Makalah Klimakterium
Makalah Klimakterium
A. Definisi
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju
fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause.(Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari
periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 )
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi
sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40 65 tahun.
B. Etiologi
Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause
yaitu:
1. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau
lama ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan
menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini.
2. Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka
akan mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang
menikah dan bekerja.
3. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini
dikarenakan kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja
organ reproduksi wanita dan juga memperlambat penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai
memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan
akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat
proses penuaan tubuh.
5. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita
yang menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia
menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan
fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.
6. Merokok
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.
7. Genetik
Menopause dikarenakan adanya Terapi Kanker seperti radiasi dan
kemoterapi
8. Infeksi seperti TB, gondok
9. Menopause akibat Pembedahan seperti pembedahan karena endometriosis,
kanker ovarium, kanker rahim, polip.
E. PATOFISIOLOGI KLIMAKTERIUM
Usia lanjut
Hiperseksi folikel
Klimakterium
Stres psikologi
F. Komplikasi
Kekurangan estrogen yang terus terjadi dapat menyebabkan efek jangka
panjang, yaitu:
1. Atrofi vagina dan mukosa uretra
Menyebabkan penurunan keasaman vagina, yang meningkatkan resiko
infeksi, kekeringan vagina dan dispareunia, serta gejala perkemihan,
seperti desakan untuk berkemih, sering berkemih dan sistitis.
2. Prolaps uterovagina
Menyebabkan atrofi dan perubahan otot dasar panggul dan ligamen
penopangnya.
3. Osteoporosis, penurunan masa tulang menyebabkan wanita lebih rentan
mengalami fraktur.
4. Penyakit kardiovaskular, terdapat peningkatan insidens penyakit jantung
koroner dan stroke secara bermakna pada wanita setelah mengalami
menopause.
5. Perubahan rambut dan kulit, dan atrofi payudara.
6. Defek kognitif, dimensia, dan cedera sistem saraf pusat
Mekanisme yang diajukan meliputi disregulasi berbagai neurotransmiter,
penurunan faktor pertumbuhan neuron, penurunan aliran darah otak,
peningkatan kejadian iskemia serebral secara laten, dan perubahan pola
tidur (misal : tidur yang berhubungan dengan gangguan pernapasan,
insomnia). (Chris Brooker, 2008)
G. Pemeriksaan diagnostik
1. Indeks maturasi
Penilaian terhadap defisiensi estrogen vagina adalah evaluasi
terhadap indeks pematangan epitel vagina. Prosedur ini dilakukan dengan
cara pengambilan sel pada batas atas dan sepertiga tengah dinding
samping vagina menggunakan sikat. Dibuat slide dan dilakukan
pengecatan dengan tehnik Papanicolaou kemudian persentase dari sel
parabasal, intermediat dan superfisialis dihitung. Meskipun indeks
maturasi berubah secara bermakna setelah terapi pengganti estrogen,
diagnosis tidak dapat membandingkan indeks maturasi dengan
karakteristik siklus haid.
2. pH vagina
Beberapa peneliti mengatakan bahwa peningkatan pH vagina (6,0-
7,5) dimana tidak ditemukan bakteri patogen menjadi alasan adanya
penurunan kadar estradiol serum. Uji ini dilakukan secara langsung
dengan kertas pH pada dinding lateral vagina. Perubahan pH dapat
diakibatkan oleh berubahnya komposisi dari sekresi vagina yang
menyertai atropi.
3. Ketebalan kulit
Estrogen menstimulasi pertumbuhan epidermal dan promotes
pembentukan kolagen dan asam hialuronik sehingga turgor dan
vaskularisasi kulit bertambah. Selama klimakterik, berkurangnya kadar
estrogen mengakibatkan epidermis menjadi tipis dan atropi.
4. Pengukuran FSH
Pengukuran kadar plasma FSH telah dilakukan untuk mencoba
mengidentifikasi wanita perimenopause dan postmenopause. Kadar FSH
yang tinggi menunjukkan telah terjadi menopause yang terjadi pada
ovarium. Ketika ovarium menjadi kurang responsif terhadap stimulasi
FSH dari kelenjar pituitari (produksi estrogen sedikit), kelenjar pituitari
meningkatkan produksi FSH untuk mencoba merangsang ovarium
menghasilkan estrogen lebih banyak. Bagaimanapun, banyak klinikus
dan peneliti meragukan nilai klinik dari pengukuran FSH pada wanita
perimenopause dimana kadar FSH berfluktuasi considerably setiap bulan
yang tergantung pada adanya ovulasi.
