Anda di halaman 1dari 14

UKURAN DISPERSI

1. Pengertian Dispersi
Ukuran dispersi atau ukuran variasi atau ukuran penyimpangan adalah ukuran yang
menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilai-nilai data dari nilai-nilai pusatnya atau ukuran
yang menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data yang berbeda dengan nilai-nilai pusatnya.

2. Jenis-Jenis Ukuran Dispersi


a. Jangkauan (Range, R)
Jangkauan atau ukuran jarak adalah selisih nilai terbesar data dengan nilai terkecil data. Cara
mencari jangkauan dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
1) Jangkauan data tunggal
Bila ada sekumpulan data tunggal X1, X2, ..., Xn maka jangkauannya adalah:
Jangkauan = Xn - Xi
Contoh soal:
Tentukan jangkauan data: 1, 3, 5, 10, 12, 15!

Penyelesaian:
X6= 15 dan X1= 1
Jangkauan = X6 X1 = 15 1 = 14

2) Jangkauan data berkelompok


Untuk data berkelompok, jangkauan dapat ditentukan dngan dua cara, yaitu menggunakan
titik atau nilai tengah dan menggunakan tepi kelas.
a. Jangkauan adalah selisih titik tengah kelas tertinggi dengan titik tengah kelas terendah.
b. Jangkauan adalah selisih tepi atas kelas tertinggi dengan tepi bawah kelas terendah.

Contoh soal:
Tentukan jangkauan dari distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan
Interval Kelas Frekuensi
(Tinggi (cm)) (Banyak
murid)
100 104 2
105 109 4
110 114 10
115 119 14
120 124 12
125 129 5
130 134 3
Jumlah 50
Penyelesaian:
Dari tabel 1.7 terlihat:
Titik tengah kelas terendah = 102
Titik tengah kelas tertinggi = 132
Tepi bawah kelas terendah = 99,5
Tepi atas kelas tertinggi = 134,5
a) Jangkauan = 132 102 = 30
b) Jangkauan = 134,5 99,5 = 35
b. Jangkauan Antarkuartil dan Jangkauan Semi Interkuartil
Jangkauan antarkuartil adalah selisih antara nilai kuartil atas (Q3) dan kuartil bawah (Q1).
Dirumuskan:
JK = Q3 Q1

Jangkauan semi interkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah dari selisih kuartil atas
(Q3) dengan kuartil bawah (Q1). Dirumuskan:
Qd = (Q3 Q1)

Rumus-rumus di atas berlaku untuk data tunggal dan data berkelompok.

Contoh Soal:
Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil dari data berikut!
1, 3, 5, 10, 12, 15, 16

Penyelesaian:
Q1 = 3 dan Q3 = 15
JK = Q3 Q1
= 15 3 = 12
Qd = (15 3) = 6

Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan
Interval Kelas Frekuensi
(Tinggi (cm)) (Banyak murid)
100 104 2
105 109 4
110 114 10
115 119 14
120 124 12
125 129 5
130 134 3
Jumlah 50
Penyelesaian:
Q1 = B1 +
= 114,5 +
= 114,5 + (-1,25)
= 113,25

Q3 = B3 +
= 124,5 +
= 124,5 + (-1,875)
= 122,625
c. Data Tersebar
1) Kuartil
Kuartil dapat dikatakan sebagai ukuran perempatan, artinya nilai-nilai kuartil akan membagi
empat sama banyak terhadap banyak data. Terdapat tiga jenis kuartil, yaitu kuartil bawah atau
pertama (Q1), kuartil tengah atau kurtil kedua (Q2), dan kuartil atas atau ketiga (Q3). Kuartil
kedua sama dengan median.
a) Kuartil data tunggal
Untuk data tunggal, kuartil-kuartilnya dapat dicari dengan menggunakan metode mencari
median, atau rumus:
Q1 = nilai yang ke
Contoh Soal:
Tentukan kuartil dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
Penyelesaian:
Data diurutkan 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
n=7
Q1 = nilai ke
Q1 = nilai yang ke = 2, yaitu 3
Q2 = nilai yang ke = 4, yaitu 10
Q3 = nilai yang ke = 6, yaitu 15
b) Kuartil data berkelompok
Untuk data berkelompok kuartil-kuartilnya dapat dicari dengan rumus:
Q1 = B1 +
Keterangan:
B1 = tepi bawah kelas kuartil
n = jumlah semua frekuensi
i = 1, 2, 3
(f1)o = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil
C = panjang interval kelas
fQ1 = frekuensi kelas kuartil

