Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Topik: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Hari/tanggal : Selasa, 31 Maret 2020

Disusun oleh :

Nama : Anas Tasya Gultom

Nim : 193020208029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2020

I.TOPIK PERCOBAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

II.TUJUAN PERCOBAAN

1.Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan dengan tepat.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi

berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan dengan tepat.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan

hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan dengan tepat.

4. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh katalis terhadap laju reaksi

berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan dengan tepat.

III. DASAR TEORI

Laju /kecepatan reaksi adalah jumlah produk reaksi yang dihasilkan dalam

suatu reaksi per satuan waktu, laju reaksi berhubungan dengan waktu reaksi.

Banyak reaksi-reaksi kimia yang berlangsung dalam hitungan hari bahkan

mingguan, seperti perkaratan besi. Berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat

diramalkan melalui kajian termodinamika, tetapi termodinamika tidak

memberikan informasi tentang bagaimana proses terjadinya reaksi, sebab dibatasi


oleh fungsi keadaan yang tidak bergantung pada jalannya reaksi.Oleh sebab itu,

untuk mengetahui jalannya reaksi diperlukan kajian kinetika kimia yang berkaitan

dengan laju reksi dan mekanisme reaksi.

Laju reaksi merupakan kajian laboratorium yang menghasilkan hukum laju

sedangkan mekanisme merupakan model atau hipotesis yang perlu dibuktikan dan

dikonfirmasikan terhadap hukum laju. Laju reaksi dinyatakan sebagai berikut :

∆[A]
laju=
∆t

Dengan

∆ [ A ] dan ∆ [ B ] adala h peruba h an konsentrasi ( dalam molaritas ) selama waktu ∆ [ t ] .

Adapun laju reaksi terkait dengan hukum dan teori kinetika , berikut akan dibahas

mengenai hukum dan teori kinetika :

A. Hukum laju reaksi

Untuk memperoleh laju reaksi, konsentrasi pereaksi atau produk reaksi

selama reaksi berlangsung perlu ditentukan. Salah satu cara untuk menentukannya

adalah dengan mengukur cuplikan dari reaktor pada berbagai waktu dan

menganalisisnya. Namun pada umumnya, yang lebih disukai adalah mengukur

laju awal karena sewaktu reaksi berlangsung, konsentrasi reaktan menurun dan

akan menjadi sulit untuk mengukur perubahannya secara akurat. Selain itu ,

mungkin saja terjadi reaksi balik seperti


produk→ reaktan

yang akan menimbulkan galat (error) dalam pengukuran laju .

Adapun penentuan hukum laju secara percobaan, jika suatu reaksi hanya

melibatkan suatu reaktan maka hukum laju dapat dengan mudah ditentukan

dengan mengukur laju awal reaksi sebagai fungsi konsentrasi reaktan. Contohnya,

jika laju menjadi dua kali lipat bila konsentrasi reaktan dilipatduakan , maka

reaksinya adalah orde pertama dalam reaktan tersebut. Jika laju menjadi empat

kali lipat bila konsentrasi dilipatduakan, maka reaksinya adalah orde kedua dalam

reaktan.

Persamaan laju reaksi yaitu :

aA + bB → cC +dD

hukum laju dapat ditulis dalam bentuk :

Laju (v) = k [A]m [B]n

Dengan v = laju reaksi

k = tetapan laju reaksi

[A] = konsentrasi A

[B] = konsentrasi B

m = orde reaksi terhadap A


n = orde reaksi

Pangkat m dan n dapat berupa bilangan bulat positif,negatif, atau nol.

Bilangan pangkat (eksponen) yang menyatakan bertambahnya laju reaksi akibat

naiknya konsentrasi disebut orde reaksi (tingkat reaksi). Jika konsentrasi suatu zat

dinaikkan a kali dan ternyata laju reaksi bertambah b kali, maka orde reaksi

terhadap sai itu adalah :

ax = b

dengan x adalah orde reaksi.

B. Teori kinetika

1.Teori tumbukan pada kinetika kimia

Teori tumbukan dari laju reaksi adalah suatu model yang mengasumsikan

bahwa, agar reaksi terjadi, molekul pereaksi harus bertumbukan dengan energi

yang lebih besar daripada nilai minimum yang ada dan dengan orientasi yang

tepat (searah sumbu utama). Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel

reaktan harus saling bertumbukan untuk bereaksi. Tumbukan antar partikel

reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Energi

minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan untuk bertumbukan efektif

disebut energi aktivasi (Ea).


2. persamaan Arrhenius

Ketergantungan konstanta laju reaksi terhadap suhu dapat dinyatakan

dengan persamaan berikut, dikenal dengan persamaan berikut, dikenal dengan

persamaan Arrhenius :

K= A e−Ea /RT

Dimana Ea adalah energi aktivasi dari reaksi, R adalah konstanta gas(8,314 J/K .

mol), T adalah suhu mutlak, dan e adalah basis dari skala logaritma natural,

besaran A menyatakan frekuensi tumbukan dan dinamakan faktor frekuensi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yang laju reaksi adalah :

1.Konsentrasi

Konsentrasi merupakan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap jumlah

larutan. Makin banyak zat terlarut, makin besar konsentrasi suatu larutan. Suatu

larutan dengan konsentrasi besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat ,

jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil(encer), sehingga lebih

mudah dan lebih sering bertumbukan. Semakin besar konsentrasi suatu larutan

maka semakin besar laju reaksinya.

3. Luas permukaan
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting, sehingga

menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas

permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar

partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. namun apabila semakin besar

luas permukaan bidang sentuh, maka semakin besar tumbukan yang terjadi antar

partikel, sehingga laju reaksi pun semakin besar.

3. Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu

pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel

semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering,

menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan,

maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. Dengan

naiknya suhu, energi kinetik partikel ikut meningkat , sehingga makin banyak

partikel yang memiliki energi kinetik diatas harga energi pengaktifan (Ea).

Jadi pertambahan suhu akan memperbesar laju reaksi. Berdasarkan data

eksperimen, laju reaksi akan menjadi dua kali untuk setiap kenikan suhu 10 °C .

∆t
v=2 10 . vo

Dimana v = laju reaksi yang baru

vo = laju reaki

∆ t=kenaikan suhu
4. Katalis

Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi dianggap tidak ikut

bereaksi. Misalkan, reaksi A dan B membentuk AB berlangsung lambat. Di lain

pihak, A dan B masing - masing cepat bereaksi dengan suatu zat lain, misalnya C.

Maka C dapat kita gunakan sebagai katalis.

Reaksi tanpa katalis :

A + B → AB

Reaksi dengan katalis :

A + C → AC

AC + B → AB + C

A + B + C → AB + C

Jadi karena jumlah katalis sebelum dan sesudah reaksi tetap maka katalis

dianggap tidak ikut bereaksi


IV. ALAT DAN BAHAN

A. Konsentrasi

1. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Botol Kosong 350 ml 2 buah
2 Sendok makan buah 1 buah
3 Balon buah 2 buah

2.Bahan

No Nama Bahan Satuan Jumlah


1 Cuka mililiter 45 ml
2 Air Suling mililiter 80 ml
3 Soda Kue sdm 1/2 sdm

B. Luas Permukaan

1. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Botol Kosong 350 ml 2 buah
2 Balon buah 2 buah
2.Bahan

No Nama Bahan Satuan Jumlah

1 Air Suling mililiter 85 ml

2 Jescool Padatan buah 1 buah

3 Jescool Serbuk (dihaluskan) buah 1 buah

C. Suhu

1. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Botol Kosong 350 ml 2 buah
2 Balon buah 2 buah

2.Bahan

No Nama Bahan Satuan Jumlah


1 Air Panas mililiter 85 ml
2 Air Dingin mililiter 85 ml
3 Jesscool buah 2 buah

D. Katalis

1. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Lilin buah 1 buah
2 Mancis Buah 1 buah
3 Penjepit Buah 1 buah
4 Stopwatch Buah 1 buah

2.Bahan

No Nama Bahan Satuan Jumlah


1 Gula Batu 2 buah
2 Abu gosok 1 buah

V. PROSEDUR KERJA

A. Konsentrasi

1.Alat dan bahan disiapkan .

2.Dimasukkan cuka 30 ml dan 15 ml kedalam masing-masing botol sehingga

perbandingan A : B yaitu 2 : 1.

3.Ditambahkan air suling sebanyak 40 ml kedalam masing-masing botol A dan B.

4.Dimasukkan 1/2 sdm soda kue kedalam masing-masing balon agar

mempermudah saat memasukkannya secara bersamaan.

5.Ditutup kedua botol menggunakan balon.

6.Diamati perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung.

B.Luas Permukaan
1.Alat dan bahan disiapkan .

2.Dimasukkan air suling sebanyak 85 ml kedalam masing-masing botol hingga

volume kedua botol sama.

3.Dimasukkan 2 buah jesscool yang berbentuk padatan dan jesscool yang

berbentuk serbuk kedalam balon yang berbeda.

4.Ditutup kedua botol menggunakan balon yang berisi jesscool.

5. Diamati perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung.

C. Suhu

1.Alat dan bahan disiapkan .

2.Dimasukkan air yang suhu nya panas sebanyak 85 ml ke dalam botol kosong A.

3.Dimasukkan air suhu nya dingin sebanyak 85 ml kedalam botol kosong B.

4.Dimasukkan 2 jesscool ke dalam balon yang berbeda A dan B.

5.Ditutup kedua botol menggunakan balon yang berisi jesscool.

6. Diamati perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung.

D.Katalis

1.Alat dan bahan disiapkan .


2.Dinyalakan lilin dengan menggunakan mancis .

3.Dinyalakan stopwatch ketika memulai pembakaran .

4.Dibakar gula batu yang tidak dilapisi abu gosok selama 15 detik.

5.Dibakar gula batu yang dilapisi abu gosok selama 15 detik.

6.Diamati perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung.

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

A. Konsentrasi

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN


1 Dimasukkan cuka sebanyak 30ml dan 15 Larutan bening (tidak bewarna ).
ml kedalam botol A dan B dengan
perbandingan 2:1 .
2 Ditambahkan air suling 40 ml kedalam Saat ditambahkan air tidak terjadi
setiap botol hingga volume nya sama. perubahan pada warna.
3 Dimasukkan 1/2 sendok makan soda kue Tidak terjadi perubahan apapun
kedalam balon . karena soda yang dimasukkan
kedalam balon hanya untuk
mempermudah saat memasukkan
kedalam botol secara bersamaan.
4 Ditutup botol A dan B dengan Tidak terjadi perubahan apapun, dan
menggunakan balon yang berisi soda botol A dan B tertutup rapat oleh
kue. balon.

5 Soda kue yang ada didalam balon Setelah dituangkan, soda kue
dituangkan kedalam botol bercampur dengan larutan cuka
sehingga partikel-partikel nya bereaksi
menghasilkan gelembung-gelembung
dan terlihat bahwa botol A balonnya
lebih cepat mengembang daripada
balon pada botol B.

B.Luas Permukaan

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN


1 Dimasukkan air suling 85 ml ke Air suling tetap bewarna bening .
masing-masing botol dengan volume
yang sama.
2 Dimasukkan 2 buah jesscool yang Tetap, tidak ada perubahan apapun .
berbentuk padatan dan jesscool yang
berbentuk serbuk kedalam balon yang
berbeda.

3 Ditutup kedua botol menggunakan Botol A dan B tertutup rapat oleh balon
balon yang berisi jesscool. sehingga tidak ada kebocoran.

4. Dituangkan jesscool yang ada pada Terdapat gelembung-gelembung pada


kedua balon kedalam botol yang berisi botol dari reaksi pencampuran antara
air suling. air dan jesscool, balon pada botol A
lebih cepat mengembang daripada
balon pada botol B.

C.Suhu

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN


1 Dimasukkan air yang suhu nya Tetap, air bening (tidak berwarna )
dingin sebanyak 85ml kedalam hanya saja suhu pada botol normal
botol kosong A. (dingin).
2 Dimasukkan air suhu nya panas Tetap, air bening (tidak berwarna),
sebanyak 85ml kedalam botol hanya saja suhu pada botol menjadi
kosong B. panas.
3 Dimasukkan 2 jesscool ke dalam Tidak terjadi perubahan apapun,
balon yang berbeda A dan B. karena jesscool yang dimasukkan
pada balon hanya untuk
mempermudah saat memasukkan
kedalam botol secara bersamaan.
4 Ditutup kedua botol menggunakan Botol tertutup rapat oleh balon
balon yang berisi jesscool. sehingga tidak ada kebocoran.
5 Diamati perubahan yang terjadi Jesscool yang telah dituangkan
selama reaksi berlangsung kedalam balon tercampur dengan air
dan menghasilkan gelembung-
gelembung pada botol , botol B
yang berisi air yang suhu nya panas
lebih cepat mengembang daripada
air yang suhunya normal(dingin).

D.Katalis

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN


1 Dinyalakan lilin dengan menggunakan Sebagai alat untuk membakar gula
mancis. batu.
2 Dinyalakan stopwatch ketika memulai Stopwatch digunakan untuk
pembakaran. menghitung waktu yang
diperlukan dalam pembakaran
gula batu, dan dinyalakan
bersamaan ketika memulai
pembakaran.
3 Dibakar gula batu yang tidak dilapisi Permukaan gula batu hanya
abu gosok selama 15 detik. sedikit yang terbakar dan menjadi
hitam selama 15 detik,
4 Dibakar gula batu yang dilapisi abu Gula batu lebih cepat terbakar,
gosok selama 15 detik. dan seluruh permukaan gula batu
yang dilapisi abu gosok menjadi
hitam.

VII. PEMBAHASAN

Laju reaksi adalah jumlah produk reaksi yang dihasilkan dalam suatu

reaksi per satuan waktu, laju reaksi berhubungan dengan waktu reaksi. Pada

praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai faktor faktor yang

mempengaruhi laju reaksi .Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

yaitu konsentrasi , luas permukaan, suhu, dan katalis.

Praktikum ini diawali dengan percobaan yaitu pengaruh konsentrasi

terhadap laju reaksi . Adapun langkah awal yaitu dengan menyiapkan alat dan

bahan seperti : cuka, soda kue, air suling, botol, dan balon . setelah itu saya

memasukkan cuka sebanyak 30 ml kedalam botol A dan 15 ml kedalam botol B

seningga perbandingan nya menjadi 2:1, kemudian saya menambahkan air suling

sebanyak 40 ml ke masing-masing botol sehingga volumenya sama. Selanjutnya

saya memasukkan soda kue kedalam dua buah balon dengan ukuran 1/2 sendok

makan dan menutup kedua botol dengan menggunakan balon yang berisikan soda

kue . setelah diamati terjadi reaksi pada botol A dan B dimana terdapat
gelembung-gelembung pada pencampuran cuka tersebut sehingga Botol A lebih

cepat laju reaksinya daripada dibotol B.

Sudah terbukti bahwa semakin banyak cuka yang digunakan maka semakin cepat

laju reaksinya cuka diibaratkan sebagai konsentrasi, Hal ini membuktikan bahwa

konsentrasi mempengaruhi laju reaksi

Kedua yaitu percobaan mengenai pengaruh luas permukaan

terhadap laju reaksi . Adapun langkah awal yaitu dengan menyiapkan alat dan

bahan seperti : air suling, buah jesscool padat (kepingan), jesscool bubuk

(serbuk), botol kosong , dan balon. Pada percobaan yang kedua ini dilakukan

pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi berdasarkan jessccool yang sudah

dihaluskan dan jesscool yang masih utuh yang dimasukkan kedalam dua botol

yang berisi air. Botol itu ditutup dengan balon .Balon yang menutup botol yang

berisi jessccool yang sudah dihaluskan, sehingga pada hasil pengamatan terlihat

bahwa balon A yang berbentuk serbuk lebih cepat mengembang daripada balon B

yang berisi jesscool yang masih utuh, Hal ini terjadi akibat partikel-partikel pada

botol A lebih efisien untuk bertumbukan satu sama lain sehingga botol A lebih

cepat mengembang balonnya. Maka luas permukaan pada botol A yang saling

bertumbukan mempengaruhi terjadinya laju reaksi.

Ketiga yaitu percobaan mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi .

Adapun langkah awal yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan seperti : air panas,

air dingin, jesscool, botol kosong, dan balon. Pada percobaan yang ketiga ini

dilakukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan Pencampuran antara


jesscool di air yang panas dan air yang dingin. Ketika di air yang suhu nya panas

reaksinya sangat cepat sehingga balon yang digunakan untuk menutup botol itu

cepat mengembang sedangkan untuk yang suhunya air dingin atau normal

membutuhkan waktu yang lama agar balon mengembang. Hal ini terjadi karena

suhu mempengaruhi laju reaksi .Suhu yang panas akan menyebabkan partikel

aktif bergerak hal itu menyebabkan laju reaksi sangat cepat .Sebaliknya jika

disuhu yang dingin, maka partikel semakin tidak aktif bergerak sehingga balonya

menjadi lama untuk mengembang.

Pada percobaan terakhir yaitu pengaruh katalis terhadap laju reaksi .

Dalam percobaan ini kami menggunakan abu gosok sebagai katalisator . Untuk

membuktikan bahwa katalis berpengaruh terhadap laju reaksi kami melakukan

pembakaran antara gula batu tanpa dilapisi abu gosok dan gula batu yang dilapisi

abu gosok . Pada percobaan tersebut terlihat bahwa gula batu yang dilapisi abu

gosok lebih mudah terbakar daripada gula batu yang tidak sama sekali dilapisi

abu gosok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa abu gosok yang digunakan sebagai

katalisator mempercepat reaksi dalam pembakaran gula batu. Oleh sebab itu

katalis dapat mempengaruhi laju reaksi.

VIII. KESIMPULAN

Laju reaksi adalah jumlah produk reaksi yang dihasilkan dalam suatu

reaksi per satuan waktu, laju reaksi berhubungan dengan waktu reaksi. reaksi yang

tejadi dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis dimana

Konsentrasi merupakan perbandingan jumlah zat terlarut (cuka ) terhadap jumlah


larutan (air suling) yang digunakan pada saat melakukan percobaan . Makin

banyak zat terlarut, makin besar konsentrasi suatu larutan. Pada luas permukaan

semakin kecil luas permukaan bidang sentuh (kepingan), maka semakin kecil

tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.

namun apabila semakin besar luas permukaan bidang sentuh (serbuk) , maka

semakin besar tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun

semakin besar. Pada suhu apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung

dinaikkan (panas) , maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga

tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.

Sebaliknya, apabila suhu diturunkan (normal), maka partikel semakin tak aktif,

sehingga laju reaksi semakin kecil. Pada Katalis (abu gosok) katalis adalah zat

yang mempercepat reaksi , tetapi dianggap tidak ikut bereaksi karena jumlah

katalis sebelum dan sesudah reaksi tetap walaupun mengalami pembakaran.

IX.DAFTAR PUSTAKA

Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2. Edisi Pertama. Bandung: Yrama Widya.

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep- Konsep Inti (Terjemahan :

Suminar Setiati Achmadi, Ph.D.). Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.

Anshory , H.Irfan. 1996. Acuan Pelajaran Kimia SMU Untuk Kelas 2. Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai