Disahkan oleh Direktur dr. Dedi Adnan Fauzi, Sokaraja, .......... 2017
MM.
RUMAH SAKIT UMUM
WIRADADI HUSADA SOKARAJA
Jl. Menteri Supeno No. 25 Sokaraja-Banyumas Telp. (0281) 6846225
Fax. (0281) 6846371 E-mail :rswiradadi@yahoo.co.id
KETIGA Tim code blue terdiri dari 1 dokter jaga dan 1 perawat jaga (yang sudah
ditentukan). Tim code blue ini harus selalu bersiaga memeberikan
pertolongan bila sewaktu-waktu ada korban henti jantung.
KEEMPAT Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
RUMAH SAKIT UMUM
WIRADADI HUSADA SOKARAJA
Jl. Menteri Supeno No. 25 Sokaraja-Banyumas Telp. (0281) 6846225
Fax. (0281) 6846371 E-mail :rswiradadi@yahoo.co.id
sebagaimana mestinya.
Lampiran I Surat Keputusan Direktur RSU Wiradadi Husada
Nomor : /SK/DIR/RSWH/...../2017
Tentang : Pedoman Pengorganisasiam Tim Code Blue RSU Wiradadi Husada
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pengorganisasian Tim
Code Blue Rumah Sakit Umum (RSU) Wiradadi Husada ini dapat selesai disusun.
Pedoman Pengorganisasian Tim Code Blue Rumah Sakit ini merupakan panduan kerja
bagi semua pihak yang terkait dengan keadaan urgent di Rumah Sakit.
Dalam Pedoman ini diuraikan tentang Struktur Tim Code Blue.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam - dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian
Tim Code Blue.
Penyusun
DAFTAR ISI
TOPIK HALAMAN
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................... 1
Bab II Gambaran Umum RS........................................................................................... 3
Bab III Visi, Misi, Falsafah, Nilai, dan Tujuan RS......................................................... 7
Bab IV Struktur Organisasi RS....................................................................................... 9
Bab V Struktur Organisasi Unit Kerja............................................................................ 10
Bab VI Uraian Jabatan.................................................................................................... 11
Bab VII Tata Hubungan Kerja........................................................................................ 15
Bab VIII Pola Ketenagaan dan KualifikasiPersonil........................................................ 17
Bab IX Kegiatan Organisasi........................................................................................... 18
Bab X Pertemuan / Rapat................................................................................................ 19
Bab XI Pelaporan ........................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung
dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit
jantung koroner. WHO menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan
penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama
kematian di dunia. Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera
dengan cardiopulmonary resuscitation dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut
jantung normal. Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup berkurang 7 sampai 10
persen pada tiap menit yang berjalan tanpa cardiopulmonary resuscitation dan
defibrilasi.
Inti dari penanganan cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan
bereaksi secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung
ke kondisi normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen.
Penanganan secara cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki
kemampuan dalam melakukan chain of survival saat cardiac arrest terjadi. Keberadaan
tenaga inilah yang selama ini menjadi masalah/pertanyaan besar, bahkan di rumah sakit
yang notabene banyak terdapat tenaga medis dan paramedic. Tenaga medis dan paramedis
di Rumah Sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam melakukan life
saving, akan tetapi belum semuanya dapat mengaplikasikannya secara maksimal. Dan
seringkali belum terdapat pengorganisian yang baik dalam pelaksanaannya. Masalah
inilah yang kemudian memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat dalam
penangananarrest segera,yangdisebut Code Blue.
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera
diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam
area rumah sakit. Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang
dibentuk oleh rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah
sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan
kondisi cardiac respiratory arrest.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya
tahan hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi
3
jantung paru ini dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi
korban, dan sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada bagaimana
melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan efektif.
Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi dengan
segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan napas
bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B (compression
airway breathing) ini dengan pertimbangan segera mengembalikan sirkulasi jantung
sehingga perfusi jaringan dapat terjaga.
Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah
mendeteksi segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access), rantai kedua
adalah resusitasi jantung paru (RJP) segera (early cardiopulmonary resuscitation), rantai
ketiga adalah defibrilasi segera (early defibrillation), rantai keempat adalah tindakan
bantuan hidup lanjut segera (early advanced cardiovascular life support) dan rantai
kelima adalah perawatan paska henti jantung (post cardiac-arrest care).
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
5
6. Bedah Urologi
7. Telinga-Hidung-Tenggorok dan Bedah Kepala Leher
8. Kedokteran Jiwa
9. Paru
10. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
11. Saraf
12. Jantung dan Pembuluh Darah
Pelayanan medis didukung oleh penunjang medis di Instalasi Radiologi (oleh Dokter
Spesialis Radiologi) dan Instalasi Laboratorium (oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik).
Pelayanan Patologi Anatomi bekerja sama dengan Dokter Spesialis Patologi Anatomi.
Pelayanan Gigi di RSU Wiradadi Husada dilakukan oleh Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis. Pelayanan Dokter Gigi Spesialis dilakukan oleh Dokter Gigi Spesialis
Prostodhonsi.
Pelayanan Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap dilakukan
oleh dokter jaga. RSU Wiradadi Husada bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional
Kabupaten Banyumas dalam penanganan pasien NAPZA. Pelayanan BNN di RSU
Wiradadi Husada dilakukan oleh Dokter Umum yang telah mengikuti pelatihan dari BNN.
Dari sisi finansial seluruh kegiatan rumah sakit dibedakan menjadi profit centre dan
cost centre. Profit centre dibagi menjadi lima instalasi, yaitu:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Terapi Intensif dan Recovery Room
5. Instalasi Maternal dan Perinatal
6. Instalasi Bedah Sentral.
7. Instalasi Laboratorium.
8. Instalasi Radiologi.
9. Instalasi Farmasi.
Sedangkan cost centre terdiri dari:
1. Departemen Pendukung
a. Instalasi Kesling, CSSD, dan Laundry
b. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
c. Instalasi Gizi
d. Bagian Kerohanian
e. Instalasi Rekam Medik
2. Departemen Administrasi dan Umum
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Keuangan dan Akuntansi
c. Bagian Humas dan Marketing
d. Bagian PSDI dan Diklat
e. Bagian Rumah Tangga
7
rangka ikut membantu program pemerintah di bidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, RSU Wiradadi Husada ikut berpartisipasi untuk mewujudkan tujuan berbagai
Program Kesehatan Nasional melalui upaya kesehatan seperti penyelenggaraan kerjasama
dengan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Jasa
Raharja) dan asuransi kesehatan lain, penurunan AKI-AKB melalui Program EMAS,
Program Tuberculosis Directly Observe Treatment Shortcourse (TB-DOTS) dan Klinik
Voluntary Counseling Test (VCT), Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis),
Program Pap Smear dan upaya-upaya kesehatan lain.
Sampai pedoman pengorganisasian ini dibuat, Selama lebih dari 7 tahun kiprahnya
Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada selalu mengembangkan dan meningkatkan
kualitas maupun kuantitas pelayanan kesehatan melalui pengembangan Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Pra Sarana rumah Sakit. Saat ini RSU Wiradadi Husada memiliki
lebih dari 250 karyawan, dengan berbagai latar belakang pendidikan profesi, seperti
Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Bidan, Fisioterapi, Radiografer, Analis
Kesehatan, Ahli Gizi, Apoteker, dan profesi-profesi lainnya yang mendukung Pelayanan
RSU Wiradadi Husada.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
9
Menjunjung Tinggi Nilai Nilai Kemanusiaan dalam Pelayanan
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
11
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
Terlampir
13
PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB TIM
TIM PRIMER TIM SEKUNDER NON MEDIS
Perawat : Dokter IGD : 1. Satpam : Nasrun
2. OB : Imam
a. IGD : 1. dr. Aji
3. Parkir :
- Endar Sutrisno, S. Kep, Ns
Darundriyo 4. Yanmed
- Praditya Amd. Kep 2. dr. Alfian
- Hendri Riswanto, S. Kep, lainnya : Adil Pambudi
3. dr. Angga
Ns Perawat :
- Lilian Novita, S. Kep, Ns
b. ICU : 1. Dede Hermawan , AMK
- Anang Kurniawan, Amd. 2. Darsiti, AMK
Kep 3. Teguh, S. Kep, Ns
- Karno, Amd. Kep
- Setiadi Wibowo, Amd. Kep 4. Rohmiati, AMK
- Ika Yesi, S. Kep, Ns 5. Muhamad Aris, S. Kep,
c. Perina :
Ns
- Sugi Lestari , Amd. Keb
- Ani Sofia Rahma, Amd. 6. Lukito Suharsono, AMK
Kep
- Indah Lugiati, Amd. Keb
- Widiastuti, Amd. Kep
d. VK :
- Sri Haryati, Amd. Keb
- Sulastri, Amd. Keb
- Aida Fitria, Amd. Keb
- Lilis Samrotul, Amd. Keb
e. Nifas :
- Munfarida, Amd. Keb
- Mutomimah, Amd. Keb
- Desi Prabawati, Amd. Keb
- Sekti Ayu, Amd. Keb
f. Ar Rahmah :
- Azizah, Amd. Kep
- Ani Setiadewi, Amd. Kep
- Irwansyah, Amd. Kep
- Fitriana, Amd. Kep
g. As Syifa I :
- Andita Apriliani, S. Kep, Ns
- Faozan Fikri, S. Kep, Ns
- Eko Uli P, Amd. Kep
- Dwi Haryani, S. Kep, Ns
h. As Syifa II :
15
- Mia, S. Kep, Ns
- Eva Dian, Amd. Kep
- Novita Ayu, Amd. Kep
- Eka Oktiana, Amd. Kep
i. Az Zaetun :
- Restu Agung P, S. Kep, Ns
- Ferini, Amd. Kep
- Nila Dwitasari, Amd. Kep
- Sarah Nurhayah, S. Kep, Ns
j. Poli :
- Resa, Amd. Kep
- Lia Nila, S. Kep, Ns
- Riani K, Amd. Kep
- Andri Marliana, Amd. Kep
- Restu Cahyaning, Amd.
Kep
- Fadiyah, Amd. Kep
- Rindriani, Amd. Kep
- Eka Nurjanah, Amd. Kep
- Yulia Indah, Amk. Kep
- Sinta Adesti, S. Kep, Ns
k. Rehabilitasi Medik :
- Laela K, Amd. Fis
BAB VI
URAIAN JABATAN
17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Penjelasan :
19
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien hendaknya memiliki pengetahuan dan
ketrampilan dalam konseling. Jika ketrampilan ini ternyata belum dimiliki oleh para petugas
rumah sakit, maka harus diselenggarakan program / kursus.
Tabel Standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap karyawan baru yang masuk ke Rumah Sakit
Umum Wiradadi Husada. Pada tahap ini karyawan yang baru masuk dikenalkan tentang
pemahaman bagaimana pendidikan dan edukasi pasien dan keluarga mengenai cara
melakukan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit dan diberikan materi tentang hal
tersebut serta pemahaman standar prosedur operasional yang menyangkut pendidikan
terhadap pasien dan keluarga mengenai cara pengobatan dan pencegahan penyakit. Jangka
waktu yang ditetapkan rumah sakit untuk karyawan dalam memahami materi dasar yang
harus dikuasai adalah satu bulan. Setelah satu bulan akan diuji oleh ketua komite.
Simulasi 2X
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Pertemuan rapat yang akan dilaksanakan oleh tim PKRS terdiri atas dua , yaitu
pertemuan rapat rutin dan pertemuan rapat insidental.
- Pertemuan rapat rutin akan dilaksanakan dengan periode sebulan sekali.
- Sedangkan pertemuan rapat insidental merupakan rapat yang diselenggarakan
sewaktu-waktu apabila ada masalah yang perlu segera dibahas atau diselesaikan.
Waktu, materi, dan peserta rapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kelengkapan rapat
antara lain undangan, daftar hadir, notulen rapat
23
BAB XI
PELAPORAN
1. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama seminggu
berjalan
2. Pelaporan Bulanan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator
3. Pelaporan Tahunan
a. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di tim Promosi Kesehatan.