Dalam mencari kuartil-kuartil tersebut, yang perlu dicari terlebih dahulu adalah kelas tempat
kuartil-kuartil itu berada (kelas kuartil), yaitu sebagai berikut:
(1) Kelas Q1, jika (f1)o (n)
(2) Kelas Q2, jika (f2)o (n)
(3) Kelas Q3, jika (f3)o (n)

Contoh soal:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari distribusi frekuensinya!
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m) Frekuensi (f)
85 87 2
88 90 5
91 93 13
94 96 14
97 99 4
100 102 2
Penyelesaian:
Dari tabel 1.2 diketahui:
n = 40, berarti n = 10, n = 20 dan n = 30
Kelas Q1 = kelas ke-3
Kelas Q2 = kelas ke-3
Kelas Q3 = kelas ke-4
B1 = 90,5 (ada di kelas ke-3)
B2 = 90,5 (ada di kelas ke-3)
B3 = 93,5 (ada di kelas ke-4)
(f1)o = 7; (f2)o = 7; (f1)o = 20
C=3
fQ1 = 13; fQ2 = 13; fQ3 = 14

Q1 = B1 +
= 90,5 +
= 90,5 + 0,69
= 91,19

Q2 = B2 +
= 90,5 +
= 90,5 + 3
= 93,5

Q3 = B3 +
= 93,5 +
= 93,5 + 2,14
= 95,64

2) Desil (D)
Desil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi sepuluh
bagian yang sama. Cara mencari desil dibedakan antara data tunggal dan kelompok.
a) Desil data tunggal
Untuk data tunggal desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.
D = nilai ke
Contoh soal:
Tentukan desil ke-3 (D3) dan desil ke-7 (D7) dari data berikut.
1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
Penyelesaian:
D3 = data ke
= data ke = data ke 2,4
= X2 + 0,4 (X3 X2)
= 3 + 0,4 (5 3)
= 3,8

D7 = data ke
= data ke = data ke 5,6
= X5 + 0,6 (X6 X5)
= 10 + 0,6 ( 10)
= 10,8

b) Desil data berkelompok


Untuk data berkelompok desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Di = Bi +
Keterangan:
Di = desil ke-i
Bi = tepi bawah kelas desil ke-i
n = jumlah semua frekuensi
i = 1, 2, 3
(fi)o = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas desil ke-i
C = panjang interval kelas
fQi = frekuensi kelas desil ke-i

Contoh Soal:
Tentukan desil ke-4 dan ke-8

Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa


Diameter Pipa (m) Frekuensi (f)
85 87 2
88 90 5
91 93 13
94 96 14
97 99 4
100 102 2
Jumlah 40
Penyelesaian:
Untuk mencari desil ke-4 dan desil ke-6, terlebih dahulu dicari kelas desil ke-4 dan kelas
desil ke-6, yaitu:
1) Kelas desil ke-4, jika (f4)o (n)
2) Kelas desil ke-6, jika (f6)o (n)
Dari tabel 1.2 tersebut diketahui:
n = 40, maka (40) = 16 dan (40) = 24
Kelas D4 adalah kelas ke-4
Kelas D6adalah kelas ke-6
B4= 93,5 (tepi bawah kelas ke-4)
B6= 99,5 (tepi bawah kelas ke-6)
(f4)o = 20 dan (f6)o = 38
C = 10
fD4 = 14 dan fD6 = 2
D4 = B4 +
= 93,5 +
= 93,5 + (-2,86)
= 90,64
D6 = B6 +
= 99,5 +
= 99,5 + (-70)
= 90,64 + (-1)
= 29,5
3) Persentil
Persentil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut yang menjadi
seratus bagian yang sama. Terdapat sembilan puluh sembilan persentil, yaitu persentil
pertama(P1), persentil kedua (P2), ... dan persentil kesembilan puluh sembilan (P99). Cara
mencari persentil dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a) Persentil data tunggal
Rumus:
Pi = nilai ke , i = 1, 2, 3, ..., 99
Contoh soal:
Tentukan persentil k3-10 (P10) dan persentil ke-76 (P76) dari data berikut!
30 31 32 34 36 36 37 40 41 41
43 45 45 45 46 47 47 48 49 50
51 51 52 53 54 56 57 58 59 60
Penyelesaian:
n = 30
P10 = nilai ke
= nilai ke = 3,1
= X3 + 0,1 (X4 X3)
= 32 + 0,1 (34 32)
= 32 + 0,1 (2)
= 32 + 0,2
= 32,2

P76 = nilai ke
= nilai ke = 23,56
= X23 + 0,56 (X24 X23)
= 52 + 0,56 (53 52)
= 52 + 0,56 (1)
= 52 + 0,56
= 52,56

b) Persentil data berkelompok


Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), persentil-persentilnya dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
Pi = Bi +

Keterangan:
Pi = persentil ke-i
Bi = tepi bawah kelas persentil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 99
(fi)o = jumlah semua frekuensi sebelum kelas persentil
C = panjang interval kelas
fpi = frekuensi kelas persentil

Contoh soal:
Dari distribusi fekuensi di bawah ini, tentukan P35 dan P88!
Tabel 1.9 TINGGI 100 MAHASISWA
UNIVERSITAS SWASTA TAHUN 1990
Tinggi (cm) Frekuensi (f)
150 154 4
155 159 8
160 164 14
165 169 35
170 174 27
175 179 12
Jumlah 100

Penyelesaian:
Untuk mencari persentil ke-35 dan persentil ke-88, terlebih dahulu dicari kelas persentil ke-
35 dan ke-88.
(1) Kelas persentil ke-35, jika (f35)o
(2) Kelas persentil ke-88, jika (f88)o
Dari tabel 1.9 di atas, diketahui:
n = 100, maka (100) = 35 dan (100) = 88
Kelas P35 adalah kelas ke-4
Kelas P88 adalah kelas ke-5
B35 = 164,5 (tepi bawah kelas ke-4)
B88 = 169,5 (tepi bawah kelas ke-5)
(f35)o = 26 dan (f88)o = 61
C =5
Fp35 = 35 dan fp88 = 27

Pi = Bi +
P35 = B35 +
= 164,5 +
= 164,5 + 1,29
= 165,79

P88 = B88 +
= 169,5 +
= 169,5 + 5
= 174,5

DeviasiRata-Rata (Simpangan Rata-Rata)


Deviasi rata-rata adalah nilai rata-rata hitung dari harga mutlak simpangan-
simpangannya. Cara mencari deviasi rata-rata, dibedakan antara data tunggal dan data
berkelompok.
a)Deviasi rata-rata tunggal
Dapat dihitung dengan rumus:
DR = 1 =
Contohsoal:
Tentukan deviasi rata-rata dari 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16!
Penyelesaian:
Rata-rata hitung = = = 8,85
DR =
= = 7,14
b) Deviasi rata-rata data berkelompok
Dapat dihitung dengan rumus:
DR =
Contoh soal:
Tentukan deviasi rata-rata dari distribusi frekuensi pada tabel 1.7!
Penyelesaian:
Pada tabel 1.7 didapat = 117,7
Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Relatif
Interval Kelas X f X - f X -
(Tinggi (cm))
100 104 102 2 15,7 31,4
105 109 107 4 10,7 42,8
110 114 112 10 5,7 57
115 119 117 14 0,7 9,8
120 124 122 12 4,3 51,6
125 129 127 5 9,3 46,5
130 134 132 3 14,3 42,9
Jumlah - 50 282

