PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Dalam modul ini Anda akan mempelajari laju berlangsungnya reaksi kimia, energi
yang berhubungan dengan proses itu, dan mekanisme berlangsungnya proses tersebut.
Laju suatu reaksi sangat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu sifat dan kedaan zat
konsentrasi, suhu dan katalisator.
B. Prasyarat
Agar dapat mempelajari modul ini Anda harus memahami lambang unsur dan
persamaan reaksi, ikatan kimia, konsep mol dan termokimia.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:
1. Menjelaskan pengertian laju reaksi
2. Menentukan persamaan laju reaksi
3. Menentukan orde laju reaksi
4. Menentukan tetapan laju reaksi
5. Menjelaskan teori tumbukan
F. Cek kemampuan
1. Jelaskan pengertian tentang laju reaksi
Tulislah semua jenis kegiatan yang Anda lakukan di dalam tabel kegiatan di bawah ini.
Jika ada perubahan dari rencana semula, berilah alasannya kemudian mintalah tanda
tangan kepada guru atau instruktur Anda.
Jenis Tanggal Waktu Tempat Alasan Tanda Tangan
Kegiatan Belajar Perubahan Guru
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
1). Menjelaskan pengertian laju reaksi
2). Mengungkapkan laju reaksi dituliskan sesuai ketentuan
b. Uraian Materi
Reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda. Beberapa di antaranya berjalan
sangat lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau
penghancuran botol plastik oleh sinar matahari, yang memerlukan waktu bertahun-
tahun bahkan berabad-abad. Beberapa reaksi lain berjalan sangat cepat misalnya
nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi dapat berjalan cepat atau
lambat bergantung pada kondisinya, misalnya besi mudah berkarat pada kondisi
lembab, tetapi di lingkungan yang kering, misalnya di gurun besi berkarat cukup lambat.
(a)
(b)
Gambar 1. (a)Perkaratan besi merupakan contoh reaksi lambat,
(b). sedangkan ledakan merupakan contoh reaksi cepat
A. Konsentrasi (Molaritas)
Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
tersebut. Hal tersebut dapat dirumuskan:
dimana M = molaritas (mol/liter)
M = /V n
n = mol (mol)
V = volume (liter)
Dalam laboratorium, kita dapat membuat larutan dengan konsentrasi molar
sesuai yang kita inginkan. Bahan kimia dalam laboratorium pada umumnya berwujud
padat dan cair. Untuk membuat larutan dari zat padat kita harus melarutkannya dalam
n= n m
M= /V =
m/ atau Mr . V
Mr
Sehingga :
m = M . Mr . V
Keterangan :
n = mol
m = massa zat (gram)
M = molaritas (mol/liter)
Mr = massa rumus zat
V = volume (liter)
M = ρ . % . 10
Mr
Keterangan :
M = molaritas larutan (mol/liter)
ρ = massa jenis (kg/lt) atau (g/ml)
% = kadar zat
Mr = massa molekul relatif
Modul Laju Reaksi 5
M = 1,8 . 98 . 10
98
M = 18 mol/liter
3). Menghitung volume larutan pekat yang diperlukan dengan rumus
pengenceran :
V1 . M 1 = V 2 . M2
Keterangan :
V1 = volume sebelum pengenceran
M1 = molaritas sebelum pengenceran
V2 = volume setelah pengenceran
M2 = molaritas setelah pengenceran
V1 . 18 M = 500 ml . 2 M
V1 = 500 ml . 2 M
18 M
V1 = 55,56 ml
4). Mengukur 55,56 ml larutan H 2SO4 pekat dengan menggunakan gelas ukur,
kemudian masukkan ke dalam gelas kimia yang sudah berisi akuades kira-
kira 300 ml.
5). Setelah campuran agak dingin, pindahkan larutan tersebut ke dalam labu
takar dan tambahkan akuades sampai volume 500 ml.
[H2]
vH2 = - M/detik
Δt
C. Teori Tumbukan
Berdasarkan teori tumbukan, terjadinya reaksi diakibatkan oleh tumbukan antar molekul
zat-zat pereaksi. Akan tetapi tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi,
melainkan hanya tumbukan efektif (tumbukan yang memiliki energi minimum tertentu).
Energi minimum yang diperlukan untuk terjadinya tumbukan efektif disebut energi
pengaktifan (energi aktivasi = Ea).
Energi Energi
Ea
Ea Hasil reaksi
Pereaksi
ΔH Hasil reaksi ΔH
Pereaksi
V = k [A]m [B]n
Dimana :
v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B
orde reaksi total = m + n
Persamaan laju reaksi tidak dapat diperoleh hanya dengan stoikiomtri biasa,
tetapi harus melalui percobaan. Salah satu metode yang biasa digunakan adalah
metode laju awal. Dengan metode ini, persamaan laju reaksi ditentukan melalui
serangkaian percobaan dengan konsentrasi awal pereaksi dibuat berbeda-beda.
Sedangkan harga tetapan k dipengaruhi oleh suhu dan katalisator. Pada setiap reaksi
kimia yang berbeda akan mempunyai harga k yang berbeda pula.
Contoh :
1. Untuk reaksi : 2 H2(g) + 2 NO(g) → 2 H2O(g) + N2(g) diperoleh data sebagai berikut :
No Konsentrasi awal (mol/liter) Laju reaksi
H2 NO (mol/liter.detik)
1 0,1 0,1 30
2 0,5 0,1 150
3 0,1 0,3 270
4 0,2 0,2 480
Tentukan :
a. persamaan laju reaksi
b. orde reaksi total
c. nilai k
Jawab :
Dari persamaan (1) dan (2) : Dari persamaan (2) dan (3) :
v = k [A]m [B]n v = k [A]m [B]n
4 = (1)m (4)n 4 = (2)m (1)n
4 = 4n 4 = 2m
n =1 m =2
a. Persamaan laju reaksi :
c. Rangkuman
1. Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu.
Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
2. Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju, yang ditentukan melalui
percobaan dan tidak dari persamaan reaksinya.
3. Penentuan persamaan laju dalam suatu percobaan, salah satunya dengan
menggunakan metode laju awal.
d. Tugas
1. Nyatakan masing-masing perubahan berikut tergolong cepat atau lambat dan
jelaskan alasannya.
a. Memudarnya warna pakaian
b. Pembakaran bahan bakar roket
c. Proses pematangan buah-buahan
2. Laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu, artinya makin besar laju reaksi makin
singkat waktu yang diperlukan untuk menuntaskan reaksi. Apakah waktu
dapat digunakan sebagai ukuran laju suatu reaksi?
3. Data suatu percobaan dari 2CO(g) + O2(g) 2 CO2(g) adalah sebagai
berikut.
Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi
Percobaan
[CO] [H2] (mol.L–1.det–1)
e. Tes Formatif
1. Suatu reaksi dari nitrogen monoksida dengan hidrogen pada temperatur 1280 0 C
adalah: 2 NO(g) + 2H2(g) N2(g) + 2 H2O(g) berdasarkan reaksi, diperoleh data
seperti dalam tabel berikut.
2. Suatu reaksi dari ion peroksida sulfat dengan ion iodida adalah
S2O82–(aq) + 3 I–(aq) 2 SO42–(aq) + I3–(aq)
berdasarkan reaksi, diperoleh data seperti dalam tabel berikut.
Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi
Percobaan
[S2O82–] [I–] (mol.L–1.det–1)
1 0,08 0,034 2,2 x 10–4
2 0,08 0,017 1,1 x 10–4
3 0,16 0,017 2,2 x 10–4
Tentukan hukum laju dan hitung konstanta laju
5. Tentukan persamaan laju reaksi dan konstantan laju reaksi dari percobaan pada
reaksi: P + Q PQ, dan didapat data sebagai berikut.
Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi
Percobaan
P Q (mol.L–1.det–1)
1 0,01 0,02 0,05
2 0,09 0,02 0,15
3 0,19 0,04 0,30
f. Kunci Jawaban
1. Percobaan 2 dan 3 : Percobaan 1 dan 2:
V = k[NO]m[H2]n v = k[NO]m[H2]n
2 = (1)m(2)n 5/2,5 = 2m.11
2 = 2n 2 = 2m
n =1 m =1
Hukum laju reaksi :
V = k[NO]m[H2]n
V = k[NO][H2]
Pada percobaan 1:
V = k[NO][H2]
2,5 x 10–5 = k(5 x 10–3)(2 x 10–3)
2,5 x 10–5
K = = 2,5 x 102
10 x 10–6
2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan
2. Menjelaskan tentang pengaruh konsentrasi pereaksi, luas permukaan sentuhan, suhu
dan katalis terhadap laju reaksi
3. Menjelaskan mekanisme dari suatu reaksi
A. Teori Tumbukan
Pengaruh dari berbagai faktor tersebut terhadap laju reaksi dapat dijelaskan
dengan teori tumbukan. Menurut teori ini, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan
antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi,
melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah
tumbukan yang tepat. Jadi laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut:
1. frekuensi tumbukan
2. freaksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
3. freaksi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan dengan arah yang tepat.
Berikut akan diuraikan syarat-syarat terjadinya suatu reaksi, meliputi tumbukan efektif
dan energi tumbukan yang cukup.
1. Tumbukan efektif
Tumbukan yang menghasilkan reaksi kita sebut tumbukan efektif.
Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak kesegala arah, dan
berkemungkinan besar bertumbukan satu sama lain, baik dengan molekul yang
sama maupun berbeda. Tumbukan itu dapat memutuskan ikatan dalam molekul
pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil
reaksi. Sebagai contoh, reaksi antara atom kalium (K) dan metil iodida (CH 3I)
dengan reaksi berikut: K + CH3I KI + CH3. Maka, tumbukan yang efektif
akan terjadi bila kedaaan molekul sedemikian rupa sehingga antara atom-atom
yang berukuran sama saling bertabrakan (Gambar 5a). Sedangkan tumbukan
tidak efektif jika yang bertabrakan adalah atom-atom dengan ukuran berbeda
(Gambar 5b).
(a)
Gambar 6. Energi pengaktifan untuk reaksi eksoterm (a) dan reaksi endoterm (b)
1. Suhu
Jika suhu dinaikkan, maka energi kinetic partikel-partikel zat yang berekasi makin besar
yang mengakibatkan gerakannya semakin cepat. Hal ini menyebabkan frekuensi
tumbukan antar partikel makin besar pula. Makin besar tumbukan antar partikel, maka
reaksi akan makin cepat berlangsung. Hubungan antara kenaikan suhu dan laju reaksi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2
2 4
4 1 3
1
3
Suhu biasa suhu dinaikkan
2
2 4
4
1 3 1 3
Ea
Ea¹
Pereaksi
Hasil reaksi
Jalannya reaksi
Mekanisme Reaksi
Beberapa reaksi berlangsung melalui pembetukan zat antara, sebelum diperoleh produk
akhir. Reaksi yang demikian berlangsung tahap demi tahap. Mekanisme reaksi ialah
serangkaian reaksi tahap demi tahap yang terjadi berturut-turut selama proses
perubahan reaktan menjadi produk.
Sebagai contoh, reaksi: AB + CD AC + BD
AB dan CD adalah keadaan awal, sedangkan AC dan BD adalah keadaan akhir. Dalam
reaksi ini terjadi pemutusan ikatan A-B dan C-D, dan kemudian terbentuk ikatan A-C
dan B -D. Proses ini tidak serentak, dapat melalui beberapa tahap, yaitu:
c. Rangkuman
1. Menurut teori tumbukan, reaksi dapat terjadi jika partikel pereaksi saling
bertumbukan. Akan tetapi hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi
minimum tertentu dan arah yang tepat yang menghasilkan reaksi. Sehingga,
kelajuan reaksi bergantung pada: (a) frekuensi tumbukan, (b) freaksi partikel yang
memiliki energi minimum tertentu, dan (c) f reaksi yang mempunyai arah yang
sesuai.
2. Energi pengaktifan adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi
sehingga menghasilkan tumbukan efektif.
3. Frekuensi tumbukan dapat diperbesar dengan memperbesar konsentrasi atau
memperluas permukaan zat padat.
4. Freaksi molekul yang mencapai energi pengaktifan dapat ditingkatkan dengan
menaikkan suhu. Kim. 10. Laju Reaksi 35
5. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami
perubahan kimia secara permanen.
d. Tugas
1. Bagaimana teori tumbukan menjelaskan pengaruh faktor-faktor yang mempercepat
laju reaksi?
2. Mengapa luas permukaan sentuhan pereaksi padat dapat mempengaruhi laju
reaksi?
3. Jelaskan perbedaan antara katalisator dan inhibitor!
4. Mengapa bila suhu dinaikkan akan menghasilkan energi pengaktifan yang dapat
menghasilkan suatu produk reaksi?
5. Jelaskan mengenai mekanisme suatu reaksi dengan menggunakan contoh.
e. Tes Formatif
1. Data percobaan reaksi antara besi dan larutan asam klorida sebagai berikut.
Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan ini, dalam hal faktor yang
mempengaruhi laju dan percobaan mana yang paling cepat.
2. Mengapa suhu dapat memepercepat laju reaksi?
3. Jelaskan karakteristik dari katalis pada suatu reaksi kimia!
4. Data hasil percobaan, untuk reaksi: A + B ? hasil
Tentukan:
a. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada percobaan 1 dan 3.
b. Laju reaksi percobaan 2 dan 5, bila suhu dinaikkan sebesar 10 oC.
f. Kunci Jawaban
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada percobaan tersebut adalah luas
permukaan sentuhan zat pereaksi (Besi 0,2 g) dan konsentrasi HCl. Dari
percobaan, Konsentrasi HCl paling besar dan besi dalam bentuk serbuk merupakan
kondisi yang cepat untuk melakukan reaksi adalah percobaan nomor 1.
2. Menaikkan suhu berarti menambah energi, sehingga energi kinetik molekul-molekul
akan membesar dan mengakibatkan laju reaksi semakin bertambah.
3. Katalis pada suatu reaksi kimia:
a. Menurunkan energi aktivasi reaksi tersebut.
b. Mempercepat pemutusan ikatan antara partikel-partikel dalam suatu zat
pereaksi
c. Pada akhir reaksi ditemukan kembali dalam jumlah yang sama.
4. a. Pada percobaan 1 dan 3:
- konsentrasi B sama yaitu 0,1 mol.L-1
- suhu sama (25 0C)
- perbedaan: bentuk zat A serbuk dan padatan
Berarti, faktor yang berpengaruh terhadap laju adalah luas permukaan sentuhan.
b. Pada percobaan 2 dan 5, jika suhunya dinaikkan 10 0C (25 0C menjadi 35 0C)
maka dengan konsentrasi yang sama (0,1) laju reaksi menjadi 2x (dari 3 detik
menjadi 1,5 detik) atau laju reaksi menjadi 2 x semula.
5. Berdasarkan reaksi diatas:
a. Tahap lambat adalah tahap penentu kecepatan reaksi, yaitu
H2O2(aq) + I–(aq) H2O(l) + I–(aq)
Jadi rumus kecepatan reaksinya adalah v = k . [H 2O2] [I–]
b. Konsentrasi H2O2 diperbesar 2 kali, maka kecepatan reaksinya:
v = k . 2 [H2O2] [I–] = 2v
Jadi laju reaksinya 2 kali semula
Konsentrasi ion iodida diperbesar 2 kali, maka kecepatan reaksinya:
v = k . [H2O2] . 2 [I–] = 2v
Jadi laju reaksinya 2 kali semula
Konsentrasi H2O2 maupun konsentrasi I- diperbesar 2 kali, maka kecepatan
reaksinya v = k . 2 [H2O2] . 2 [I–] = 4v
Jadi laju reaksinya 4 kali semula
g. Lembar Kerja
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi laju Reaksi
Alat yang diperlukan:
Cara Kerja:
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
1. Tuangkan ke dalam masing-masing gelas kimia yang ditandai A,B,C, dan D 5 mL
natrium tiosulfat 1 M
2. Ke dalam B, C, dan D tambahkan berturut-turut 10 mL, 15 mL dan 25 mL air suling
dan guncangkan gelas kimia itu agar terjadi pencampuran yang sempurna.
3. Untuk gelas kimia A tambahkan 5 mL asam klorida 5 M dan kocok.
Jalankan stopwatch tepat pada saat larutan asam klorida dituangkan dan hentikan
stopwatch itu tepat pada saat kekeruhan timbul.
4. Lakukan hal yang sama dengan gelas kimia B, C dan D.
5. Bandingkan kecepatan pembentukan endapan belerang dan jelaskan hasil-hasil
yang dicapai. Catat semua hasil percobaan.
3. Pada reaksi : CaCO3(s) + 2 HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g), cara yang
mudah untuk menentukan laju reaksinya adalah dengan mengukur ….
a. laju berkurangnya kristal CaCO3 d. laju pembentukan CO2
b. laju berkurangnya konsentrasi HCl e. laju pembentukan H2O
c. laju terbentuknya CaCl2
4. Molaritas asam nitrat pekat 63 % (Mr = 63) dengan massa jenis 1,3 kg / liter adalah
a. 63 mol / liter d. 6,5 mol / liter
Modul Laju Reaksi 24
b. 13 mol / liter e. 4,5 mol / liter
c. 10 mol / liter
5. Untuk mengubah 100 ml larutan H2SO4 0,5 M menjadi H2SO4 0,2 M diperlukan
akuades sebanyak ….
a. 500 ml d. 150 ml
b. 250 ml e. 100 ml
c. 200 ml
6. Molaritas dari 12 gram urea (Mr = 60) yang dilarutkan dalam air sampai volume
larutan menjadi 2 liter adalah ….
a. 0,02 M d. 0,2 M
b. 0,01 M e. 1 M
c. 0,1 M
12. Di bawah ini adalah grafik pengaruh katalisator terhadap laju reaksi :
p
pereaksi
r
hasil reaksi
s
17. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat jika suhu dinaikkan sebesar 20 ºC.
Bila pada suhu 10 ºC reaksi berlangsung selama 45 menit, maka pada suhu 50 ºC
reaksi tersebut berlangsung selama …. menit.
a. 1 d. 15
b. 5 e. 20
c. 10
20. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10 ºC.
Jika laju reaksi pada suhu 25 ºC adalah 0,045 mol / liter.detik, maka laju reaksi pada
suhu 55 ºC adalah …. mol / liter.detik
a. 0,045 d. 0,36
21. Sepotong pita magnesium direaksikan dengan larutan HCl encer dan waktu yang
diperlukan hingga pita magnesium habis bereaksi dicatat. Pernyataan di bawah ini
yang benar adalah....
a. makin lama laju reaksi makin cepat
b. makin lama laju reaksi makin lambat
c. laju reaksi maksimum pada waktu reaksi habis
d. reaksi masih berlangsung, pada saat itu pita magnesium habis bereaksi
e. laju reaksi berbanding terbalik dengan banyaknya gas hidrogen yang terjadi
24. Diketahui reaksi H2 + NO → H2O + N2. Pada suhu tertentu v = 5/9 x 10-3 [H2][NO].
Jika pada ruang 10 liter, dimasukkan 12 mol H 2 dan 6 mol NO, maka laju reaksi saat
0,25 bagian H2 telah bereaksi adalah....
a. 1,5 x 10-4 d. 4,5 x 10-5
b. 9 x 10-5 e. 2,5 x 10-5
-5
c. 5 x 10
25. Dalam ruang 2 liter dimasukkan 2 mol gas SO 2 dan 2 mol gas O 2. Jika setelah 5
detik dalam ruang terdapat 1 mol SO 2, maka pernyataan berikut yang benar
adalah....
a. laju pembentukan SO3 = 0,5 Ms-1
b. laju perubahan SO2 = laju pembentukan SO3
c. laju pembentukan SO3 = 2 kali lebih kecil dari laju perubahan O2
d. laju reaksi awal = 1 Ms-1
e. laju perubahan O2 = 0,1 Ms-1
26. Dari reaksi: H2(g)+CO2(g) → H2O(g)+CO(g), mula – mula H2 dan CO2 yang direaksikan
0,8 mol dan 0,7 mol dalam ruang 4 liter. Setelah ½ menit laju rata – rata
pembentukan H2O = 0,005 Ms-1. Maka susunan campuran gas setelah ½ menit
adalah....(dalam mol)
a. H2=0,8 CO2=0,6 H2O=0,8 CO=0,6
b. H2=0,6 CO2=0,7 H2O=0,6 CO=0,6
c. H2=0,6 CO2=0,3 H2O=0,8 CO=0,4
d. H2=0,8 CO2=0,4 H2O=0,8 CO=0,4
27. Pada reaksi zat A dengan zat B, jika [A] dan [B] masing-masing diperbesar 3 kali,
laju reaksinya menjadi 27 kali semula. Jika [A] diperbesar 2 kali,dan [B] diperbesar 4
kali, laju reaksinya menjadi 16 kali semula. Maka....
a. orde reaksi total = 2
b. orde reaksi A = 1
c. orde reaksi B = 2
d. Jika [A] diperbesar 2 kali, laju reaksi menjadi 4 kali semula
e. Jika [A] dan [B] diperkecil 2 kali, laju reaksi menjadi 8 kali semula
28. Laju reaksi suatu gas: v = k[A] 2[B]. Jika volume tempat gas tersebut diperkecil 2 kali
dari volume awal, maka laju reaksi sekarang dibanding awal menjadi...
a. 1/8 kali d. 8 kali
b. 1/16 kali e. 16 kali
c. 4 kali
29. Suatu reaksi berlangsung dengan waktu 1,8 detik pada suhu 65ºC. Jika setiap
kenaikan suhu 10ºC, laju reaksi tiga kali lebih cepat, maka pada suhu 25ºC,
waktu reaksinya adalah.…
a. 0,02 det d. 48,6 det
b. 0,06 det e. 145,8 det
c. 0,2 det
31. Jika diketahui laju reaksi A + B C, berorde satu terhadap A dan berorde nol
terhadap B.Percobaan menunjukkan bahwa laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat
untuk setiap kenaikan suhu 10ºC,
32. Di antara reaksi berikut yang akan berlangsung paling lambat ialah...
a. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,2 M pada 30ºC
b. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,2 M + 10 mL H2O pada 30ºC
c. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,1 M pada 40ºC
33. Pada suhu tertentu, laju penguraian N 2O5 menjadi NO2 dan O2 adalah 0,25 x 10-5
mol/L.det. Laju pembentukan O2 adalah ....
a. 0,25 x 10-5 mol L-1 det-1 d. 0,125 x 10-5 mol L-1 det-1
-5 -1 -1
b. 0,50 x 10 mol L det e. 1,25 x 10-5 mol L-1 det-1
-5 -1 -1
c. 0,75 x 10 mol L det
35. Pada reaksi Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2O + S + SO2, laju reaksinya
x y
v = k.[Na2S2O3] .[HCl] , jika suhu dinaikkan maka v akan bertambah karena ....
a. nilai k tetap d. pangkat x dan y bertambah
b. nilai k berkurang e. konsentasi hasil reaksi bertambah
c. nilai k tambah besar
36. Berikut ini faktor yang akan mempengaruhi laju reaksi yang diberi katalis:
a. konsentrasi zat hasil reaksi d. a dan b benar
b. konsentrasi pereaksi e. b dan c benar
c. tahapan reaksi
37. Persamaan laju reaksi untuk reaksi P + 2Q --------> R adalah v = k [P][Q]². Jika
konsentrasi P dan Q mula-mula 1 mol/L, maka pada saat konsentrasi P tinggal 3/4
mol/L, laju reaksinya adalah:
a. 1/16 k d. 3/16 k
b. 1/8 k e. 3/8 k
c. 27/64 k
38. Pada suhu tertentu, laju penguraian N 2O5 menjadi NO2 dan O2 adalah 0,50 x 10-5
mol/L.det. Laju pembentukan NO2 adalah:
a. 0,25 x 10-5 mol/L.det d. 1,50 x 10-5 mol/L.det
b. 1,00 x 10-5 mol/L.det e. 0,75 x 10-5 mol/L.det
c. 0,50 x 10-5 mol/L.det
39. Pada reaksi penguraian A 2B2 -----> 2A + 2B. Konsentrasi A 2B2 mula-mula 1 molar.
Setelah reaksi berlangsung 2 detik, konsentrasi A 2B2 menjadi 0,4molar, pernyataan
yang benar adalah:
a. laju pembentukan A = 0,6 M dt-1 d. laju penguraian A2B2 = 0,2 M dt-1
b. laju pembentukan B = 0,4 M dt-1 e. laju penguraian A2B2 = 0,6 M dt-1
-1
c. laju pembentukan A = 1,2 M dt
41. Suatu reaksi pada 15°C berlangsung hingga selesai selama 10 menit. Jika setiap
kenaikan 10 C° laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat, maka reaksi tersebut
diperkirakan akan selesai jika suhu dinaikkan menjadi 50°C selama:
a. 320 menit d. 18,8 detik
b. 37,5 detik e. 0,2 detik
c. 28,2 detik
43. Harga tetapan laju reaksi bertambah tiga kali lipat jika suhu dinaikkan 20 °C . Reaksi
A + B -----> C mempunyai harga laju reaksi a mol/L .dt pada suhu 30 °C. Jika reaksi
itu berlangsung pada suhu 10 °C dan 90 °C maka laju reaksinya adalah:
a. 37a dan 3a d. 3a dan 27a
b. 27a dan 1/3 a e. 1/3 a dan 27a
c. 1/3 a dan 9a
44. Diketahui reaksi 2NO(g) + Br2(g) --------> 2NOBr(g). Dalam volume 2 L terdapat 9 mol
gas NO dan 12 mol gas Br2. Setelah 5 detik masih ada 5 mol gas NO. Setelah
berapa detik gas Br2 tinggal 8 mol ?
a. 0,625 detik d. 8,0 detik
b. 0.8 detik e. 10,0 detik
c. 1,25 detik
Tentukan :
a. orde reaksi total
b. persamaan laju reaksi
c. harga k
Tentukan :
a. tingkat reaksi total
b. persamaan laju reaksi
c. harga k
5. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 9 ºC. Bila pada
suhu 26 ºC reaksi itu berlangsung selama 2,7 menit, maka tentukan waktu yang
diperlukan untuk bereaksi pada suhu 53 ºC !
Tentukan :
a. tingkat reaksi total
b. persamaan laju reaksi
c. tetapan laju reaksi
d. laju reaksi jika [NO] = 0,05 M dan [Br2] = 0,025 M
9. Hitunglah massa kristal NaCl murni yang diperlukan untuk membuat 500 mililiter
larutan NaCl 0,2 M !
10. Dilaboratorium terdapat asam klorida (HCl) pekat dengan kadar 37 % dan massa
jenis 1,19 kg / liter.
Tentukan :
a. molaritas asam klorida pekat tersebut (Ar H = 1, Cl = 35,5)
b. volume asam klorida pekat tersebut untuk membuat 100 ml larutan HCl 2 M
Skor Penilaian
I : 20 x 1 = 20
II : 10 x 8 = 80
Jumlah Skor = 100
Setelah menyelesaikan modul ini, Anda berhak untuk mengikuti tes praktek untuk
menguji kompetensi yang telah Anda pelajari. Apabila Anda dinyatakan memenuhi
syarat kelurusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk
melanjutkan ke topik/modul berikutnya.
Mintalah pada guru untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaian
yang dilakukan langsung oleh pihak industri atau asosiasi yang berkompeten apabila
Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa
nilai dari guru atau berupa portofolio dapat dijadikan bahan verifikasi oleh pihak industri
atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai
penentu standar pemenuhan kompetensi dan bila memenuhi syarat Anda berhak
mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi
profesi.
Chang, Raymond. 2003. General Chemistry: The Essential Concepts. Third Edition.
Boston: Mc Graw-Hill.
Goldberg, David E. 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition. New York The
McGraw – Hill Companies, Inc.
Hill, John W., and Kolb, Doris K. 1998. Chemistry for Changing Times. Eighth Edition.
London: Prentice Hall International (UK) Limited.
Hill, John W., Baum, Stuart J., Feigl, Dorothy M. 1997. Chemistry and Life. Fifth Edition.
London: Prentice Hall International (UK) Limited.
Kelter, Paul B., Carr, James D., and Scott, Andrew. 2003. Chemistry A World of Choices.
Boston: Mc Graw Hill.
Moore, John W, Stanitski and Jurs, Peter C. 2005. Chemistry The Molecular Science.
Second Edition. United States: Thomson Learning, Inc.
Stanitski, Conrad L,. Et all. 2003. Chemistry In Context: Applying Chemistry to Society.
Boston: Mc Graw Hill.
Winstrom, Cheryl, Phillips, John, Strozak, Victor. 1997. Chemistry: Concepts and
Application Students Edition. New York: GLENCOE McGraw-Hill