Anda di halaman 1dari 15

PELAKSANAAN PROGRAM REMIDIAL TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS IV MATA

PELAJARAN IPA

SD NEGERI TEGALREJO 04 KECAMATAN ARGOMULYO

SALATIGA

OLEH

DWI ENDARYATI (292006009)

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar akan
melibatkan semua komponen pengajaran dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dibawa sesuka hati, kecuali untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Syaiful Bahri Djamarah 2002).

Dalam kegiatan pembelajaran selalu dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah
ditentukan. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa kurangnya pengetahuan, kesulitan
memahami materi pembelajaran, maupun kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan
menyelesaikan soal-soal ulangan. Secara khusus, kesulitan yang dijumpai peserta didik dapat berupa
tidak dikuasainya kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Menghadapi murid dengan berbagai
pribadi dan beragam kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat untuk
menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak siswa dan berusaha keras didalam
menjelaskan permasalalan dan menyajikan kata-kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami
sesuai dengan tingkatan para siswanya (Fuad bin Abdul Aziz Asy-syalhub 2008).

Menurut Panduan Penetapan KKM, nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) ditetapkan untuk setiap
mata pelajaran oleh forum guru pada awal tahun pelajaran. KKM tersebut, harus diinformasikan kepada
seluruh warga sekolah dan orang tua siswa (Ditbin, 2008). Penentuan KKM dilakukan melalui analisis
indikator pencapaian Kompetensi Dasar dengan memperhatikan :

a) Tingkat kompleksitas (kerumitan dan kesulitan) setiap Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa.

b) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang bersangkutan.

c) Sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pada masing-masing sekolah.

Dengan dilaksanakannya kurikulum (KTSP) yang berbasis kompetensi banyak muncul tanggapan-
tanggapan dari kalangan masyarakat. Ada tanggapan tersebut bernada positif dan juga ada yang
bernada negatif. Tanggapan tersebut muncul karena kekurang tahuannya mengenai kurikulum. Apabila
dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan,
maka untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi kesulitan
belajarnya dengan kemampuan sendiri sehingga berhasil mencapai hasil yang optimal serta dapat
bersikap menyesuaikan diri yang sehat diperlukan bantuan yang salah satunya melalui remedial
teaching.

Remedial teaching adalah memberikan bantuan berupa kursus-kursus (private les) dan cara lain
terhadap bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi siswa yang
bersangkutan dapat dihilangkan (M. Umar- Sartono 2001).

Pelajaran IPA merupakan salah satu pelajaran yang menyenangkan karena konsep pembelajaran alam
dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA
sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya
untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum
terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dari
pelajaran yang menyenangkan ini ada anak yang mepunyai nilai dibawah rata-rata minimum yaitu 65%
penulis mengetahui dari hasil observasi langsung di tempat penelitian SD Negeri Tegalrejo 04,
Kecamatan Argomulyo, Salatiga dan dari hasil wawancara dari guru kelas IV dan kepala sekolah untuk itu
guru selalu responsif dengan berupaya untuk menunjukkan sikap positif terhadap IPA dalam berbagai
hal yang mereka lakukan dan menjadikan IPA sebagai alat untuk memberi kesempatan untuk
menyelidiki dan menyalurkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA.

Menurut Mulyasa ( 2008 ) Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi
kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untu
memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam
menghadapi kesulitan belajar.

Di Indonesia masih banyak sekolah yang melaksanakan proses belajar mengajar secara klasikal yaitu
dengan menyamaratakan semua individu siswa di dalam kelas yang disebut asas persamaan. Pada
pengajaran model ini guru tidak mungkin dapat memperhatikan kepentingan masing-masing siswa, baik
kecepatan belajarnya, kesenangan maupun kebiasaan belajarnya. Akibatnya sering ditemukan siswa
yang sering mengalami kesulitan belajar, sehingga mereka tidak dapat mencapai skor minimal yang
ditetapkan ( Nasution, S 2003 : 40).

Salah satu karakteristik kurikulum berbasis kompetensi itu adalah peserta didik menguasai semua
Kompetensi Dasar, dengan konsekwensi bagi siswa yang lambat atau belum menguasai kompetensi
harus diadakan pembelajaran remedial. Dari kalangan sebagian besar guru atau sekolah menganggap
pelaksanaan pembelajaran remedial, hanya berupa melaksanakan ulangan ujian untuk memperbaiki
nilai hingga mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal).

Berdasarkan pengalaman guru IPA di SD Negeri Tegalrejo 04 Salatiga, bahwa siswa dalam mempelajari
IPA pada materi Energi Alternatif banyak yang kesulitan. Hasil belajar yang dicapai siswa sering kali tidak
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan guru, hal ini dilihat dari daftar nilai harian yang didapat oleh
siswa pada mata pelajaran IPA. Dari data yang peneliti peroleh hasil belajar IPA pokok bahasan Energi
Panas dan Bunyi dan Energi Alternatif di SD Negeri Tegalrejo 04 belum nenunjukkan hasil yang
memuaskan terbukti dengan belum tercapainya batas ketuntasan belajar (65%) dan nilai rata-rata 6,5
dan hasil perolehan nilai IPA pokok bahasan. Energi Panas dan Bunyi dan Energi Alternatif terbukti dari
nilai harian yang diperoleh dari siswa 26 siswa yang kurang mencapai kriteria ketuntasan nininal (KKM)
pada SD Negeri Tegalrejo 04.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bidang studi IPA di SD Negeri Tegalrejo 04 Kadur Pamekasan adalah
65% dengan prosedur penerapan pembelajaran remedial. Kegiatan Pembelajaran Remedial di SD Negeri
Tegalrejo 04 dilakukan oleh guru kelas IV (empat) guru adalah orang yang dapat membantu murid
secara individual atau bantuan yang diberikan oleh orang yang lebih terampil kepada yang kurang
terampil untuk membantu pencapaian tujuan belajar.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pelaksanaan Program
Remedial terhadap ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPA SD Negeri Tegalrejo 04,
Kecamatan Argomulyo, Salatiga Tahun Pelajaran 2009-2010 .

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adakah pelaksaan program remedial terhadap ketuntasan belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA SD
Negeri Tegalrejo 04, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga?

1.3 BATASAN MASALAH

Penelitian ini dibatasi pada materi pokok energi panas dan bunyi Energi Alternatif yang terdiri atas :

a. Mengidentifikasi sumber energi panas di lingkungan sekitar

b. Mengidentifikasi sumber energi bunyi di lingkungan sekitar.

c. Mengidentifikasikan energi alternatif yang ada di sekitar tempat tinggal.

d. Mengkalkulasi keuntungan energi alternatif dibandingkan energi yang ada.

1.4 PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
program remidial terhadap ketuntasan belajar dalam pengajaran remedial. Masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan belajar, untuk mengatasi kesulitan belajar peneliti memberikan pengajaran
remedial.

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program remedial terhadap ketuntasan belajar siswa kelas IV
mata pelajaran IPA SD Negeri Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga tahun 2009-2010.

1.6 MANFAAT PENELITIAN


Siswa

Guru

Kepala sekolah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Pengajaran Remedial (Perbaikan)

Dilihat dari arti katanya, istilah remedial berasal dari kata remedy (bahasa Inggris) yang berarti obat,
memperbaiki, atau menolong. Karena itu , remedial berarti hal-hal yang berhubungan dengan
perbaikan. Pengajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati,
menyembuhkan, atau membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran yang maksimal.

Menurut Ischak dan Warji (1987) Remedial merupakan suatu sistem belajar yang dilakukan berdasarkan
diagnosa yang komprehensif (menyeluruh), yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-
kekurangan yang dialami siswa dalam belajar. Kegiatan remedial (perbaikan) dalam proses pembelajaran
merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang telah
diprogram dan disusun secara sistematis.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru tentu bertanggung jawab untuk membantu dan membimbing
siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Seorang guru sangat diharapkan untuk dapat
menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, efisien, dan relevan. Agar hal ini dapat tercapai, maka
seorang guru harus memiliki kompetensi yang beraneka ragam.

Semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar hendaknya ditelusuri untuk mengetahui faktor mana
yang berperan pada hasil belajar siswa. Faktor yang paling utama adalah guru dan siswa sendiri.

A. Ciri-ciri pembelajaran remedial

Usman dan Lilis Setiawati yang dibandingkan dengan pengajaran biasa atau regular (User Usman).

1) Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas

2) Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa.

3) Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua siswa
4) Pembelajaran biasa dilaksanakan oleh guru kelas atau guru bidang studi

B. Tujuan dan Fungsi Pengajaran Remedial (Perbaikan)

a) Tujuan pembelajaran Remidial

Menurut User Usman dan Lilis Setiawati (1993 ;103) secara terperinci tujuan pembelajaran remedial
adalah:

a) Siswa memahami dirinya khususnya yang menyangkut prestasi belajar yang meliputi kelebihan dan
kelemahannya, jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi.

b) Siswa dapat mengubah atau memperbaiki cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan
belajar yang dihadapi.

c) Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.

d) Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajar.

e) Siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya prestasi
belajar yang lebih baik.

f) Siswa dapat mengerjakan tugas lebih baik.

b) Fungsi Pembelajaran Remedial

(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono) mengungkapkan pembelajaran remedial mempunyai fungsi adalah
sebagai berikut:

Fungsi Korektif

Fungsi pemahaman

Fungsi penyesuaian

Fungsi pengayaan

Fungsi akselerasi

Fungsi terapeutik

Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa fungsi pembelajaran remedial adalah untuk membantu guru
dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi belajarnya.

Menurut Wijaya,Cece: 1996, Pengajaran remedial ini pada hakikatnya merupakan suatu upaya
bantuan untuk memperbaiki prestasi belajar siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, baik,
berupa perlakuan pengajaran maupun bimbingan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar diupayakan dapat mencapai prestasi belajar yang baik melalui kegiatan
remedial ini.

C. Pendekatan dan Metode dalam Pembelajaran Remedial

Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran remedial sebagaimana diungkapkan oleh Abu
Ahmadi dan Widodo Supriyono, adalah :

1. Pendekatan yang bersifat kuratif

2. Pendekatan yang bersifat preventif

3. Pendekatan yang bersifat pengembangan

D. Identifikasi dan Diagnostik Kesulitan Belajar

Teknik observasi atau pengamatan

Teknik meneliti hasil pekerjaan siswa

E. Penerapan Remidial dalam PBM dikelas

Indentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Untuk maksud itu dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.

1) kompetensi yang berjumlah 10 dan yang belum tuntas berjumlah 4 dalam pembelajaran meliputi :

a) Mengidentifikasi sumber energi panas di lingkungan sekitar

b) Mengidentifikasi sumber energi bunyi di lingkungan sekitar.

c) Mengidentifikasikan energi alternatif yang ada di sekitar tempat tinggal.

d) Mengkalkulasi keuntungan energi alternatif dibandingkan energi yang ada.

2) Dari hasil yang diperoleh kemudian dianalisa. Dalam hal ini rata-rata nilai siswa dikelas yang dijadikan
ukuran pembanding

3) Teknik test

F. Ciri-ciri Tes yang Baik

o Validitas
o Reliabilitas

o Objektif

o Praktikabilits

o Ekonomis

G. Kesulitan Belajar

Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton (dalam Makmun, 1997:207) adalah sebagai berikut :

1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran
tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pengajaran tertentu.

2) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai prestasi yang
semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya: intelegensi, bakat).

3) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of
mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada tingkat
pelajaran berikutnya.

H. Ketuntasan Belajar

a) Pengertian Belajar

Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluuhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya .

b) Pengertian Ketuntasan Belajar

Menurut Wiji Suwarno (2008) Ketuntasan belajar hasil belajar diterapkan dengan ukuran atau tingkat
pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai persyarat
penguasaan kompetensi lebih lanjut.

I. Ketuntasan Belajar

1. PER INDIKATOR

2. KRITERIA: 0% 100%

3. IDEAL: 65%

4. TUNTAS: SKOR KRITERIA KETUNTASAN

5. TUNTAS INDIKATOR KD SK MAPEL IPA

J. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan
pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta
diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara
universal.

2.2 Kajian Hasil-Hasil penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Chrisnajanti pada judul skripsi Pengaruh Remidial Terhadap
Ketuntasan Belajar Siswa Penelitian ini dilakukan di SDK 6 BPK PENABUR Jakarta, Belajar tuntas sangat
penting dalam mencapai hasil belajar yang baik. Akan tetapi terdapat berbagai variabel yang sangat
mempengaruhi ketuntasan belajar terbukti dari 43 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 18 siswa dan 25 siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 18
siswa setelah yang melakukan program remidi pada mata pelajaran matematika mendapatkan > 65%
dari nilai ideal yang sudah ditentukan oleh SDK 6 BPK Penabur Jakarta.

2.3 Kerangka pikir

Setiap anak normal berpotensi untuk mencapai ketuntasan belajar, asalkan kepadanya diberi waktu dan
layanan yang sesuai. Akan tetapi sistem pendidikan umum di Indonesia terikat dengan waktu dalam
pengertian bahwa sejumlah materi pelajaran harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu, satu
semester misalnya. Oleh karenanya siswa yang tergolong lamban belajar perlu dibantu dengan
pengajaran remedial agar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar.

2.4 Hipotesis Penelitian

Bedasar kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

Dengan dibantunya pengajaran remedial agar siswa mencapai ketuntasan belajar pada mata pelajaran
IPA.
BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif
dan partisipatif.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

Di SD Negeri Tegalrejo 04, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Yang berjumlah 26 siswa ( perempuan
berjumlah 12 dan laki-laki berjumlah 14 ). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hasil belajar
sebagai variabel bebas (X) yaitu pelaksanaan program remidial, sedangkan variabel terikat (Y) yaitu
ketuntasan belajar.

3.3 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh
Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Sukardi (2004:214) yang terdiri dari dua siklus
dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.

Secara umum PTK meliputi 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan (Planing)

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

c. Observasi (Observer)

d. Refleksi (Reflection)

3.4 Siklus Kegiatan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing terdiri dari siklus pertama adalah 4
Pertemuan dan siklus kedua 3 pertemuan dengan pola yang sama dan tetap, meliputi 4 tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 7 kali pertemuan. Tujuh kali pertemuan tersebut terbagi
dalam 2 siklus pembelajaran. Siklus 1 ada 4 kali pertemuan dan siklus 2 ada 3 kali pertemuan.
3.4.1 Siklus I (8x35menit)

a. Perencanaan (Planing)

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

1) Pertemuan pertama (2x35 menit) membahas tentang energi panas

2) Pertemuan kedua (2x35 menit) membahas tentang energi bunyi

3) Pertemuan ketiga (2x35 menit) membahas tentang energi alternatif (matahari, angin, air terjun)

4) Pertemuan keempat (2x35 menit) membahas mengenai mengkalkulasikan keuntungan energi


alternatif

Pada pertemuan keempat diadakan ulangan akhir siklus I.

c. Observasi (Observer)

d. Refleksi (Reflection)

3.4.2 Siklus II (6x35 menit)

Karena dari siklus I belum menampakkan adanya hasil sesuai yang diharapkan, maka perlu dilakukan
siklus II dengan langkah-langkah adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan (Planing)

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada intinya sama seperti pada siklus I yaitu guru mengajar siswa
dengan pengembangan dan penerapan pada materi yaitu (Mengidentifikasi sumber energi panas di
lingkungan sekitar, Mengidentifikasi sumber energi bunyi di lingkungan sekitar Menidentifikasi energi
alternatif yang ada disekitar tempat tinggal, Mengkalkulasikan keuntungan energi alternatif
dibandingkan dengan energi yang ada disekitar tempat tinggal).

c. Observasi ( observer)

d. Refleksi (Reflection)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi

b) Wawancara

c) Dokumentasi
d) Tes

Tabel 3

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

Hal yang diamati Indikator

Motivasi Kegiatan program remidi memotivasi siswa

Ketertarikan siswa dalam mengikuti PBM Siswa tertarik dengan program perbaikan (program remidi)

Siswa senang mengikuti PBM

Siswa bersemangat dalam PBM

Keaktifan siswa dalam mengikuti PBM Aktif dalam pembelajaran berlangsung

Aktif bertanya

Aktif melakukan kegiatan sesuai petunjuk guru

Aktif dalam mengungkapkan pendapat

Keaktifan dan antusiasme dalam mengerjakan tugas evaluasi

Tabel 5

Kisi-kisi Lembar Observasi guru

No Aspek yang di observasi Kemunculan Komentar

12345

1. Cara Guru Melaksanakan KBM

a. Motivasi

b. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

c. Memberi penjelasan tentang alat-alat eksperimen yang akan digunakan


d. Memperhatikan perilaku siswa

e. Melakukan Tanya jawab dengan siswa

f. Mengelola waktu dalam pembelajaran secara efisien

g. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa

h. Menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa

i. Melaksanakan evaluasi dan menutup KBM

2. Sarana dalam KBM

a. Media pembelajaran dalam KBM yang sesuai

b. Memilih alat bantu yang sesuai

c. Ketrampilan dalam menggunakan media pembelajaran

d. Membimbing siswa dalam berdiskusi

e. Mengembangkan pemahaman konsep

Keterangan :

1. Sangat kurang

2. Kurang

3. Sedang

4. Baik

5. Sangat baik

e. Try Out

3.6 Data dan Cara Pengambilannya

1. Sumber data penelitian

Sumber data penelitian didapat dari siswa SD Negeri Tegalrejo 04, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
dengan jumlah siswa 26 terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.
2. Data yang diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari :

a) Data hasil belajar dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasa Energi Panas dan bunyi dan Energi
Alternatif.

b) Data observasi terhadap proses belajar.

c) Data observasi terhadap proses mengajar.

3. Cara pengambilan data

1) Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes pada siswa.

2) Data observasi proses belajar diambil dari hasil observasi terhadap siswa selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi siswa.

3) Data observasi proses mengajar diambil dari hasil observasi secara sistematis dan menyeluruh
terhadap guru yang mengajar diperoleh dengan lembar observasi guru.

4) Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil dari pelaksanaan
tindakan.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dengan
adanya kenaikan hasil tes belajar siswa dan keaktifan siswa. Dalam pembelajaran diharapkan kenaikan
hasil tes belajar siswa sebanyak 100% siswa mendapat nilai > 65% dengan KKM 65 dan siswa yang aktif
dalam PBM sebagian besar dari jumlah siswanya. Atau Penilaian dengan tes (belajar tuntas)

Nilai yang dihasilkan sudah mencapai lebih dari rata-rata enam setengah. Dengan presentase 65% dan
ketuntasan kelas dalam mengerjakan soal-soal harus di atas 65%.

DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta, 2002) hal.51.

Fuad bin Abdul Aziz Asy-syalhub, Begini Seharusnya Menjadi Guru, (Jakarta: Darul Haq, 2008). Hal.114.

Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Siosial (LeKDiS), Standar Nasional Pendidikan (PP RI NO.19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan), (Jakarta : LeKDiS,2005) BAB I Ketentuan Umum Pasal
1 (butir ke 4-11), hal.10-11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS 2006
Pasal 35 ayat 1 hal.18.
M. Umar- Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung : CV Pustaka setia, 2001) hal.56

Massofa, Memahami Kegiatan Remedial dan Pengayaan untuk Perbaikan Pembelajaran, dalam
http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/memahami-kegiatan-remedial-dan-pengayaan.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS 2006, BAB II Pasal 3, hal.5.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,( Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2008) Hal.21.

Ischak S.W, Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar, ( Yogyakarta : Liberti,1987) hal.3

Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Bumi Aksara, 2003) Hal.
40.

Block dan Anderson , Mastery learning, Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik, ( Surabaya : Unesa
University Press, 2005) hal 30.

Dikutip oleh Asep Priyatna dalam Bidang Pengajaran Psikologi SPG/KPG/SGO (Bandung : Epsilon
Grup,1987) Hal.7.

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007)
Hal.121.

Dikutip oleh Sumiati, dalam Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hal.112.

Winkel,W.S, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : Gramedia, 1987) hal 267.

Ischak dan Warji, 1987. Program Remedial. Yogyakarta: Liberty.

User Usman, Lili Setiawati. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1993), h. 103.

Mukhtar dan Rusmini, 2005. Pengajaran Remedial. Jakarta: Nimas Multima.


http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/pembelajaran-remedial-dalam-meningkatkan-prestasi-
belajar (10 November 2009) pukul 20:25).

ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/.../ketuntasan-belajar.html (10 november 2009) pukul 21:08.

Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, op.cit., h. 146-147.

Ngalim purwanto, prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya

Wijaya,Cece, 1996. Pendidikan Remedial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003).

Suwarno Wiji Dasar-dasar ilmu pendidikan (Jogjakarta: ar-Ruzz Media, 2008) hal119
Http:// www.scribd.com.doc/3199827/Pengajaran remedial.

id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam (18 november 2009 Pukul 21.30).

Anda mungkin juga menyukai