PENDAHULUAN
Gonore ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada
tahun 1882. Kuman Neisseria gonorrhoeae dimasukkan dalam kelompok
Neisseria. Selain spesies itu, terdapat 3 spesies lain, yaitu N meningitidis dan 2
lainnya yang bersifat komensal N, catarrhalis serta N. Pharyngis sicca. Keempat
ini susah dibedakan kecuali dengan tes fermentasi(3)
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri.
Neisseria gonorhoeae yang menginfeksi lapisan dalam saluran kandung kemih,
leher rahim, rektum, tenggorokan, serta bagian sklera. Penyakit gonore ini dapat
menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya terutama pada kulit dan
persendian.(4)
Gonore pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1970-an dan dengan
cepat meluas keberbagai negara didunia. Di afrika barat dan timur, tempat pertama
kali ditemukan tetap merupakan endemik dan didapatkan pada lebih sepertiga
isolat. Survei di Filipina melaporkan sebanyak 30-40%, dan terutama ditemukan
pada pekerja seks komersial. Di Jakarta mulai dilaporkan pada tahun 1980 dan
sampai sekarang. Di kota besar NGPP (N. Gonorrhoeae penghasil penisillin
terdapat sekitar 40-60% sedangkan di kota-kota kecil sampai saat ini belum
diperoleh data mengenai hal itu. (1)
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama:
Kencing mengeluarkan nanah.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dengan keluhan mengeluarkan nanah dari kemaluannya, nanah
berwarna putih kekuningan. Keluhan terjadi sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya
kencing terasa panas dan nyeri. 4 hari yang lalu bengkak pada ujung penisnya.
Saat ini pasien mengeluh demam sejak 1 hari yang lalu, dan terdapat benjolan
pada selangkangan kiri. Pasien mempunyai riwayat hubungan seksual dengan
temannya 2 minggu sebelum keluhan. Hubungan seksual dilakukan sebanyak
lebih dari 5 kali dan Pasien sering berganti-ganti pasangan seksual. Keluhan
tersebut dirasakan baru pertama kali.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Pasien hanya meminum obat warung keluhan berkurang, tetapi tidak sembuh.
Riwayat Perilaku Seksual
- Pasien melakukan hubungan seksual dengan dengan temannya lebih dari 5
kali.
- Terakhir melakukan hubungan 2 minggu yang lalu dengan temannya.
Riwayat Atopi
Pasien mengaku tidak ada riwayat asma, pilek-pilek saat terkena udara dingin dan
terkena debu ataupun biduran.
Riwayat keluarga:
Keluarga pasien tidak pernah ada yang menderita penyakit seperti ini.
2
keluar dari Orificium uretra eksternum (OUE), edema (-), eritem (-)
3
2.5 Rencana Pemeriksaan Penunjang
- Pengecatan gram discharge
- Pemeriksaan Serologi
2.6 Diagnosis
Urethritis Gonorrhoe
2.7 Penatalaksaan
Terapi yang diberikan pada pasien yaitu:
1. Kausatif : - Cefixime 1x400 mg selama 5 hari
- Doxycyclin 2x100 mg selama 7 hari
2. KIE : - Obat diminum sesuai dosis
- tidak melakukan hubungan seksual dulu selama masa
pengobatan, atau menggunakan kondom bila
berhubungan seksual
- Pemeriksaan terhadap pasangan (istri) penderita
2.8 Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Sanam : Bonam
Quo ad Fuctionam : Bonam
Quo ad kosmeticam : Bonam
4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae, infeksi purulen ini terjadi pada permukaan membran mucosa.
