Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

BANTUAN HIDUP DASAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU SANGGUL RANTAU


KABUPATEN TAPIN
2019
PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN
RSUD DATU SANGGUL RANTAU
Jln. Brigjend H. Hasan Basery Km I Rantau Kalimantan Selatan 71111
Telp. (0517) 31075 – 31112 (IGD) Fax. (0517) 3107

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DATU SANGGUL RANTAU
NOMOR : / / RSUD DS /

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN BANTUAN HIDUP DASAR


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU SANGGUL RANTAU

DIREKTUR RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau, maka diperlukan
penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hidup Dasar;
b. bahwa untuk hal sebagaimana di atas perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau sebagai landasan bagi
penyelenggaraannya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau;

Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;

2. Undang-undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;


3. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 19b/Menkes/SK/PER/II/1988
tentang Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Keputusan Direktur RSUD Datu Sanggul Rantau tentang Panduan


Pelayanan Bantuan Hidup Dasar di RSUD Datu Sanggul Rantau

KEDUA : Panduan Pelayanan Bantuan Hidup Dasar di RSUD Datu Sanggul

Rantau dimaksud sebagaimana tercantum dalam Lampiran dari

Keputusan ini

KETIGA : Pelaksanaan Panduan Pelayanan Bantuan Hidup Dasar dimaksudkan

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien tanpa membedakan

pasien.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan

apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan

perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Rantau
Pada tanggal
Direktur,

(K)., MM
dr H. Milhan, SpOG
NIP. 19740914 200212 1 008
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau
Nomor : 445/ /RSUD-DS//2017

Tanggal :

BAB I

DEFINISI

Bantuan hidup dasar adalah upaya mempertahankan hidup seseorang untuk


sementara melalui membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara
melalui penguasaan jalan nafas, memberikan bantuan pernafasan dan membantu
mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan
oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
BAB II
RUANG LINGKUP

Bantuan hidup dasar diberikan pada korban yang mengalami gangguan


sumbatan jalan nafas, henti nafas dan henti jantung. Beberapa keadaan korban dibawah
ini yang adapat menyebabkan henti nafas dan henti jantung :
1. Tenggelam
2. Stroke
3. Obstruksi jalan nafas
4. Epiglotitis
5. Overdosis obat-obatan
6. Tersengat listrik
7. Infark miokard
8. Tersambar petir
9. Koma akibat berbagai macam kasus
10. Ruda paksa atau kecelakaan
BAB III

TATA LAKSANA

Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan apabila tidak mendapatkan


pertolongan dengan cepat, tepat dan akurat akan mengakibatkan korban kehilangan
sebagian anggota tubuh atau meninggal dunia.
Sebab-sebabnya dapat oleh karena penyakit atau karena ruda paksa atau kecelakaa
Dapat berakibat: Pada tahap awal: Suatu gangguan pada fungsi vital yaitu fungsi nafas,
fungsi sirkulasi, fungsi otak atau kesadaran
Penolong harus berbicara, mendengar, melihat dan meraba
Karena korban mungkin tidak sadar, mungkin tidak bernafas atau mungkin nadi tidak
berdenyut.
a. Berbicara :
- Kepada penderita sadar atau tidak sadar
- Kepada masyarakat untuk meminta pertolongan dan mengamankan masyarakat
b. Mendengar :
- Dengarkan suara korban
- Dengarkan nafas korban
c. Melihat :
- Lihat gerakan umum korban
- Gerakan-gerakan korban
- Gerak nafas
d. Meraba :
- Raba denyut nadi karotis di leher
- Hawa nafas

URUTAN SIKAP MENOLONG :


1. Keselamatan (K)
2. Tentukan kesadaran (cek respon) (R)
3. Meminta pertolongan /Teriak Kode biru/ telp kode biru
4. Memberikan pertolongan gawat darurat/melakukan resusitasi (CAB)
Keselamatan
Yaitu mengamankan diri sendiri atau penolong, amankan korban dan amankan
lingkungan sekitar korban
Tentukan Kesadaran (Cek Respon)
Menentukan kesadaran korban dengan cara menepuk bahu atau dada korban sambil
memanggil nama, jika tidak ada respon berarti korban dinyatakan tidak sadar.
Meminta Pertolongan
Jika ternyata korban tidak memberikan respon terhadap panggilan, segera minta
bantuan dengan cara berteriak “TOLONG, KODE BIRU!!!!” untuk mengaktifkan
sistem pelayanan medis yang lebih lanjut. Penolong dapat meminta bantuan kepada
orang disekitarnya untuk menghubungi panggilan darurat atau rumah sakit terdekat
supaya dapat mengirimkan bantuan tenaga kesehatan yang lebih ahli.
Memberikan Pertolongan Gawat Darurat
Airway
Yaitu membebaskan jalan nafas dari sumbatan pada saluran nafas.
Penyebab sumbatan jalan nafas:
- Posisi fleksi atau tertunduk dari kepala korban
- Pangkal lidah yang jatuh ke belakang
- Benda asing oleh karena muntahan, padat, cair
Cara membebaskan jalan nafas yaitu :
 Merubah posisi fleksi (tertunduk) menjadi ekstensi (tengadah)
 Menarik pangkal lidah kedepan
 Mengeluarkan benda asing dari mulut dengan cara diambil atau dihisap

Circulation
Letakkan korban terlentang, tengadah, tungkai lebih tinggi dari dada,jantung korban
 Buka baju korban
 Raba nadi karotis, jika tidak teraba berarti jantung berhenti
 Lakukan pijat jantung dari luar dengan teknik sebagai berikut :
 Dengan jari telunjuk dan jari tengan penolong menelusuri tulang iga kanan atau
kiri sehingga bertemu tulang dada (sternum)
 Letakkan kedua tangan di separuh bagian bawah tulang dada
 Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu telapak
tangan diatas telapak tangan lainnya, hindari jari-jari tangan menyentuh dinding
dada korban, jari-jari tangan dapat diluruskan atau menyilang
- Pada anak usia 1 tahun sampai sebelum pubertas 2 tangan atau 1 tangan
berada pada di separuh bagian bawah tulang dada
- Bayi usia kurang dari 1 tahun selain bayi baru lahir 2 jari dibagian tengah
dada tepat dibawah garis puting (1 penolong) atau 2 tangan dengan ibu jari
bergerak melingkar dibagian tengah dadatepat dibawah garis puting susu (2
penolong)
 Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada korban
dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30 (2 menit) kali
dengan kedalaman penekanan berkisar antara 2-2,4 inci atau 5-6 cm, pada anak
usia 1 tahun sampai sebelum pubertas 2 inci atau 5 cm, pada bayi kurang dari 1
tahun 1,5 inci atau 4 cm
 Tekanan pada dada harus dilepaskan keseluruhannya dan dada dibiarkan
mengembang kembali ke posisi semula setiap kali melakukan pijat jantung.
Selang waktu yang digunakan untuk melepaskan pijat jantung harus sama
dengan saat melakukan pijat jantung.
 Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada atau merubah posisi tangan pada
saat melepaskan pijat
 bantuan sirkulasi adalah 2 menit dilakukan baik oleh 1 penolong jika 2
penolong 30 sirkulasi 2 kali bantuan nafas dengan menggunakan ambubage,
pada anak dan bayi dengan rasio 30:2 dengan 1 penolong atau 15:2 dengan 2
penolong. Kecepatan pijat jantung adalah 100-120x permenit.
Breathing (Nafas Bantuan)
Memberikan bantuan nafas dilakukan bila 2 orang penolong, korban didalam RSU
maka penolong ke 2 menggunakan ambubage.
Cara penggunaan ambubage : gunakan corong menutup hidung dan mulut, extensi
kepala, tekan balon pemompa hitungan 5 detik 1 kali pompa frek 2X, lakukan
penilaian
Penilaian Ulang
Sesudah 5 kali siklus 30:2 korban dievaluasi yaitu:
 Periksa nadi karotis (selama 5 detik )
- Jika tidak ada mulai kembali RJP
- Jika ada periksa pernafasan (3-5 detik) jika nafas ada observasi ketat/posisi
recovery
jika tidak ada beri nafas buatan dengan laju 12 kali permenit (1 setiap 5 detik)
sesudah 2 kali nafas awal (1-1,5 detik)
Recovery Position (Posisi Pemulihan)
a. Lepaskan kacamata dan barang-barang berbahaya
b. Berlututlah di sisi korban dan pastikan kedua kaki korban dalam keadaan lurus
c. Letakkan lengan korban yang terdekat dengan anda dalam posisi terbuka,
dengan siku tertekuk serta telapak tangan menghadap keatas
d. Angkat lengan korban yang jauh dari anda melintang dada dan tahan punggung
telapak tangan pada pipi korban sisi terdekat dengan anda
e. Dengan tangan anda yang lain raih tungkai yang terjauh diatas lutut dan tarik
keatas dengan telapak kaki tetap di tanah
f. Pertahankan tangan korban menekan pipi, tarik tungkai terjauh dan gulingkan
korban kearah anda sehingga korban berbaring pada sisi tubuhnya
g. Atur tungkai atas sehingga panggul dan lutut tertekuk pada sudut yang sesuai
h. Dongakkan leher untuk memastikan jalan nafas tetap terbuka
i. Atur posisi telapak tangan dibawah pipi bila perlu untuk menjaga kepala tetap
terdongak
j. Periksa pernapasan secara teratur
BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk pencatatan kasus bukan pasien RS pencatatan cukup didokumentasikan


di status gawat darurat. Untuk pasien rawat inap didokumentasikan pada (catatan
perkembangan pasien terintegrasi)

Ditetapkan di Rantau
Pada tanggal Direktur,

(K)., MM
dr H. Milhan, SpOG
NIP. 19740914 200212 1 008

Anda mungkin juga menyukai