TB
Tuberkulosis
• Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh
mycrobacterium tubercolosis dengan gejala yang
sangat bervariasi
• Kuman TB berbentuk batang, memiliki sifat tahan
asam terhadap pewarnaan Ziehl Neelsen sehingga
dinamakan Basil Tahan Asam (BTA).
Tuberkulosis
Tanda dan Gejala
Gejala lokal/ gejala respiratorik
Ø batuk - batuk > 2 minggu
Ø batuk darah
Ø sesak napas
Ø nyeri dada
Gejala sistemik
Ø Demam
Ø Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam,
anoreksia, berat badan menurun
Tanda dan Gejala
TB dan DM
Tidak ada perbedaan, kecuali jika gula darah sangat tidak
terkendali, terapi OAT bisa diperpanjang sampai 9 bulan
TB dan HIV/AIDS
Dimulai dengan pemberian OAT, setelah 2-8 minggu terapi
berikan ARV.
ARV yang digunakan adalah Efavirens
TB pada Anak
TB pada Anak
Regimen terapi 2RHZ/4RH
• Tanda klinis: sesak napas, mengi, & hiperinflasi. Serangan berat: sianosis, gelisah,
sukar bicara, takikardi, penggunaan otot bantu napas.
Tanda dan Gejala
• Pemeriksaan Fisik : retraksi intercostal, suara ekspirasi
yang memanjang dan wheezing dengan nafas
bronchial
• Pemeriksaan Gold Standar spirometri dengan
kombinasi bronkodilator
– Terjadi peningkatan FEV1 >12% dan 200ml setelah
pemberian bronchodilator.
– Terjadi peningkatan PEF >20% setelah pemberian
bronchodilator.
– Terdapat variasi nilai PEF secara diurnal >20% atau bila
dalam pembacaan 2x dalam sehari >10%.
Pemeriksaan Penunjang
• Manfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma :
– Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75% atau VEP1 < 80%
nilai prediksi.
– Reversibilitas: perbaikan VEP1 ≥ 12% secara spontan, atau setelah inhalasi
bronkodilator (uji bronkodilator), atau setelah pemberian bronkodilator oral 10-
14 hari, atau setelah pemberian kortikosteroid (inhalasi/ oral) 2 minggu.
– Menilai derajat berat asma
Detailed history/examination
for asthma
History/examination supports
asthma diagnosis?
Further history and tests for
NO alternative diagnoses
Clinical urgency, and
YES Alternative diagnosis confirmed?
other diagnoses unlikely
Perform spirometry/PEF
with reversibility test
Results support asthma diagnosis?
Repeat on another
NO
occasion or arrange
NO
YES other tests
Confirms asthma diagnosis?
• STEP 3: Low dose ICS/LABA either as maintenance treatment plus as-needed SABA, or as ICS/ formoterol
maintenance and reliever therapy
– For patients with ≥1 exacerbation in the last year, low dose BDP/formoterol or BUD/formoterol maintenance and reliever
strategy is more effective than maintenance ICS/LABA with as-needed SABA.
– Other options: Medium dose ICS
– Children (6–11 years): Medium dose ICS. Other options: low dose ICS/LABA
• STEP 4: Low dose ICS/formoterol maintenance and reliever therapy, or medium dose ICS/LABA as
maintenance plus as-needed SABA
– Other options: Add-on tiotropium by mist inhaler for patients ≥12 years with a history of exacerbations; high dose
ICS/LABA, but more side-effects and li\le extra benefit; extra controller, e.g. LTRA or slow-release theophylline (adults)
– Children (6–11 years): Refer for expert assessment and advice.
• Gambaran radiologis:
– Infiltrat sampai konsolidasi dengan “air bronchogram”, penyebaran
bronkogenik & interstisial serta gambaran kaviti.
– Air bronchogram: gambaran lusen pada bronkiolus yang tampak
karena alveoli di sekitarnya menjadi opak akibat inflamasi.
Pneumonia
• Cough, particularly cough productive of sputum, is the most
consistent presenting symptom of bacterial pneumonia and
may suggest a particular pathogen, as follows:
• Streptococcus pneumoniae: Rust-colored sputum
• Pseudomonas, Haemophilus, and pneumococcal
species: May produce green sputum
• Klebsiella species pneumonia: Red currant-jelly sputum
• Anaerobic infections: Often produce foul-smelling or bad-
tasting sputum
PNEUMONIA PADA PASIEN
RAWAT INAP
Pneumonia
pada pasien
rawat inap
CAP yang
Terjadi dalam terjadi karena
Onsetnya
48 jam kontak dengan Terjadi setelah
setelah 48-72
pertama petugas 48 jam pasca
jam masuk
masuk rumah kesehatan. intubasi
rumah sakit
sakit Mis: pasien HD
rutin
Community acquired pneumonia:
Pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti, pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indoneisa. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2014.
Terapi
• Rawat inap non-ICU
– Fluorokuinolon respirasi: levofloksasin 750 mg PO /IV qd, moksifloksasin 400
mg PO/IV qd
– β laktam ditambah makrolid : cefotaxime 1-2 g IV qd, ceftriaxone 1-2 g IV qd,
ampicillin 1-2 g IV qd
• ICU, tanpa faktor risiko infeksi pseudomonas: β laktam ditambah makrolid baru
atau fluorokuinolon respirasi IV
Pada pseudomonas
Piperacilin/tazobactam 4,5 g IV qd
Meropenem 1 g IV td
Pneumonia komuniti, pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indoneisa. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2014.
• Indikasi rawat inap pneumonia
komuniti (PDPI):
– Skor PSI 70
– Skor PSI < 70 , tapi dijumpai
salah satu kriteria ini:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 <250 mmHg
• Foto toraks infiltrat
multilobus
• TD sistolik < 90 mmHg
• TD diastolik < 60 mmHg
– Pneumonia pada pengguna
NAPZA
PPOK
PPOK
• Definisi PPOK
– Ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel
– Bersifat progresif & berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun/berbahaya
– Disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap derajat penyakit
• Karakteristik hambatan aliran udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan antara
obstruksi saluran napas kecil (obstruksi bronkiolitis) & obstruksi parenkim
(emfisema) yang bervariasi pada setiap individu.
• Pink puffer
– Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit
kemerahan dan pernapasan pursed – lips breathing
• Blue bloater
– Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis,
terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis
sentral dan perifer
• Pursed - lips breathing
– Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu
dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai
mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi
sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2
yang terjadi pada gagal napas kronik.
Pemeriksaan penunjang
– Uji spirometri merupakan gold standar; akan
tampak
• FEV1 / FVC < 70 %
• Uji bronkodilator (saat diagnosis ditegakkan) :
FEV1 pasca bronkodilator < 80 % prediksi
– Uji coba kortikosteroid
– Analisis gas darah dilakukan pada pasien
dengan VEP1 < 40% prediksi dan secara klinis
diperkirakan gagal napas dan payah jantung
kanan.
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi PPOK:
– Pada emfisema terlihat:
• Hiperinflasi
• Hiperlusen
• Ruang retrosternal melebar
• Diafragma mendatar
• Jantung menggantung (jantung pendulum)
– Pada bronkitis kronik:
• Normal
• Corakan bronkovaskular bertambah pada 21% kasus.
Klasifikasi
Dalam penilaian derajat PPOK diperlukan beberapa penilaian
seperti
• Penilaian gejala dengan menggunakan kuesioner COPD Assesment
Test (CAT) serta The modified British Medical Research Council
(mMRC) untuk menilai sesak nafas;
• Penilaian derajat keterbatasan aliran udara dengan spirometri
– GOLD 1: Ringan: FEV1 >80% prediksi
– GOLD 2: Sedang: 50% < FEV1 < 80% prediksi
– GOLD 3: Berat: 30% < FEV1 < 50% prediksi
– GOLD 4: Sangat Berat: FEV1 <30% prediksi
• Penilaian risiko eksaserbasi
COPD Assesment
Test (CAT)
http://www.catestonline.org/
The modified British Medical Research
Council (mMRC)
Eksaserbasi
Kategori Karakteristik Spirometri per tahun CAT mMRC
Risiko
A rendah GOLD < 1 kali < 10 0-1
Gejala 1-2
minimal
Risiko
B rendah GOLD < 1 kali > 10 >2
Gejala 1-2
banyak
Risiko
C tinggi GOLD > 2 kali < 10 0-1
Gejala 3-4
minimal
Risiko
D tinggi GOLD > 2 kali > 10 >2
Gejala 3-4
banyak
Patient Other Possible
Group First Choice Alternative Choice Treatments
SA beta2-agonist and/or
LA anticholinergic SA anticholinergic
or
B LA beta2-agonist LA anticholinergic and LA beta2-agonist
Theophylline
Carbocysteine
ICS + LA beta2-agonist and LA anticholinergic
or N-acetylcysteine
ICS + LA beta2-agonist and PDE-4 inhibitor
ICS + LA beta2- or SA beta2-agonist and/or
agonist and/or LA anticholinergic and LA beta2-agonist SA anticholinergic
D LA anticholinergic or
LA anticholinergic and PDE-4 inhibitor Theophylline
• Tata Laksana oksigen terkontrol, melalui kanul
nasal atau venturi mask.
• Bronkodilator: inhalasi agonis β2 +
antikolinergik. Pada eksaserbasi akut berat:
+ Aminofilin ( 0,5 mg/ kgbb/jam )
• Steroid: Prednisolon 30-40 mg PO selama 10-
14 hari. SteroidIV: pada keadaan berat.
• Ventilasi mekanik. Indikasi: gagal nafas
akut atau kronik.
• Antibiotika terhadap S pneumonie, H
influenzae, M catarrhalis
ATELEKTASIS
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang
mengalami hambatan berkembang secara sempurna sehingga
aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi udara.
Etiologi
Bronkus tersumbat
Tekanan ekstrapulmoner
Paralisis atau paresis gerak pernapasan
Hambatan gerak pernafasan oleh kelainan pleura atau
trauma toraks yang menahan sakit
Gambaran Radiologi
pengurangan volume paru baik lobaris, segmental, atau
seluruh paru, dengan akibat kurangnya aerasi sehingga
memberi bayangan densitas tinggi
penarikan mediastinum ke arah atelektasis
Lynn Reid
Classification
Gejala Klinis
Lemah dan
Batuk darah Demam kehilangan berat
badan
Gejala Klinis