O
L
E
H
6. Peserta bisa menjadi pemberi materi di unit kerja tentang limbah cair,
BAB II
KEWAJIBAN PENGELOLAAN IPAL SESUAI ATURAN
1. Kewajiban Pengelolaan Limbah Cair
Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar sudah memiliki IPAL dan memiliki izin dari
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar Limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan operasional rumah sakit berasal dari toilet, westafel, kamar bedah, kamar rawat
inap, ruang laboratorium, dapur, laundry, apotek dan kantor. Pada saat ini Rumah Sakit
Harapan telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah. Limbah cair yang berasal dari
kegiatan operasional rumah sakit dialirkan melalui pipa ke IPAL sedangkan limbah cair
dari dapur diolah terlebih dahulu dalam Grease Trap (penyaring padatan dan lemak).
Untuk limbah cair dari kamar mandi yaitu black water berupa air kemih dan tinja
disalurkan ke septic tank. Adapun air limbah yang dihasilkan dapat kita lihat dari table
dibawah ini :
Pada pengolahan air limbah RS. Harapan Siantar yang diterapkan dengan
menggunakan teknologi yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan
teknologi biofilter anaerob dan aerob. Pada system ini di pergunakan bahan kimia, bakteri
pengurai yang mampu menguraikan bahan – bahan pencemar yang terdapat dalam air limbah
dan diperigunakan pula unit biofilter serta unit pembunuh virus dan bakteri sehingga air yang
keluardari unit pengolahan sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah.
Sistem yang diterapkan pada teknologi ini terdiri dari beberapa bagian antaralain :bak
penampungan awal, aqualization tank, chemical proses tank, sedimentation tank,
biofilter tank I dan II, aeration tank, disinfection tank, airlift, filter system
(anion&kation), pengolahan lumpur.
A. Pengolahan Fisik
Pengolahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan kandungan bahan - bahan
organik dan anorganik secara fisika (gaya gravitasi) ini terjadi pada Aqualization tank
untuk menahan kotoran kasar dan pencampuran air baku, Primary Sedimentation tank
untuk mengendapkan ukuran partikel yang mengendap ( 10 m ) dan penguraian
minyak lemak oleh bakteri anaerobik ( seperti BIODEKSTRAN ), pada proses ini
akan terjadi penurunan paramater TSS, TDS, Minyak lemak sehingga akan
memudahkan pengolahan pada proses berikutnya.
B. Proses Kimia
Proses kimia dalam sistem IPAL digunakan untuk menetralisir kondisi air material
limbah yang ekstrim masuk ke sistem IPAL, air limbah dari kegiatan laboratorium
memiliki pH yang tinggi > 10 dan rendah pH <5, kandungan logam yang berbahaya,
organik yang tinggi, sehingga diperlukan pengolahan secara kimiadengan
menggunakan PAC (Poly Aluminium Chlorida), Polymer anionic, NaOH, HCl bahan
– bahan polutan menjadi plock agar lebih mudah mengendap dan memudahkan dalam
proses berikutnya.
C. Proses Biologi
Filter Batu Koral dan Karbon (Bio Filter I dan II)
Pengolahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan kandungan bahan - bahan
organic dan anorganik secara fisika (gaya gravitasi) dan kimia karena dilengkapi
dengan karbon aktif yang mempunyai daya absorpsi terhadap bahan – bahan
pencemar seperti minyak lemak, detergent, PO4, NH3, untuk membantu ketahanan
karbon aktif dalam melakukan absorpsi ditambahkan batu koral. Pada tahap proses ini
dengan adanya bakteri pengurai BIODEKSTRAN yang bekerja secara anaerob dapat
menyempurnakan dalam proses penguraian bahan pencemar yang ada sehingga akan
memudahkan dalam proses selanjutnya.
Pengolahan Biologis Pada Kolam Aerasi
Dalam perencanaan ini dimaksudkan untuk menurunkan kandungan zat organik dan
anorganik secara biologis dengan menggunakan bakteri (B - DECO3 / Micro Plus)
merupakan bakteri aerobik, dengan bantuan penambahan udara bebas (blower) ini
terjadi pada kolam aerasi, pada proses ini akan terjadi penurunan dan siklus rantai
kimia secara biologi yang amat menyolok sekali untuk parameter BOD, COD, H2S,
NH3-N, NO2-N, NO3-N, PO4, Minyak lemak sehingga akan memudahkan
pengolahan pada proses berikutnya.
Proses biologi dalam sistem IPAL diterapkan di dalam proses di kolam biofilter dan
Kelompok bakteri ini berperan besar dalam proses nitrifikasi yang merubah senyawa-
senyawa nitrogen beracun menjadi bahan-bahan tak beracun. Nitrifikasi terjadi dalam 2
tahap Perubahan amonia menjadi nitrit oleh Nitrosomonas sp., dilanjutkan dengan
Kedua jenis bakteri ini adalah autotrophik, mereka menggunakan CO2 sebagai sumber
Kelompok bakteri ini adalah aerobik dan dapat melarutkan selulosa dalam lumpur.
1. Aerobacter sp.
1. Bacillus sp.
Bakteri ini adalah kelompok anaerob fakultatif. Enzym yang dihasilkannya dapat
dimanfaatkan untuk melarutkan protein padat yang tak larut, lemak dan
karbohidrat.Sebagai contoh : Bakteri ini dapat merubah lemak tak larut menjadi glicerol
5. Pseudomonas sp.
Faktor - faktor yang mempengaruhi proses ini adalah jenis dan jumlah bakteri, nutrisi,
suhu, pH, oksigen terlarut serta daya toksik limbah terhadap sel - sel mikroba.
Kualitas limbah cair yang dikeluarkan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
Laboratorium Netralisasi
Ruang Radiologi
Grease
Dapur/ Cuci Trap/ defoaming
PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT HARAPAN
Tahapan proses pengolahan air limbah pada Rumah Sakit Harapan Pematang Siantar
dengan menggunakan system MICRO AUTOMATIC SYSTEM ( MAS ) :
1. GREACE TRAP ( Bak pengumpul )
Bak Pengumpul berfungsi sebagai penampung air limbah dari berbagai sumber
(ruang operasi, laboratorium, ruang perawatan, poliklinik, laundry, dll).
5. BIOFILTER TANK I
Bak ini berfungsi untuk proses penguraian air limbah secara fisika (gaya grafitasi)
dan kimia karena dilengkapi dengan karbon aktif yang mempunyai daya absorpsi
terhadap bahan pencemar seperti Minyak lemak, detergent, PO4, NH3 untuk
membantu ketahanan karbon aktif ditambah Batu Coral. dab bakteri Pengurai
Biodestran .
6. AERATION TANK I
Bak Aeration berfungsi untuk menurunkan zat Organik dan Anorganik Secara
Biologis dengan bakteri pengurai Microplus ( bakteri Aerob ) dengan bantuan
penambahan Udara bebas ( Blower ) Selama 24 jam
1) Kran no 1 menjalankan udara pada air lift di buka sedikit (1/4) nya saja.
2) Kran no 2, 4 menjalankan udara blower pada bio filter II dibuka bila terlihat laju
aliran air limbah tersendat lakukan seminggu sekali, buka dahulu Kran no 2, 4
baru tutup kran yang lain setelah 10 – 20 menit buka kran yang no 3 setelah
selesai semua kotoran mengalir ke bak no 11 tutup kran no 3 dan buka kran 6, 1
sedangkan kran yang lain ditutup.
3) Kran no 6, 7 menjalankan udara blower pada bio filter I dibuka bila terlihat laju
aliran air limbah tersendat lakukan seminggu sekali, buka dahulu Kran no 6, 7
baru tutup kran yang lain setelah 10 – 20 menit buka kran yang no 8 setelah
selesai semua kotoran mengalir ke bak no 11 tutup kran no 8 dan buka kran 6, 1
sedangkan kran yang lain ditutup.
1) Lakukan pengontrolan semua kondisi bak IPAL dari adanya kotoran sampah, dan
lakukan pula pengecekan peralatan IPAL seperti pompa, blower dan panel.
2) Bila semua bak sudah terisi penuh hidupkan panel pada posisi auto untuk
peralatan blower dan pompa sumersible.
5) Lakukan pengecekan terhadap kualitas air IPAL baik secara visual maupun
laboratorium, untuk pengujian di laboratorium dapat dilakukan sebulan sekali
(mengacu standard baku mutu MenLH No. 5 Tahun 2014). Untuk pengecekan
harian lakukan terhadap kualitas visual seperti kerjernihan dan bau dari air outlet
IPAL.
c. Operasional Filter Pada IPAL
1) Lakukan pengontrolan pompa pada unit filter dan isi dengan air.
2) Tahap awal lakukan back wash dengan memutar katup filter pada posisi back
wash (arah panah pada posisi back wash), lakukan sampai air outlet filter bening/
tidak keruh dan matikan pompa air.
3) Tahap selanjutnya putar katup filter pada posisi rinse dan hidupkan pompa
lakukan sampai air outlet filter bening/jernih dan matikan pompa air.
4) Kemudian putar katup filter pada posisi filter dan hidupkan pompa air dengan
memutar selector panel pada posisi auto, pompa akan bekerja secara automatic
bila air pada bak penampungan akhir IPAL habis pompa akan mati dengan
sendirinya dan bila terisi kembali pompa akan hidup kembali.
d. Pemeliharaan Filter
1) Lakukan penggantian filter karbon bila kualitas air sudah tidak memenuhi
standard baku mutu atau secara visual air terlihat keruh dan bau.
b) Kontrol unit grease trap 3 hari sekali dan bila terdapat lemak dan kotoran
dilakukan pengambilan.
2) Unit Sub Bak Penampungan dan Bak Penampungan Utama
a) Lakukan pengontrolan saluran pipa dan pompa dari kotoran seminggu sekali
bila memungkinkan lakukan setiap hari.
a) Buka cek valve back wash dan udara pada bak biofilter, lakukan Back wash
bila laju alir air limbah terlihat tersendat atau lakukan seminggu sekali. Bak no
11 lumpurnya dibuang ke medives/PT yang berizin.
4) Blower
sebanyak 10 liter untuk 100 liter air bakteri akan mengalir ke bak awal (inlet) bak
beton.
liter air stabilizer pH akan mengalir ke bak chemical proses 1 dan bak akhir.
c) Tanki no.3 di tambahkan bakteri pengurai “BIO NT 1” sebanyak 10liter untuk 100
3) Masukkan ke tanki bila telah sesuai dosis dan isikan sebanyak 100 liter pada
tanki no. 4.
f) Tanki no.6 di tambahkan stabilizer bakteri “L.HCL” sebanyak 5 liter untuk 100
liter air stabilizer pH akan mengalir ke bak chemical proses 1 dan bak akhir .
a) Lakukan pengontrolan semua kondisi bak IPAL dari adanya kotoran sampah, dan
lakukan pula pengecekan peralatan IPAL seperti pompa, blower dan panel.
b) Bila semua bak sudah terisi penuh hidupkan panel pada posisi auto untuk peralatan
c) Buka kran obat IPAL pada tanki sesuai dengan pengesetan/dosis untuk 6 tanki, dan
d) Lakukan pengecekan terhadap kualitas air IPAL baik secara visual maupun
(mengacu standard baku mutu Kepmenlhk no 68 Tahun 2016 dan MenLH No. 5
Tahun 2014). Untuk pengecekan harian lakukan terhadap kualitas visual seperti
Baik Rusak
1 Valve kran √
4. Flowmeter Outlet √
7. Katup Filter √
PH 7,82 6-9
NB:
Debit Rata rata air limbah bulan Agustus 2022= 2000 M3/ hari= 2 ton/Hari
=62 ton/bln
Tingkat ketaatan Rumah Sakit Harapan Pada Bulan Agustus Tahun 2022
sebesar 100 %
3. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3
Limbah padat Rumah Sakit Harapan adalah semua sampah dan limbah padat yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah padat dari
kegiatan operasional Rumah Sakit Harapan terdapat 2 (dua) macam yaitu limbah padat
medis dan non medis. Sebagian besar limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit bersifat berbahaya dan beracun tergolong dalam Limbah B3.
Pengelolaan limbah padat dilakukan terpisah antara limbah padat yang berasal dari limbah
domestik dan limbah padat yang berasal dari limbah medis. Limbah padat medis yang
berasal dari kegiatan operasional seperti jaringan sisa tubuh biasanya dibawa pulang
keluarga pasien. Untuk mengelola limbah padat medis pihak pengelola melakukan kerja
sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pengelolaan limbah B3 atau memiliki
incinerator, sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya dengan menyediakan TPS
pada setiap ruangan dan tempat – tempat yang menghasilkan sampah. Limbah padat non
medis akan dikumpulkan setiap hari oleh petugas kebersihan Rumah Sakit Harapan dan
akan ditempatkan di bak penampungan utama sebelum diangkut ke TPA oleh petugas
kebersihan dari Kota Pematangsiantar.
Limbah padat ini merupakan salah satu dampak dari kegiatan Rumah Sakit Harapan.
Limbah padat ini juga berdampak terhadap komponen kesehatan masyarakat yaitu
gangguan K3 dan gangguan kesehatan masyarakat apabila penanganan limbah padat tidak
dilakukan dengan optimal.
Klinik
Ruang Rawat Inap
Ruang Operasi
Ruang Gawat Darurat
Laboratorium
Radiologi
Apotik
Dapur
Operasional IPAL
BAB IV
HAMBATAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN
Selama saya bekerja di Rumah Sakit Harapan saya mengalami banyak hambatan- hambatan
diantaranya adalah :
a. Kurangnya Staf yang kompten di bidang pengelolaan limbah cair, karena sampai saat ini
yang bertanggung jawab untuk Pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah padat,
pengendalian pencemaran udara masih satu orang . sanitarian sudah mengajukan
penambahan personil ke direktur.
b. Kurangnya peralatan seperti sanitarian kit, yang ada sekarang hanya PH meter
c. Sering terjadi sumbatan di pompa celup sehingga mengakibatkan air limbah tidak naik ke
bak selanjutnya. Dan ketika hal ini terjadi maka sanitarian melapor ke bagian teknisi dan
teknisi memperbaikinya, dan saat rapat triwulan akan di sampaikan ke bagian bagian
tertentu termasuk ke bagian perawatan supaya lebih mengingatkan perawat yang ada
diruangan lebih meningkatkan edukasi kepasien untuk tidak membuang sampah ke toilet
d. Terbatasnya anggaran untuk pemeliharaan dan sudah di ajukan untuk pemeliharaan yang
akan dilakukan di bulan 10.
BAB V
KESIMPULAN
2. Rumah Sakit Harapan Sudah memeriksakan limbah cair sekali sebulan ke Laboratorium
yang sudah bersertifikasi KAN dan terinteggrasi ke KLHK
6. Rumah Sakit Harapan sudah melaporkan laporan Triwulan, Semester, Tahunan ke Dinas
Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar dan ditembuskan ke Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Utara, dan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
7. Untuk Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit Harapan Melakukan Kerja sama dengan Pihak
Ke 3
10. Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja maka IPAL seluruhnya dilengkapi aling
aling dan bak bak di tutup dengan plat besi dan sudah dikasih atap supaya air hujan tidak
masuk ke IPAL
11. IPAL Rumah Sakit Harapan beroperasi 24 jam dengan mesin otomatis dan menggunakan
system MAS
Penyusun