Anda di halaman 1dari 3

DISAHKAN DAN DISETUJUI

DIREKTUR
LABORATORIUM KLINIK
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
UTAMA ULTRA MEDICA
PENGOPRASIAN,PEMELIHARAAN
&TANGGAP DARURAT INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
LABORATORIUM
KLINIK UTAMA
ULTRA MEDICA
LILY FATMAHJATI K.

No. : UM.SBY/SOP/XI.3.030
Dokumen
Tgl. Terbit : 2 November 2020

SOP No. Revisi : 00


Mulai
: 2 November 2020
Berlaku
Halaman
: 1/2

1. Tujuan 1.1. Acuan penerapan langkah –langkah pelaksanaan Pengelolah Limbah ca ir


1.2. Tata cara Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah ( IPAL ) sehingga
IPAL selalu berfungsi dengan baik.
1.3. Tata cara melaksanakan kesiagaan dan tanggapan dalam mencegah,
mengandalikan,menanggulangi,danmengevaluasi terulangnya kembalisuatu
keadaan darurat yang dapat menyebabkan dampat penting terhadap
lingkungan.kesehatan/keselamatan pekerja dan atau kelangsungan
pekerjaan.
2. Ruang Lingkup 2.1. Pengoperasia Instalasi Pengolahan Air Limbah.
2.2. Pengolahan Limbah
2.3. Hasil Limbah yang Sesuai dengan bahan baku mutu
3. Tanggung Jawab Prosedur ini berada di bawah tanggung jawab Manager Operasional.
4. Pengertian 4.1. Pengoperasian Instalasi Pengelohan Air Limbah ( IPAL ) adalah: Proses
pengolahan semua air pembuangan yang berasal dari kegiatan Laboratorium
agar tidak mencemari/merusak lingkungan.
4.2. Pemeliharaan adalah suatu tindakan/langkah untuk dilakukan secara rutin
sehingga IPAL dapat berfungsi denagn baik dan meminimalkan terjadinya
kerusakan yang dapat mengganggu operasioanal pengelolaan limbah.
4.3. Tanggap darurat adalah suatu tindakan/langkah yang diambil dalam
menghadapi kejadian,kondisi,atau peristiwa yang akan membahaykan
kesehatan/keselamatan karyawan, dan atau mengganggu berlangsungnya
operasional kerja di mana bila terjadi keadaan tersebut harus di lakukan
tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera mungkin.

5. Prosedur 5.1.1. Pembuangan wastafel dari Laboratorium langsung melalui instalasi pipa
5.1 Prosedur menuju pembuangan ke IPAL ( Instalasi Pembuangan Air Limbah )
Pengoperasian 5.1.2. Petugas menyalakan IPAL dengan cara membuka pintu Panel ,nyalakan
IPAL MCB ke posisi ON.Otomatis limbah akan diolah dengan proses sebagai
berikut:
5.1.2.1. Masuk ke Tangki 1
Equalisasi sebagai tangki pengumpul penyetabil debit dan screning
limbah cair antara benda yang mengapung
termasuklemak,melayang dan terapung .Tangki ini juga berfungsi
untuk tangki netralisasi.Letak tangki ini adalah sebelum interceptor
dengan menggunakan tabung Fiberglas yangdi lindungi bata dan
beton berulang.
5.1.2.2. DariTangki 1 proses lanjut ke Tangki 2.
Annaerobic chamber disini adalah proses pengolahan limbah secara
biologis, di pengolahan limbah ini di kontakkan dengan media
cholirine dan tawas, diseksi pertama dalam reactor limbah diolah
secara anaerob sehingga bakteri anaerob yang menempel pada
media dapat mereduksi palutan yang dapat merduksi konsentrasi
BOD, COD,TSS, Total nitrogen ataupun total phosphare,bahkan
konsentrasi E Coli pun dapat tereduksi.
5.1.2.3. Dari Tangki 2 pross lanjut ke Tangki 3
Aerobic Chamber, pada seksi ke dua air limbah juga akan di aerasi
sehingga kandungan BOD dan COD akan di degedrasi secara
optimal dan pada seksi ke 3 terdapat proses post setting sehingga
air limbah yang keluar diharapkan sudah meemnuhi baku mutu
yang diterapkan . Pada system ini menggunakan 2unit blower
aeractor dengan type diafrgama blower berkekuatan 300 watt
yangbekerja bergantian tiap satu jam selama 24 jam untuk
menginjeksikan oksigen yang diharapkan dapat menurunkan
BOD,COD, dan enaikkan DO Secara signifikan.
5.1.2.4. Setelah semua proses yang dilalui air limbah medis ini hasil limbah
yang di hasilkan dari tangki ke 3 langsung disalurkan menuju
saluran umum dan dilakukan pengujian setiap bulan keBalai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
( BBTKLPP) sehingga limbah sudah dipastikan aman
untuklingkungan.
5.1.2.5. Pastikan IPAL kondisi selalu ON dan berfungsi denagn baik.
5.1.2.6. lakukan pengecekan dan pemebrsihan rutin pada saluran
perpipaan menuju instalasi pengelolaan limbah.
5.1.2.7. Lakukan pengecekan rutin pada unit panel secara berkala.
5.1.2.8. Lakukan pengencekan rutin selang instalasi air Clorin dan pastikan
tidak buntu atau tidak ada kebocororan. Lakukan pengisian kembali
jika air Korin dalam tabung ttersisa sekitar 10 Liter.
5.1.2.9. Lakukan pengurasan 3 tahun sekali menggunakan pompa
penguras lumpur secara berkala pada tiap- tiapunit pengolahan.
5.1.2.10. Sebelum di kuras, operasional IPAL dimatikan dengan mematikan
panel ke posisi OFF aliran listrik pompa/ unit tekait
5.1.2.11. Lakukan koordinasi bila melakukan perawatan Tahunan.

5.2.Prosedur 5.2.1. Lakukan pengecekan dan pembersihan rutin pada saluran perpipaan
Pemeliharaan menuju instalasi pengelolaan limbah.
IPAL 5.2.2. Lakukan pengecekan rutin pada unit panel secara berkala
5.2.3. Lakukan pengecekan rutin selang instalasi air Clarin dan pastikan tidak
buntu atau tidak ada kebocoran.
5.2.4. Lakukan pengisian kembali jika air Klorin dalam tabung tersisa 10 liter.
5.2.5. Lakukan pengurasan 3 tahun sekali menggunakan pompa penguras lumpur
secara berkala pada tiap – tiap unit pegolahan.
5.2.6. Sebelum dikuras ,operasioanl IPAL dimatikan denagn mematikan panel ke
posisi OFF aliran listrik pompa atauunit terkait.
5.2.7. Lakukan koordinasi bila melakukan perawatan Tahunan.

5.3. Prosedur 5.3.1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi baku mutu :
Tanggap darurat 5.3.1.1. Periksa proses yang berlangsung di IPAL lakukan penanganan
IPAL sesuai penyimpangan yang ditemukan.
5.3.1.2. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL
5.3.1.3. Lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan
5.3.1.4. Periksa air limbah effluent setiap bulan.
5.3.2. Apabila terjadi kebocoran/keretakan bak atau kolamIPAL ( Akibat gempa
bumi dll ) proses IPAL dihentikan sementara , selanjutnya dilakukan
pemeriksan dan perbaikan setelah kondisi dinilai aman IPAL baru
difungsikan kembali.
5.3.3. Apabila IPAL mati segera dilakukan pengecekan pemeriksaan dan di
lakukan perbaikan (IPAL harus selalu menyala dan berfungsi 24 jam )
5.3.4. Apabila terjadi kecelakaan kerja di IPAL petugas yang mengalami
kecelakaan segera diberi pertolongan pertama dilokasi kejadian, selajutnya
dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

6. Rujukan 6.1. UU.No.32 Th. 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
6.2. ISO 9001: 2015

Anda mungkin juga menyukai