Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Dalam modul ini Anda akan mempelajari laju berlangsungnya reaksi kimia, energi
yang berhubungan dengan proses itu, dan mekanisme berlangsungnya proses tersebut.
Laju suatu reaksi sangat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu sifat dan kedaan zat
konsentrasi, suhu dan katalisator.

B. Prasyarat
Agar dapat mempelajari modul ini Anda harus memahami lambang unsur dan
persamaan reaksi, ikatan kimia, konsep mol dan termokimia.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti karena
dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari
ini diantara modul-modul yang lain.
2. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk
mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan, sehingga diperoleh
hasil yang maksimal.
3. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang penguasaan suatu
pekerjaan dengan membaca secara teliti. Apabila terdapat evaluasi, maka
kerjakan evaluasi tersebut sebagai sarana latihan.
4. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat dan jelas serta kerjakan
sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.
5. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan jika perlu
konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur.
6. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada
guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi yang lain yang
berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan pengetahuan
tambahan.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:
1. Menjelaskan pengertian laju reaksi
2. Menentukan persamaan laju reaksi
3. Menentukan orde laju reaksi
4. Menentukan tetapan laju reaksi
5. Menjelaskan teori tumbukan

Modul Laju Reaksi 1


E. Kompetensi
Kompetensi : LAJU REAKSI
Program Keahlian : Program Adaptif
Matadiklat/Kode : KIMIA/KIM.10
Durasi Pembelajaran : 22 jam @ 45 menit
Sub Kriteria Lingkup Materi Pokok Pembelajaran
Kompetensi Unjuk Kerja Belajar Sikap Pengetahuan Keterampilan
1. Konsep laju 1. Menjelaskan 1. Pengertian 1. Kritis 1. Pengertian laju 1. Menginterpretasi
reaksi dan pengertian laju reaksi 2. Jujur reaksi kan data yang
orde reaksi laju reaksi 2. Persamaan 3. Obyektif 2. Penjelasan berhu-bungan
2. Ungkapan laju reaksi 4. Bekerja orde reaksi dengan
laju reaksi 3. Penentuan sama 3. Pengertian penentuan orde
dituliskan orde reaksi 5. Cermat tetapan laju reaksi dan laju
sesuai 4. Tetapan laju 6. Teliti reaksi reaksi
ketentuan reaksi 4. Penjelasan
3. Persamaan 5. Digunakan persamaan
laju reaksi untuk laju reaksi
dan tingkat mendukung 5. Menghitung
reaksi materi: laju reaksi
dijelaskan - Pembuatan
sesuai kertas
ketentuan - Pembuatan
4. Tingkat reaksi tinta
persamaan - Fotorepro
laju reaksi - Ofset
dan tetapan - Sablon
laju reaksi
ditentukan
berdasarkan
data hasil
percobaan
2. Menjelaskan 1 Faktor-faktor 1 Teori 1 Aktif 1 Penjelasan 1 Menentukan
faktor-faktor yang tumbukan melakukan Teori tumbukan faktor-faktor
yang mempenga 2 Faktor-faktor percobaan 2 Penjelasan yang
mempengaruhi ruhi laju reaksi yang tentang knsentrasi mempengaruhi
laju reaksi dianalisis mempengaruhi faktor-faktor 3 Penjelasan laju reaksi
melalui laju reaksi yang mem katalis berdasarkan
percobaan pengaruhi 4 Pengertian data percobaan
2 Faktor-faktor laju reaksi luas dan teori
yang 2. Bekerja permukaan tumbukan
mempenga sama sentuhan
ruhi laju reaksi 3 Cermat 5 Penjelasan
dijelaskan 4 Teliti faktor-faktor
berdasarkan 5 Kritis yang
postulat mempengaruhi
dasar teori laju reaksi
tumbukan

F. Cek kemampuan
1. Jelaskan pengertian tentang laju reaksi

Modul Laju Reaksi 2


2. Tentukan persamaan laju reaksi
3. Tentukan orde laju reaksi
4. Tentukan tetapan laju reaksi
5. Jelaskan fakor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan analisis
percobaan
BAB II. PEMBELAJARAN

Kompetensi : Laju Reaksi


Sub Kompetensi : Konsep laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Tulislah semua jenis kegiatan yang Anda lakukan di dalam tabel kegiatan di bawah ini.
Jika ada perubahan dari rencana semula, berilah alasannya kemudian mintalah tanda
tangan kepada guru atau instruktur Anda.
Jenis Tanggal Waktu Tempat Alasan Tanda Tangan
Kegiatan Belajar Perubahan Guru

B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
1). Menjelaskan pengertian laju reaksi
2). Mengungkapkan laju reaksi dituliskan sesuai ketentuan

Modul Laju Reaksi 3


3). Menuliskan persamaan laju reaksi dan tingkat reaksi dijelaskan sesuai
ketentuan
4). Menghitung tetapan laju reaksi
5). Menentukan tingkat (orde) reaksi,persamaan laju reaksi, dan tetapan laju
reaksi ditentukan berdasarkan data hasil percobaan
6). Menghitung laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan

b. Uraian Materi
Reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda. Beberapa di antaranya berjalan
sangat lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau
penghancuran botol plastik oleh sinar matahari, yang memerlukan waktu bertahun-
tahun bahkan berabad-abad. Beberapa reaksi lain berjalan sangat cepat misalnya
nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi dapat berjalan cepat atau
lambat bergantung pada kondisinya, misalnya besi mudah berkarat pada kondisi
lembab, tetapi di lingkungan yang kering, misalnya di gurun besi berkarat cukup lambat.

(a)
(b)
Gambar 1. (a)Perkaratan besi merupakan contoh reaksi lambat,
(b). sedangkan ledakan merupakan contoh reaksi cepat

A. Konsentrasi (Molaritas)
Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
tersebut. Hal tersebut dapat dirumuskan:
dimana M = molaritas (mol/liter)
M = /V n
n = mol (mol)
V = volume (liter)
Dalam laboratorium, kita dapat membuat larutan dengan konsentrasi molar
sesuai yang kita inginkan. Bahan kimia dalam laboratorium pada umumnya berwujud
padat dan cair. Untuk membuat larutan dari zat padat kita harus melarutkannya dalam

Modul Laju Reaksi 4


pelarut tertentu (biasanya air). Sedangkan untuk membuat lrutan dari zat cair (biasanya
berupa larutan pekat) kita dapat mengencerkan larutan pekat tersebut.
1. Pelarutan zat padat
Jika kita ingin membuat larutan dengan volume dan konsentrasi tertentu,
pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan massa zat padat yang
dibutuhkan dengan rumus:

n= n m
M= /V =
m/ atau Mr . V
Mr
Sehingga :
m = M . Mr . V

Keterangan :
n = mol
m = massa zat (gram)
M = molaritas (mol/liter)
Mr = massa rumus zat
V = volume (liter)

Contoh : membuat 100 ml larutan NaOH 1 M


Langkah kerja :
1). Menghitung massa NaOH yang diperlukan (Mr NaOH = 40)
m = M . Mr . V
= 1 . 40 . 0,1
= 4 gram
2). Menimbang 4 gram kristal NaOH, kemudian memasukkannya ke dalam labu
takar (labu ukur) 100 ml.
3). Menambakan akuades hingga volume 100 ml tepat

2. Pengenceran larutan pekat


Dalam pengenceran, yang berubah hanyalah volumenya, tetapi jumlah
mol zat tidak berubah.
Contoh : membuat 500 ml larutan H2SO4 2 M
Langkah kerja :
1) Melihat label botol untuk mengetahui kadar dan massa jenis, dan ternyata
kadar asam sulfat adalah 98 % dan massa jenisnya 1,8 kg/liter
2). Menghitung kemolaran larutan pekat H 2SO4 dengan rumus :

M = ρ . % . 10
Mr

Keterangan :
M = molaritas larutan (mol/liter)
ρ = massa jenis (kg/lt) atau (g/ml)
% = kadar zat
Mr = massa molekul relatif
Modul Laju Reaksi 5
M = 1,8 . 98 . 10
98
M = 18 mol/liter
3). Menghitung volume larutan pekat yang diperlukan dengan rumus
pengenceran :

V1 . M 1 = V 2 . M2

Keterangan :
V1 = volume sebelum pengenceran
M1 = molaritas sebelum pengenceran
V2 = volume setelah pengenceran
M2 = molaritas setelah pengenceran

V1 . 18 M = 500 ml . 2 M
V1 = 500 ml . 2 M
18 M
V1 = 55,56 ml
4). Mengukur 55,56 ml larutan H 2SO4 pekat dengan menggunakan gelas ukur,
kemudian masukkan ke dalam gelas kimia yang sudah berisi akuades kira-
kira 300 ml.
5). Setelah campuran agak dingin, pindahkan larutan tersebut ke dalam labu
takar dan tambahkan akuades sampai volume 500 ml.

B. Konsep Laju Reaksi


1. Definisi Laju Reaksi
Laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereksi
atau laju penambahan konsentrasi molar salah satu hasil reaksi tiap satuan
waktu.
Reaksi : A → B
Maka : v = - [A] atau v = + [B]
Δt Δt
v = laju reaksi
[A] = konsentrasi zat pereaksi
[B] = konsentrasi zat hasil reaksi
Δt = waktu reaksi
Contoh :
N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Laju reaksi tersebut adalah laju pengurangan [N 2] atau [H2], atau laju
penambahan [NH3]
[N2]
vN2 =- M/detik
Δt

[H2]
vH2 = - M/detik
Δt

Modul Laju Reaksi 6


[NH3]
vNH3 = + M/detik
Δt
Perhatikan Gambar 3, reaksi antara bromin dengan asam formiat yang
ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut.
Br2 (aq) + HCOOH (aq) ? 2H+ (aq) + 2 Br - (aq) + CO2 (g)
Awal reaksi bromin berwarna coklat kemerahan, lama kelamaan menjadi tidak
berwarna.

Gambar 2. Berkurangnya konsentrasi bromin dalam satu satuan waktu


yang ditandai dengan hilangnya warna dari coklat kemerahan
menjadi tidak berwarna (dari kiri ke kanan).
2. Penentuan Laju Reaksi
Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur
konsentrasi molar pereaksi atau hasil reaksi pada selang waktu tertentu selama
reaksi berlangsung. Untuk reaksi yang lambat, pengukuran dapat dilakukan
dengan mengambil sample dari campuran reaksi lalu menganalisisnya.

C. Teori Tumbukan
Berdasarkan teori tumbukan, terjadinya reaksi diakibatkan oleh tumbukan antar molekul
zat-zat pereaksi. Akan tetapi tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi,
melainkan hanya tumbukan efektif (tumbukan yang memiliki energi minimum tertentu).
Energi minimum yang diperlukan untuk terjadinya tumbukan efektif disebut energi
pengaktifan (energi aktivasi = Ea).

Energi Energi

Ea
Ea Hasil reaksi
Pereaksi
ΔH Hasil reaksi ΔH

Pereaksi

Jalannya reaksi Jalannya reaksi


Reaksi eksoterm Reaksi endoterm

Gambar 3. Pengaruh energi aktivasi pada reaksi eksoterm dan endoterm

D. Persamaan Laju Reaksi


Modul Laju Reaksi 7
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan konsentrasi pereaksi dengan laju
reaksi. Pangkat dari konsentrasi zat pereaksi pada persamaan laju reaksi disebut orde
atau tingkat reaksi terhadap pereaksi yang bersangkutan.
Untuk reaksi :
A + B → hasil reaksi
Maka :

V = k [A]m [B]n
Dimana :
v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B
orde reaksi total = m + n

Persamaan laju reaksi tidak dapat diperoleh hanya dengan stoikiomtri biasa,
tetapi harus melalui percobaan. Salah satu metode yang biasa digunakan adalah
metode laju awal. Dengan metode ini, persamaan laju reaksi ditentukan melalui
serangkaian percobaan dengan konsentrasi awal pereaksi dibuat berbeda-beda.
Sedangkan harga tetapan k dipengaruhi oleh suhu dan katalisator. Pada setiap reaksi
kimia yang berbeda akan mempunyai harga k yang berbeda pula.
Contoh :
1. Untuk reaksi : 2 H2(g) + 2 NO(g) → 2 H2O(g) + N2(g) diperoleh data sebagai berikut :
No Konsentrasi awal (mol/liter) Laju reaksi
H2 NO (mol/liter.detik)
1 0,1 0,1 30
2 0,5 0,1 150
3 0,1 0,3 270
4 0,2 0,2 480

Tentukan pesamaan laju reaksinya !


Jawab :
Dari percobaan (1) dan (2) :
[H2] menjadi 5 kalinya
[NO] tidak berubah(tetap)
Laju reaksi (v) menjadi 5 kali lebih cepat
Persamaan laju reaksi :
v = k [H2]m [NO]n
5 = tetap.(5)m (tetap)n
5 = 1 . (5)m (1)n
5 = 5m
m =1
Dari percobaan (1) dan (3) :
[H2] tidak berubah
[NO] menjadi 3 kalinya
Laju reaksi (v) menjadi 9 kali lebih cepat

Modul Laju Reaksi 8


Persamaan laju reaksi :
v = k [H2]m [NO]n
9 = tetap.(tetap)m (3)n
9 = 1.(1)m (3)n
9 = 3n
n =2
Jadi persamaan laju reaksinya : v = k [H2] [NO]2
2. Untuk reaksi : A + B → hasil reaksi, diperoleh data sebagai berikut :

No [A] [B] Laju reaksi


1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,1 4
3 0,3 0,2 24
Tentukan orde reaksi totalnya !
Jawab :
Dari percobaan (1) dan (2) :
v = k [A]m [B]n
2 = (2)m (1)n
2 = 2m
m= 1

Dari percobaan (1) dan (3) :


v = k [A]m [B]n
12 = (3)m (2)n
12 = 31 . 2 n
n
2 = 12/3
2n = 4
n= 2
Jadi orde reaksi total = 1 + 2
=3

3. Untuk reaksi : A + B → hasil reaksi, diperoleh data :

No [A] [B] Waktu


1 0,1 0,05 16
2 0,1 0,2 4
3 0,2 0,2 1

Tentukan :
a. persamaan laju reaksi
b. orde reaksi total
c. nilai k
Jawab :
Dari persamaan (1) dan (2) : Dari persamaan (2) dan (3) :
v = k [A]m [B]n v = k [A]m [B]n
4 = (1)m (4)n 4 = (2)m (1)n
4 = 4n 4 = 2m
n =1 m =2
a. Persamaan laju reaksi :

Modul Laju Reaksi 9


v = k [A]m [B]n
v = k [A]2 [B]

b. Orde reaksi total = 2 + 1


=3

c. Substitusikan percobaan (1) ke dalam persamaan laju reaksi :


v = k [A]2 [B]
16 = k (0,1)2 (0,05)
16 = k (0,01) (0,05)
16 = k (0,0005)
k = 32000

c. Rangkuman
1. Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu.
Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
2. Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju, yang ditentukan melalui
percobaan dan tidak dari persamaan reaksinya.
3. Penentuan persamaan laju dalam suatu percobaan, salah satunya dengan
menggunakan metode laju awal.

d. Tugas
1. Nyatakan masing-masing perubahan berikut tergolong cepat atau lambat dan
jelaskan alasannya.
a. Memudarnya warna pakaian
b. Pembakaran bahan bakar roket
c. Proses pematangan buah-buahan
2. Laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu, artinya makin besar laju reaksi makin
singkat waktu yang diperlukan untuk menuntaskan reaksi. Apakah waktu
dapat digunakan sebagai ukuran laju suatu reaksi?
3. Data suatu percobaan dari 2CO(g) + O2(g) 2 CO2(g) adalah sebagai
berikut.
Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi
Percobaan
[CO] [H2] (mol.L–1.det–1)

Modul Laju Reaksi 10


1 2 x 10–3 2 x 10–3 4 x 10–4
2 4 x 10–3 2 x 10–3 8 x 10–4
3 6 x 10–3 2 x 10–3 12 x 10–4
4 4 x 10–3 6 x 10–3 24 x 10–4
5 4 x 10–3 8 x 10–3 32 x 10–4

Dari data tersebut, jawablah pertanyaan berikut.


a. Tuliskan persamaan laju reaksinya.
b. Tentukan orde reaksinya

e. Tes Formatif
1. Suatu reaksi dari nitrogen monoksida dengan hidrogen pada temperatur 1280 0 C
adalah: 2 NO(g) + 2H2(g) N2(g) + 2 H2O(g) berdasarkan reaksi, diperoleh data
seperti dalam tabel berikut.

Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi


Percobaan
[NO] [H2] (mol.L–1.det–1)
1 5 x 10–3 2 x 10–3 2,5 x 10–5
2 10 x 10–3 2 x 10–3 5 x 10–5
3 10 x 10–3 4 x 10–3 10 x 10–5
Tentukan hukum laju dan hitung konstanta laju

2. Suatu reaksi dari ion peroksida sulfat dengan ion iodida adalah
S2O82–(aq) + 3 I–(aq) 2 SO42–(aq) + I3–(aq)
berdasarkan reaksi, diperoleh data seperti dalam tabel berikut.
Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi
Percobaan
[S2O82–] [I–] (mol.L–1.det–1)
1 0,08 0,034 2,2 x 10–4
2 0,08 0,017 1,1 x 10–4
3 0,16 0,017 2,2 x 10–4
Tentukan hukum laju dan hitung konstanta laju

3. Reaksi A + B hasil mempunyai persamaan laju reaksi, v = k [A] 2 [B]


Hitung:
a. orde reaksi
b. bila konsentrasi A dan B keduanya diperbesar dua kali semula, berapa kali
semulakah laju reaksi?
4. Tentukan persamaan laju reaksi dan konstanta laju reaksi, dari percobaan terhadap
reaksi: 2NO2(g) 2NO(g) + O2(g), dan didapat data sebagai berkut.
Percobaan Konsentrasi NO2 Laju Pembentukan NO

Modul Laju Reaksi 11


(mol/liter) (mol/liter/detik)
1 0,1 x 10–2 2
2 0,3 x 10–2 18
3 0,6 x 10–2 72

5. Tentukan persamaan laju reaksi dan konstantan laju reaksi dari percobaan pada
reaksi: P + Q PQ, dan didapat data sebagai berikut.
Konsentrasi Mula-mula Laju Reaksi
Percobaan
P Q (mol.L–1.det–1)
1 0,01 0,02 0,05
2 0,09 0,02 0,15
3 0,19 0,04 0,30

f. Kunci Jawaban
1. Percobaan 2 dan 3 : Percobaan 1 dan 2:
V = k[NO]m[H2]n v = k[NO]m[H2]n
2 = (1)m(2)n 5/2,5 = 2m.11
2 = 2n 2 = 2m
n =1 m =1
Hukum laju reaksi :
V = k[NO]m[H2]n
V = k[NO][H2]

Pada percobaan 1:
V = k[NO][H2]
2,5 x 10–5 = k(5 x 10–3)(2 x 10–3)
2,5 x 10–5
K = = 2,5 x 102
10 x 10–6

2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan
2. Menjelaskan tentang pengaruh konsentrasi pereaksi, luas permukaan sentuhan, suhu
dan katalis terhadap laju reaksi
3. Menjelaskan mekanisme dari suatu reaksi

Modul Laju Reaksi 12


b. Uraian materi
Dalam kegiatan belajar 1, kita telah mempelajari tentang pengertian laju reaksi dan
kenyataan bahwa dalam kehidupan sehari-hari ada reaksi yang berlangsung sangat
cepat dan reaksi yang berlangsung sangat lambat. Permasalahannya sekarang apakah
yang menyebabkan cepat lambatnya laju reaksi suatu reaksi? Berikut akan kita pelajari
pengaruh beberapa faktor terhadap laju reaksi.

A. Teori Tumbukan
Pengaruh dari berbagai faktor tersebut terhadap laju reaksi dapat dijelaskan
dengan teori tumbukan. Menurut teori ini, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan
antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi,
melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah
tumbukan yang tepat. Jadi laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut:
1. frekuensi tumbukan
2. freaksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
3. freaksi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan dengan arah yang tepat.

Berikut akan diuraikan syarat-syarat terjadinya suatu reaksi, meliputi tumbukan efektif
dan energi tumbukan yang cukup.
1. Tumbukan efektif
Tumbukan yang menghasilkan reaksi kita sebut tumbukan efektif.
Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak kesegala arah, dan
berkemungkinan besar bertumbukan satu sama lain, baik dengan molekul yang
sama maupun berbeda. Tumbukan itu dapat memutuskan ikatan dalam molekul
pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil
reaksi. Sebagai contoh, reaksi antara atom kalium (K) dan metil iodida (CH 3I)
dengan reaksi berikut: K + CH3I KI + CH3. Maka, tumbukan yang efektif
akan terjadi bila kedaaan molekul sedemikian rupa sehingga antara atom-atom
yang berukuran sama saling bertabrakan (Gambar 5a). Sedangkan tumbukan
tidak efektif jika yang bertabrakan adalah atom-atom dengan ukuran berbeda
(Gambar 5b).

(a)

Modul Laju Reaksi 13


(b)
Gambar 4. Tumbukan yang efektif terjadi bila atom K bertumbukan dengan atom I,
karena ukuran atomnya sama.

Supaya terjadi banyak tumbukan, maka terjadi penambahan molekul pereaksi.


Karena dengan bertambahnya molekul pereaksi, dimungkinkan banyak tumbukan
efektif yang terjadi untuk menghasilkan molekul hasil reaksi. Kedaaan tersebut
divisualisasikan dalam Gambar 6

(a) (b) (c)


Gambar 5. Visualisasi tumbukan efektif

2. Energi Tumbukan yang Cukup


Bila kaca dilempar dengan batu tetapi tidak pecah, berarti energi kinetik
batu tidak cukup untuk memecahkan kaca. Demikian pula, bila telah terjadi
tabrakan molekul pereaksi, walaupun sudah bertabrakan langsung dengan
posisi yang efektif, tetapi ternyata energi kurang tidak akan menimbulkan reaksi.
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga
menghasilkan tumbukan efektif disebut energi pengaktifan (Ea = energi
aktivasi).
Semua reaksi, eksoterm atau endoterm, memerlukan energi
pengaktifan. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki
energi pengaktifan yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang memiliki energi
pengaktifan besar hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi. Energi
pengaktifan ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barier) antara pereaksi dan
produk. Pereaksi harus didorong sehingga dapat melewati energi penghalang
tersebut baru kemudian dapat berubah menjadi produk. Profil diagram energi
pada reaksi eksoterm dan endoterm diberikan pada Gambar 6.

Modul Laju Reaksi 14


(a) (b)

Gambar 6. Energi pengaktifan untuk reaksi eksoterm (a) dan reaksi endoterm (b)

Menurut hukum mekanika, bahwa energi total (jumlah energi kinetik


dan energi potensial) harus konstan. Berdasarkan Gambar 7, pada saat
terbentuknya ikatan baru (C-D), masih terdapat ikatan lama (A-B). Berarti pada
saat itu, terdapat dua ikatan (A-B dan C-D). Kedaan seperti itu hanya sesaat
dan tidak stabil, maka keadaan tersebut disebut keadaan transisi atau
kompleks teraktivasi yang mempunyai tingkat energi lebih tinggi daripada
keadaan awal. Terbentuknya ikatan baru (C-D) adalah akibat gaya tarik (energi
potensial), dan proses ini akan melepaskan sejumlah energi. Energi tersebut
sebagian atau seluruhnya akan dipakai untuk memutuskan ikatan lama (A -B).
Selama proses pemutusan, terjadi penurunan tingkat energi sistem, karena
terbentuk ikatan baru yang energinya lebih rendah.
Dengan demikian, dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu
keadaan awal (pereaksi), kedaaan transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi).
Keadaan transisi selalu lebih tinggi daripada dua keadaan yang lain, tetapi
kedaan awal dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada keadaan akhir. Bila
keadaan awal lebih tinggi, reaksi menghasilkan kalor atau eksoterm (Gambar
7a). Dan bila sebaliknya, reaksi adalah menyerap kalor atau endoterm (Gambar
7b).

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi


1. Luas permukaan zat
Suatu zat yang berbentuk serbuk memiliki permukaan yang lebih luas
jika dibandingkan dengan zat tersebut dalam bentuk kepingan atau bungkahan
yang besar. Jika direaksikan dengan zat lain maka zat yang berbentuk serbuk
akan memiliki bidang sentuhan yang luas untuk bertumbukan dengan zat lain.

Modul Laju Reaksi 15


Akibatnya, reaksi zat yang berbentuk serbuk akan lebih cepat daripada zat yang
berbentuk kepingan.
Contoh :
Zn(s) + 2 HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
Pada reaksi di atas, laju reaksi diukur dengan menghitung waktu
timbulnya gelembung gas hydrogen. Logam seng yang berbentuk serbuk akan
lebih cepat bereaksi dengan HCl dan menghasilkan gas H 2 dibandingkan dengan
logam seng yang berbentuk kepingan. Hal ini disebabkan karena jika kita
menggunakan kepingan seng, sudah tentu molekul seng di bagian dalam
kepingan ini memerlukan waktu cukup lama untuk dapat bertemu (bertabrakan)
dengan molekul HCl. Akan tetapi jika seng yang bereaksi berbentuk serbuk,
maka banyak molekul seng yang bertabrakan dengan molekul HCl dalam waktu
yang bersamaan.

Gambar 7. Luas permukaan zat sangat berpengaruh pada


kecepatan reaksi
2. Konsentrasi
Faktor luas permukaan di atas hanya berlaku pada zat-zat padat saja. Jika zat
yang direaksikan berada dalam larutan, maka factor yang harus diperhitungkan adalah
konsentrasi. Larutan yang pekat (konsentrasi tinggi/besar) mengandung molekul-
molekul yang yang lebih rapat (banyak jumlahnya) daripada larutan yang encer
(konsentrasi rendah/ kecil). Molekul-molekul yang rapat (jaraknya berdekatan) lebih
mudah dan lebih sering bertabrakan daripada molekul-molekul yang jaraknya
berjauhan. Sehingga makin besar konsentrasi suatu zat, maka makin besar laju
reaksinya dan makin kecil konsentrasi suatu zat maka makin lambat laju reaksinya.

Modul Laju Reaksi 16


Gambar 8. Makin banyak perahu dalam kolam, makin banyak terjadi tabrakan

1. Suhu
Jika suhu dinaikkan, maka energi kinetic partikel-partikel zat yang berekasi makin besar
yang mengakibatkan gerakannya semakin cepat. Hal ini menyebabkan frekuensi
tumbukan antar partikel makin besar pula. Makin besar tumbukan antar partikel, maka
reaksi akan makin cepat berlangsung. Hubungan antara kenaikan suhu dan laju reaksi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

a. Untuk reaksi eksoterm :

2
2 4

4 1 3
1
3
Suhu biasa suhu dinaikkan

b. Untuk reaksi endoterm :

2
2 4

4
1 3 1 3

Suhu biasa suhu dinaikkan

Modul Laju Reaksi 17


Keterangan gambar :
1. energi zat pereaksi
2. energi aktivasi
3. energi zat hasil reaksi
4. energi yang dibebaskan (untuk reaksi eksoterm)
energi yang diserap (untuk reaksi endoterm)

Gambar 9. Pelarutan kristal gula


dalam air yang suhu T1>T2.
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa mengalami perubahan
kekal dalam reaksi tersebut. Peranan katalisator dalam reaksi kimia adalah menurunkan
energi aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Energi

Ea

Ea¹

Pereaksi

Hasil reaksi

Jalannya reaksi
Mekanisme Reaksi
Beberapa reaksi berlangsung melalui pembetukan zat antara, sebelum diperoleh produk
akhir. Reaksi yang demikian berlangsung tahap demi tahap. Mekanisme reaksi ialah
serangkaian reaksi tahap demi tahap yang terjadi berturut-turut selama proses
perubahan reaktan menjadi produk.
Sebagai contoh, reaksi: AB + CD AC + BD
AB dan CD adalah keadaan awal, sedangkan AC dan BD adalah keadaan akhir. Dalam
reaksi ini terjadi pemutusan ikatan A-B dan C-D, dan kemudian terbentuk ikatan A-C
dan B -D. Proses ini tidak serentak, dapat melalui beberapa tahap, yaitu:

Modul Laju Reaksi 18


Tahap 1 : AB A + B (cepat)
Tahap 2 : A + CD ACD (lambat)
Tahap 3 : ACD AC + D (cepat)
Tahap 4 : B + D BD (cepat)
Setiap tahap mekanisme reaksi diatas, mempunyai laju tertentu. Tahap yang paling
lambat (tahap 2) disebut tahap penentu laju reaksi, karen tahap ini merupakan
penghalang untuk laju reaksi secara keseluruhan.
Gambar 13 Gelatin dibuat dari buah nanas. Buah nanas mengandung enzim aktif
protease yang dapat menguraikan molekul protein dalam gelatin Artinya, tidak ada
pengaruh kenaikan laju tahap 1, 3, dan 4 terhadap reaksi total.

Gambar 13. Gelatin dibuat dari buah nanas.


Buah nanas mengandung enzim aktif protease yang dapat menguraikan
molekul protein dalam gelatin
Contoh Soal 3
Tentukan persamaan laju reaksi
2H2(g) + SO2(g) 2 H2O(g) + S(s) yang mempunyai tahap:
H2(g) + SO2(g) SO2H2 (lambat)
SO2H2 H2O + SO (cepat)
SO + H2O SOH2 (cepat)
SOH2 H2O + S (cepat)
Penyelesaian
Tahap penentu laju reaksi adalah tahap 1, yang bergantung pada konsentrasi H 2 dan
SO2, sehingga v = k [H2] [SO2]

c. Rangkuman
1. Menurut teori tumbukan, reaksi dapat terjadi jika partikel pereaksi saling
bertumbukan. Akan tetapi hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi
minimum tertentu dan arah yang tepat yang menghasilkan reaksi. Sehingga,
kelajuan reaksi bergantung pada: (a) frekuensi tumbukan, (b) freaksi partikel yang
memiliki energi minimum tertentu, dan (c) f reaksi yang mempunyai arah yang
sesuai.
2. Energi pengaktifan adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi
sehingga menghasilkan tumbukan efektif.
3. Frekuensi tumbukan dapat diperbesar dengan memperbesar konsentrasi atau
memperluas permukaan zat padat.
4. Freaksi molekul yang mencapai energi pengaktifan dapat ditingkatkan dengan
menaikkan suhu. Kim. 10. Laju Reaksi 35
5. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami
perubahan kimia secara permanen.

Modul Laju Reaksi 19


6. Katalisator dapat mempercepat reaksi karena membuat tahap reaksi dengan energi
pengaktifan yang lebih rendah.
7. Mekanisme reaksi adalah serangkaian reaksi tahap demi tahap yang terjadi
berturut-turut selama proses perubahan pereaksi menjadi produk.
8. Setiap tahap dalam mekanisme reaksi berlangsung dengan laju yang berbeda. Laju
reaksi keseluruhan ditentukan oleh tahap yang berlangsung paling lambat.

d. Tugas
1. Bagaimana teori tumbukan menjelaskan pengaruh faktor-faktor yang mempercepat
laju reaksi?
2. Mengapa luas permukaan sentuhan pereaksi padat dapat mempengaruhi laju
reaksi?
3. Jelaskan perbedaan antara katalisator dan inhibitor!
4. Mengapa bila suhu dinaikkan akan menghasilkan energi pengaktifan yang dapat
menghasilkan suatu produk reaksi?
5. Jelaskan mengenai mekanisme suatu reaksi dengan menggunakan contoh.

e. Tes Formatif
1. Data percobaan reaksi antara besi dan larutan asam klorida sebagai berikut.

Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan ini, dalam hal faktor yang
mempengaruhi laju dan percobaan mana yang paling cepat.
2. Mengapa suhu dapat memepercepat laju reaksi?
3. Jelaskan karakteristik dari katalis pada suatu reaksi kimia!
4. Data hasil percobaan, untuk reaksi: A + B ? hasil

Tentukan:
a. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada percobaan 1 dan 3.
b. Laju reaksi percobaan 2 dan 5, bila suhu dinaikkan sebesar 10 oC.

Modul Laju Reaksi 20


5. Dari rumus reaksi yang diperoleh dari suatu eksperimen diperoleh bahwa dalam
reaksi: H2O2(g) + 2 H+(g) 2 H2O(l) + I2 (aq) terhadap satu tahap lambat yaitu
tahap pertama H2O2(aq) + I–(aq) H2O(l) + I–(aq)
Tentukan:
a. Bagaimana rumus kecepatan reaksi itu?
b. Bagaimana perubahan kecepatan reaksi, bila:
- Konsentrasi H2O2 diperbesar 2 kali?
- Konsentrasi ion iodida diperbesar 2 kali?
- Konsentrasi H2O2 maupun konsentrasi I
- diperbesar 2 kali?

f. Kunci Jawaban
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada percobaan tersebut adalah luas
permukaan sentuhan zat pereaksi (Besi 0,2 g) dan konsentrasi HCl. Dari
percobaan, Konsentrasi HCl paling besar dan besi dalam bentuk serbuk merupakan
kondisi yang cepat untuk melakukan reaksi adalah percobaan nomor 1.
2. Menaikkan suhu berarti menambah energi, sehingga energi kinetik molekul-molekul
akan membesar dan mengakibatkan laju reaksi semakin bertambah.
3. Katalis pada suatu reaksi kimia:
a. Menurunkan energi aktivasi reaksi tersebut.
b. Mempercepat pemutusan ikatan antara partikel-partikel dalam suatu zat
pereaksi
c. Pada akhir reaksi ditemukan kembali dalam jumlah yang sama.
4. a. Pada percobaan 1 dan 3:
- konsentrasi B sama yaitu 0,1 mol.L-1
- suhu sama (25 0C)
- perbedaan: bentuk zat A serbuk dan padatan
Berarti, faktor yang berpengaruh terhadap laju adalah luas permukaan sentuhan.
b. Pada percobaan 2 dan 5, jika suhunya dinaikkan 10 0C (25 0C menjadi 35 0C)
maka dengan konsentrasi yang sama (0,1) laju reaksi menjadi 2x (dari 3 detik
menjadi 1,5 detik) atau laju reaksi menjadi 2 x semula.
5. Berdasarkan reaksi diatas:
a. Tahap lambat adalah tahap penentu kecepatan reaksi, yaitu
H2O2(aq) + I–(aq) H2O(l) + I–(aq)
Jadi rumus kecepatan reaksinya adalah v = k . [H 2O2] [I–]
b. Konsentrasi H2O2 diperbesar 2 kali, maka kecepatan reaksinya:
v = k . 2 [H2O2] [I–] = 2v
Jadi laju reaksinya 2 kali semula
Konsentrasi ion iodida diperbesar 2 kali, maka kecepatan reaksinya:
v = k . [H2O2] . 2 [I–] = 2v
Jadi laju reaksinya 2 kali semula
Konsentrasi H2O2 maupun konsentrasi I- diperbesar 2 kali, maka kecepatan
reaksinya v = k . 2 [H2O2] . 2 [I–] = 4v
Jadi laju reaksinya 4 kali semula

g. Lembar Kerja
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi laju Reaksi
Alat yang diperlukan:

Modul Laju Reaksi 21


1. Labu ukur 250 mL
2. Stopwatch
3. Gelas kimia 100 mL
4. Gelas ukur 50 mL
5. Pengaduk
6. Mortar dan alu
7. Pipet tetes
8. Tabung reaksi + rak
9. Penjepit

Bahan yang digunakan :


1. HCl 4M, 3M, 2M, dan 1 M
2. Butiran Zn
3. Na2S2O3 1 M dan 0,15 M
4. KI padat
5. HgCl2 padat
6. CaCO3 (marmer)
7. H2C2O4 0,05M
8. KMnO4 0,01M
9. H2SO4 0,5M
10. Balon

Cara Kerja:
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
1. Tuangkan ke dalam masing-masing gelas kimia yang ditandai A,B,C, dan D 5 mL
natrium tiosulfat 1 M
2. Ke dalam B, C, dan D tambahkan berturut-turut 10 mL, 15 mL dan 25 mL air suling
dan guncangkan gelas kimia itu agar terjadi pencampuran yang sempurna.
3. Untuk gelas kimia A tambahkan 5 mL asam klorida 5 M dan kocok.
Jalankan stopwatch tepat pada saat larutan asam klorida dituangkan dan hentikan
stopwatch itu tepat pada saat kekeruhan timbul.
4. Lakukan hal yang sama dengan gelas kimia B, C dan D.
5. Bandingkan kecepatan pembentukan endapan belerang dan jelaskan hasil-hasil
yang dicapai. Catat semua hasil percobaan.

Pengaruh Luas permukaan Sentuhan Terhadap Laju Reaksi


1. Isi balon dengan 2 gram marmer butiran dan pasang balon pada labu yang
sebelumnya telah diisi dengan 10 mL asam klorida 1 M. Reaksi akan terjadi saat
marmer jatuh ke dalam asam klorida.
2. Ukur waktu yang diperlukan saat balon tersebut terisi dengan gas karbon dioksida
3. Lakukan hal yang sama dengan marmer yang telah digerus halus.
4. Bandingkan hasil-hasil pengukuran waktu yang diperoleh dan jelaskan hasil
pengamatan Anda serta tuliskan reaksi yang terjadi.

Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


Reaksi antara Kalium Permanganat dan Asam Oksalat

Modul Laju Reaksi 22


1. Encerkan 10 tetes larutan asam oksalat dengan air hingga menjadi 5 mL (larutan
A). Lakukan hal yang sama dengan larutan kalium permanganat (larutan B).
2. dalam suatu tabung reaksi, tuangkan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan asam sulfat
0,5 M dan 1 tetes larutan B. Jalankan stopwatch ketika tetes akhir ini ditambahkan.
Ukur waktu yang diperlukan sampai warna larutan hilang.
3. panaskan tabung reaksi yang berisi 2 tetes larutan A dan 2 tetes larutan asam sulfat
0,5 M dalam air mendidih selama 10 detik. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan B
dan catat waktu yang diperlukan sampai warna larutan hilang.
4. Tuliskan reaksi y ang terjadi dan jelaskan hasil pengamatan yang Anda peroleh.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Klorida


1. Buat tanda hitam pada sehelai kertas putih dan tempatkan tabung reaksi di atas
tanda tersebut. Kim. 10. Laju Reaksi 40
2. Ke dalam tabung reaksi tersebut masukkan 2 tetes larutan natrium tiosulfat 0,15 M
dan 2 tetes larutan asam klorida 3 M. Ukur waktu yang diperlukan untuk
mengaburkan tanda hitam tersebut.
3. Pada tabung reaksi masukkan 2 tetes larutan natrium tiosulfat dan panaskan tabung
dalam air mendidih selama 10 detik. Kemudian letakkan di atas tanda hitam tadi dan
tambahkan 2 tetes asam klorida, catat waktu yang diperlukan untuk mengaburkan
tanda hitam tersebut.
4. Catat semua hasil yang diperoleh dan jelaskan.

Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi


1. Ambil 10 tetes larutan KMnO4 dan encerkan dengan air sampai volume 10 mL.
2. Siapkan tabung reaksi dan masukkan larutan berikut: 2 tetes asam oksalat + 2 tetes
asam sulfat + 1 tetes larutan encer kalium permanganat. Jalankan stopwatch tepat
saat penambahan kalium permanganat dan hentikan pada saat warna kalium
permanganat hilang. Catat waktu yang diperlukan!
3. Lanjutkan penambahan tetesan larutan encer kalium permanganat sampai warna
permanganat menghilang segera.
4. Ke dalam tabung reaksi yang lain, masukkan berturut-turut: 2 tetes asam oksalat + 2
tetes asam sulfat + 1 teets mangan (II) sulfat + 1 tetes larutan encer kalium
permanganat sampai warna permanganat hilang.

Analisis dan Simpulan:


1. Buatlah reaksi-reaksi yang terjadi pada masing-masing percobaan.
2. Identifikasi variabel-variabel percobaan (variabel manipulasi, variabel respon dan
variabel kontrol) pada masing-masing percobaan.
3. Buatlah simpulan pada masing-masing percobaan yang telah Anda lakukan.

Modul Laju Reaksi 23


BAB III
SOAL EVALUASI

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !


1. Laju reaksi adalah ….
a. pertambahan mol pereaksi tiap satuan waktu
b. pengurangan mol hasil reaksi tiap satuan waktu
c. pertambahan mol perekasi tiap liter tiap satuan waktu
d. pengurangan mol hasil reaksi tiap liter tiap satuan waktu
e. pertambahan mol hasil reaksi tiap liter tiap satuan waktu

2. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kecuali ….


a. massa jenis d. konsentrasi
b. luas permukaan zat e. katalisator
c. suhu

3. Pada reaksi : CaCO3(s) + 2 HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g), cara yang
mudah untuk menentukan laju reaksinya adalah dengan mengukur ….
a. laju berkurangnya kristal CaCO3 d. laju pembentukan CO2
b. laju berkurangnya konsentrasi HCl e. laju pembentukan H2O
c. laju terbentuknya CaCl2

4. Molaritas asam nitrat pekat 63 % (Mr = 63) dengan massa jenis 1,3 kg / liter adalah
a. 63 mol / liter d. 6,5 mol / liter
Modul Laju Reaksi 24
b. 13 mol / liter e. 4,5 mol / liter
c. 10 mol / liter

5. Untuk mengubah 100 ml larutan H2SO4 0,5 M menjadi H2SO4 0,2 M diperlukan
akuades sebanyak ….
a. 500 ml d. 150 ml
b. 250 ml e. 100 ml
c. 200 ml

6. Molaritas dari 12 gram urea (Mr = 60) yang dilarutkan dalam air sampai volume
larutan menjadi 2 liter adalah ….
a. 0,02 M d. 0,2 M
b. 0,01 M e. 1 M
c. 0,1 M

7. Akuades yang diperlukan untuk mengubah 100 ml larutan glukosa 2 M menjadi


glukosa 1 M adalah ….
a. 250 ml d. 100 ml
b. 200 ml e. 50 ml
c. 150 ml

8. Jika 50 ml larutan NaOH 5 M dicampur dengan 150 ml NaOH 2 M, maka akan


diperoleh larutan NaOH dengan molaritas ….
a. 2,75 M d. 6,37 M
b. 3,50 M e. 7,36 M
c. 3,67 M

9. Diketahui reaksi : 2 NH3(g) → N2(g) + 3 H2(g), ternyata dalam waktu 20 detik


konsentrasi NH3 berubah dari 0,6 M menjadi 0,36 M. Laju reaksinya adalah ….
a. 0,012 mol /liter.detik terhadap N2 d. 0,12 mol / liter.detik terhadap N2
b. 0,018 mol / liter.detik terhadap H2 e. 0,24 mol / liter.detik terhadap H2
c. 0,24 mol / liter.detik terhadap NH3
10. Di antara reaksi di bawah ini yang paling cepat menghasilkan gas H 2 adalah ….
a. 1 gram Zn bentuk pita + 25 ml larutan HCl 0,5 M
b. 1 gram Zn bentuk pita + 25 ml larutan HCl 0,6 M
c. 1 gram Zn bentuk serbuk + 25 ml larutan HCl 0,5 M
d. 1 gram Zn bentuk serbuk + 25 ml larutan HCl 0,6 M
e. 1 gram Zn bentuk serbuk + 50 ml larutan HCl 0,01 M

11. Di antara pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ….


a. katalisator memperbesar laju reaksi
b. makin besar energi pengaktifan, makin cepat reaksi berlangsung
c. laju reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang paling lambat
d. katalisator tidak mengubah entalpi reaksi
e. makin besar konsentrasi pereaksi makin besar frekuensi tumbukan

12. Di bawah ini adalah grafik pengaruh katalisator terhadap laju reaksi :

Modul Laju Reaksi 25


q

p
pereaksi
r

hasil reaksi
s

Yang menggambarkan energi pengaktifan dengan katalisator adalah ….


a. p d. s
b. q e. r + s
c. r

13. Pada reaksi : CH3COOCH3 + I2 → CH3COOCH2I + HI diperoleh data percobaan:


No [CH3COOCH3] [I2] Waktu
1 0,25 0,05 7,2
2 0,50 0,05 3,6
3 1,00 0.05 1,8
4 0,50 0,10 3,6

Tingkat reaksi terhadap I2 adalah ….


a. 3 d. ½
b. 2 e. 0
c. 1

14. Diketahui data reaksi : P + Q → hasil, adalah sebagai berikut :


No [P] [Q] Laju reaksi
1 0,1 0,06 8 x 10-4
2 0,1 0,12 16 x 10-4
3 0,2 0,06 16 x 10-4

Tingkat reaksi total dari reaksi tersebut adalah ….


a. ½ d. 2
b. 1 e. 3
c. 1½

15. Pada reaksi : A + B → C, diperoleh data percobaan sebagai berikut :


No [A] [B] Waktu
1 0,01 0,20 0,02
2 0,02 0,20 0,08
3 0,03 0,20 0,18

Modul Laju Reaksi 26


4 0,03 0,40 0,36

Persamaan laju reaksinya adalah ….


a. v = k [A]2 [B] d. v = k [A]2 [B]2
b. v = k [A] [B]2 e. v = k [A]3 [B]
c. v = k [A] [B]

16. Dari reaksi : A + B → C + D, diperoleh data percobaan sebagai berikut :


No [A] [B] Laju reaksi
1 0,1 0,1 x
2 0,2 0,2 8x
3 0,1 0,3 9x

Persamaan laju reaksinya adalah ….


a. v = k [A] [B]2 d. v = k [A]2 [B]2
b. v = k [A]2 [B] e. v = k [A]2 [B]3
c. v = k [A] [B]

17. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat jika suhu dinaikkan sebesar 20 ºC.
Bila pada suhu 10 ºC reaksi berlangsung selama 45 menit, maka pada suhu 50 ºC
reaksi tersebut berlangsung selama …. menit.
a. 1 d. 15
b. 5 e. 20
c. 10

18. Pada reaksi : A + 2 B → AB 2 diperoleh data bahwa bila konsentrasi A dinaikkan


dua kali (konsentrasi B tetap) maka laju reaksi berubah menjadi dua kali lebih cepat,
sedangkan bila konsentrasi B dinaikkan dua kali (konsentrasi A tetap) maka laju
reaksi menjadi dua kali lebih cepat. Persamaan laju reaksinya adalah ….
a. v = k [A] [B] d. v = k [A] [B]2
2 2
b. v = k [A] [B] e. v = k [A]2 [B]3
c. v = k [A]2 [B]

19. Untuk reaksi : A + B → C, diperoleh data percobaan sebagai berikut :


No [A] [B] Waktu
1 0,1 0,1 36
2 0,1 0,2 18
3 0,1 0,3 12
4 0,2 0,1 9
5 0,3 0,1 4
Orde reaksi terhadap zat A adalah ….
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3

20. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10 ºC.
Jika laju reaksi pada suhu 25 ºC adalah 0,045 mol / liter.detik, maka laju reaksi pada
suhu 55 ºC adalah …. mol / liter.detik
a. 0,045 d. 0,36

Modul Laju Reaksi 27


b. 0,09 e. 0,72
c. 0,18

21. Sepotong pita magnesium direaksikan dengan larutan HCl encer dan waktu yang
diperlukan hingga pita magnesium habis bereaksi dicatat. Pernyataan di bawah ini
yang benar adalah....
a. makin lama laju reaksi makin cepat
b. makin lama laju reaksi makin lambat
c. laju reaksi maksimum pada waktu reaksi habis
d. reaksi masih berlangsung, pada saat itu pita magnesium habis bereaksi
e. laju reaksi berbanding terbalik dengan banyaknya gas hidrogen yang terjadi

22. Tumbukan antar molekul di dalam suatu reaksi kimia....


a. tidak selalu menghasilkan reaksi kimia
b. berkurang dengan naiknya suhu
c. berkurang dengan memperkecil partikel pereaksi
d. berkurang dengan penambahan konsentrasi
e. selalu menyebabkan terjadinya reaksi
23. Untuk reaksi A + B → C, ternyata bila konsentrasi awal A dinaikkan menjadi dua
kali pada konsentrasi B tetap, laju reaksi menjadi dua kali lebih besar. Jika
konsentrasi awal A dan B masing – masing dinaikkan tiga kali, laju reaksi menjadi
27 kali lebih besar. Persamaan laju reaksi tersebut:
a. v = k [A][B] c. v = k [A]2[B]2
b. v = k [A]2 d. v = k [A]2[B]
2
c. v = k [A][B]

24. Diketahui reaksi H2 + NO → H2O + N2. Pada suhu tertentu v = 5/9 x 10-3 [H2][NO].
Jika pada ruang 10 liter, dimasukkan 12 mol H 2 dan 6 mol NO, maka laju reaksi saat
0,25 bagian H2 telah bereaksi adalah....
a. 1,5 x 10-4 d. 4,5 x 10-5
b. 9 x 10-5 e. 2,5 x 10-5
-5
c. 5 x 10
25. Dalam ruang 2 liter dimasukkan 2 mol gas SO 2 dan 2 mol gas O 2. Jika setelah 5
detik dalam ruang terdapat 1 mol SO 2, maka pernyataan berikut yang benar
adalah....
a. laju pembentukan SO3 = 0,5 Ms-1
b. laju perubahan SO2 = laju pembentukan SO3
c. laju pembentukan SO3 = 2 kali lebih kecil dari laju perubahan O2
d. laju reaksi awal = 1 Ms-1
e. laju perubahan O2 = 0,1 Ms-1

26. Dari reaksi: H2(g)+CO2(g) → H2O(g)+CO(g), mula – mula H2 dan CO2 yang direaksikan
0,8 mol dan 0,7 mol dalam ruang 4 liter. Setelah ½ menit laju rata – rata
pembentukan H2O = 0,005 Ms-1. Maka susunan campuran gas setelah ½ menit
adalah....(dalam mol)
a. H2=0,8 CO2=0,6 H2O=0,8 CO=0,6
b. H2=0,6 CO2=0,7 H2O=0,6 CO=0,6
c. H2=0,6 CO2=0,3 H2O=0,8 CO=0,4
d. H2=0,8 CO2=0,4 H2O=0,8 CO=0,4

Modul Laju Reaksi 28


e. H2=0,2 CO2=0,1 H2O=0,6 CO=0,6

27. Pada reaksi zat A dengan zat B, jika [A] dan [B] masing-masing diperbesar 3 kali,
laju reaksinya menjadi 27 kali semula. Jika [A] diperbesar 2 kali,dan [B] diperbesar 4
kali, laju reaksinya menjadi 16 kali semula. Maka....
a. orde reaksi total = 2
b. orde reaksi A = 1
c. orde reaksi B = 2
d. Jika [A] diperbesar 2 kali, laju reaksi menjadi 4 kali semula
e. Jika [A] dan [B] diperkecil 2 kali, laju reaksi menjadi 8 kali semula

28. Laju reaksi suatu gas: v = k[A] 2[B]. Jika volume tempat gas tersebut diperkecil 2 kali
dari volume awal, maka laju reaksi sekarang dibanding awal menjadi...
a. 1/8 kali d. 8 kali
b. 1/16 kali e. 16 kali
c. 4 kali

29. Suatu reaksi berlangsung dengan waktu 1,8 detik pada suhu 65ºC. Jika setiap
kenaikan suhu 10ºC, laju reaksi tiga kali lebih cepat, maka pada suhu 25ºC,
waktu reaksinya adalah.…
a. 0,02 det d. 48,6 det
b. 0,06 det e. 145,8 det
c. 0,2 det

30. Pada kenaikan suhu, reaksi bertambah cepat karena ....


a. energi kinetik pereaksi bertambah d. energi aktivasi bertambah
b. energi kinetik pereaksi berkurang e. orde reaksi naik
c. energi aktivasi menurun

31. Jika diketahui laju reaksi A + B C, berorde satu terhadap A dan berorde nol
terhadap B.Percobaan menunjukkan bahwa laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat
untuk setiap kenaikan suhu 10ºC,

No [A] [B] Suhu (°C)


1 0,1 0,2 0,4
2 0,1 0,3 0,3
3 0,2 0,2 0,3
4 0,3 0,1 0,2
5 0,3 0,1 0,3

Maka yang laju reaksinya paling besar adalah ....


a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3

32. Di antara reaksi berikut yang akan berlangsung paling lambat ialah...
a. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,2 M pada 30ºC
b. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,2 M + 10 mL H2O pada 30ºC
c. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,1 M pada 40ºC

Modul Laju Reaksi 29


d. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,1 M pada 30ºC
e. 10 mL HCl 0,1 M + 10 mL Na2S2O3 0,1 M + 10 mL H2O pada 30ºC

33. Pada suhu tertentu, laju penguraian N 2O5 menjadi NO2 dan O2 adalah 0,25 x 10-5
mol/L.det. Laju pembentukan O2 adalah ....
a. 0,25 x 10-5 mol L-1 det-1 d. 0,125 x 10-5 mol L-1 det-1
-5 -1 -1
b. 0,50 x 10 mol L det e. 1,25 x 10-5 mol L-1 det-1
-5 -1 -1
c. 0,75 x 10 mol L det

34. Pernyataan tentang katalis yang salah adalah ....


a. membentuk senyawa antara
b. menurunkan energi aktivasi
c. membentuk tahap-tahap reaksi yang cepat
d. terbentuk kembali diakhir reaksi mempercepat reaksi karena
e. mengadsorbsi zat pereaksi pada permukaannya

35. Pada reaksi Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2O + S + SO2, laju reaksinya
x y
v = k.[Na2S2O3] .[HCl] , jika suhu dinaikkan maka v akan bertambah karena ....
a. nilai k tetap d. pangkat x dan y bertambah
b. nilai k berkurang e. konsentasi hasil reaksi bertambah
c. nilai k tambah besar

36. Berikut ini faktor yang akan mempengaruhi laju reaksi yang diberi katalis:
a. konsentrasi zat hasil reaksi d. a dan b benar
b. konsentrasi pereaksi e. b dan c benar
c. tahapan reaksi

37. Persamaan laju reaksi untuk reaksi P + 2Q --------> R adalah v = k [P][Q]². Jika
konsentrasi P dan Q mula-mula 1 mol/L, maka pada saat konsentrasi P tinggal 3/4
mol/L, laju reaksinya adalah:
a. 1/16 k d. 3/16 k
b. 1/8 k e. 3/8 k
c. 27/64 k

38. Pada suhu tertentu, laju penguraian N 2O5 menjadi NO2 dan O2 adalah 0,50 x 10-5
mol/L.det. Laju pembentukan NO2 adalah:
a. 0,25 x 10-5 mol/L.det d. 1,50 x 10-5 mol/L.det
b. 1,00 x 10-5 mol/L.det e. 0,75 x 10-5 mol/L.det
c. 0,50 x 10-5 mol/L.det

39. Pada reaksi penguraian A 2B2 -----> 2A + 2B. Konsentrasi A 2B2 mula-mula 1 molar.
Setelah reaksi berlangsung 2 detik, konsentrasi A 2B2 menjadi 0,4molar, pernyataan
yang benar adalah:
a. laju pembentukan A = 0,6 M dt-1 d. laju penguraian A2B2 = 0,2 M dt-1
b. laju pembentukan B = 0,4 M dt-1 e. laju penguraian A2B2 = 0,6 M dt-1
-1
c. laju pembentukan A = 1,2 M dt

Modul Laju Reaksi 30


40. Berikut ini faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi pada sistem yang heterogen
adalah:
a. luas permukaan kontak d. a dan b benar
b. konsentrasi zat hasil reaksi e. a dan c benar
c. konsentrasi pereaksi

41. Suatu reaksi pada 15°C berlangsung hingga selesai selama 10 menit. Jika setiap
kenaikan 10 C° laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat, maka reaksi tersebut
diperkirakan akan selesai jika suhu dinaikkan menjadi 50°C selama:
a. 320 menit d. 18,8 detik
b. 37,5 detik e. 0,2 detik
c. 28,2 detik

42. Diketahui reaksi S(s) + O2(g) -------> SO2(g) (tahap cepat)


2SO2(g) + O2(g) --------> 2SO3(g) (tahap lambat)
Dalam ruang 2 L dimasukkan 0,5 mol belerang dan 0,4 mol gas O 2. Saat 50% gas
O2 berubah dan k = 1,3 x 10-3, maka kecepatan reaksinya adalah:
a. 1,3 x 10-6 d. 3,25 x 10-7
b. 6,5 x 10-6 e. 8,3 x 10-12
-9
c. 83,2 x 10

43. Harga tetapan laju reaksi bertambah tiga kali lipat jika suhu dinaikkan 20 °C . Reaksi
A + B -----> C mempunyai harga laju reaksi a mol/L .dt pada suhu 30 °C. Jika reaksi
itu berlangsung pada suhu 10 °C dan 90 °C maka laju reaksinya adalah:
a. 37a dan 3a d. 3a dan 27a
b. 27a dan 1/3 a e. 1/3 a dan 27a
c. 1/3 a dan 9a

44. Diketahui reaksi 2NO(g) + Br2(g) --------> 2NOBr(g). Dalam volume 2 L terdapat 9 mol
gas NO dan 12 mol gas Br2. Setelah 5 detik masih ada 5 mol gas NO. Setelah
berapa detik gas Br2 tinggal 8 mol ?
a. 0,625 detik d. 8,0 detik
b. 0.8 detik e. 10,0 detik
c. 1,25 detik

45. Suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap berikut:


I. H2O2 + I- ------> H2O + IO–
II. IO– + H2O2 ------> H2O + O2 + I–
Zat yang bertindak sebagai katalis dalam reaksi itu adalah:
a. IO– d. H2O

b. I e. O2
c. H2O2

Modul Laju Reaksi 31


II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi !

2. Dari percobaan reaksi : A + B → AB diperoleh data :


No [A] [B] Laju reaksi
1 0,1 0,1 4
2 0,2 0,1 16
3 0,1 0,3 12

Tentukan :
a. orde reaksi total
b. persamaan laju reaksi
c. harga k

3. Hitunglah molaritas dari :


a. 9 gram glukosa (C6H12O6) dalam 200 ml larutan
b. larutan asam sulfat pekat (Mr = 98) dengan kadar 98 % dan massa jenis 1,8 kg /
liter
4. Pada reaksi : A + B → C, diperoleh data sebagai berikut :
No [A] [B] Waktu reaksi
1 0,1 0,1 80
2 0,2 0,1 40
3 0,2 0,2 10

Tentukan :
a. tingkat reaksi total
b. persamaan laju reaksi
c. harga k

5. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 9 ºC. Bila pada
suhu 26 ºC reaksi itu berlangsung selama 2,7 menit, maka tentukan waktu yang
diperlukan untuk bereaksi pada suhu 53 ºC !

6. Dari percobaan terhadap reaksi : NO(g) + ½ Br2(g) NOBr(g) pada suhu


273 ºC diperoleh data sebagai berikut :
No [NO] [Br2] Laju reaksi
1 0,1 0,1 12
2 0,1 0,2 24
3 0,1 0,3 36
4 0,2 0,1 48
5 0,3 0,1 108

Tentukan :
a. tingkat reaksi total
b. persamaan laju reaksi
c. tetapan laju reaksi
d. laju reaksi jika [NO] = 0,05 M dan [Br2] = 0,025 M

7. Pada reaksi : A2(g) + 2 C(g) → 2 AC(g), diperoleh data sebagai berikut :

Modul Laju Reaksi 32


No [A2] [C] Laju reaksi
1 0,1 0,1 2
2 0,1 0,2 8
3 0,2 0,2 16

Tentukan persamaan laju reaksinya !

8. Untuk reaksi : A + B → A B, diperoleh data :


Jika konsentrasi A dinaikkan dua kali dan konsentrasi B tetap, maka kecepatan
reaksi menjadi dua kali lebih besar.
Jika konsentrasi A dan B masing-masing dinaikkan dua kali, maka kecepatan reaksi
menjadi dua kali lebih besar.
Tentukan persamaan laju reaksinya !

9. Hitunglah massa kristal NaCl murni yang diperlukan untuk membuat 500 mililiter
larutan NaCl 0,2 M !

10. Dilaboratorium terdapat asam klorida (HCl) pekat dengan kadar 37 % dan massa
jenis 1,19 kg / liter.
Tentukan :
a. molaritas asam klorida pekat tersebut (Ar H = 1, Cl = 35,5)
b. volume asam klorida pekat tersebut untuk membuat 100 ml larutan HCl 2 M

Skor Penilaian
I : 20 x 1 = 20
II : 10 x 8 = 80
Jumlah Skor = 100

Modul Laju Reaksi 33


BAB IV. PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, Anda berhak untuk mengikuti tes praktek untuk
menguji kompetensi yang telah Anda pelajari. Apabila Anda dinyatakan memenuhi
syarat kelurusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk
melanjutkan ke topik/modul berikutnya.
Mintalah pada guru untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaian
yang dilakukan langsung oleh pihak industri atau asosiasi yang berkompeten apabila
Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa
nilai dari guru atau berupa portofolio dapat dijadikan bahan verifikasi oleh pihak industri
atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai
penentu standar pemenuhan kompetensi dan bila memenuhi syarat Anda berhak
mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi
profesi.

Modul Laju Reaksi 34


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. General Chemistry: The Essential Concepts. Third Edition.
Boston: Mc Graw-Hill.

Goldberg, David E. 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition. New York The
McGraw – Hill Companies, Inc.

Heyworth, Rex. 1990. Chemistry A New Approach. Hongkong: Macmillan Publishers


(HK) Limited.

Hill, John W., and Kolb, Doris K. 1998. Chemistry for Changing Times. Eighth Edition.
London: Prentice Hall International (UK) Limited.

Hill, John W., Baum, Stuart J., Feigl, Dorothy M. 1997. Chemistry and Life. Fifth Edition.
London: Prentice Hall International (UK) Limited.

Kelter, Paul B., Carr, James D., and Scott, Andrew. 2003. Chemistry A World of Choices.
Boston: Mc Graw Hill.

Moore, John W, Stanitski and Jurs, Peter C. 2005. Chemistry The Molecular Science.
Second Edition. United States: Thomson Learning, Inc.

Stanitski, Conrad L,. Et all. 2003. Chemistry In Context: Applying Chemistry to Society.
Boston: Mc Graw Hill.

Winstrom, Cheryl, Phillips, John, Strozak, Victor. 1997. Chemistry: Concepts and
Application Students Edition. New York: GLENCOE McGraw-Hill

Modul Laju Reaksi 35


Modul Laju Reaksi 36
Modul Laju Reaksi 37

Anda mungkin juga menyukai