N. gonorrhoeae disebarkan oleh kontak seksual atau melewati transmisi
selama melahirkan. CDC (The Center for Disease Control)
merekomendasikan bahwa pasien dengan infeksi gonorrhea juga harus
diobati dengan infeksi yang menyertai misalnya Chlamydia trachomatis.(1,5)
Gonore adalah penyakit infeksi yang menular secara seksual yang
dapat menginfeksi pria dan wanita. Penyakit ini dapat menginfeksi genital,
rectum, dan tenggorokan. Ini merupakan infeksi umum, terutama pada anak
muda berumur 15-24 tahun, setiap orang yang aktif seksual dapat menderita
gonore. Banyak orang yang menderita gonore tidak menyadarinya
khusunya wanita yang tidak mempunyai gejala. Gonore dapat disembuhkan
dengan pengobatan yang tepat dan apabila tidak diobati maka dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang serius.(6,7)
2. Etiologi
Gonore disebabkan oleh bakteri Gonococcus yang intraselular,
aerob dan mempunyai 4 spesies yaitu N. gonorrhoeae, N. menigitidis, N.
pharyngis,dan N. catarrhalis. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun
1879 oleh Albert Ludwig Sigismund Neisser. Gonokok termasuk golongan
diplococcus berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8u dan panjang 1,6u
bersifat tahan asam dan berpasangan. Pada sediaan langsung dengan
pewarnaan gram bersifat Gram negatif terlihat diluar dan didalam leukosit,
tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak
tahan suhu diatas 39C dan tidak tahan cairan desinfektan. (3,5)
5
Secara morfologik gonococcus ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan
2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak
mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Banyak faktor yang memediasi
virulensi dan patogenitas gonococcus. Pili akan melekat pada mukosa epitel
kuboid yang akan menimbulkan reaksi radang dan mencegah hancurnya
oleh neutrofil. Infeksi biasanya diikuti oleh inokulasi mukosa selama kontak
seksual anal, vaginal dan oral.OPA (Opacity-associated protein)
meningkatkan ikatan antara gonokok dan fagosit, mempromosikan invasi
ke sel host dan biasanya dapat menurunkan reaksi imun. (3,5)
Gonore juga dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak selama
proses kelahiran vaginal, karateristiknya akan menyebabkan infeksi mata
dan inflamasi. (ophthamia neonatorum).(8)
3. Epidemiologi
Gonore adalah penyakit terbanyak kedua yang ditemukan di amerika
serikat, penyakit ini mempunyai prevalensi yang tinggi pada negara
berkembang.(8)
Gonore adalah penyakit yang hanya ditemukan pada manusia dan
mempunyai adaptasi paling tinggi pada ekologi setempat.(9)
Estimasi infeksi gonore baru di USA(United States American)
dengan kurang dari setengah dilaporkan. Pada tahun 2009, 301.174 kasus
gonore yang dilaporkan ke CDC(Center for Disease Control dan
Prevention) US. Rata-rata negara pada tahun 2009 adalah 99.1% kasus per
100.000 populasi, 10.5% menurun pada tahun 2008 dengan variasi antar
negara. Beberapa ahli mengestimasi biaya gonore dan komplikasinya
mencapai 1.1 milyar.Pada anak yang terlibat kekerasan seksual, rata-rata
penyembuhan gonore berkisar antara 1% sampai 30%. Pada wanita remaja
yang aktif seksual, asimtomatik gonore muncul 1-5%. Tapi jumlah ini
semakin menurun dengan adanya screening.(5,6)
Dengan estimasi 200 juta kasus baru gonore muncul. Pada tahun
1999, jumlah kasus baru infeksi gonore yang didiagnosa di amerika utara
6
adalah 1.56 juta, eropa barat 1.11 juta, asia selatan dan tenggara adalah 27.2
juta serta amerika latin dan Karibia adalah 7.27 juta.(5)
Walaupun data frekuensi tidak diketahui pada negara berkembang,
negara berkembang inilah yang mempunyai frekuensi tinggi infeksi gonore
dan komplikasinya. Infeksi gonore pada wanita hamil di Republik Afrika
dan Afrika selatan adalah 3.1% dan 7.8%. Semua populasi yang aktif
seksual mempunyai resiko infeksi gonore dan level resikonya bertambah
dengan jumlah patner seksual dan adanya Infeksi menular seksual lainnya.
(5)
4. Patogenesis
Patofisiologi N. gonorrhoeae dan virulen lainnya berbeda subtipe
tergantung pada karateristik antigen pada permukaan protein masing-
masing. Beberapa subtipe dapat menghindari respon serum imun dan dapat
mengarahkan ke infeksi diseminata (sitemik). (5)
Pasien yang mengalami penyakit ini biasanya mempunyai masa
inkubasi 2-7 hari, tapi bisa lebih. (10)
7
Karateristik plasmid baik biasanya membawa gen resisten
antibiotik, yang paling banyak ditemukan adalah penicillin. Gen plasmid
dan nonplasmid ditransmisikan secara bebas diantara subtipe berbeda.
Perubahan gen protein permukaan menghasilkan tempat infeksi yang baik.
perubahan gen resisten antibiotik telah mengarahkan ke resisten antibiotik
beta lactam. Resisten Fluoroquinolone telah didokumentasikan pada
beberapa pulau dan tersebar pada populasi di amerika serikat. (5)
Gonococcus mempunyai afinitas untuk epitelium
columnar.Epitelium berlapis dan pipih lebih resisten terhadap serangan.
Gonococcus mempenetrasi diantara sel epitelial, menyebabkan inflamasi
submucosa dengan reaksi leukosit polymorphonuclear (PMN) dengan
pengeluaran purulen. Rantai gonococcus yang menyebabkan infeksi
diseminata biasanya menyebabkan sedikit inflamasi genital dan biasanya
tidak ditemukan saat di deteksi. Kebanyakan tanda dan gejala infeksi
diseminata adalah manifestasi pembentukan dan penyimpanan imun
kompleks. Banyak infeksi yang tersebar biasanya dengan abnormalitas
faktor utama komponen komplemen. (11)
Infeksi gonore Diseminata (DGI/IGD) muncul diikuti sekitar 1%
dari infeksi genital. Pasien dengan DGI biasanya akan ada panas,
arthralgias, ruam, migratory polyarthritis, septic arthritis, tendonitis,
tenosynovitis, endocarditis dan meningitis. Organisme N. Gonorrhoeae
menyebar dari tempat awal seperti endocerviks, uretra, faring atau rectum
dan diseminata pada darah untuk menginfeksi organ lain. Biasanya,
beberapa tempat masuk, seperti kulit dan sendi telah terinfeksi. Organisme
neisseria diseminata pada darah karena beberapa faktor predisposisi seperti
perubahan fisiologi host, faktor virulen organisme sendiri, dan kegagalan
pertahanan imun host. Contohnya perubahan pH vagina selama menstruasi,
kehamilan dan periode puerperium membuat lingkungan vagina lebih
mudah untuk pertumbuhan organisme dan menyediakan akses tambahan ke
pembuluh darah (3 dari 4 kasus DGI muncul pada wanita, mudahnya
terinfeksi bertambah ketika infeksi primer mukosa muncul selama
menstruasi dan kehamilan.(5)
8
Gangguan pada imun tubuh juga dapat mempengaruhi patofisiologi,
dengan beberapa pasien akan mengembangkan bakterimia. Khusunya,
pasien dengan defisiensi komponen komplemen terminal yang tidak mampu
melawan infeksi, sebagai komplemen berperan penting dalam membunuh
organisme neisseria. Sebanyak 13% pasien dengan DGI mempunyai
defisiensi komplemen.(5)
5. Faktor resiko
Gonore lebih sering terjadi pada usia yang muda, aktif dalam
seksual, dan infeksi lebih umum pada laki-laki di ameriksa serikat, insiden
gonore paling banyak pada kulit hitam, terendah di asia. Di afrika,
prevalensi gonore pada wanita hamil adalah 10%.(11)
Insiden tertinggi pada infeksi gonore di amerika serikat adalah pada
umur 15-24 tahun. Ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:(5)
Bertambahnya jumlah pasangan seksual
Menurunnya akses ke atau menggunakan pelayanan kesehatan
Fisiologi ektopik pada ikatan squamocolumnar pada wanita
Menurunnya pertahanan kontrasepsi
Infeksi pada anak adalah tanda bahwa anak tersebut mengalami
kekerasan seksual dan harus dilaporkan. Walaupun ada beberapa hal yang
mendukung bahwa transmisi bisa terjadi tanpa transmisi non seksual pada
anak dan transmisi dari dewasa ke anak yang berhubungan dengan tangan
kotor dan higienitas. Gonore tetap sebagai penyakit pada populasi remaja
dan dewasa muda dengan angka kejadian pada pria berumur 20-24 tahun
dan pada wanita berumur 15-19 tahun. (5)
6. Manifestasi Klinis
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar
antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit
untuk ditentukan karena pada umumnya asimtomatik. (1)
9
Gambar 1. Purulen, discharge uretra dari distal uretra(8)
10
- Sensasi terbakar diperiksa saat buang air kecil;
- Disharge putih, kuning atau hijau dari penis.
- Rasa sakit pada testis yang membengkak (walaupun agak jarang).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang:
1. Sediaan langsung/ Pewarnaan gram(1.3)
Dapat ditemukan gram negatif diplococcus intraseluler dan
ekstraseluler dalam leukosit PMN pada eksudat. Bahan duh tubuh pria
diambil dari fossa navicularis sedangkan pada wanita diambil dari uretra,
muara kelenjar bartholin., serviks, untuk pasien dengan anamnesis
berisiko melakukan kontak seksual anogenital dan orogenital, maka
pengambilan duh tubuh dilakukan pada faring dan rektum. Sensitivitas
pemeriksaan langsung ini bervariasi, pada spesimen duh uretra pria
sensitivitasnya berkisar 90-95%, sedangkan pada endoserviks
sensitivitasnya hanya berkisar antara 45-65%, dengan spesifitasnya yang
tinggi yaitu 90-99%. GO dikatakan positif bila dijumpai adanya
diplokokus gram nrgatif dengan bentuk morfologinya yang khas dan
11
biasanya terdentifikasi di dalam sel leukosit polimorfonuklear
(intraselular) maupun dekat di sekitar sel leukosit (ekstraselular). (14)
2. Kultur(1.3)
Identifikasi spesies perlu dilakukan pemeriksaan biakan
(kultur). 2 macam media yang dapat digunakan:
1. Media transport: Media stuart dan Transgrow
2. Media pertumbuhan: Mc Leods chocolate agar, Thayer Martin, dan
Modified Thayer Martin agar.
Media transgrow selektif dan nutritif untuk N. gonorrhoeaedan N.
meningiditis;dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan
media transport dan pertumbuhan sehingga tidak perlu ditanam kembali.
Media ini merupakan metode modifikasi Thayer Martin dengan
menambahkan trimetoprim untuk mematikan Proteus spp.
12
3. Tes Beta-Laktamse(1.3)
Pemeriksaan ini menggunakan cefinase TM dis. BBL 961192 yang
mengandung chromogenic cephalosporin akan menyebabkan perubahan
warna dari kuning menjadi merah
4. Tes Thomson(1.3)
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai mana infeksi telah
berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan
pada waktu itu ialah pengobatan setempat. Pada tes ini ada syarat yang
perlu diperhatikan yaitu:
- Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
- Urin dibagi menjadi 2 gelas
- Tidak boleh menahan kencing dari gelas I kegelas II
Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling
sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar
dinilai baru menguras uretra anterior.
Hasil pembacaan:
13
2. Tes Fermentasi
Tes dilanjutkan dengan memakai glukosa, sukrosa dan maltosa. N.
gonorrhoeae hanya meragikan glukosa.
8. Diagnosis
Dalam mendiagnosis penyakit ini kita membutuhkan bukti klinis
dan salah satunya dari hasil laboratorium berupa pewarnaan serta kultur.
Hasil lab dapat kita dapatkan gram-negatif diplococcus pada cairan swab
urethrae.(10,11)
14
Gambar 4. Diagnosis pasien wanita dengan pendekatan Mikroskop(3)
15
Gambar 5. Diagnosis pada pria dengan pendekatan mikrospkop(3)
16
Gambar 6. Diagnosis pria dengan pendekatan sindrom(3)
9. Diagnosis Banding
Beberapa DD untuk penyakit N. gonorrhoeae:(3,12,13)
1. Candidiasis
2. Chlamydia
17
3. Vaginosis Bakterial
4. Trikominiasis
10. Terapi
18
Insiden antibiotik resisten rantai N. gonorrhoeae telahmeningkat
sejak 1940. Hal yang sangat di khawatirkan adalah pertumbuhan dari kasus
penicillinase-producing N. gonorrhoeae. (5)
Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga
dan sesedikit mungkin efek toksiknya. Dulu teryata pilihan utama ialah
penisillin+probenesid. Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan
adalah obat dosis tunggal. (3)
19
Dalam sebuah jurnal ditemukan bahwa ceftriaxone telah menjadi
resisten untuk penyakit gonore, ini ditemukan di australia dengan beberapa
bakteri.(9)
11. Prognosis
Kebanyakan laki-laki yang terinfeksi mencari pengobatan karena
gejala awal yang muncul untuk mencegah masalah serius, tapi tidak
mencegah penularan ke orang lain. Kebanyakan infeksi pada wanita tidak
mempunyai gejala yang terlihat sampai komplikasi seperti PID (Pelvic
Inflamation Disease), infertilitas, timbulnya kehamilan ektopik, DGI lebih
umum pada wanita dengan asimtomatik cervical, endometrium, atau infeksi
tuba dan homoseksual dengan asimtomatik rectal atau gonore faring. (11)
Jika kau seorang wanita hamil yang terinfeksi N. gonorrhoeae maka
melahirkan seorang anak akan membuat dia terinfeksi maka pengobatan
yang baik akan menurunkan resiko pada bayi. (6)
12. Komplikasi
20
Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya
dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Oleh karena itu perlu
pengetahuan susunan anatomi genitalia pria dan wanita. (3)
Ascendens :
1. Prostatitis,
Ditandai dengan rasa tidak nyaman di daerah perineum dan
suprapubis, malaise, demam, nyeri saat berkemih, hematuri, spasme otot
21
uretra hingga terjadi retensi uri, tenesmus ani, sulit buang air besar, serta
obstipasi.
2. Trigonitis,
Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum
vesika urinaria. Trigonitis menimbulkan gejala poliuria, disuria terminal
dan hematuria.
3. Vesikulitis,
Merupakan radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan
duktus ejakulatorius, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau
epididimitis akut. Gejala subjektif menyerupai prostatitit akut yaitu
demam,polakisuria, hematuria terminal, nyeri pada saat ereksi atau
ejakulasi
4. Epididimitisdan Vas Deferentitis/ Funikulitits
Gejala berupa rasa nyeri pada daerah abdomen bawah sisi yang sama
dengan terjadinya infeksi.
5. Orkitis
Reaksi inflamasi akut yang terjadi pada testis yang
diakibatkan oleh bakteri dan merupakan infeksi sekunder. Hal ini dapat
menyebabkan strerilitas. Apabila dilihat maka terlihat testis membesar,
dan akan terasa nyeri ketika duduk.
1. Bartholinitis
Labium minor sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri
tekan. Kelenjar bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila berjalan
dan pasien sukar duduk. Bila saluran kelenjar tersumbat maka akan
terjadi abses atau dapat pecah melalui mukosa dan kulit.
22
2. Parauretritis
Kelenjar dapat terkena tapi biasanya jarang terjadi abses.
Ascendens : Salpingitis, Penyakit radang pinggul (PRP) dan Pelvic
Inflammatory Disease (PID)
Cara infeksi dari serviks melalui tuba fallopi sampai pada daerah
salping dan ovarium, sehingga dapat menimbulkan Penyakit radang
pinggul (PRP). Infeksi ini dapat menimbulkan kehamilan ektopik dan
sterilitas. 10% wanita dengan gonore akan mengalami PRP. Gejala
subjektif berupa nyeri pada daerah abdomen bawah, keluarnya duh
tubuh vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal.
13. Pencegahan
Beberapa pencegahan gonore adalah sebagai berikut: (4,6,7,10)
a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal, dan oral
dengan orang terinfeksi;
b. Edukasi Sex
c. Pemakaian kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini;
d. Hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai;
23
e. Sarankan juga pasangan seksual agar diperiksa guna mencegah infeksi
lebih jauh dan mencegah penularan;
f. Wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur,
sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar
g. Pemberian preparat tetes mata antimikroba pada bayi yang baru lahir.
h. Berhubungan lama secara mutual dengan seorang wanita atau
hubungan monogami pada pasangan yang telah dites dan negatif
infeksi menular seksual.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Fahmi DS. Gonore In: Zubier Farida(editor). Infeksi menular Seksual edisi
keempat. FKUI. Jakarta: 2015. Pp:65
2. Nyoman K, Ni. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi.
Diskes Bali. Bali: 2011.
3. Fahmi, DS. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketujuh. FKUI. Jakarta:
2015.
4. Clevere S,R dan Ari M, GA Made. Penyakit kulit dan kelamin. Nuha
medika. Yogyakarta:2013. Pp:131
5. Wong B. 2015. Drug & DiseaseGonorrhoeae. Medscape (Online). Diakses
pada tanggal 2 November 2015 dari (http:// emedicine. medscape.
com/article/218059-medication#showall)
6. Division of STD prevention. 2015. STDGonorrhoeae. CDC (online).
Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari (http:// www. cdc. gov/ std/
gonorrhea/stats.htm)
7. MedlinePlus. 2015. Gonorrhoeae. Diakses pada tanggal 2 November 2015
dari (https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/gonorrhea.html)
8. Goldsmith L. A. dkk. 2012. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine
Eighth Edition. New York: McGraw Hill.
9. Tapsall, JW. 2005. AntibioticResistantein Neisseria gonorrhoeae. Diakses
pada tanggal 2 November 2015 dari
(http://cid.oxfordjournals.org/content/41/Supplement_4/S263.full)
10. Chandra B. Kontrol Penyakit Menular Pada Manusia. EGC. Jakarta: 2013.
Pp:42
11. Wolff K, Johnson R.A, Saavedra A.P. 2013. Fitzpatricks Color Atlas and
Synopsis of Clinical dermatologys Seventh Edition. New Yoark: Mc Graw
Hill.
12. Malik SR, et al. GonoreIn: Amiruddin, MD(editor). Penyakit Menular
Seksual. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2004.
13. Malhotra M et al. 2013. Genital Chlamydia Trachomatis: An Update.
Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari(http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3818592/)
25
14. Afriana N. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi
gonore pada wanita penjaja sex komersial: An Update. Diakses pada
tanggal 14 januari 2016 dari(http://
www.lib.ui.ac.id.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3818592/)
15. Jawas FA, Murtiastutik D. 2008. Gonorrhoeae patient in sexually
transmitted disease division, dermato venerology departemen of Dr.
Soetomo general hospital in 2002-2006: An Update. Diakses pada tanggal
14 januari 2016 dari(http://
www.lib.ui.ac.id.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3818592/)
26