NIM : 043297056
Jawaban Modul 1
1. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang
dapat dipaksakan dengan tidak dapat mendapat jasa timbal balik atau kontra-prestasi
yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak juga dapat diartikan sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian dari
kekayaan kepada kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan
yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman.
2. Fungsi pajak dapat dibagi menjadi 2 fungsi, yaitu:
● Fungsi budgetair, yaitu pajak memberikan sumbangan terbesar kepada
penerimaan negara, kurang lebih sebesar 60%-70% penerimaan pajak memenuhi
postur APBN.
● Fungsi mengatur (Regulerend), yaitu pajak berfungsi sebagai alat untuk
mengatur masyarakat atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi.
3. Tarif pajak adalah angka atau persentase yang digunakan untuk menghitung jumlah
pajak ataupun jumlah pajak yang terutang. Ada 4 macam tarif pajak, yaitu:
● Tarif tetap, yaitu tarif dengan jumlah atau angka tetap berapapun yang menjadi
dasar pengenaan pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
● Tarif sebanding (proporsional), yaitu tarif dengan persentase tetap berapapun
jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak, dan pajak yang harus dibayarkan
akan berubah secara proporsional sesuai dengan jumlah yang akan dikenakan.
● Tarif progresif, yaitu tarif dengan persentase yang semakin meningkat atau naik
apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
● Tarif degresif, yaitu tarif dengan persentase yang menurun apabila jumlah yang
menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
Jawaban Modul 2
1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan nomor yang diberikan kepada
Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan pengusaha yang dikenai pajak
pertambahan nilai berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan.
Surat Pemberitahuan tahunan (SPT) merupakan surat yang digunakan wajib pajak
untuk melaporkan perhitungan pajak, penghasilan, harta, objek pajak, atau kewajiban
pajak lainnya yang disebutkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan sebuah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain kepada kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) merupakan unit kerja direktorat jenderal pajak yang
bertugas melayani perpajakkan masyarakat. Kantor ini berhubungan langsung dengan
wajib pajak sebagai instansi dari DJP.
2. Sesuai dengan ketentuan dalam UU PPh dan UU PPN dan PPnBM, pajak yang
dipotong/dipungut terdiri dari:
● Pemotongan PPh Pasal 21, PPh Pasal 21 merupakan pajak yang dipotong dari
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri;
● Pemungutan PPh Pasal 22, PPh Pasal 22 merupakan Pajak yang dipungut oleh
Bendahara pemerintah terkait dengan pembayaran atas penyerahan barang yang
berasal dari dana APBN, Badan-badan tertentu terkait dengan penghasilan dari
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain, dan Wajib Pajak
Badan tertentu terkait pembayaran dari pembeli atas penjualan barang yang
tergolong sangat mewah;
● Pemotongan PPh Pasal 23, merupakan pajak yang dipotong dari penghasilan
Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang berasal dari
pemanfaatan modal, pemberian jasa, atau penyelenggara kegiatan selain yang
dipotong PPh Pasal 21;
● Pemotongan PPh Pasal 26, merupakan pajak yang dipotong dari penghasilan
Wajib Pajak Luar Negeri atas penghasilan yang tidak berasal dari menjalankan
usaha atau kegiatan melalui BUT yang bersumber dari Indonesia;
● Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat (2), merupakan pajak yang dipotong dari
penghasilan dengan perlakuan tersendiri yang diatur melalui peraturan pemerintah
dan bersifat final;
● Pemotongan PPh Pasal 15, merupakan pajak yang dipotong dari penghasilan
yang menggunakan norma perhitungan khusus untuk golongan Wajib Pajak
tertentu agar memudahkan Wajib Pajak tersebut dalam melakukan kewajiban
perpajakannya;
● Pajak Pertambahan Nilai (PPN), merupakan pajak tidak langsung yang
dikenakan atas konsumsi dalam negeri; dan
● Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), merupakan pajak yang
dikenakan atas barang yang tergolong mewah.
Untuk batas pelaporan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 25, PPh
Pasal 4 Ayat (2), dan PPh Pasal 15 memiliki batas waktu 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
Untuk menghitung tarif penyusutan harta tak berwujud ditetapkan sebagai berikut:
Tarif Penyusutan
Masa
Kelompok Aset Berwujud
Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun