Metode Ilmiah
Metode Ilmiah
Dalam buku Schaum outline dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau metode saintifik
adalah langkah langkah kerja rutin dari saintis saintis aktif seiring dibimbingnya mereka oleh
keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan hubungan di antara fenomena fenomena
yang mereka pelajari.Penerapan memikiran sehat setepat-tepatnya dalam penelitian dan
analisis data juga merupakan pengertian metode ilmiah atau metode saintifik.
Dari sumber lain dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau method of scientific adalah
suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan ciri obyektivitas. Disini kebenaran
yang diperoleh secara konsepsional atau deduktif saja tidak cukup; harus diuji secara empiris.
Terakhir, pengertian metode ilmiah menurut sumber luar bahwa metode ilmiah adalah proses
dimana para ilmuwan, secara kolektif dan dari waktu ke waktu, berusaha untuk membangun
sebuah representasi dunia atau jawaban dari fenomena fenomena yang ada secara akurat
(dapat diandalkan, konsisten dan sangat objektif).
Metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut (Davis &
Cosenza, 1993: 37; Sekaran, 1992, 2003) :
Kesimpulan ilmiah dapat dikatakan sebagai ringkasan dari hasil eksperimen yang dilakukan
dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil yang didapatkan dari eksperimen dengan
Hipotesis. Jika hasil dari eksperimen yang telah dilakukan tidak sesuai dengan hipotesis,
maka lakukan hal-hal sebagai berikut ini:
a. Jangan mengubah hipotesisnya.
b. Jangan abaikan hasil dari eksperimen.
c. Berikanlah alasan-alasan yang logis atau masuk akal mengapa tidak bisa sesuai.
d. Berikanlah cara-cara yang mungkin dapat dilakukan selanjutnya, untuk menemukan
penyebab dari ketidaksesuaian antara hasil ekperimennya dengan hipotesis.
e. Jika memang masih ada waktu, lakukan kebali eksperimen ataupun susun ulang
kembali eksperimennya.
Merumuskan masalah
Melakukan pengamatan
Membuat hipotesis
Menarik kesimpulan
Menurut Schluter (1926) dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah perlu 15
langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Menurut Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah - langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.
2. Pemilihan masalah.
a. Menyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b. Memberikan alasan terhadap pemilihan tersebut.
c. Menyebutkan ruang lingkup penelitian dan secara singkat materi dijelaskan,serta
situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah, harus diikuti hal - hal berikut :
a. Analisa harus logis.
Bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur
yang dapat memecahkan masalah.
b. Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c. Mengurutkan data, fakta, dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
d. Data yang diperoleh termasuk referensi yang digunakan harus dicantumkan.
e. Menunjukkan cara data dari awal diolah sampai mempunyai arti dalam
memecahkan masalah.
f. Mengurutkan asumsi - asumsi yang digunakan serta hubungannya dalam berbagai
fase penelitian.
4. Kesimpulan
Hal hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Memberikan kesimpulan dari hipotesa dengan menyatakan dua atau tiga
kesimpulan yang mungkin diperoleh.
b. Memberikan implikasi dari kesimpulan, yaitu dengan menjelaskan beberapa
implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
Dari pedoman beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah sekurang - kurangnya dilakukan dengan
langkah - langkah berikut :
Merumuskan serta mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan
dipecahkan. Untuk menghilangkan keraguan, masalah tersebut didefinisikan
secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan.
Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, langkah kedua yang dilakukan dalam mencari
data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada
hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Mencari bahan di
perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan oleh seorang peneliti.
Ada kalanya perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara
bersamaan.
Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang
adaketerkaitannya dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya
peneliti memformulasikan hipotesa-hipotesa untuk penelitian. Hipotesa tidak
lain dari kesimpulan sementara tentang hubungan sangkut-paut antar variabel
atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif
yang diterima secara sementara sebelum diuji.
Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa - hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan cara - cara untuk menguji hipotesa tersebut.
Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang
merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan.
Bergantung dan masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan
digunakan, teknik pengumpulan data akan berbeda - beda.
Menyusun, menganalisa, dan menyusun interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa.
Sebelum analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk
mempermudah analisa. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran
atauinterpretasi terhadap data tersebut.
Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan
dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan
generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar
untukditerima ataukah hiporesa tersebut ditolak.
Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah
tentang hasil - hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara
ilmiah mempunyai teknik tersendiri.
Dari sikap tersebut orang dituntut dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan.
selanjutnya cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode
ilmiah diharapkan dapat menyusun ilmu pengetahuan secara sistematik dan runtun. Secara
garis besar keduanya mempunyai peran atau tugas yang identik, tugas tugas tersebut antara
lain :
1. Menyandra ( diskripsi ) Menggambarkan secara jelas daan cermat, hal hal yang
dipersoalkan. - Menerangkan ( ekspansi ) Menerangkan secara detil kondisi kondisi yang
mendasari terjadinya peristiwa.
2. Menyusun teori Mencari dan merumuskan hukum hukum, tata hubungan antara
peristiwa yang satu dengan yang lain.
3. Ramalan ( prediksi ) Membuat prediksi ( ramalan ), estimasi ( taksiran ) dan proyeksi
mengenai peristiwa yang bakal muncul bila keadaan itu didiamkan.
4. Pengendalian ( kontrol ) Melakukan tindakan tindakan guna mengatasi keadaan atau
gejala yang bakal muncul.
Hasil dari suatu metode ilmiah dalam pengembangan ilmu sendiri mempunyai manfaat
diantaranya :
1. Dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang keadaan suatu obyek yang sekaligus
melukiskan tentang kemampuan sumber daya, kemungkinankemungkinan yang
ditemukan di dalam melaksanakan sesuatu.
2. Dapat dijadikan sebagai sarana diagnosisdalam mencari sebab musabah kegagalan,
sehingga dapat dengan mudah dicari upaya untuk menanggulanginya.
3. Dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan atau policy dalam menyusun
strategi pengembangan selanjutnya.
Pada sekitar tahun 1958 terjadi masalah (kasus) wabah penyakit di kota
Minamata, Jepang, di mana ratusan orang mati akibat penyakit yang aneh dengan
gejala kelumpuhan saraf. Mengetahui hal tersebut, maka para ahli kesehatan
menemukan masalah yang harus segera diamati dan dicari penyebabnya. Melalui
pengamatan yang mendalam tentang gejala penyakit dan kebiasaan orang Jepang,
termasuk pola makan dan didasarkan pada data gejala klinis penyakit dan
penyebabnya yang mirip dengan orang keracunan logam berat khususnya air raksa,
maka dapat ditarik suatu prediksi bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh
keracunan air raksa. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana logam berat tersebut
masuk ke dalam tubuh manusia.
Dari kebudayaan setempat diketahui bahwa orang Jepang mempunyai kebiasaan
mengonsumsi ikan laut dalam jumlah yang banyak. Dari data sosial budaya
(kebiasaan pola makan) dan data klinis tersebut, maka dapat ditarik suatu hipotesis
bahwa penyakit minamata disebabkan oleh logam berat (air raksa) yang masuk ke
dalam tubuh manusia melalui ikan ikan yang tercemar air raksa. Untuk
membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, maka dilakukan eksperimen.
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua penderita tubuhnya
mengandung air raksa dan kadarnya. Selain itu untuk mengetahui juga apakah ikan
ikan di teluk Minamata mengandung air raksa dengan kadar yang tinggi.
Setelah dilakukan penelitian didapat fakta bahwa air laut dan ikan ikan di teluk
Minamata banyak mengandung logam air raksa (merkuri). Demikian juga orang
orang yang terkena penyakit aneh tersebut semuanya mempunyai kadar air raksa
yang tinggi di dalam tubuhnya. Kemudian, disusun suatu teori bahwa penyakit
tersebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuti akibat adanya ikan yang
mengandung merkuri. Ikan tersebut mengandung merkuri akibat adanya orang atau
pabrik yang membuang merkuri ke laut.
Penelitian berlanjut dan akhirnya ditemukan bahwa sumber air raksa bersal dari
pabrik baterai Chisso. Akhirnya, pabrik tersebut ditutup dan harus membayar
kerugian kepada penduduk Minamata kurang lebih sebesar $26,6 juta atau 25 miliar.