Tujuan Untuk menghasilkan makanan yang tidak dikontaminasi
mikroorganisme.
3. Kebijakan Tempat dan alat pengolahan makanan serta
penjamahnya harus bersih dari mikroorganisme dan
penyakit menular.
4. Prosedur 4.1 Tempat Pengolahan Makanan
a) Perlu disediakan tempat pengolahan makanan
(dapur) sesuai dengan persayratan konstruksi,
bangunan dan ruang dapur.
b) Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan
makanan selalu dibersihkan dengan antiseptik.
c) Asap dikeluarkan melalui cerobong yang
dilengkapi dengan sungkup asap.
d) Intensitas cahaya diupayakan tidak kurang dari
200 lux.
4.2 Peralatan masak
a) Peralatan masak tidak bolah melepaskan zat
beracun dalam makanan.
b) Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor.
c) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam
asam/basa atau garam-garam yang lazim
dijumpai dalam masakan.
d) Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan,
selanjutnya didesinfeksi dan dikeringkan.
e) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan
dalam keadaan kering dan disimpan pada rak
terlindung dari vektor.
4.3 Penjamah makanan
a) Harus sehat dan bebas dari penyakit menular.
b) Secara berkala minimal 2 kali dalam setahun
diperiksa kesehatannya oleh dokter yang
berwenang.
c) Harus menggunakan pakaian kerja dan
perlengkapan pelindung pengolahan makanan
dapur
d) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan
setelah keluar dari kamar kecil.

5. Dokumen Terkait 5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
5.2 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
5.3 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004.
PENYAJIAN MAKANAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
25/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENYAJIAN MAKANAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Kegiatan menjadikan bahan makanan menjadi makanan
jadi.
2. Tujuan Untuk melindungi makanan dari kerusakan dan
kontaminasi mikroorganisme.
3. Kebijakan Terhindar dari pencemaran dan binatang pengganggu.
4. Prosedur 4.1 Cara penyajian makanan harus terhindar dari
pencemaran dan peralatan yang dipakai harus
bersih.
4.2 Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan
tertutup.
4.3 Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat
ditempatkan pada fasilitas penghangat makanan
dengan suhu minimal 600C dan 40C untuk makanan
dingin.
4.4 Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang
sehatn dan berpakian bersih.
4.5 Makanan jadi harus segera disajikan.
4.6 Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh
disajikan kepada pasien.
5. Dokumen Terkait 5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
5.2 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
5.3 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004.
PENGANGKUTAN MAKANAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
26/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGANGKUTAN MAKANAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Kegiatan mengirim makanan dari dapur ke pasien.
2. Tujuan Untuk melindungi makanan dari kerusakan dan
kontaminasi mikroorganisme.
3. Kebijakan Menggunakan kerera dorong dan memiliki rute khusus
untuk pengangkutan.
4. Prosedur 4.1 Makanan diangkut dengan menggunakan kereta
dorong yang tertutup dan bersih.
4.2 Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar
masih tersedia udara untuk ruang gerak.
4.3 Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah
dengan jalur untuk mengangkut bahan/barang kotor
atau tempat yang dapat mencemari makanan.
5. Dokumen Terkait 5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
5.2 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
5.3 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004.
PENYUCIAN ALAT MAKAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
27/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENYUCIAN ALAT MAKAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian 1.1 Alat makan adalah peralatan yang digunakan untuk
tempat makan.
1.2 Penyucian alat makan adalah menghilangkan sisa
makanan, sumber zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan membunuh
mikroorganisme yang ada di alat makan.
2. Tujuan Untuk melindungi alat makan dari kerusakan dan
kontaminasi mikroorganisme.
3. Kebijakan 3.1 Menggunakan minimal 3 bak pencucian.
3.2 Penggunaan chlor sebagai desinfekan.
3.3 Perendaman alat makan agar mudah dibersihkan.
4. Prosedur 4.1 Bersihkan alat makan dari sisa makanan, kemudian
peralatan dibilas dengan air mengalir.
4.2 Cuci alat makan dengan menggunakan deterjen.
4.3 Bilas alat makan dalam bak dengan air mengalir
sampai bersih.
4.4 Desinfeksi peralatan setelah pembilasan dengan air
panas pada suhu 80 100oC selama 2 menit.
4.5 Lakukan penirisan alat makan pada rak yang sudah
disediakan.
5. Dokumen Terkait 5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.2 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN RUANG BANGUNAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
28/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN
RUANG BANGUNAN 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Sanitasi ruang bangunan adalah semua ruang atau unit
yang didalam batas / pagar rumah sakit ( bangunan fisik
dan kelengkapan seperti peralatan meubeler, tempat tidur
pasien , kereta dorong makanan pasien yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan ).
2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi dan kelayakannya ruang
bangunan sesuai dengan peruntukannya.
3. Kebijakan 3.1 Pemeliharaan kebersihan dilaksanakan oleh pihak
swasta.
3.2 Ruang bangunan yang dipantau secara berkala
meliputi kamar operasi , ruang perawatan intensif ,
ruang perawatan bayi , ruang perawatan penyakit
menular dan ruang yang potensial terjadinya infeksi.
4. Prosedur 4.1 Pemeliharaan / perawatan kebersihan lantai
Lantai harus selalu tampak bersih dan mengkilap ,
tidak licin, dibersihkan ( disapu dan dipel )
minimal 2 kali sehari dengan menggunakan bahan
antiseptic.
Pembersihan lantaidimulai dari bagian ruangan
yang paling dalam dan bergerak mundur kearah
luar.
Sewaktu membersihkan lantai dengan
perlengkapan pel semua perabotan ruangan
seperti : meja , kursi , tempat tidur dan lain lain
harus diangkat / digeser agar pembersihan lantai
lebih sempurna.
Cara pembersihan ruangan yang dapat
menebarkan debu supaya dihindari.
4.2 Pemeliharaan / perawatan kebersihan dinding.
Dinding harus tampak bersih dan bebas dari
debu , dibersihkan dengan menggunakan sapu
atau sulak , sedang flek flek / noda dibersihkan
dengan menggunakan sikat dan air sabun atau
bahan kimia lain yang tidak merusak porcelen /
cat .
Dilakukan pengecatan ulang pada dinding
minimal 2 tahun sekali dengan cat dinding dan
warna terang serta mudah dibersihkan.

4.3 Pemeliharaan / perawatan kebersihan langit langit


Langit-langit harus selalu tampak bersih bebas
dari noda, debu dan lawa-lawa.
Dibersihkan satu minggu sekali atau apabila
sudah kotor.
Dilakukan pengecatan ulang pada langit-langit
minimal 2 tahun sekali dengan cat dinding dan
warna terang serta mudah dibersihkan.
4.4 Pemeliharaan / perawatan kebersihan jendela , kaca,
kawat kasa dan kusen kusen.
Jendela, kaca, kawat kasa dan kusen harus tampak
bersih bebas dari noda, debu dan laba-laba.
Dibersihkan minimal 1 minggu sekali atau bila
sudah tampak kotor, dibersihkan dengan
menggunakan lap kain basah dan diulang dengan
lap kain kering yang bersih.
Kaca yang retak atau pecah harus segera diganti.
Dilakukan pengecatan ulang pada kusen dan
jendela minimal 5 tahun sekali.
4.5 Pemeliharaan / perawatan kebersihan KM / WC dan
wastafel
Kamar mandi dan WC harus selalu tampak bersih
bebas dari bau yang tidak enak dan tidak licin.
Lantai, bak kamar mandi dan WC serta dinding
dibersihkan atau digosok dengan menggunakan
air sabun atau bahan kimia lain (antiseptic) yang
tidak merusak porselen.
Untuk setiap kamar mandi diberi pengharum,
didepan KM/WC tersedia keset yang bersih dan
kering.
Untuk KM/WC dibersihkan minimal sehari sekali.
Wastafel harus dalam keadaan bersih, tidak licin,
lantai dibawah wastafel harus selalu dalam
keadaan kering.
Wastafel tidak bocor dan dibersihkan minimal
sehari sekali.
4.6 Pemeliharaan / perawatan kebersihan peralatan non
medis.
Semua peralatan meubeler seperti meja, kursi,
almari, tempat tidur pasien, kereta dorong/ kursi
pasien harus selalu dalam keadaan bersih bebas
dari debu dan noda, dibersihkan dengan
menggunakan bahan antiseptic.
Sikat dan alat pel sehabis dipakai harus
dicuci/dibersihkan dengan air bersih dan
dikeringkan.
5. Dokumen Terkait 5.1 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit.
PEMANTAUAN KUALITAS
RUMAH SAKIT UMUM
FISIK RUANG BANGUNAN
KMC LURAGUNG
Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa
30/38
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PEMANTAUAN KUALITAS
FISIK RUANG BANGUNAN 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Pemantauan kualitas fisik udara yaitu suatu pengukuran
terhadap parameter tertentu; suhu, kelembaban,
intensitas cahaya dan suara/kebisingan guna
memperoleh data kondisi pada ruang bangunan sebagai
upaya pemenuhan persyaratan kesehatan.
2. Tujuan 2.1 Untuk mengetahui kualitas udara dengan parameter
tertentu (suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan
kebisingan ) pada ruang bangunan.
2.2 Menciptakan kenyamanan dan kesehatan ruang
bangunan bagi para penghuninya.
3. Kebijakan 3.1 Pemantauan kualitas fisik udara dilaksanakan tiap
bulan sekali oleh petugas IPL.
3.2 Melakukan evaluasi dan saran perbaikan pada lokasi
sampling yang bermasalah.
3.3 Pemantauan kualitas udara oleh laboratorium
luar/rujukan dilaksanakan 1 kali dalam 1 tahun.
4. Prosedur 4.1 Suhu dan Kelembaban
a. Catat kondisi sekitar lingkungan lokasi sampling
antara lain; waktu, cuaca, ventilasi/jendela dan
pintu.
b. Kontrol kondisi dan posisi baterai pada alat.
c. Tekan tombol on untuk menghidupkan alat.
d. Tekan tombol RH% untuk mengetahui
kelembaban udara dan baca besaran angka pada
