Anda di halaman 1dari 37

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PADA

RUMAH SAKIT HARAPAN


PEMATANGSIANTAR

O
L
E
H

DEBORA SIGIRO, SKM

PELATIHAN DAN UJI KOMPETENSI BIDANG


LINGKUNGAN HIDUP PENANGGUNGJAWAB
OPERATOR PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
TANGGAL 3-5 AGUSTUS 2022 DI HOTEL MADANI
MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hukum dari kegiatan ini adalah :
1. PermenLHK No.P. 5/Menlhk//Setjen/Kum.1/8/2018 Standard dan Sertifikasi
Kompetensi PJ Operasional Pengolahan Air Limbah dan PJ. Pengendalian
Pencemaran Air.
2. PermenLHK No. 68/ MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2016 ttg Baku Mutu Air Limbah
kegiatan Domestik
3. Undang Undang 32 Tahun 2009 Tentang  “Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup”, Pasal 100 “ Setiap orang yang melanggar baku mutu air
limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah)”
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang “Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air”, Pasal 37 dan Pasal 38 maka setiap
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau
sumber air wajib mengolah air limbah sampai memenuhi baku mutu.

2. Tujuan Mengikuti Pelatihan


1. Peserta mampu mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah ( IPAL)
2. Peserta Mampu menilai tingkat pencemaran air limbah
3. Peserta mampu melakukan perawatan instalasi pengolahan air limbah
4. Peserta mampu mengidentifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah
5. Peserta mampu melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3)

terhadap bahaya dalam pengelolaan air limbah

6. Peserta bisa menjadi pemberi materi di unit kerja tentang limbah cair,
BAB II
KEWAJIBAN PENGELOLAAN IPAL SESUAI ATURAN
1. Kewajiban Pengelolaan Limbah Cair

Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar sudah memiliki IPAL dan memiliki izin dari
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar Limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan operasional rumah sakit berasal dari toilet, westafel, kamar bedah, kamar rawat
inap, ruang laboratorium, dapur, laundry, apotek dan kantor. Pada saat ini Rumah Sakit
Harapan telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah. Limbah cair yang berasal dari
kegiatan operasional rumah sakit dialirkan melalui pipa ke IPAL sedangkan limbah cair
dari dapur diolah terlebih dahulu dalam Grease Trap (penyaring padatan dan lemak).
Untuk limbah cair dari kamar mandi yaitu black water berupa air kemih dan tinja
disalurkan ke septic tank. Adapun air limbah yang dihasilkan dapat kita lihat dari table
dibawah ini :

Jenis Kegiatan Kondisnya


Penghasil Jenis Jumlah/ Rencana
Limbah/ Limbah Vol Penanganan
Cemaran
LIMBAH CAIR
Masuk septik tank
a. WC, Rawat Air Limbah 39,9 m3/
kemudian disalurkan
Inap Infeksius bln
ke IPAL
b. Air Mandi Air Limbah 141,4 m3/
Disalurkan ke IPAL
Rawat Inap Infeksius bln
c. Kamar Bedah Air Limbah 21,8 m3/
Disalurkan ke IPAL
dan Isolasi Infeksius bln
Air Limbah 7,16 m3/
d. Laboratorium Disalurkan ke IPAL
Infeksius bln
Air Limbah 29,1 m3/ Didefoaming kemudian
e. Laundry
Infeksius bln disalurkan ke IPAL
f. Dapur dan Air Limbah non Grease Trap kemudian
29 m3/ bln
Kantin Infeksius disalurkan ke IPAL
Masuk septik tank
g. WC Ruang non Air Limbah 72,4 m3/
kemudian disalurkan
Klinis Domestik bln
ke IPAL
h. Ruang Air Limbah 0,04 m / Disalurkan langsung ke
3

Radiologi Kimia bln IPAL


2. Kewajiban Pengecekan Resiko Dan K3 RS
Rumah Sakit Harapan sudah memiliki yang namanya TIM K3 RS rumah Sakit dan
Tim Manajemen Resiko yang dimana staf Sanitasi sudah masuk ke dalam tim
tersebut. Tim K3 RS terdiri dari Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Tim
Penanggulangan Kebakaran, Tim Kewaspadaan Bencana. Tugas masing- masing unit
adalah mengidentifikasi resiko resiko yang ada di unit kerja masing- masing , sampai
cara mengatasi resiko tersebut termasuk lah di IPAL, TPS B3 Rumah Sakit Harapan.
3. Kewajiban Pengelolaan Limbah B3
Rumah Sakit Harapan melakukan pengeloahan limbah B3 di antaranya adalah
pengolahan limbah cair Infeksius,dan pengelolaan limbah padat infeksius. Semua air kotor
yang dihasilkan dari kegiatan atau aktifitas rumah sakit dialirkan dengan perpiaan tertutup
ke IPAL dan di IPAL dilakukan Pengolahan secara sempurna sebelum di buang ke Badan
sungai, dan untuk mengetahui tingkat baku mutu air limbah dilakukan pemeriksaan sekali
sebulan ke Laboratorium yang terakreditasi KAN dan yang terintegrasi ke KLHK. Dan
untuk pengelolahan Limbah Padat Infeksius , semua limbah - limbah yang bersifat
infeksius di simpan sementara di TPS B3 sebelum di angkut pihak ke III ( Transporter).
Pengangkutan limbah infeksius dilakukan setiap sekali dalam seminggu. Menurut
peraturan KLHK Setiap Rumah Sakit Yg memiliki pengelolaan limbah cair dan limbah
padat maka wajib untuk melaporkan melalui FESTRONIK KLHK dan SIMPEL KLHK.
Rumah Sakit Wajib memiliki AKUN FESTRONIK dan SIMPEL.
BAB III
PELAKSANAAN OPERASIONAL IPAL
DI RUMAH SAKIT HARAPAN PEMATANGSIANTAR

1. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Cair

Pada pengolahan air limbah RS. Harapan Siantar yang diterapkan dengan
menggunakan teknologi yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan
teknologi biofilter anaerob dan aerob. Pada system ini di pergunakan bahan kimia, bakteri
pengurai yang mampu menguraikan bahan – bahan pencemar yang terdapat dalam air limbah
dan diperigunakan pula unit biofilter serta unit pembunuh virus dan bakteri sehingga air yang
keluardari unit pengolahan sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah.
Sistem yang diterapkan pada teknologi ini terdiri dari beberapa bagian antaralain :bak
penampungan awal, aqualization tank, chemical proses tank, sedimentation tank,
biofilter tank I dan II, aeration tank, disinfection tank, airlift, filter system
(anion&kation), pengolahan lumpur.
A. Pengolahan Fisik
Pengolahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan kandungan bahan - bahan
organik dan anorganik secara fisika (gaya gravitasi) ini terjadi pada Aqualization tank
untuk menahan kotoran kasar dan pencampuran air baku, Primary Sedimentation tank
untuk mengendapkan ukuran partikel yang mengendap (  10 m ) dan penguraian
minyak lemak oleh bakteri anaerobik ( seperti BIODEKSTRAN ), pada proses ini
akan terjadi penurunan paramater TSS, TDS, Minyak lemak sehingga akan
memudahkan pengolahan pada proses berikutnya.
B. Proses Kimia
Proses kimia dalam sistem IPAL digunakan untuk menetralisir kondisi air material
limbah yang ekstrim masuk ke sistem IPAL, air limbah dari kegiatan laboratorium
memiliki pH yang tinggi > 10 dan rendah pH <5, kandungan logam yang berbahaya,
organik yang tinggi, sehingga diperlukan pengolahan secara kimiadengan
menggunakan PAC (Poly Aluminium Chlorida), Polymer anionic, NaOH, HCl bahan
– bahan polutan menjadi plock agar lebih mudah mengendap dan memudahkan dalam
proses berikutnya.
C. Proses Biologi
Filter Batu Koral dan Karbon (Bio Filter I dan II)
Pengolahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan kandungan bahan - bahan
organic dan anorganik secara fisika (gaya gravitasi) dan kimia karena dilengkapi
dengan karbon aktif yang mempunyai daya absorpsi terhadap bahan – bahan
pencemar seperti minyak lemak, detergent, PO4, NH3, untuk membantu ketahanan
karbon aktif dalam melakukan absorpsi ditambahkan batu koral. Pada tahap proses ini
dengan adanya bakteri pengurai BIODEKSTRAN yang bekerja secara anaerob dapat
menyempurnakan dalam proses penguraian bahan pencemar yang ada sehingga akan
memudahkan dalam proses selanjutnya.
Pengolahan Biologis Pada Kolam Aerasi
Dalam perencanaan ini dimaksudkan untuk menurunkan kandungan zat organik dan
anorganik secara biologis dengan menggunakan bakteri (B - DECO3 / Micro Plus)
merupakan bakteri aerobik, dengan bantuan penambahan udara bebas (blower) ini
terjadi pada kolam aerasi, pada proses ini akan terjadi penurunan dan siklus rantai
kimia secara biologi yang amat menyolok sekali untuk parameter BOD, COD, H2S,
NH3-N, NO2-N, NO3-N, PO4, Minyak lemak sehingga akan memudahkan
pengolahan pada proses berikutnya.

Proses biologi dalam sistem IPAL diterapkan di dalam proses di kolam biofilter dan

kolam aerasi, yang di dukung oleh bakteri – bakteri pengurai seperti :

1. Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.

Kelompok bakteri ini berperan besar dalam proses nitrifikasi yang merubah senyawa-

senyawa nitrogen beracun menjadi bahan-bahan tak beracun. Nitrifikasi terjadi dalam 2

tahap Perubahan amonia menjadi nitrit oleh Nitrosomonas sp., dilanjutkan dengan

perubahan dari nitrit menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter sp.

Kedua jenis bakteri ini adalah autotrophik, mereka menggunakan CO2 sebagai sumber

carbon dan nitrogen sebagai sumber energi.


1. Cellulomonas sp.

Kelompok bakteri ini adalah aerobik dan dapat melarutkan selulosa dalam lumpur.

1. Aerobacter sp.

Bakteri ini mengubah karbohidrat menjadi asam lemak dan ethanol.

1. Bacillus sp.

Bakteri ini adalah kelompok anaerob fakultatif. Enzym yang dihasilkannya dapat

dimanfaatkan untuk melarutkan protein padat yang tak larut, lemak dan

karbohidrat.Sebagai contoh : Bakteri ini dapat merubah lemak tak larut menjadi glicerol

yang larut dalam air dan asam lemak.

5. Pseudomonas sp.

Sekelompok bakteri anaerob fakultatif. Ia dapat melarutkan bermacam-macam bahan

organik di dalam lumpur.

Faktor - faktor yang mempengaruhi proses ini adalah jenis dan jumlah bakteri, nutrisi,

suhu, pH, oksigen terlarut serta daya toksik limbah terhadap sel - sel mikroba.

Proses pengolahan limbah cair dengan menggunakan teknologi biofilter

anaerob dan aerob ini mempunyai banyak keuntungan.

 Mudah dalam pemeliharaan dan operasional.

 Tidak membutuhkan tenaga ahli yang khusus

 Rendah dalam biaya operasional.

 Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melakukan penguraian bahan organik,

anorganik serta bahan pencemar yang lainnya.

 Kualitas limbah cair yang dikeluarkan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan

pemerintah. (MenLH. No.5. Tahun2014).


Sistem Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Harapan

Septic Tank (Ruang


Liebreks, Meinalda dan Bak Pengumpul
WC Klinis dan Lukas) Biogas
non Klinis

Septic Tank (bisa


dijangkau mobil Gas untuk
penyedot) ruang Liebrek
dan Meinalda

Kamar Mandi Klinis


Instalasi
dan non Klinis
Pengolahan Air Badan
Limbah Sungai
(IPAL)

Laboratorium Netralisasi
Ruang Radiologi

Grease
Dapur/ Cuci Trap/ defoaming
PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT HARAPAN

URAIAN PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH


RUMAH SAKIT HARAPAN PEMATANGSIANTAR

Tahapan proses pengolahan air limbah pada Rumah Sakit Harapan Pematang Siantar
dengan menggunakan system MICRO AUTOMATIC SYSTEM ( MAS ) :
1. GREACE TRAP ( Bak pengumpul )
Bak Pengumpul berfungsi sebagai penampung air limbah dari berbagai sumber
(ruang operasi, laboratorium, ruang perawatan, poliklinik, laundry, dll).

2. SENDIMENTATION TANK I ( Bak endapan )


Bak sendimen ( Endapan ) berfungsi untuk Mengendapkan Partiker > 10 micro
dan menurunkan kandungan bahan- bahan organik dan anorganik secara fisika
( gaya grafitasi )

3. AQUALIAZATION TANK ( Bak Pencampur )


Bak aqualitation ini berfungsi untuk mencampur air limbah dengan bakteri Pengurai
Biodestran dan bahan kimia NACL yang dilengkapi oleh MIXER untuk
memudahkan proses pengolahan berikutnya

4. SENDIMENTATION TANK II ( Bak endapan )


Bak ini berfungsi untuk mengendapkan partikel >10 micro , pada proses ini akan
terjadi penurunan TDS, TSS, Minyak lemak

5. BIOFILTER TANK I
Bak ini berfungsi untuk proses penguraian air limbah secara fisika (gaya grafitasi)
dan kimia karena dilengkapi dengan karbon aktif yang mempunyai daya absorpsi
terhadap bahan pencemar seperti Minyak lemak, detergent, PO4, NH3 untuk
membantu ketahanan karbon aktif ditambah Batu Coral. dab bakteri Pengurai
Biodestran .

6. AERATION TANK I
Bak Aeration berfungsi untuk menurunkan zat Organik dan Anorganik Secara
Biologis dengan bakteri pengurai Microplus ( bakteri Aerob ) dengan bantuan
penambahan Udara bebas ( Blower ) Selama 24 jam

7. SENDIMENTATION TANK III ( Bak endapan )


Bak ini berfungsi menurunkan kandungan bahan - bahan organik dan anorganik
pengolahan secara kimia biologis agar lebih sempurna dengan dimanfaatkannya
kembali biomassa bakteri untuk dikembalikan kembali kedepan untuk melakukan
penguraian kembali terhadap limbah cair yang baru datang.
8. BIOFILTER TANK II
Bak Biofilter Tank II berfungsi untuk pengolahan limbah cair di dukung batu koral
dan karbon aktif digunakan untuk mengabsorbsi zat anorganik dan organik serta
bahan - bahan pencemar lainya yang masih ada di dalam limbah cair.

2. Pelaksanaan Pengelolaan Resiko dan K3


Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja maka IPAL rumah sakit Harapan
dilengkapi dengan aling aling di setiap baknya
Standard Operasional di IPAL

a. Operasional IPAL Pada Bagian Valve (Kran)

1) Kran no 1 menjalankan udara pada air lift di buka sedikit (1/4) nya saja.

2) Kran no 2, 4 menjalankan udara blower pada bio filter II dibuka bila terlihat laju
aliran air limbah tersendat lakukan seminggu sekali, buka dahulu Kran no 2, 4
baru tutup kran yang lain setelah 10 – 20 menit buka kran yang no 3 setelah
selesai semua kotoran mengalir ke bak no 11 tutup kran no 3 dan buka kran 6, 1
sedangkan kran yang lain ditutup.

3) Kran no 6, 7 menjalankan udara blower pada bio filter I dibuka bila terlihat laju
aliran air limbah tersendat lakukan seminggu sekali, buka dahulu Kran no 6, 7
baru tutup kran yang lain setelah 10 – 20 menit buka kran yang no 8 setelah
selesai semua kotoran mengalir ke bak no 11 tutup kran no 8 dan buka kran 6, 1
sedangkan kran yang lain ditutup.

4) Kran no 6 dan 1 pada posisi operasional selalu terbuka.

5) Lumpur pada bak no 11 dibuang ke PT. ARAH yang berizin.


b. Operasional IPAL Harian

1) Lakukan pengontrolan semua kondisi bak IPAL dari adanya kotoran sampah, dan
lakukan pula pengecekan peralatan IPAL seperti pompa, blower dan panel.

2) Bila semua bak sudah terisi penuh hidupkan panel pada posisi auto untuk
peralatan blower dan pompa sumersible.

3) Tambahkan bakteri pengurai ” BIODEKSTRAN, BIOSULFA ” pada sub bak


pengumpul dan grease trap 3 hari sekali masing – masing sebanyak 1lt.

4) Tambahkan bakteri pengurai ” MICROPLUS, ARGENT 2, BIONT 1 ” pada bak


aerasi 2 hari sekali sebanyak 1 liter dan perhatikan debit harian penggunaan air
bersih perhari.

5) Lakukan pengecekan terhadap kualitas air IPAL baik secara visual maupun
laboratorium, untuk pengujian di laboratorium dapat dilakukan sebulan sekali
(mengacu standard baku mutu MenLH No. 5 Tahun 2014). Untuk pengecekan
harian lakukan terhadap kualitas visual seperti kerjernihan dan bau dari air outlet
IPAL.
c. Operasional Filter Pada IPAL

1) Lakukan pengontrolan pompa pada unit filter dan isi dengan air.

2) Tahap awal lakukan back wash dengan memutar katup filter pada posisi back
wash (arah panah pada posisi back wash), lakukan sampai air outlet filter bening/
tidak keruh dan matikan pompa air.

3) Tahap selanjutnya putar katup filter pada posisi rinse dan hidupkan pompa
lakukan sampai air outlet filter bening/jernih dan matikan pompa air.

4) Kemudian putar katup filter pada posisi filter dan hidupkan pompa air dengan
memutar selector panel pada posisi auto, pompa akan bekerja secara automatic
bila air pada bak penampungan akhir IPAL habis pompa akan mati dengan
sendirinya dan bila terisi kembali pompa akan hidup kembali.

d. Pemeliharaan Filter

1) Lakukan penggantian filter karbon bila kualitas air sudah tidak memenuhi
standard baku mutu atau secara visual air terlihat keruh dan bau.

2) Lakukan penggantian micro filter 1 µm bila micro filter terlihat kotor.

e. Pemeliharaan Pada Unit Ipal

1) Unit Grease trap

a) Tambahkan “BIODEKSTRAN” 3 hari sekali sebanyak 1 liter pada saluran


wastapel dapur/ kantin dan siram dengan air bersih.

b) Kontrol unit grease trap 3 hari sekali dan bila terdapat lemak dan kotoran
dilakukan pengambilan.
2) Unit Sub Bak Penampungan dan Bak Penampungan Utama

a) Lakukan pengontrolan saluran pipa dan pompa dari kotoran seminggu sekali
bila memungkinkan lakukan setiap hari.

3) Unit Bak Batu Koral IPAL

a) Buka cek valve back wash dan udara pada bak biofilter, lakukan Back wash
bila laju alir air limbah terlihat tersendat atau lakukan seminggu sekali. Bak no
11 lumpurnya dibuang ke medives/PT yang berizin.

4) Blower

a) Lakukan pengecekan harian blower dengan memonitor terhadap kebisingan,


dan jalannya blower.

1. Pengisian Tanki Obat

a) Tanki no.1 di tambahkan bakteri pengurai “BIODEKSTRAN, BIOSULFA”

sebanyak 10 liter untuk 100 liter air bakteri akan mengalir ke bak awal (inlet) bak

beton.

b) Tanki no.2 di tambahkan stabilizer bakteri “G.NaoH” sebanyak 5 kg untuk 100

liter air stabilizer pH akan mengalir ke bak chemical proses 1 dan bak akhir.
c) Tanki no.3 di tambahkan bakteri pengurai “BIO NT 1” sebanyak 10liter untuk 100

liter air stabilizer pH akan mengalir ke bak chemical proses 2.

d) Tanki no.4 di tambahkan bakteri pengurai “BIO NT 2” akan mengalir ke bak

chemical no 2., lakukan pembuatan sebagai berikut;

1) Siapkan ember plastik berukuran 10 liter air bersih;

2) Siapkan BIO NT 2, lakukan penambahan dengan menggunakan sendok plastik

sedikit demi sedikit dan lakukan pengadukkan jangan sampai terjadi

gumpalan, tambahkan sampai didapatkan viskositas sedikit kental.

3) Masukkan ke tanki bila telah sesuai dosis dan isikan sebanyak 100 liter pada

tanki no. 4.

e) Tanki no.5 di tambahkan bakteri pengurai “MICROPLUS, ARGEN 2” sebanyak

10 liter untuk 100 liter air akan mengalir ke bak aerasi 1.

f) Tanki no.6 di tambahkan stabilizer bakteri “L.HCL” sebanyak 5 liter untuk 100

liter air stabilizer pH akan mengalir ke bak chemical proses 1 dan bak akhir .

2. Operasional dan Penambahan obat pada sistem IPAL

a) Lakukan pengontrolan semua kondisi bak IPAL dari adanya kotoran sampah, dan

lakukan pula pengecekan peralatan IPAL seperti pompa, blower dan panel.

b) Bila semua bak sudah terisi penuh hidupkan panel pada posisi auto untuk peralatan

blower dan pompa sumersible.

c) Buka kran obat IPAL pada tanki sesuai dengan pengesetan/dosis untuk 6 tanki, dan

sesuaikan kebutuhan obat jangan dibuka semua.

d) Lakukan pengecekan terhadap kualitas air IPAL baik secara visual maupun

laboratorium, untuk pengujian di laboratorium dapat dilakukan sebulan sekali

(mengacu standard baku mutu Kepmenlhk no 68 Tahun 2016 dan MenLH No. 5
Tahun 2014). Untuk pengecekan harian lakukan terhadap kualitas visual seperti

kerjernihan dan bau dari air outlet IPAL.

B. Ceklist Peralatan Mingguan IPAL Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar

No Nama Alat Hasil Pemeriksaan Keterangan

Baik Rusak

1 Valve kran √

2 Pompa Celup √ Apabila terjadi


penyumbatan
sanitarian
menghubungi bagian
teknisi agar segera
diperbaiki
3. Flow Meter Inlet √

4. Flowmeter Outlet √

5. Blower √ Blower Ada dua 1


Rusak yang satunya
lagi dapat berfungsi
6. Panel Listrik √

7. Katup Filter √

8. Filter Karbon √ Harus diganti dengan


filter yang baru
9. Micro Filter √

10. Grease Trap √ Harus mengganti


grease trap Karena
Grease Trap yg
sekarang jarring nya
terlalu besar sehingga
sampah masih masuk
ke Bak Pengumpul
11. Batu Koral √
Titik Koordinat Outlet IPAL

Flowmeter Inlet IPAL


Flowmeter Outlet IPAL
Pengukuran Debit Air Limbah Perhari
Titik Pengambilan Sampel Air Limbah

Menghitung debit air limbah maksimum Rumah Sakit Harapan


- Mis Kuantitas Air Limbah Paling Tinggi RS. Harapan 100 M3/ Hari
- Jika Rs Harapan Memproduksi air kotoran sebanyak 39,9 M3/ Bulan maka debit
maksimum per bulan yg boleh dibuang RS adalah 100 M3 x 39,9 = 3.990 M3
- Dan pada kenyataannya debit air limbah perhari RS pada bulan Agustus adalah
85 M3/ Hari dan beroperasi terus menerus maka tingkat ketaatan RS terhadap
batasan baku mutu debit adalah 85 M3 X 31 Hari = 2.635 M3 / Bulan Maka RS.
Harapan Masih memenuhi batas baku mutu debit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Menghitung Beban Pencemaran

Parameter Hasil Baku Mutu Beban Beban


Pencemaran Pencemaran
Maksimum Aktual
Yang
Diperbolehkan

PH 7,82 6-9

Amoniak 0,64 10 0,62 0,03968

Total Padatan 24 20 1,24 1,488


Tersuspensi

Minyak Dan <2 5 0,31 0,124


Lemak

COD 52,14 100 6,2 3,2368

BOD 21,6 30 1,85 1,3392

Total Coliform 630 3000 186 39,06

NB:

 Debit Rata rata air limbah bulan Agustus 2022= 2000 M3/ hari= 2 ton/Hari
=62 ton/bln
 Tingkat ketaatan Rumah Sakit Harapan Pada Bulan Agustus Tahun 2022
sebesar 100 %
3. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3
Limbah padat Rumah Sakit Harapan adalah semua sampah dan limbah padat yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah padat dari
kegiatan operasional Rumah Sakit Harapan terdapat 2 (dua) macam yaitu limbah padat
medis dan non medis. Sebagian besar limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit bersifat berbahaya dan beracun tergolong dalam Limbah B3.
Pengelolaan limbah padat dilakukan terpisah antara limbah padat yang berasal dari limbah
domestik dan limbah padat yang berasal dari limbah medis. Limbah padat medis yang
berasal dari kegiatan operasional seperti jaringan sisa tubuh biasanya dibawa pulang
keluarga pasien. Untuk mengelola limbah padat medis pihak pengelola melakukan kerja
sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pengelolaan limbah B3 atau memiliki
incinerator, sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya dengan menyediakan TPS
pada setiap ruangan dan tempat – tempat yang menghasilkan sampah. Limbah padat non
medis akan dikumpulkan setiap hari oleh petugas kebersihan Rumah Sakit Harapan dan
akan ditempatkan di bak penampungan utama sebelum diangkut ke TPA oleh petugas
kebersihan dari Kota Pematangsiantar.
Limbah padat ini merupakan salah satu dampak dari kegiatan Rumah Sakit Harapan.
Limbah padat ini juga berdampak terhadap komponen kesehatan masyarakat yaitu
gangguan K3 dan gangguan kesehatan masyarakat apabila penanganan limbah padat tidak
dilakukan dengan optimal.

Pemilahan Limbah B3 (Limbah Infeksius) di Nurse Station


Diagram Alir Pengelolaan Limbah Padat RS Harapan

Kegiatan Operasional Rumah Sakit

Klinik
Ruang Rawat Inap
Ruang Operasi
Ruang Gawat Darurat
Laboratorium
Radiologi
Apotik
Dapur
Operasional IPAL

Sampah padat klinik Sampah padat non klinik


dimasukkan ke dalam kantong dimasukkan ke dalam kantong
plastik kuning plastik hitam

Tempat penyimpanan sampah


Tempat penyimpanan sampah
sementara di Rumah Sakit
sementara di Rumah Sakit

Dibakar di Incinerator Dibuang ke TPA


Limbah B3 merupakan limbah bahan beracun dan berbahaya. Limbah B3 berasal dari
aktivitas Rumah Sakit Harapan dan fasilitas pendukungnya yang menggunakan bahan
B3. Limbah B3 dari aktivitas rumah sakit terdiri dari limbah B3 medis seperti
peralatan medis, obat-obatan dan lain-lain serta limbah B3 non medis seperti lampu
TL bekas, limbah oli, baterai bekas, filter oli dan sebagainya sesuai dengan identifikasi
limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Limbah B3 ini disimpan di
tempat penyimpanan sementara khusus limbah B3 (TPS Limbah B3) dan kemudian
diserahkan ke pihak ketiga yang telah mendapat izin resmi dari Kementerian Negara
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3) yang dihasilkan dalam kegiatan operasional Rumah Sakit Harapan
berupa pelumas bekas/oli bekas dan filter bekas dari kegiatan pemeliharaan dan
perawatan mesin genset, lampu neon bekas, baterai bekas maupun wadah bahan kimia
bekas. Penanganan terhadap limbah B3 harus mendapat perhatian utama, karena
bahaya terhadap kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan. Penanganan limbah
B3 Rumah Sakit Harapan yaitu identifikasi limbah B3, mengumpulkan limbah B3 di
TPS Limbah B3 dengan wadah dan simbol limbah serta menyalurkan limbah B3
kepada pihak ketiga yang memiliki izin pengolahan limbah B3 dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk pelaporan Rumah Sakit Harapan sudah
terintegrasi dengan FESTRONIK KLHK dan SIMPEL KLHK
Gambar TTE untuk Pelaporan PPA dan PLB3

BAB IV
HAMBATAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN
Selama saya bekerja di Rumah Sakit Harapan saya mengalami banyak hambatan- hambatan
diantaranya adalah :

a. Kurangnya Staf yang kompten di bidang pengelolaan limbah cair, karena sampai saat ini
yang bertanggung jawab untuk Pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah padat,
pengendalian pencemaran udara masih satu orang . sanitarian sudah mengajukan
penambahan personil ke direktur.

b. Kurangnya peralatan seperti sanitarian kit, yang ada sekarang hanya PH meter

c. Sering terjadi sumbatan di pompa celup sehingga mengakibatkan air limbah tidak naik ke
bak selanjutnya. Dan ketika hal ini terjadi maka sanitarian melapor ke bagian teknisi dan
teknisi memperbaikinya, dan saat rapat triwulan akan di sampaikan ke bagian bagian
tertentu termasuk ke bagian perawatan supaya lebih mengingatkan perawat yang ada
diruangan lebih meningkatkan edukasi kepasien untuk tidak membuang sampah ke toilet

d. Terbatasnya anggaran untuk pemeliharaan dan sudah di ajukan untuk pemeliharaan yang
akan dilakukan di bulan 10.

BAB V
KESIMPULAN

1. Rumah Sakit Harapan Sudah melaksanakan pengelolaan limbah cair

2. Rumah Sakit Harapan sudah menaati peraturan peraturan yang ada

2. Rumah Sakit Harapan Sudah memeriksakan limbah cair sekali sebulan ke Laboratorium
yang sudah bersertifikasi KAN dan terinteggrasi ke KLHK

3. Rumah Sakit Harapan sudah memiliki IZIN IPAL

4. Rumah Sakit Harapan sudah memiliki Izin TPS B3

5. Rumah Sakit Harapan Sudah memiliki Akun SIMPEL dan FESTRONIK

6. Rumah Sakit Harapan sudah melaporkan laporan Triwulan, Semester, Tahunan ke Dinas
Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar dan ditembuskan ke Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Utara, dan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

7. Untuk Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit Harapan Melakukan Kerja sama dengan Pihak
Ke 3

8. APD yang ada di Instalasi Pengolahan Air Limbah Sudah lengkap

9. Peralatan K3 Sudah lengkap seperti Eye Washer, P3K, APAR, Wastafel,

10. Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja maka IPAL seluruhnya dilengkapi aling
aling dan bak bak di tutup dengan plat besi dan sudah dikasih atap supaya air hujan tidak
masuk ke IPAL

11. IPAL Rumah Sakit Harapan beroperasi 24 jam dengan mesin otomatis dan menggunakan
system MAS

Penyusun

Debora Sigiro, SKM

Anda mungkin juga menyukai