menyinggung bahan isian. Agar terbentuk busur api, tiga elektroda dipasang secara vertical
dalam formasi segitiga,dan aliran listrik diberikan.
Elektroda diturunkan sampai dasar sampai cairan logam mulai terkumpul dan mulai naik.
Elektroda kemudian dinaikan secara bertahap seiring dengan kenaikan permukaan cairan
logam. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses peleburan dengan menggunakan
tanur busur api dapat dicapai dengan melakukan proses perencanaan dan pengendalian
pemuatan yang baik.
Elektroda dikelilingi pendingin dan penutup untuk mendinginkan dan mengurangi gas yang
keluar lewat elektroda. Ketiga elektroda yang digunakan dapat dinaikan atau diturunkan
secara otomatis dengan menggunakan perangkat pengendali listrik atau hidrolik. Sistem
kendali manual dan otomatis digunakan untuk menaikkan, menurunkan, dan menggeser
elektroda saat proses peleburan berlangsung. Jika elektrode tersebut sudah pendek,
perlu diganti yang baru.
Refractory itu batu tahan api, Dengan memakai refractory ini, maka dinding pelat dapur
tersebut akan tahan terhadap radiasi panas yang dihasilkan oleh busur listrik
Lalu besi cair keluar dari taping EBT , dan terak keluar dari slag door. Dengan cara dimiringkan
memakai hidrolik
a. Roof, ialah bagian tutup dari EAF dimana terdapat lima lubang, yaitu 3 lubang
elektroda, 1 lubang penguapan, dan 1 lubang sistem penangkap debu (dedusting).
b. Pencekam elektroda, ialah alat untuk mencekam/memegang elektroda.
c. Tapping spout, ialah saluran tempat keluarnya baja cair hasil peleburan dari EAF
ke ladle.
d. Slag door, ialah tempat pengeluaran terak yang kemudian ditampung dalam slag
spout yang terdapat di bagian bawah dapur. Dalam hal ini terak akan terpisah dari
baja cair karena perbedaan massa jenis.
e. Furnace tilting platform, ialah alat yang dapat menggerakkan atau mendorong
furnace sehingga kedudukannya miring pada saat penuangan. Menggunakan
sistem hidrolik sehingga dapat mencapai kemiringan hingga 45.
f. Rocker and rail, ialah landasan penahan furnace pada saat penuangan.
Untuk memonitor kerja furnace pada saat penuangan, terdapat ruang kontrol
dimana dapat dilakukan pengendalian terhadap energi listrik, kedudukan
elektroda, dan kecepatan penuangan. Alat penunjang proses peleburan ialah :
a. Sistem pengangkut bahan baku dari gudang sampai ke dapur dengan belt
conveyor.
b. Bucket charging, tempat bahan baku saat pengisian awal.
c. Crane, alat bantu pengangkat bucket charging.
d. Rincing table, sebagai tempat penambahan bahan-bahan tambahan.
Scrap preheater, alat untuk memberi pemanasan mula pada scrap sebelum dimasukkan ke
dalam EAF
Elektroda
Elektodenya dibuat dari bahan Carbon atau grafit dimana elektrode dari bahan grafit lebih
menguntungkan sebab lebih tahan terhadap temperatur tinggi. Ketiga elektrode yang digunakan,
semakin lama akan semakin pendek di bagian ujung bawahnya disebabkan panas yang terjadi
pada ujung tersebut. Pada saat operasi/bekerja, ketiga elektrode diturunkan secara bersama-
sama hingga menyinggung bahan isian.
Agar terbentuk busur api, tiga elektroda dipasang secara vertical dalam formasi segitiga.
Elektroda dikelilingi pendingin dan penutup untuk mendinginkan dan mengurangi gas yang
keluar lewat elektroda. Ketiga elektroda yang digunakan dapat dinaikan atau diturunkan secara
otomatis dengan menggunakan perangkat pengendali listrik atau hidrolik. Sistem kendali
manual dan otomatis digunakan untuk menaikkan, menurunkan, dan menggeser elektroda saat
proses peleburan berlangsung. Jika elektrode tersebut sudah pendek, perlu diganti yang baru.
Proses Pemuatan
Saat proses pemuatan penutup tanur dibuka, dan setelah material dimuatkan kedalam tanur,
kemudian penutup ditutup kembali, elektroda diturunkan , dan aliran listrik diberikan. Elektroda
diturunkan sampai dasar sampai cairan logam mulai terkumpul dan mulai naik. Elektroda
kemudian dinaikan secara bertahap seiring dengan kenaikan permukaan cairan logam.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses peleburan dengan menggunakan tanur busur
api dapat dicapai dengan melakukan proses perencanaan dan pengendalian pemuatan yang baik.
Secara umum komposisi pemuatan adalah sebagai berikut :
Penggunaan sistem saluran dengan ukuran yang besar ( tebal ) akan mengakibatkan proses
peleburan menjadi semakin lama. Pemuatan bahan baku dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Proses peleburan
Proses peleburan baja dengan tanur busur api terbagi menjadi dua proses, yaitu :
Terak asam pada dasarnya mengandung Silika yang terdapat dalam ikatan ikatan kimia FeMnS
(iron manganese silicate).Terak ini terbentuk akibat reaksi oksidasi. Pada tahapan ini terjadi
proses pemurnian dari cairan logam yang dilakukan dengan pengendalian dalam penghilangan
(reduksi) beberapa unsur seperti carbon, mangan dan silicon melalui proses oksidasi.
Proses penghilangan phosphor dan sulfur sulit dilakukan. Pengontrolan kandungan kedua unsur
tersebut hanya dapat dilakukan dengan pemilihan secara ketat bahan yang dimuat, dimana
bahan yang dimuat harus memiliki kandungan rendah dari kedua unsur tersebut.
Pada proses terak basa, perhatian pada kandungan sulfur dan phosphor tidak perlu dilakukan
selama kedua unsur tersebut dapat dikurangi/dihilangkan dengan pemilihan material yang tepat.
Pada peleburan baja paduan, dapat dilakukan dengan melakukan pemuatan menggunakan bahan
baku dengan kandungan karbon yang rendah, dan untuk mencapai kandungan kimia akhir
dilakukan dengan menambahkan bahan paduan.
Pada tahap ini untuk pengikatan terak dilakukan dengan penambahan bijih besi dan batu kapur
yang ditambahkan pada saat pemuatan awal atau pada saat bahan baku telah mencair.
Penambahan bijih besi dan batu kapur saat awal proses peleburan dapat mengakibatkan
hilangnya unsur phosphor. Yang harus diperhatikan pada pemberian bijih besi dan batu kapur
adalah :
Komposisi aktual dari terak yang terbentuk pada saat pendidihan tergantung dari kandungan
carbon pada cairan logam serta proses desulphurisasi dan dephosporisasi.
Tahap pencairan
Yaitu tahap pertama peleburan dimana bahan baku pada diubah menjadi material cai hingga
temperature 15500C 16000C. Disini reaksi-reaksi dalam terhadap elemen-elemen yang
dikandungnya (C, Mn, S, Si, P, Cr) mulai berlangsung dengan pembubuhan besi oksid , sebagai
pereaksi.
Tahap ini berlangsung selama 1,5 jam dan diakhiri dengan pembuangan terak.
Tahap Pembersihan
Dilakukan dengan pembubuhan bahan pembawa CaO dan FeO sebanyak 3% - 4% dari seluruh
berat bahan baku. Pada temperatur tinggi, reaksi C + FeO ----> Fe + CO akan mengakibatkan
terjadi pendidihan. Penambahan CaO akan terjadi pengikatan elemen Cr, V, Ni, W, Al, Zn dan
B menjadi terak. Lama dari tahap ini sekitar 30 menit setelah pembersihan ini akan
menghasilkan :C turun sampai 0,5%, Si < 0,1%, Mn < 0,1%, P = 0,02 %, S = 0,04 %, Cairan
mengandung O2 yang tidak mengambil kotoran ( tidak ada yang dioksidasi ).
Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini temperature dinaikan hingga 16500C 17000C, dan membutuhkan waktu sekitar
30 menit.