display.
e. Tekan tombol oC untuk mengetahui suhu udara
dalam oC dan baca besaran angka pada display.
f. Setelah alat selesai dioperasikan tekan tombol off.
4.2 Pencahayaan.
a. Catat kondisi sekitar lingkungan lokasi sampling
antara lain : waktu, cuaca, ventilasi/jendela dan
pintu serta lampu pada blangko lembar kerja.
b. Kontrol kondisi dan posisi baterai dan alat pada
posisi off.
c. Pasang sensor pada alat letakkan alat sensor
ditempat yang datar dan horisontal untuk
memastikan alat tidak terhalang oleh benda lain
pada lokasi sampling.
d. Tekan tombol power pada posisi on dan skala
yang sesuai.
e. Tunggu hingga angka menunjukkan stabil.
f. Baca besaran angka pencahayaan pada display,
catat pada blanko pemantauan.
g. Tekan pengoperasian alat selesai tekan tombol
off.
h.
4.3 Kebisingan.
a. Catat kondisi sekitar lingkungan lokasi sampling
antara lain; waktu, keramaian dan sumber suara.
b. Kontrol posisi dan kondisi baterai pada alat.
c. Menekan tombol off untuk menghidupkan alat
dan mengatur range pada posisi dB (A).
d. Amati angka yang muncul pada display setiap 5
detik sekali.
e. Setelah pengoperasian alat selesai tekan tombol
off.
f. Menghitung angka yang diperoleh untuk dirata-
rata dan dinaytakan dalam satuan dB (A) /
desible.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku penyehatan udara
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit.
5.3 Pedoman praktikum laboratorium kesehatan
lingkungan
PEMANTAUAN KUALITAS
RUMAH SAKIT UMUM
FISIK RUANG BANGUNAN
KMC LURAGUNG
Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa
32/38
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PEMANTAUAN KUALITAS
FISIK RUANG BANGUNAN 20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Pemantauan pemeliharaan kebersihan adalah menilai hasil
pelaksanaan pemeliharaan kebersihan lingkungan ( halaman/
taman , gedung , jalan aspal , saluran irigasi, tempat parkir.
Yang dilaksanakan oleh rekanan jasa cleaning servis .

2. Tujuan Untuk mengetahui hasil kerja pemeliharaan kebersihan


3. Kebijakan Pemantauan dilakukan dengan nilai prosentase
Kriteria penilaian : Sangat baik : 86 100 %
Baik : 76 85 %
Cukup : 57 75 %
Kurang : < 56 %

4. Prosedur 4.1 Penilai dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan.


4.2 Penilaian menggunakan format yang telah disediakan
Kesehatan Lingkungan.
4.3 Penilaian materi terdiri dari : kebersihan ruang
bangunan , kamar mandi / WC , taman , halaman , tempat
parkir , saluran irigasi , saluran air hujan.
4.4 Hasil penilaian direkap kemudian dievaluasi dan
dilaporkan Direktur disertai saran tindak lanjut.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku penyehatan udara
5.2 Permenkes RI dan Keputusan DirJen PPM&PLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit.
UPAYA PROMOSI KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
33/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PROMOSI KESEHATAN LINGKUNGAN
20/09/2015
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Promosi hygiene dan sanitasi adalah penyampaian pesan
tentang higiene dan sanitasi rumah sakit kepada
pasien/keluarga pasien dan pengunjung, karyawan terutama
karyawan baru serta masyarakat sekitarnya.

Promosi kesehatan lingkungan adalah penyampaian pesan


tentang yang berkaitan dengan PHBS yang sasarannya
ditujukan kepada karyawan.
2. Tujuan Untuk memberikan penyuluhan kepada pasien/keluarga
pasien, pengunjung, karyawan rumah sakit, serta masyrakat
sekitarnya agar mengetahui, memahami, menyadari, dan mau
membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
serta dapat memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit
dengan benar.

3. Kebijakan Setiap rumah sakit harus melaksankan upaya promosi


higiene dan sanitasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh
tenaga/unit organisasi yang menangani promosi kesehatan
lingkungan rumah sakit atau seorang sanitarian rumah sakit.
4. Prosedur 4.1 Promosi higiene dan sanitasi dapat dilaksanakan
dengan menggunakan cara langsung, media cetak, maupun
media elektronik.
Secara langsung : konseling, diskusi, ceramah,
demonstrasi, partisipatif, pameran, melalui pengeras
suara, dan lain-lain.
Media cetak : penyebaran, pemasangan poster,
gambar, spanduk, tata tertib, pengumuman secara
tertulis, pemasangan petunju
Media elektronik : radio, televisi (televisi khusus
lingkungan rumah sakit), Eye-catcher.
5. Dokumen Terkait Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/Menkes/SK/X/2004.
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
34/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG

PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI 20/09/2015

dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.


NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD ) adalah suatu alat yang digunakan
untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja pada saat bekerja.
2. Tujuan 2.1 Untuk melindungi pekerja dari resiko kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja.
2.2 Agar pekerja mengingat kesehatan diri sendiri yang sangat
mudah mendapatkan resiko akibat kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
3. Kebijakan 3.1 Alat pelindung diri (APD) untuk petugas kebersihan dan
petugas laundry ( handskoon, masker dan sepatu boot).
3.2 Alat Pelindung Diri (APD) untuk satpam (rompi pantul
cahaya, pentungan, tongkat, dsb).

4. Prosedur 4.1 Siapkan APD yang akan digunakan pada saat mulai
aktifitas atau bekerja.
4.2 Saling mengingatkan satu dengan yang lain apoabila ada
salah satu pekerja yang tidak menggunakan APD.
4.3 Petugas Kesehatan lingkungan menindak tegas para
pekerja yang tidak menggunakan APD.
5. Dokumen Terkait 5.1 Buku Pedoman Tata Laksana Hygiene Perusahaan dan
Penyakit akibat kerja.
PELAKSANAAN K3 BAGI PELAKSANA IPAL
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
35/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN APD KESEHATAN
20/09/2015
LINGKUNGAN
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD ) adalah suatu alat yang digunakan
untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja pada saat bekerja.
K3 adalah kesehatan dan keselamatan kerja
2. Tujuan 2.1 Untuk melindungi pekerja dari resiko kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja.
3. Kebijakan 3.1 Alat pelindung diri (APD ) saat bekerja di IPAL dan
laboratorium swapantau lingkungan, antara lain : pakaian
kerja, sarung tangan , earplug, masker, sepatu boots, kacamata
pelindung, sarana cuci tangan.
3.2 Tersedianya APAR
3.3 Pengawasan penerapan ergonomi saat bekerja di IPAL.

4. Prosedur 4.1 Pada saat akan melaksanakan pekerjaan petugas


kesehatan lingkungan menggunakan APD lengkap (Wearpack,
masker, sarung tangan tebal, handskoon, sepatu boots).
4.2 Mempunyai kesadaran diri akan pentingnya penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri).

5. Dokumen Terkait 5.3 Buku Pedoman Pengelolaan tanah dan sampah.


KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
36/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG

PROSEDUR TETAP
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA 20/09/2015

dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.


NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Kerjasama dengan pihak ketiga adalah suatu hubungan
kerjasama yang terjalin antara rumah sakit dengan pihak
ketiga terkait prosedur program kerja yang dibantu oleh jasa
pihak ketiga.
2. Tujuan 2.1 Menjalin kerjasama untuk kelancaran dan kemudahan
dalam penanganan salah saut program kerja yang meminta
bantuan jasa pihak ketiga.
3. Kebijakan 3.1 Pihak ketiga Jasa Medivest untuk penanganan sampah
medis.
3.2 Pihak ketiga Pest control untuk penanganan
pemberantasan vektor dan binatang pengganggu.
3.3 Pihak ketiga sedot tinja untuk penanganan penyedotan
tinja yang ada di rumah sakit.
4. Prosedur 4.1 Mencari nomer kontak pihak ke tiga.
4.2 Menghubungi pihak ketiga dan melakukan kerjasama.
4.3 Pihak ketiga datang ke rumah sakit untuk penyerahan
proposal.
4.4 Setelah adanya kerjasama dan follow up dari rumah sakit
maka dilakukan penanganan lebih lanjut disusuaikan dengan
prosedur perjanjian untuk masing- masing pihak ketiga.

5. Dokumen Terkait 5.1 Buku Pedoman Tata laksana rumah sakit.


5.2 Peraturan kesehatan lingkungan rumah sakit No
1204 tahun 2002.
PENGURASAN IPAL
RUMAH SAKIT UMUM
Halaman
KMC LURAGUNG
37/38
Jl. Raya Luragung, Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung, Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG

PROSEDUR TETAP
PENGURASAN IPAL 20/09/2015

dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.


NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Pengurasan IPAL adalah pembersihan atau pengurasan
instalasi pengolahan air limbah dengan tujuan untuk
mengangkat lumpur yang terdapat pada bak sedimentasi.
2. Tujuan 2.1 Menghindari masalah-masalah yang ditimbulkan dari
pengolahan IPAl.
2.2. Pemeliharaan IPAL agar adanya pergantian air limbah dari
yang lama dengan yang baru.
2.3 Umur lumpur yang efektif 3-4 hari.
3. Kebijakan 3.1 Dilakukan oleh bagian kesling dengan bantuan IPSRS
3.2 Pengurasan dilakukan setiap 1 bulan sekali.
4. Prosedur 4.1 Pasang sakelar untuk pengurasan
4.2 Tunggu air limbah sampai kosong
4.3 Ambil lumpur aktif yang ada di bak sedimentasi.
4.4 Bersihkan IPAL dari kotoran kotoran dan sikat setiap bak
yang ada di IPAL sampai bersih.
4.5 Setelah IPAL bersih air limbah yang baru di alirkan
kembali.
5. Dokumen Terkait 5.3 Buku Pedoman Tata laksana rumah sakit.
5.4 Peraturan kesehatan lingkungan rumah sakit No
1204 tahun 2002.
PEMBUBUHAN KOAGULAN DAN NUTRIEN (GULA)
RUMAH SAKIT UMUM
PADA AIR LIMBAH
KMC LURAGUNG
Halaman
Jl. Raya Luragung, Desa
38/38
Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kuningan
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Direktur RSU KMC LURAGUNG
PROSEDUR TETAP
PEMBUBUHAN KOAGULAN DAN
20/09/2015
NUTRIEN (GULA) PADA AIR LIMBAH
dr.SYARIF HIDAYAT, MARS.
NIP 1010.03.01.001
1. Pengertian Koagulan adalah suatu zat kimia yang diperlukan dalam
proses reaksi oksidasi dalam pengolahan air limbah.
Nutrien adalah makanan yang dibutuhkan bakteri dalam
proses pengolahan air limbah
2. Tujuan 2.1 Untuk membantu proses pengolahan limbah yang
dibutuhkan oleh air limbah.
2.2 Agar effluent air limbah dapat memenuhi syarat apabila di
buang ke lingkungan.
2.3 Pemberian nutrient untuk makanan bakteri agar bakteri
dapat menguraikan zat organik dan ammonia menjadi
oksigen dan air yang dapat menghilangkan bau pada air
limbah.

3. Kebijakan 3.1 Pembubuhan Koagulan PAC (Poly alumunium cloride)


pada bak equalisasi dan sedimentasi 1 kg untuk kapasitas bak
3m.
3.2 Pembubuhan nutrien (gula) pada bak aerasi dan bak
pembibitan lumpur 2 sendok makan.
4. Prosedur 4.1 Pembubuhan Koagulan (PAC)
4.1.1 Siapkan ember dan pengaduk.
4.42 Gunakan APD (Alat pelindung diri) : Masker dan
handskoon.
4.4.3 Bubuhkan 1 Kg PAC pada ember dan tambahkan
air bersih.
4.4.4 Aduk PAC sampai merata, apabila sudah tercampur
sempurna masukkan PAC ke dalam bak equalisasi dan
bak sedimentasi.
4.2 Pembubuhan Nutrien (Gula)
4.2.1 Siapkan gula, sendok, gayung dan ember.
4.2.2 Bubuhkan gula pada bak pembibitan bakteri dan
bak aerasi sebanyak 2 sendok makan.

5. Dokumen Terkait 5.1 Buku Pedoman pengolahan air limbah system


lumpur aktif.
5.2 Peraturan kesehatan lingkungan rumah sakit No
1204 tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai