Alamat Korespondensi
Imam Rohani
Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Hasanuddin Makassar, 90245
Hp : 081242333330
Email : imamrhn@yahoo.co.id
2
Abstrak
Sistem perlindungan pantai yang sering digunakan adalah breakwater yang umumnya armor
breakwater terbuat dari batu-batu ukuran besar dengan berat mencapai beberapa ton, sampai saat ini
belum ada nilai koofisien stabilitas armor breakwater yang menggunakan kantong batuan. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan parameter yang berpengaruh terhadap stabilitas, mendapatkan
nilai koefisien stabilitas dan hubungan bilangan tak berdimensi terhadap stabilitas armor breakwater
kantong batuan. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan uji fisik yang dilakukan di saluran
gelombang 2-D pada Laboratorium Teknik Kelautan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
dengan membuat beberapa konfigurasi model armor breakwater kantong batuan adalah periode
gelombang, tinggi gelombang, berat kantong batuan, sudut kemiringan struktur. Skala model
digunakan adalah 1 : 10, dengan tiga variasi kedalaman, yaitu 25 cm, 20 cm, dan 15 cm. Hasil
penelitian menujukkan bahwa parameter yang berpengaruh adalah bilangan stabilitas kecuraman
gelombang, kedalaman air relatif dan kemiringan struktur. Hasil yang diperoleh nilai koefisien
stabilitas armor breakwater menggunakan kantong batuan pada ujung (kepala) bangunan breakwater
kondisi gelombang tidak pecah untuk kemiringan struktur 45 nilai koefisien stabilitas 3.916, pada
kemiringan struktur 60 nilai koefisien stabilitas 5.042. Dari analisis parameter tak berdimensi
menunjukkan bahwa Semakin besar nilai bilangan stabilitas, kecuraman gelombang dan kedalaman
air relatif akan diperoleh nilai koefisien stabilitas (KD) yang semakin besar dan sebaliknya semakin
besar nilai kemiringan struktur breakwater akan menghasilkan nilai koefisien stabilitas (KD) semakin
kecil.
Abstract
Coastal protection system that is often used is the breakwater, generally armor breakwater made of
stone, size and weigh up to several tons, up to now, value coefficient of damage armour breakwater
using using rock pockets are unknown. The research is aimed to obtaining the parameters having the
impact the stability, obtaining coefficient of damage and the relationship dimensionless number
stability of armour breakwater using rock pockets. This was an experimental research with the
physical test carried out in the wave chanel of 2D in Marine Engineering Laboratory, Faculty of
Engineering, Hasanuddin university. Several configuration models of the armour breakwater using
rock pockets are the wave period, wave height, rock pockets weight, slope of structures. Scale models
used are 1: 10, with three variations of depth, which is 25 cm, 20 cm, and 15 cm. The research results
indicates that the parameters which has the influence are the stability number, wave steepness,
relative water depth and slope of structure. The results obtained coefficient of damage armour
breakwater using rock pockets at the end (head) breakwater, of the unbroken wave condition for slope
of structure 45, value coefficient of damage 3.916, for slope of structure 60, value coefficient of
damage 5.042. From analysis dimensionless parameters, it can be concluded that the greater the value
of the stability number, wave steepness and relative water depth will result in the value coefficient of
damage (KD) greater and the greater the value slope of breakwater structure will result in the value
coefficient of damage (KD) smaller
PENDAHULUAN
Negara kepulauan Indonesia merupakan daerah yang kebanyakan tumbuh dan
berkembangnya dimulai dari tepian pantai. Sistem perlindungan pantai yang sering digunakan
adalah dengan pembuatan breakwater atau pemecah gelombang. Pada breakwater type sisi
miring, umumnya struktur terbuat dari tumpukan batu alam yang bagian luarnya diberi armor
atau lapis pelindung yang berfungsi menahan serangan gelombang. Armor terbuat dari batu-
batu ukuran besar dengan berat mencapai beberapa ton, atau menggunakan batu buatan seperti
tetrapod, quadripod, tribar, hexapod, dolos, A-jack dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan
pekerjaan breakwater relatif menjadi lebih mahal dalam pembuatannya Di daerah sekitar
pantai terkadang sulit ditemukan batu yang memenuhi spesifikasi teknis armor breakwater.
Bahan lokal yang mudah diperoleh adalah pasir dan batuan, sehingga diperlukan upaya yang
dapat memenuhi syarat berat armor breakwater salah satu diantaranya dengan menggunakan
kantong.
Dalam perencanaan berat armor breakwater dihitung berdasarkan nilai koofisien
stabilitas (KD) untuk berbagai jenis butir armor, namun sampai saat ini, belum ada nilai
koofisien stabilitas (KD) yang dapat digunakan untuk menghitung angka stabilitas untuk jenis
armor breakwater yang menggunakan kantong batuan.
Beberapa penelitian terdahulu terkait stabilitas breakwater seperti (Fatnanta, 2011)
karakter stabilitas pemecah gelombang kantong pasir tipe tenggelam, (Sriyana, 2009) formula
angka stabilitas unit lapis lindung pemecah gelombang tipe gelombang tak pecah, (Fatnanta,
2007) stabilitas penahan gelombang kantong pasir bentuk guling, (Kinog, 2005) stabilitas
armor pada breakwater tenggelam, (Meer, 1988) stabilitas armor kubus, dan tetrapod
accropode.
Hal tersebut diatas menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
stabilitas armor breakwater menggunakan kantong batuan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan parameter yang berpengaruh terhadap stabilitas dengan analisa bilangan tak
berdimensi dan mendapatkan nilai koefisien stabilitas (KD) armor breakwater menggunakan
kantong batuan
Bahan dan peralatan yang digunakan adalah saluran gelombang 2-D yang dilengkapi
penggerak gelombang dengan panjang flume 18,45 m, lebar 1,22 dan tinggi 1,22 m, kantong
batuan serta alat ukur untuk mengukur tinggi dan periode gelombang.
Rangkaian simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menempatkan kantong batuan pada flume, disusun sejajar dengan kemiringan tertentu dengan
luas permukaan yang lebih kecil tegak lurus gelombang, tinggi struktur ditentukan 30 cm,
penelitian ini pada breakwater di ujung kepala sehingga model diletakkan di pinggir flume.
Setelah semua telah siap kemudian gelombang dibangkitkan. Parameter simulasi terdiri dari
berat kantong batuan ( ), kemiringan struktur (), kedalaman air (d), periode gelombang (T).
Sedangkan parameter yang diamati adalah tinggi gelombang datang (Hi) dan tingkat
kerusakan kantong batuan (S).
Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah menggunakan analisa
dimensi untuk memperoleh hubungan antar parameter yang akan menghasilkan bilangan tak
berdimensi, dengan demikian hasil penelitian tersebut dapat digeneralisir (Yuwono, 1996).
Metode analisa dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Langhaar.
HASIL PENELITIAN
Tinggi dan panjang gelombang
Untuk mendapatkan tinggi gelombang dilakukan pengukuran tinggi gelombang di
depan model sedangkan penentuan panjang gelombang (L) berdasarkan periode gelombang
(T) dan kedalaman air (d) yang diperoleh dari waktu putaran piringan penggerak pengatur
stroke pembangkit gelombang.
Jumlah Kantong Tidak Bergerak, Bergerak dan Berpindah
Untuk mendapatkan Jumlah Kantong Tidak Bergerak, Bergerak dan Berpindah
Pengukuran dan pengamatan kerusakan dilakukan saat running gelombang hingga mencapai
jumlah gelombang (N) = 300 gelombang, pembangkit gelombang di off-kan. Kerusakan
model dibagi dalam tiga kriteria yaitu : tidak bergerak, bergerak tapi tidak berpindah,
berpindah dari posisi semula dengan jarak tertentu (CERC, 1984). Nilai Koefisien Stabilitas
(KD) dihitung berdasar pada standar kerusakan (S) 0 sampai 5 % (Hudson 1959). Hubungan
tingkat kerusakan terhadap nilai KD ditunjukkan pada Gambar 1.
Analisa dimensi
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan analisa dimensi yaitu
menentukan bilangan tak berdimensi dari parameter tak bebas dan parameter bebas yang
diteliti dengan menggunakan metode Langhaar. Dari analisa dimensi diperoleh persamaan
5
pada Gambar 2.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian, data hasil eksperimen sebagian besar berada pada daerah
penerapan teory gelombang airy pada laut transisi, parameter yang berpengaruh terhadap
koefisien stabilitas (KD) armor breakwater menggunakan kantong batuan terdiri dari bilangan
stabilitas , kecuraman gelombang , kedalaman air relatif dan kemiringan
diatas dapat disimpulkan bahwa Semakin besar nilai bilangan stabilitas, kecuraman
gelombang dan kedalaman air relatif akan diperoleh nilai koefisien stabilitas (KD) yang
semakin besar dan sebaliknya semakin besar nilai kemiringan struktur breakwater akan
menghasilkan nilai koefisien stabilitas (KD) semakin kecil.
Pada Gambar 2, menunjukkan kecenderungan tingkat kerusakan dan koefisien
stabilitas (KD) Semakin besar nilai bilangan stabilitas, kecuraman gelombang dan kedalaman
air relatif akan diperoleh nilai koefisien stabilitas (KD) yang semakin besar dan sebaliknya
semakin besar nilai kemiringan struktur breakwater akan menghasilkan nilai koefisien
stabilitas (KD) semakin kecil
Hasil pengujian nilai koefisien stabilitas armor breakwater menggunakan kantong
batuan pada ujung (kepala) bangunan breakwater kondisi gelombang tidak pecah, untuk
kemiringan struktur 45 nilai koefisien stabilitas 3.916 dan pada kemiringan struktur 60 nilai
koefisien stabilitas 5.042
Penelitian Fatnanta, (2007), tentang stabilitas kantong pasir pada kemiringan struktur
1 : 1,5 dan 1 : 2 perletakan struktur breakwater di lengan bangunan diperoleh nilai KD nilai
paling rendah adalah 0.86, dan nilai KD tertinggi adalah sebesar 5,70. Penelitian Kinog, dkk.
(2005) melakukan tentang stabilitas berbagai jenis armor, stabilitas kubus paling rendah
dengan nilai KD minimum sekitar 5,00, sedangkan a-jack mempunyai nilai KD minimum
sebesar 20,00. Berdasarkan CERC (1984), nilai koefisien stabilitas (KD) armor breakwater
menggunakan kantong batuan untuk cot = 0.577 dan 1, berada diantara armor batu bersudut
kasar dan tetrapod & quadripod pada nilai cot = 1.5 sampai 3. Hal ini menunjukkan bahwa
kemiringan struktur breakwater menggunakan kantong batuan dapat didesign lebih tegak.
6
DAFTAR PUSTAKA
Ahrens, J,P. (1987). Characteristics of Reef Breakwaters. CERC Technical Report 87-17.
Vicksburg. MS U.S. Army Engineer Waterways Experiment Station
CERC. (1984). Shore Protection Manual. Departement of The Army Waterway Experiment
Station, Corps of Engineering Research Center, Fourth Edition, US Governtment
Printing Office, Woshington, p.
Fatnanta, F. (2011). Karakter Stabilitas Pemecah Gelombang Kantong Pasir Tipe Tenggelam.
Jurnal Dinamika Teknik Sipil
Fatnanta, F. (2007). Stabilitas Penahan Gelombang Kantong Pasir Bentuk Guling. Jurnal
Teknik Keairan
Hudson; Robert Y. (1959). Laboratory Investigation Of Rubble-Mound Breakwaters.
Waterways and Harbor Division, Vol 85 No WW3.
Kinog, (2005). Stabilitas Armor pada Breakwater Tenggelam. Jurnal Teknik Sipil
7
Meer, V,D. (1988). Rock Slopes and Gravel Beaches Under Wave Attack. Delft Hydraulic
Publication No. 396, November 1988.
Sriyana. (2009). Formula Angka Stabilitas Unit Lapis Lindung Pemecah Gelombang Tipe
Gelombang Tak Pecah. LPTP BPPT
Triatmodjo, B. (2011). Perencanaan Bangunan Pantai. Beta Offset Yogyakarta
Vidal, C; Losada, M,A; Mansard, E,P,D. (1995). Suitable Wave-Height Parameter for
Characterizing Breakwater Stability. J, Waterway, Port, Coastal, Ocean Eng.,
121(2), ASCE. pp88-97
Yuwono, N. (1992). Dasar Dasar Perencanaan Bangunan Pantai. Laboratorium Hidrolika dan
Hidrologi, PAU IT UGM, Yogyakarta. p. V-6.
8
LAMPIRAN