Sistem Linier
Pendahuluan
1
Elektro Program Agung Yoke basuki. ST. MT.
Studi Elektro
Abstract Kompetensi
Pendahuluan Sistem Liniear Di harapkan para peserta dapat
memahami sistem linier.
.
1. Pendahuluan
SISTEM LINIER
Sistem
Tabel ini mendaftar contoh beberapa sistem berikut elemen penyusun dan fungsi setiap
elemen.
Mekanik
Mengubah sinyal magnetis dari kaset ke sinyal elektris
playback
Sistem
Penguat Memperkuat sinyal elektris
audio
Speaker Mengubah sinyal elektris menjadi sinyal suara/audio
Sistem audio mempunyai empat elemen, jika salah satunya tidak ada, maka tidak dapat lagi
disebut sistem audio. Tanpa penguat dan mekanik playback, sistem dikatakan rusak. Tanpa
speaker, sistem tidak lengkap dan tidak dapat dimanfaatkan. Tanpa tombol volume, semua
orang akan tertawa.
Bentuk diagram blok di atas sudah dapat disebut model. Dalam bentuk diagram blok,
biasanya besaran masukan dan keluaran sudah diketahui, dan dapat pula persamaan
matematisnya sudah diketahui dan dicantumkan pada label blok. Diagram blok sebuah
resistor dengan keluaran arus adalah seperti berikut:
Jika keluaran sistem telah disepakati, maka penentuan masukan haruslah mengandung
alasan (argumentasi). Alasan itu diperoleh dari fakta fisik sistem bahwa jika masukan
diubah-ubah maka keluaran berubah. Jika arus disepakati sebagai keluaran sistem resistor,
maka tegangan adalah masukan. Alasannya adalah jika tegangan resistor diubah-ubah
maka arus resistor berubah.
Pemodelan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan kebenaran mutlak tentang sistem yang
dimodelkan. Pemodelan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat dari model dan
kebenarannya adalah kondisional dalam batas-batas yang dipersyaratkan.
Contoh-contoh tentang penentuan masukan sistem beserta alasannya tersaji pada tabel.
posisi
Sepeda Semakin besar sudut handel gas,
kecepatan handel
motor semakin cepat sepeda motor berlari
gas
Sinyal
Kata lain sinyal adalah isyarat. Tapi penggunaan sehari-hari kata "sinyal" dan kata "isyarat"
sedikit berbeda. Seseorang menyuruh diam dengan meletakkan telunjuk ke bibir disebut
memberi isyarat. Kereta berangkat menunggu sinyal dari petugas PPKA berupa tiupan
peluit.
Dalam pembicaraan tentang sistem teknik, kedua kata di atas adalah sama. Sinyal adalah
besaran yang diamati dalam selang waktu tertentu. Dalam selang waktu yang dimaksud,
biasanya besaran berubah secara dinamis. Dalam keseharian dikenal sinyal suara atau
sinyal gambar yang besarannya senantiasa berubah terhadap waktu. Namun besaran yang
tidak berubah terhadap waktu secara teknis disebut sinyal juga asalkan merupakan
pengamatan dalam selang waktu tertentu. Sehingga cahaya yang keluar dari sebuah lampu
(meskipun intensitasnya tetap) disebut sinyal cahaya. Sebuah sepeda motor mempunyai
besaran fisik: berat, warna, ukuran, kecepatan, jumlah persnelling, dan lain-lain. Semuanya
Secara teknis sinyal dibedakan menurut keberadaan dan nilai besarannya. Gambar berikut
ini memperlihatkan empat macam sinyal yaitu: sinyal kontinyu (analog), sinyal kontinyu
terkuantisasi, sinyal diskret, dan sinyal diskret terkuantisasi (digital).
Pembicaraan dalam kuliah sistem linier secara umum adalah menyangkut sinyal kontinyu
dan diskret yang tidak terkuantisasi.
Sistem Linier
Sistem linier adalah sistem dengan sifat khusus berupa linieritas. Artinya hubungan
masukan dan keluarannya bersifat linier. Jika digambar pada grafik hubungan itu berupa
garis lurus. Namun gambaran grafis berupa garis lurus hanya berlaku pada saat sistem
berada pada kondisi mantap (steady) dan bukan pada kondisi transisi (transien). Jika
resistor tiba-tiba diberi tegangan, arus resistor tidak langsung muncul sesuai hukum ohm.
Ada masa transisi dari kondisi belum diberi tegangan (kondisi awal) menuju kondisi mantap
(meskipun hanya dalam hitungan mikrodetik atau nanodetik). Hukum ohm hanya berlaku
pada kondisi mantap. Kondisi transisi ini tidak diperhatikan pada desain rangkaian elektronik
biasa, tapi kondisi ini menjadi perhatian pada sistem frekuensi tinggi di mana sinyal berubah
dengan sangat cepat.
Ada dua alasan penting mengapa studi sistem linier menjadi perlu:
1. Model sistem linier dapat dipelajari lebih mudah dan pembahasannya telah
mendalam. Alat bantu analisis dan desain sistem linier telah banyak tersedia.
2. Kebanyakan sistem fisik dapat dimodelkan dengan sistem linier.
a. Pengembangan model matematis yang cocok bagi persoalan fisika yang dihadapi.
Bagian analisis ini berurusan dengan persamaan gerak, syarat batas atau syarat awal,
nilai parameter dan lain-lain. Ini rnerupakan proses gabungan antara penilaian,
b. Setelah model yang cocok diperoleh, maka persamaan resultannya dipecahkan untuk
memperoleh berbagai pemecahan dalam berbagai bentuk.
Penekanan utama pada kuliah ini adalah aspek kedua dan ketiga dari yang
disebutkan di atas. Langkah pertama memang penting, tetapi telah terpenuhi secara lebih
lengkap dan sesuai dalam bidang telaah tertentu. Jadi, insinyur kimia akan mempelajari
bagaimana me-nuliskan persamaan gerak bagi proses-proses kimia, insinyur elektro untuk
rangkaian lis-trik dan sebagainya. Setelah suatu model diperoleh, maka barulah dapat
ditimbang berbagai teknik untuk menganalisisnya dan mendapatkan dasar untuk
menafsirkan pemecahan matematikanya.
Karena model linear seringkali digunakan dalam semua bidang kerekayasaan dan
ilmu, maka bahan ini sangatlah bermanfaat. Mungkin jalan terbaik untuk menjelaskan
kenyataan ini adalah dengan memberikan contoh-contoh dari berbagai persoalan fisika.
Satu-satunya kelemahan metode ini adalah bahwa pembaca mungkin tidak selalu memiliki
latar belakang yang diperlukan untuk melakukan langkah pertama analisisnya, yakni
menuliskan persamaan gerak. Persoalan ini memang sudah diperhitungkan. Bila seseorang
lebih mengenal suatu bidang tertentu, maka langkah pertama ini tidaklah menjadi persoalan
baginya. Disini akan digunakan model linear berdasarkan pada penerapan teknik elektro
hampir pada semua bagian. Soal-soal tertentu pada bagian akhir dari tiap-tiap bab
menyajikan contoh-contoh fisika dari bidang-bidang lainnya.
Konsep sinyal dan sistem terdapat dalam variasi bidang ilmu yang luas. Sinyal dan sistem
memiliki peran penting dalam berbagai area sains dan teknologi, seperti: communication,
aeronautics, circuit design, acoustics, seismology, biomedical, energy generation and
distribution, chemical process control, speech processing, dan lain-lain. Pada modul ini akan
dijelaskan mengenai konsep umum sinyal dan sistem, beberapa contoh dan aplikasi dari
sinyal dan sistem. Lebih lanjut mengenai representasi, klasifikasi dan operasi dasar pada
sinyal juga dibahas pada modul ini sedangkan dasar teori mengenai sistem akan dibahas
pada modul selanjutnya.
Sistem umumnya memiliki input dan output seperti pada gambar 1.1 di bawah ini. Sistem
yang demikian disebut sebagai sistem input-output. Tidak harus bahwa input menentukan
output secara unik.
Sebagai contoh sistem input-output adalah sistem rangkaian listrik resistif. Elemen resistor
terhubung ke sumber tegangan. Kita dapat mengasumsikan bahwa sumber tegangan
bertindak sebagai input dan arus bertindak sebagai output. Tetapi, untuk beberapa tegangan
input, tidak terdapat output arus yang unik.
Jika input secara unik menentukan output , maka sistem ini disebut sistem pemetaan input-
output (input-output mapping system). Contoh : Parity bit generator selalu menerima input
digital dan memberikan output unik untuk setiap input. Tergantung pada parity bit generator
menggunakan even- or odd-parity.
+
signal + filtered signal
s received signal
Filter y
u=s+n
message message
s Modulator Demodulator y
Power
Normal signal
Filter
Controller
Gambar 1.5 Pengontrolan power filter
Diantara sekian banyak jenis sinyal, sinyal elektrik merupakan sinyal yang paling mudah
diukur dan digunakan. Pada prakteknya banyak dijumpai transformasi dari besaran fisis ke
sinyal listrik. Biasanya sinyal direpresentasikan sebagai fungsi dari suatu variabel bebas
(biasanya waktu, t). Domain dari sebuah sinyal x adalah sebuah subset T bernilai real dan
disebut sebagai sumbu sinyal. Sinyal dapat mengambil nilai dari sebuah set A, disebut
range sinyal. x: T A berarti sebuah sinyal x dengan sumbu sinyal T dan range sinyal A.
Dapat juga ditulis dengan x: AT Jika T adalah waktu, maka sinyal disebut sebagai sinyal
waktu, dan sumbu sinyal disebut sebagai sumbu waktu. Contoh sinyal lain adalah sinyal
frekuensi.
Sumbu waktu T adalah diskrit jika terdiri dari suatu set waktu sesaat yang terbatas (finite)
atau dapat dihitung. Sinyal waktu diskrit ditulis sebagai x(n), n adalah integer. Contoh sinyal
waktu diskrit:
Sinyal tersampling dari ADC
Banyaknya produk dalam waktu saju jam produksi.
Sumbu waktu T adalah kontinyu jika terdiri dari interval dari R (bilangan real ). Sinyal waktu
kontinyu ditulis sebagai x(t), t adalah bilangan real.
Contoh sinyal waktu kontinyu :
x(t) adalah sinyal listrik dalam sebuah rangkaian
Suhu yang diukur dalam ruangan
1, untuk n = 0
(n) = nT
0, n lain
T sumbu waktu diskrit
1
-2 0 2
1, untuk t > 0
u(t) = t T
0, untuk t < 0
Gambar 1.7 menunjukan sinyal tangga satuan untuk sumbu waktu diskrit dan sumbu waktu
kontinyu.
n=0
(a)
t =0
(b)
Gambar 1.7 Tangga satuan (a) sumbu waktu diskrit (b) sumbu waktu kontinyu
u(n) (n m)
m 0
dan
c. Ramp Satuan
r(t)
n, untuk n 0
ramp(n) = nT 1
0, untuk n < 0
t, untuk t 0
ramp(t) = t T
0, untuk t < 0 0 1
(a) (b)
Gambar 1.9 (a) Pulsa rectangular (b) pulsa triangular
3.5 3.5
3 3
2.5 2.5
2 2
1.5 1.5
1 1
0.5 0.5
0 0
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
a>1 0<a<1
(a)
an
4 4
3.5 3.5
3 3
2.5 2.5
2 2
1.5 1.5
1 1
0.5 0.5
0 0
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
a>1 0<a<1
(b)
Gambar 1.10 Sinyal eksponensial (a) kontinyu (b) diskrit
1.5.2 Kuantisasi
Merupakan suatu transformasi Range yang menghasilkan A new (Range baru) dengan
anggota himpunannya terbatas (dapat dihitung). Contoh : operasi pada Analog to Digital
Converter (ADC).
1.5.4 Translasi
y(t) = x (t ) bergeser x(t) ke kanan (delay) oleh
y(t) = x (t + ) bergeser x(t) ke kiri oleh
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Telaah tentang sistem linear telah menjadi bagian penting dari latihan formal tahap sarjana
selama bertahun-tahun. Analisis sistem linear sangatlah bermanfaat karena, wa-laupun tak
pernah ada sistem fisika yang pernah linear secara sempurna, namun suatu mo-del linear
seringkali memadai untuk menjangkau nilai-nilai masukan-keluaran tertentu. Te-lah tersedia
sejumlah teori matematika yang dapat digunakan para insinyur dan ilmuwan untuk
menganalisis sistem linear. Sebaliknya, analisis sistem tak-linear merupakan ad hoc (kasus
per kasus). Setiap sistem tak-linear harus dipelajari tersendiri, karena terdapat sedi-kit
sekali metode umum untuk menganalisisnya.
Seorang insinyur biasanya tertarik pada masalah sintesis dan analisis sistem,
karena sintesis atau desain sistem merupakan bagian kreatif dalam perekayasaan.
Lagipula, seperti halnya dalam kebanyakan usaha kreatif, orang harus pertama kali
mempelajari mengenai bagaimana menganalisis sistem sebelum dapat melanjutkan
dengan merancang atau mende-sain sistem. Usaha yang dilakukan dalam kuliah ini
terutama diarahkan pada analisis suatu kelas sistem linear tertentu. Namun, karena desain
dan analisis sangat erat kaitannya, maka bahan ini juga menyediakan dasar-dasar desain
sederhana.
a. Pengembangan model matematis yang cocok bagi persoalan fisika yang dihadapi.
Bagian analisis ini berurusan dengan persamaan gerak, syarat batas atau syarat awal,
nilai parameter dan lain-lain. Ini rnerupakan proses gabungan antara penilaian,
pengalaman, dan eksperimen untuk mengembangkan model yang cocok. Langkah
per-tama ini adalah yang tersulit dilalui secara formal.
b. Setelah model yang cocok diperoleh, maka persamaan resultannya dipecahkan untuk
memperoleh berbagai pemecahan dalam berbagai bentuk.
Penekanan utama pada kuliah ini adalah aspek kedua dan ketiga dari yang
disebutkan di atas. Langkah pertama memang penting, tetapi telah terpenuhi secara lebih
lengkap dan sesuai dalam bidang telaah tertentu. Jadi, insinyur kimia akan mempelajari
bagaimana me-nuliskan persamaan gerak bagi proses-proses kimia, insinyur elektro untuk
rangkaian lis-trik dan sebagainya. Setelah suatu model diperoleh, maka barulah dapat
ditimbang berbagai teknik untuk menganalisisnya dan mendapatkan dasar untuk
menafsirkan pemecahan matematikanya.
Karena model linear seringkali digunakan dalam semua bidang kerekayasaan dan
ilmu, maka bahan ini sangatlah bermanfaat. Mungkin jalan terbaik untuk menjelaskan
kenyataan ini adalah dengan memberikan contoh-contoh dari berbagai persoalan fisika.
Satu-satunya kelemahan metode ini adalah bahwa pembaca mungkin tidak selalu memiliki
latar belakang yang diperlukan untuk melakukan langkah pertama analisisnya, yakni
menuliskan persamaan gerak. Persoalan ini memang sudah diperhitungkan. Bila seseorang
lebih mengenal suatu bidang tertentu, maka langkah pertama ini tidaklah menjadi persoalan
baginya. Disini akan digunakan model linear berdasarkan pada penerapan teknik elektro
hampir pada semua bagian. Soal-soal tertentu pada bagian akhir dari tiap-tiap bab
menyajikan contoh-contoh fisika dari bidang-bidang lainnya.
Suatu sistem adalah model matematika atau abstraksi proses fisika yang menghubungkan
masukan atau gaya luar dengan keluaran atau tanggapan sistem. Masukan dan keluaran
menyatakan hubungan sebab akibat. Ada terdapat beberapa klasifikasi atau jenis sistem.
Secara umum, masukan, keadaan, dan keluaran, adalah himpunan variabel yang
akan dinyatakan sebagai besaran vektor. Sebagai contoh, suatu masukan n-variabel ditulis
sebagai
(1.1)
Disini akan diicarakan tentang sistem waktu kontinu dan sistem waktu-dis-kret.
Sistem waktu-kontinu adalah sistem di mana masukan, keluaran, dan keadaan merupakan
fungsi dari variabel riil kontinu t. Juga akan dipelajari sistem yang variabel waktunya
dibatasi hanya untuk waktu diskret tk, di mana k adalah bilangan bulat. Dalam hal ini, sistem
disebut sistem waktu-diskret.
Fungsi waktu kontinu akan ditunjukkan dengan f(t) atau, dan supaya tidak terjadi hal
yang membingungkan maka cukup ditunjukkan saja dengan f. Nilai-nya pada t adalah f(t).
Begitupula, suatu fungsi dari waktu diskret, akan ditunjukkan dengan f(k) atau f, dan
nilainya pada t = tk = kT ditunjukkan oleh notasi-notasi f(tk) f(kT) f(k) fk. Perhatikan
bahwa f(k) sendiri adalah suatu variabel kontinu, hanya argumennya yang diskret. Fungsi
waktu-diskret biasanya disebut barisan waktu atau barisan (sequence) saja. Jadi, suatu
barisan masukan n - variabel dapat dituliskan sebagai:
1.3 KELINEARAN
Sistem telah diklasifikasikan dalam beberapa cara. Salah satu konsep yang paling penting
dalam teori sistem adalah kelinearan (linearity). Apa sebenarnya sistem linear itu? Sistem
linear memiliki sifat superposisi (superposition). Yaitu, jika u1 menghasilkan y1 dan u2
menghasilkan y2, maka masukan (u1 + u2) menghasilkan (y1 + y2). Secara perlambang, jika
u1 y1
dan
u2 y2 (1.3)
maka
u1 + u2 y1 + y2
untuk beberapa kelas masukan uj, j = 1,2,3, Superposisi juga menyatakan bahwa jika
uy
maka (1.4)
bilangan rasional
Notasi yang serasi bagi tanda panah pada (1.3) dan (1.4) adalah yang menggunakan
notasi fungsional dan yang menyatakan sistem sebagai transformasi T dari masukan u
menjadi keluaran y. Suatu sistem adalah linear jika T memenuhi:
T u 1 u 2 Tu 1 Tu 2 (1.5)
Contoh 1.2: Tinjau sistem waktu-diskret seperti yang teradapat pada gambar 1.1. Diagram
bloknya mengan-dung elemen unit tunda, pengali bernilai dan penjumlah. Elemen tunda
adalah peralatan yang menyimpan nilai sebelumnya yang dikenakan pada sistem, dalam hal
ini adalah nilai sebelumnya dari masukan. Persamaan untuk keluaran adalah:
(1.7)
Contoh 1.3: Jaringan RC sederhana yang diperlihatkan dalam gambar 1.2 mempunyai
masukan arus i(t) dan keluaran tegangan e(t). Apakah transformasi i(t) ke e(t) ini
menyatakan sebuah sis-tem linear? Diandaikan energi awal yang dikandung adalah nol,
(1.8)
Ini menyatakan suatu sistem linear. Perhatikan bahwa pada contoh ini, tegangan
awal pada kapasitor diandaikan sama dengan nol. Andaikan ada tegangan awal pada
kapasitor. Andaikan tanda dari tegangan awal ini merupakan suatu penurunan tegangan
menurut arah perputaran jarum jam. Persamaan Kirchoff tegangannya sekarang adalah:
(1.9)
merupakan tegangan awal kapasitor. Karena adanya tetapan vo, maka (1.9) tidak lagi
menyatakan hubungan linear antara i(t) dan e(t). lni mirip dengan contoh 1.1. Dalam
membuktikan apakah suatu sistem adalah linear maka syarat awal selalu harus dibuat nol.
Jika ini tidak dilakukan, persamaan masukan - keluaran yang dihasilkan akan mengandung
Sistem linear dengan kandungan energi awal dapat dianalisis sebagai sistem linear dengan
memisahkan tanggapan total dalam dua tanggapan terpisah; yakni, tanggapan dari
kandung-an energi awal dan tanggapan yang dihasilkan oleh masukan sistem. Pemisahan
ini ditun-jukkan secara skematis pada gambar 1.3. Pada pemisahan yang terlihat pada
gambar 1.3, semua sistem yang bertanda T adalah sama. Disini dituliskan keluaran sistem y
sebagai suatu jumlah dari y(d), keluaran dari sistem dengan masukan u, ditambah y(h),
keluaran sistem dengan masukan nol dan dengan syarat-syarat awal yang sama dengan
sistem semula.
Pemecahan y = y(h) + y(d) dari sistem yang dipisahkan identik dengan pemecahan dari
sistem semula. Kedua pemecahan tersebut memenuhi persamaan diferensial atau
persama-an beda yang sama dan keduanya memiliki syarat awal yang sama pula.
Contoh 1.4: Sistem pada contoh 1.1 yang dinyatakan oleh persamaan aljabar dapat dipisah
seperti diperlihatkan pada gambar 1.3. Disini keluaran yang diakibatkan oleh masukan u
adalah y(d) = au. Keluaran sistem semula dengan masukan nol adalah y(h) = b (lihat gambar
1.4).
Contoh 1.5: Tinjau jaringan RC pada contoh 1.3, yang dinyatakan oleh persamaan
diferensial:
Telah didefinisikan i(t) sebagai masukan sistem dan e(t) sebagai keluaran sistem.
Dalam pemisahan yang dilakukan, diambil y(d)(t) sama dengan keluaran sistem dengan
syarat awalnya nol. Jadi:
Pemecahan y(h)(t) adalah keluaran sistem semula dengan i(t) = 0, tetapi dengan
Jadi diperoleh:
Pada contoh-contoh yang telah disajikan sejauh ini, keluaran sistem y dituliskan sebagai
fungsi eksplisit masukan u. Hal ini berarti dapat dinyatakan y = T(u). banyak model yang tak
diberikan dalam bentuk eksplisit. Sebagai contoh, tinjaulah persamaan beda (diferensial):
1
yk uk y k 2
2 (1.10)
Keluaran y merupakan jumlahan dari masukan yang ada dan setengah keluaran
dengan tundaan dua siklus pewaktu. Lalu bagaimana menguji superposisi dalam hal ini?
Diagram blok dari (1.10) diperlihatkan pada gambar 1.5.
1. Robert A.Gobel, Richard A. Roberts, Signal and Linier Systems, John Wiley &
Sons Inc, Singapore, 1995.
2. Gabel Robert, Sinyal dan Sistem Linier, Er;langga.
3. Oppenheim, Signal and System, Prentice Hall.
4. Nresh K. Sinha, Linear Systems, John Wiley & Sons.
5. Referensi : Modul Modul UMB Elektro Sistem Linier