DR =
= = 5,64

Varians
Varians adalah nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengaha tau simpangan rata-
rata kuadrat. Untuk sampel variansnya disimbolkan dengan Untuk populasi, variansnya
disimbolkan dengan (baca sigma).
a. Varians data tunggal
1) Metode biasa
a) Untuk sampel besar (n > 30):
=
b) Untuk sampel kecil (n 30):
=

2) Metode angka kasar


a) Untuk sampel besar (n > 30):
=
b) Untuk sampel kecil (n 30):
=
Contoh soal:
Tentukan varians dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16!
Penyelesaian:
n=7
= = 8,85
X X- (X - )2 X2
1 - 7,85 61,6 1
3 - 5,85 34,2 9
5 - 3,85 14,8 25
10 1,15 1,3 100
12 3,15 9,9 144
15 6,15 37,8 225
16 7,15 51,1 256
62 - 210,7 760

s2 =
=
= 35,1
=
= -
= 126,6 -
= 126,6 91,5
= 35,1

b. Varians data berkelompok


Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), variansnya dapat ditentukan dengan
menggunakan tiga metode, yaitu metode biasa, metode angka kasar, metode coding.
1) Metode biasa
a) Untuk sampel besar (n > 30):
s2 =
b) Untuk sampel kecil (n 30):
s2 =

2) Metode angka kasar


a) Untuk sampel besar (n > 30):
s2 = -
b) Untuk sampel kecil (n 30):
s2 = -

3) Metode coding
a) Untuk sampel besar (n > 30):
s2 = C 2 . -
b) Untuk sampel kecil (n 30):
s2 = C 2 . -
Keterangan:
C = panjang interval kelas
u = =
M = rata-rata hitung sementara

Contoh Soal:
Tentukan varians dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m) Frekuensi (f)
85 87 2
88 90 5
91 93 13
94 96 14
97 99 4
100 102 2
Jumlah 40

Penyelesaian:
1) Dengan metode biasa:
= 93,5
Diameter Pipa (m) X f X- (X - )2 f (X - )2
85 87 86 2 -7,5 56,25 112,5
88 90 89 5 -4,5 20,25 101,25
91 93 92 13 -1,5 2,25 29,25
94 96 95 14 1,5 2,25 31,5
97 99 98 4 4,5 20,25 81
100 102 101 2 7,5 56,25 112,5
Jumlah - 40 - - 468
2
s =
= =11,7
2) Dengan metode angka kasar
Diameter Pipa (m) X F X2 fX f X2
85 87 86 2 7396 172 14792
88 90 89 5 7921 445 39605
91 93 92 13 8464 1196 110032
94 96 95 14 9025 1330 126350
97 99 98 4 9604 392 38416
100 102 101 2 10201 202 20402
Jumlah - 40 - 3.737 394.597

s2 = -
= -
= 8739,9 8728,2= 11,7

3) Dengan metode coding


Diameter Pipa (m) X f u u2 fu fu2
85 87 86 2 -3 9 -6 18
88 90 89 5 -2 4 -10 20
91 93 92 13 -1 1 -13 13
94 96 95 14 0 0 0 0
97 99 98 4 1 1 4 4
100 102 101 2 2 4 4 8
Jumlah - 40 - - -21 63

s2 = C 2 . -
= 32 .
= 9 (1,575 0,276) = 11,691

c. Simpangan Baku (Standar Deviasi)


Simpangan baku adalah akar dari tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah atau akar
simpangan rata-rata kuadrat. Simpangan baku sampel disimbolkan dengan s. Simpangan baku
populasi disimbolkan dengan . Untuk menentukan nilai simpangan baku, caranya ialah
dengan menarik akar dari varians. Jadi,
s=
1) Simpangan baku data tunggal
a) Metode biasa
Untuk sampel besar (n > 30):
s=
Untuk sampel kecil (n 30):
s=

b) Metode angka kasar


Untuk sampel besar (n > 30):
s= -
Untuk sampel kecil (n 30):
s=

Contoh soal:
Tentukan simpangan baku dari data 1, 3, 5, 10, 12, 13, 15, 16!
Penyelesaian:
Dari perhitungan diperoleh varians (s2) = 35,1
Dengan demikian simpangan bakunya adalah
s=
= = 5,9

Berikut ini adalah sampel nilai mid test statistik I dari kelompok mahasiswa di sebuah
universitas.
30 35 44 52 56 68 76 84 92 98
Tentukan simpangan bakunya!
Penyelesaian:
n = 10
X X- (X - 2 X2
30 -33,5 1122,25 900
35 -28,5 812,25 1225
44 -19,5 380,25 1936
52 -11,5 132,25 2704
56 -7,5 56,25 3136
68 4,5 20,25 4624
76 12,5 156,25 5776
84 20,5 420,25 7056
92 28,5 812,25 8464
98 34,5 1190,25 9604
635 = 63,5 5.102,5 45.425

Dengan metode biasa


s=
=
= = 23,8
Dengan metode angka kasar
s=
=
=
= 23,8

2) Simpangan baku data berkelompok


a) Metode biasa
Untuk sampel besar (n > 30):
s=
Untuk sampel kecil (n 30):
s=
b) Metode angka kasar
Untuk sampel besar (n > 30):
s= -
Untuk sampel kecil (n 30):
s=
c) Metode coding
Untuk sampel besar (n > 30):
s=C -
Untuk sampel kecil (n 30):
s=C -
Keterangan:
C = panjang interval dalam kelas
u = =
M = rata-rata hitung sementara
Contoh Soal:
Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi pada contoh Tabel 1.1!
Penyelesaian:
Dari perhitungan didapatkan varians (s2) = . Dengan demikian, simpangan bakunya adalah:
s=
=
= 16,5
Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 1.1 Berat badan 100 mahasiswa Unsri
Berat Badan (kg) Banyaknya Mahasiswa (f)
50 52 10
53 55 25
56 - 58 32
59 61 15
62 64 18
Jumlah 100

Penyelesaian:
Dengan metode biasa
Berat Badan (kg) f X fX X- (X - )2 f.(X - )2
50 52 10 51 510 -6,18 38,1924 381,924
53 55 25 54 1350 -3,18 10,1124 252,81
56 - 58 32 57 1824 -0,18 0,0324 1,0368
59 61 15 60 900 2,82 7,9524 119,286
62 64 18 63 1134 5,82 33,8724 609,7032
Jumlah 100 285 5718 1.364,76

=
= = 57,18
s=
= = 3,68
Dengan metode angka kasar
Berat Badan (kg) f X X2 fX fX2
50 52 10 51 2.601 510 26.010
53 55 25 54 2.916 1.350 72.900
56 - 58 32 57 3.249 1.824 103.968
59 61 15 60 3.600 900 54.000
62 64 18 63 3.969 1.134 71.442
Jumlah 100 285 5.718 328.320

s= -
=
= 3,7

Dengan metode coding


Berat Badan (kg) f X u u2 fu fu2
50 52 10 51 -2 4 -20 40
53 55 25 54 -1 1 -25 25
56 - 58 32 57 0 0 0 0
59 61 15 60 1 1 15 15
62 64 18 63 2 4 36 72
Jumlah 100 6 152

c=3
s=C -
=3.
= 3,69

Anda mungkin juga menyukai