Anda di halaman 1dari 28

Museum Trinil

1.Hendra Aditya Pratama

(14.32.0014)

2.Habieb Surya Prayogi

(14.32.0013)

3.Yolantika Rahayu

(14.32.0021)

Page 1

Sejarah Berdirinya Museum Trinil

Trinil sebenarnya adalah nama suatu kawasan yang banyak ditemukan fosil
dan menjadi obyek penelitian Eugene Dubois yang meliputi 3 desa yaitu
Desa Kawu, Gemarang, dan Desa Ngancar. Ketiga desa ini berada di
lekukan sungai Bengawan Solo, yang kala itu sungai Bengawan Solo masih
memiliki debit air yang lumayan banyak laksana sungai Nil di Mesir. Karena
itulah, kawasan obyek penelitian Dubois itu dinamakan Trinil.

Pada waktu itu, teori akbar tentang evolusi


membahana dilontarkan oleh Charles R Darwin
pada abad 19 telah mengusik pikiran cemerlang
seseorang kelahiran Eijden, Belanda pada tahun
1858 yaitu Eugene Dubois.
Di Pulau Jawa, Dubois tertarik dengan endapan
Sungai Bengawan Solo yang diyakininya
menyimpan kronologi kehidupan selama jutaan
tahun. Pada tahun 1891, di daerah Trinil, Ngawi,
Jawa Timur, ditemukan atap tengkorak dan gigi
manusia yang menyerupai kera. Dan setahun
kemudian ditemukan pula tulang paha kiri dari
individu yang sama. Temuan tersebut oleh Dubois
diberi nama Pithecanthropus erectus (manusia
kera yang berjalan tegak).

Page 2

Eugne Dubois

Page 3

Wirodiharjo
Wirodiharjo sejak tahun 1967 mempunyai
gagasan mengumpulkan/melestarikan tinggalan
fosil-fosil yang sering dijumpai di tepian Sungai
Bengawan Solo. Kemudian fosil tersebut disimpan
di rumahnya hingga 1/3 rumahnya terisi fosil.
Akhirnya, pada tahun 1980/1981 Pemda
mendirikan Museum Mini untuk menampung fosil
koleksi Wirodiharjo. Lalu, Pemerintah Provinsi Jawa
Timur membangun Museum Trinil, dan diresmikan
bersamaan dengan peringatan 100 tahun
penemuan Pithecanthropus erectus oleh Gubernur
Jatim Soelarso pada tanggal 20 November 1991.

Page 4

Apa Saja Yang Ada Dalam


Museum Trinil??

Page 5

Museum Trinil terletak di Dukuh Pilang, Desa Kawu, Kec.


Kedunggalar, Kabupaten Ngawi dengan jarak tempuh
sekitar 14 km ke arah barat dari pusat kota Ngawi.
Dari jalan raya Ngawi-Solo Masuk ke arah utara sekitar 2,5
km. Di sepanjang perjalanan menuju museum trinil terdapat
papan petunjuk menuju museum.

Page 6

Di halaman masuk pertama wisatawan disambut dengan


bangunan gapura museum dengan latar belakang patung
gajah purba yang indah .

Page 7

Di halaman utama museum terdapat


pendopo yang digunakan pengunjung untuk
beristirahat

Page 9

Di belakang pendopo terdapat taman dengan tanaman hias


dan beberapa pohon. Dan di bagian belakang taman
terdapat monumen penemuan Pithecanthropus erectus
yang dibuat oleh Dubois. Pada monumen tersebut tertulis:
P.e. 175m (gambar anak panah), 1891/95. Maksud dari
tulisan tersebut adalah, Pithecanthropus erectus (P.e.)
ditemukan sekitar 175 meter dari monumen itu, mengikuti
arah tanda panah, pada ekskavasi yang dilakukan dari
tahun 1891 hingga 1895.

Page 8
Patung gajah ini cukup besar untuk ukuran gajah
sekarang, dengan gading yang sangat panjang, dan
anatominya lebih mirip Mammoth tetapi tanpa bulu.

Page 10

Pada ruang situs purba terdapat dua pintu masuk , yaitu bagian
depan dan samping. Pada bagian depan pintu masuk terdapat
ornamen gading stegodon berwarna kuning. Stegodon adalah
sejenis gajah purba dari suku Stegodontidae. Hewan yang telah
punah ini diperkirakan hidup pada kurun waktu 2,6 juta hingga 12
ribu tahun yang silam, mulai dari Syria hingga Indonesia. Fosilfosilnya di antaranya, didapati di Sangiran, Trinil, dan Gunung
Patiayam.

Page 11
Situs Trinil, menurut penelitian, merupakan salah satu
tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen
Tengahsekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Begitu masuk
museum pengunjung bisa menggali informasi lebih jauh
dengan melihat koleksi museum yang jumlahnya mencapai
1.200 fosil terdiri dari 130 jenis.

Page 12

Di dalam Museum dipamerkan beberapa replika fosil


manusia purba berupa replika Phitecantropus Erectus
yang ditemukan di Sangiran (Ngawi), Phitecantropus
Erectus yang ditemukan di Trinil (Ngawi), serta fosil-fosil
yang berasal dari Afrika dan Jerman, yakni
Australopithecus Afrinacus dan Homo Neanderthalensis

Page 13

Kendati hanya berupa replika, namun fosil tersebut


dibuat mendekati bentuk aslinya. Sementara fosil-fosil
yang asli disimpan di beberapa museum di Belanda
danJerman. Didalam museum pengunjung bisa
menyaksikan diorama manusia purba serta tulang-tulang
manusia purba seperti :

Fosil Tengkorak Pithecantropus Erectus Cranium berasal dari


Sangiran.
Merupakan duplikat, aslinya telah retak menjadi beberapa
bagian, menggambarkan manusia purba dewasa di temukan di
Sangiran, Ngawi.

Page 14

Fosil Tengkorak
Australopithecus Africanus
Cranium.

Berasal dari Sterkfontein.


Merupakan duplikat tengkorak
manusia purba yang
ditemukan di afrika selatan.
Bentuk craniumnya masih
seperti kera dengan tulang
kening dan marila menonjol

Page 15

Fosil Tengkorak (Homo Neanderthalensis) berasal dari


Neander Dusseldorf, Jerman.
Merupakan duplikat tengkorak manusia Neandhertal. Secara umum
cirinya adalah tonjolan yang tebal dia atas kening, rahang masih
menonjol kedepan, dagu belum ada, karena proses reduksi belum
maksimal.

Page 16
Fosil Tengkorak Manusia Purba (Pithecanthropus Erectus
Cranium) berasal dari Trinil Area. Merupakan duplikat
fregmen tengkorak manusia purba bagian tempurung dan
bagian tulang kering. Hidup pada jaman pleistosin tengah
(1-0,5 juta tahun yang lalu).

Page 17

Fosil Tengkorak (Pithecanthropus


Cranium) berasal dari Perning,
Mojokerto.

Merupakan duplikat tengkorak manusia purba tertua di


Jawa Timur. Ditemukan pada tahu 1936.

Page 18

Fr. Fosil Tulang Paha Gajah (Stegodon Trigonochepalus Femur)


ditemukan di sekitar area trinil.

Fosil Tulang Lengan Badak (Rhinoceros Sondaicus Humerus


(Diaphysis)) ditemukan di wilayah Trinil.

Page 19

Fr. Fosil Tulang Paha Gajah


(Stegodon Trigonochepalus Femur)
terdapat di Trinil Area.

Page 20

Pahat Genggam (Hand


Adze)
berasal dari Punung,
Pacitan. Merupakan duplikat
alat batu yang digunakan
sebagai alat pahat.
Kemungkinan hasil teknologi
Pithecanthropus Erectus.

Page 21

Alat Alat (Paleolitik) berasal dari Pacitan.


Alat-alat jenis ini ditemukan oleh Von Koenigwald dan
Tweedie pada tahun 1936 di Punung, Pacitan. Alat-alat
ini diduga merupakan milik pithecanthropus erectus.

Page 22

Fr. Fosil Gigi


Geraham Badak
(Rhinoceros
Sondaicus Molar)
Terdapat di Trinil
Area.

Page 23

Fr. Fosil Tulang


Rahang Bawah
Macan (Felis
Tigris Mandibula)
ditemukan di
Kebon, Ngawi.

Page 24

Fosil Rahang Banteng


(Bibos Palasondaicus
mandibula) Terdapat di
wilayah Trinil.

Page 25
Koleksi
Koleksi koleksi
koleksi yang
yang ada
ada antara
antara lain
lain fosil
fosil fosil
fosil purba
purba yang
yang
ditata
ditata sedemikian
sedemikian rupa
rupa dengan
dengan penjelasan
penjelasan mengenai
mengenai
penyebarannya
penyebarannya di
di dunia.
dunia. Kemudian
Kemudian fosil
fosil gading
gading stegodon,
stegodon, dan
dan
fosil
fosil kerbau
kerbau purba.
purba.

Page 26

Dan di dinding juga terdapat gambar


tentang perjalanan panjang menuju
manusia modern.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai