Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PERENCANAAN STABILISASI PENGHASILAN (Income Smoothing)

Tarif Pajak dan Efektivitas Stabilisasi Penghasilan


Tarif Pajak Progresif

Pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang naik dengan semakin
besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase
untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.

Di Indonesia, pajak progresif diterapkan pada pajak penghasilan untuk wajib pajak orang
pribadi, yakni:[1]

Untuk lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai dengan Rp 50 juta, tarif pajaknya
5%
Untuk lapisan PKP di atas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta, tarif pajaknya 15%
Untuk lapisan PKP di atas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta, tarif pajaknya 25%
Untuk lapisan PKP di atas Rp 500 juta, tarif pajaknya 30%.

Tarif pajak progresif

Tarif pajak progresif yaitu pajak yang semakin naik jika pengenaan pajaknya
semakin banyak. Contoh dari pajak progresif yaitu pajak penghasilan (PPh) yang telah
ditentukan sebagai berikut:

Wajib pajak orang pribadi dalam negri yang mempunyai penghasilan selama setahun
sebesar 0 sampai Rp 50.000.000 maka tariff pajak yang dikenakan sebesar 5% jika
memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak) bila tidak mempunyai NPWP maka
pajak yang dikenakan 6%.
Wajib pajak orang pribadi dalam negri yang mempunyai penghasilan selama setahun
sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 250.000.000 maka tariff pajak yang dikenakan
sebesar 15% bila mempunyai NPWP (nomor pokok wajib pajak) bila tidak
mempunyai NPWP maka pajak yang dikenakan 18%.
Wajib pajak orang pribadi dalam negri yang mempunyai penghasilan selama setahun
sebesar Rp 250.000.000 sampai Rp 500.000.000 maka tariff pajak yang dikenakan
sebesar 25% jika memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak) jika tidak mempunyai
NPWP maka pajak yang dikenakan %.
Wajib pajak orang pribadi dalam negri yang mempunyai penghasilan selama setahun
sebesar Rp 500.000.000 sampai Rp maka tariff pajak yang dikenakan sebesar 30%
jika memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak) jika tidak memiliki NPWP maka
pajak yang dikenakan %.

SUMBER LAIN

Tarif Pajak Proporsional


Tarif pajak proposional atau sebanding ialah besarnya sama seberapapun besarnya
PKP (penghasilan kena pajak) maksudnya tarif pajak proposional menggunakan
persentasi tetap seberapapun jumlah objek pajak.

Jadi dapat digambarkan bahwa besar pajak proposional berbanding lurus dengan
jumlah objek pajak. Contohnya saja seperti pajak PPn (pajak pertambahan nilai) 10%
dan PBB (pajak bumi dan bangunan) 0,5% dari seberapapun jumlahnya.

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau


perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah daerah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.

Klasifikasi
Persediaan merupakan aset yang berupa:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah daerah, misalnya barang pakai
habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti
komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti
komponen bekas.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam
proses produksi, misalnya bahan baku pembuatan alat-alat
pertanian, bahan baku pembuatan benih.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat, misalnya adalah alat-alat
pertanian setengah jadi, benih yang belum cukup umur.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan, misalnya adalah
hewan dan bibit tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.

PENGAKUAN
1. Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak
kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Pengakuan Beban Persediaan
Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu
pendekatan aset dan pendekatan beban.
Dalam pendekatan aset, pengakuan beban persediaan diakui ketika
persediaan telah dipakai atau dikonsumsi. Pendekatan aset
digunakan untuk persediaan-persediaan yang maksud
penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi, atau untuk
maksud berjaga-jaga. Contohnya antara lain adalah persediaan obat
di rumah sakit, persediaan di sekretariat SKPD.
Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung
dicatat sebagai beban persediaan. Pendekatan beban digunakan
untuk persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk
waktu yang segera/tidak dimaksudkan untuk sepanjang satu periode.
Contohnya adalah persediaan untuk suatu kegiatan.

Efek Metode Penilaian Persediaan Terhadap Arus Kas

Anda mungkin juga menyukai