5. Estradiol
Penelitian longitudinal akhir-akhir ini melaporkan bahwa wanita
dengan early perimenopause (perubahan dalam frekuensi siklus) kadar
estradiol premenopause terjaga sedangkan pada perimenopause lanjut
(tidak haid dalam 3-11 bulan sebelumnya) dan wanita postmenopause
terjadi penurunan secara bermakna dari kadar estradiol. Estradiol dapat
diukur dari plasma, urine dan saliva. Seperti halnya FSH, kadar estradiol
mempunyai variasi yang tinggi selama perimenopause.
6. Inhibin
Inhibin A dan inhibin B disekresikan oleh ovarium dan seperti
estradiol, exert umpan balik negatif terhadap kelenjar pituitari,
menurunkan sekresi FSH dan LH. Kurangnya inhibin menyebabkan
peningkatan FSH yang terjadi pada ovarium senescence. Kadar inhibin B
menurun pada perimenopause sedangkan inhibin A tidak mengalami
perubahan. Inhibin A akan menurun pada saat sekitar haid akan berhenti.
Kadar inhibin biasanya diukur dari plasma. Ovarium menghasilkan
inhibin B lebih sedikit karena hanya sedikit folikel yang menjadi matang
dan sejumlah folikel berkurang karena umur.
Rekomendasi program skrining untuk wanita usia 40 sampai 65 tahun
setiap 1 sampai 3 tahun. (Bobak dkk, 2004)
7. Pemeriksaan fisik
- Tinggi dan berat badan
- Pemeriksaan payudara
- Pemeriksaan pelvis
- Pemeriksaan vulva
- Pemeriksaan rektum
8. Periksa tekanan darah
9. Pemeriksaan laboratorium/uji diagnostik
- Pap smear
- Mamogram
Massa payudara yang terlalu kecil untuk dideteksi oleh SADARI
atau oleh petugas kesehatan bisa dideteksi dengan mamografi, suatu
pemeriksaan sinar-X dengan dosis rendah. Mamografi dilakukan
dengan mengambil dua kali sinar-X pada setiap payudara, satu
penyinaran dengan payudara ditekan dari atas ke bawah dan penyinaran
yang lain adalah payudara ditekan dari satu sisi ke sisi lain untuk
memperoleh gambaran jaringan payudara yang jelas.
Prosesur berlangsung sekitar 15 menit dan menyebabkan sedikit
gangguan rasa nyaman. Perawat harus membahas manfaat mamografi
dengan wanita tersebut (ketenangan pikiran dan deteksi dini),
menjelaskan prosedur kepadanya, dan menjelaskan persiapan
pemeriksaan: pada hari pemeriksaan ia harus mengenakan pakain yang
bagian atasnya dapat dibuka dengan mudah, ia harus mandi, tetapi tidak
menggunakan deodoran atau krim, salep atau bedak badan pada area
payudara atau dibawah lengan, dan ia harus menghindari pengobatan
lain atau minuman, seperti kopi, asupan kafein selama seminggu
menjelang pemeriksaan karena kafein memperbesar pembuluh darah
dan dapat mengacaukan hasil.
- Kolesterol darah total tidak puasa
- Urinalisis
- Stool guiac
- Hgb/Hct
Rekomendasi sesuai kebutuhan wanita setengah baya yang beresiko
1. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan kulit
- Pemeriksaan rongga mulut
2. Pemeriksaan laboratorium/uji diagnostik
- Tes tuberkulin
- VDRL
- Pemeriksaan klamida
- Kultur gonorea
- Pemeriksaan HIV
- Elektrokardiogram
- Biopsi endometrium
- Skrining densitas tulang
- Pemeriksaan prostoskopik
- Glukosa plasma puasa
H. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang bisa diberikan kepada para ibu menopause
diantaranya
1. Masalah : Penurunan Kesuburan
Ini berkaitan dengan kualitas dari sel telur yang dihasilkan oleh tubuh
seorang wanita. Proses ini dimulai sekitar usia 35 sampai 38, sekitar 10
sampai 15 tahun sebelum menopause terjadi.
Pendkes :
Aturlah kehamilan. Semakin tua saat mengandung, semakin besar resiko
melahirkan bayi dengan ketidaknormalan genetik. Tetap gunakan alat
kontrasepsi. Tidak berarti dengan penurunan kesuburan, ibu terlindung dari
kehamilan.
2. Masalah : Perubahan Siklus Haid
Perubahan yang terjadi sangat bervariasi antar individu. Ada yang jarak
antar siklusnya memendek, ada yang memanjang, ada pula pendarahan
yang terjadi menjadi lebih banyak atau hanya sedikit (spotting). Bahkan
sebagian wanita akan mengalami haid yang tiba-tiba berhenti dan tidak
haid lagi untuk selamanya.
Pendkes :
Bersikaplah tenang. Jika menemui perdarahan haid yang lebih banyak atau
lama perdarahan yang lebih lama atau juga pendarahan yang terjadi antara
masa haid, segeralah kunjungi dokter untuk mendapatkan tindak lanjut
agar hal-hal yang berbahaya dapat dihindari.
3. Masalah : Hot Flashes
Gejala dari Hot Flashes adalah sensasi rasa hangat sampai panas sekujur
tubuh yang terjadi secara mendadak terutama pada daerah dada, muka dan
kepala sebagai akibat dari melebarnya pembuluh darah. Gejala-gejala lain
yang mengikutinya seperti berkeringat, peningkatan jumlah nadi serta
peningkatan detak jantung.
Pendkes :
Berusahalah untuk mengenali dan menghindari hal-hal pencetus hot
flashes ini seperti ruangan yang hangat, emosi, minuman panas, makanan
tertentu, kopi, alkohol, rokok. Gunakan baju yang sejuk, gunakan kipas
angin serta tidur di ruangan yang sejuk. Ketika hot flashes muncul,
tariklah nafas yang dalam dan lambat untuk menenangkan diri. Olah raga
rutin dapat mengurangi stress atau dapat juga dengan meditasi, yoga atau
pijat.
4. Masalah : Perubahan Emosional
Banyak hal-hal yang melatarbelakangi hal ini. Hot flashes sering
kejadiannya berlangsung pada malam hari, yang menyebabkan wanita
yang mengalaminya akan mengalami kesulitan tidur. Kurangnya waktu
tidur ini dapat menyebabkan keletihan serta perubahan emosional seperti
mudah marah. Perubahan hormonal juga ikut berpengaruh. Selain itu,
banyak peristiwa kehidupan yang terjadi pada masa ini yang terjadi yang
sedikit banyak juga berpengaruh, contohnya pertentangan dengan kaum
muda, takut menjadi tua, pernikahan anak, persiapan masa pensiun bagi
yang bekerja dan sebagainya.
Pendkes :
Ikutlah aktivitas yang menyenangkan. Perbanyak kawan bicara. Makanlah
secara teratur dan yang bergizi, kurangi lemak, alkohol dan kafein. Olah
raga secara teratur. Cobalah teknik mengurangi stress seperti nafas yang
dalam, meditasi. Lakukan aktivitas bagi diri Anda sendiri seperti pijat,
manicure. Tidurlah yang cukup setiap malam. Tertawalah sebanyak-
banyaknya . Carilah pihak-pihak yang berkompeten untuk membantu.
5. Masalah : Perubahan Vagina dan Inkontinensia
Pada masa ini vagina akan memendek serta menyempit. Dinding vagina
menjadi tipis dan kehilangan elastisitasnya. Gejala-gejala yang akan
timbul seperti rasa panas, gatal, pendarahan serta sakit pada saat
bersenggama. Sedangan pada saluran kemih akan timbul apa yang disebut
inkontinensia, yang artinya pengeluaran urin secara tidak sadar atau
ngompol. Hal ini dapat berdampak pada lingkungan sosial serta higienitas
personal.
Pendkes :
Untuk perubahan pada vagina : Gunakan vaginal moisturizer untuk
melembutkan vagina. Gunakan lubrikan vagina yang bersifat larut air atau
water-soluble untuk melembabkan vagina. Lakukan Pap's smear serta
pemeriksaan kebidanan lainnya secara berkala.
Untuk inkontinesia : Atur jumlah minuman yang diminum secukupnya .
Kurangi kafein dan makanan yang asam karena akan mengiritasi kandung
kemih. Jaga kebersihan sehingga terbebas dari infeksi. Lakukan latihan
otot dasar panggul (Kegel Exercise). Kurangi berat badan.
6. Masalah : Perubahan Aktivitas Seksual
Pada usia tua aktivitas seksual akan berubah pada kedua belah pihak
pasangan, baik sang wanita maupun sang pria. Banyak faktor yang
mendasarinya seperti, perubahan usia, hormonal serta kejiwaan masing-
masing pasangan. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi
berkurangnya respon seksual, aktivitas seksual yang menurun, hasrat
seksual yang berkurang, pasangan seksual yang menjadi disfungsional
(misal difungsi ereksi) dan sebagainya.
Pendkes :
Perpanjang masa foreplay, hal ini akan memperpanjang orgasme. Ubah
kebiasaan seksual, misal dengan melakukan hubungan senggama pada
pagi hari saat tingkat energi lebih tinggi. Lakukan pendekatan dengan
pasangan sehingga hubungan yang lebih baik dapat terbangun. Cobalah
saling membantu dalam mengatasi masalah seksual masing-masing
pasangan.
7. Masalah : Bertambahnya berat badan
Bertambahnya berat badan akan muncul akibat bertambahnya lemak dan
berkurangnya massa otot tubuh. Selain itu detak jantung akan cenderung
lebih cepat. Hal ini dicetuskannya antara lain oleh faktor hot flashes
seperti yang telah dijelaskan di atas serta perubahan emosional. Sakit
kepala pun akan ikut muncul pada wanita yang rentan terhadap perubahan
hormonal. Serta hal-hal yang lain yang mengikuti dengan penurunan usia
wanita tersebut.
Pendkes :
Mengkonsumsi makanan gizi seimbang dengan rendah kalori. Olah raga
secara teratur. Hindari pencetus stress. Lakukan hal-hal yang meredakan
ketegangan. Minumlah air yang cukup. Gunakan sun-block untuk
mencegah kanker kulit. Bila perlu konsumsi makanan tambahan.
I. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Terapi sulih hormon (TSH)
TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan
untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma
menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu,
TSH juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul
akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan
gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat
mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon
estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan
pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon
yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan
wanita yang bertambah tua (Kasdu, 2002).
Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :
- Tekanan darah tidak boleh tinggi.
- Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
- Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ).
- Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
- Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
- Kelenjar tiroid normal.
- Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium,
fungsi hati.
- Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu
dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam
Kontraindikasi :
- Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
- Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin
konjugasi.
- Riwayat ikterus dalam kehamilan.
- Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan
penglihatan, anemia
berat.
- Varises berat, tromboflebitis
Prinsip dasar pemberian Terapi Sulih Hormon :
- Wanita yang memiliki uterus, maka pemberian estrogen harus
selalu dikombinasikan dengan progesteron. Tujuan penambahan
progesteron adalah untuk mencegah kanker endometrium.
- Wanita tanpa uterus, maka cukup pemberian estrogen saja dan
estrogen diberikan secara kontinue (tanpa istirahat).
- Pada wanita perimenopause yang masih haid dan masih tetap
menginginkan haid, TSH diberikan secara sekuensial. Wanita paska
menopause yang masih ingin haid diberikan secara sekuensia,
kecuali jika tidak terjadi haid diberikan secara kontinyu.
- Jenis estrogen yang diberikan adalah estrogen dan progesteron
alamiah.
- Pemberian selalu dimulai dengan dosis rendah.
- Dapat dikombinasikan dengan androgen atau diberikan dengan
TSH yang memiliki sifat androgenik.
Jenis Pemberian :
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan
progesteron. Pilihan rejimen yang digunakan bergantung pada riwayat
histerektomi. Untuk wanita yang tidak menjalani histerektomi,
umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron untuk mengurangi
risiko terjadinya keganasan pada uterus.
a. Rejimen I, yang hanya mengandung estrogen
Rejimen ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani
histerektomi. Estrogen diberikan setiap hari tanpa terputus.
b. Rejimen II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan
progesteron.
Kombinasi sekuensial: estrogen diberikan kontinyu, dengan
progesteron diberikan secara sekuensial hanya untuk 10-14 hari
(12-14 hari) setiap siklus dengan tujuan mencegah terjadinya
hiperplasia endometrium. Lebih sesuai diberikan pada perempuan
pada usia pra atau perimenopause yang masih menginginkan siklus
haid.
Estrogen dan progesteron diberikan bersamaan secara kontinyu
tanpa terputus. Cara ini akan menimbulkan amenorea. Pada 3-6
bulan pertama dapat saja terjadi perdarahan bercak. Rejimen ini
tepat diberikan pada perempuan pascamenopause.
Cara pemberian TSH :
Oral
Transdermal
Semprot hidung
Implan (susuk)
Pervaginam (krem vagina)
Sublingual
Dosis:
Estrogen
konjugasi Oral 0.3-0.4 mg
Oral 1-2 mg
Transdermal 50-100 mg
17 estradiol Subkutan 25 mg
Medroksiprogesteron
asetat (MPA) 10 mg 2,5-5 mg
Siproteon asetat 1 mg 1 mg
Didrogesteron 10-20 mg 10 mg
Lama Penggunaan :
Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah
sebagai berikut:
a. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih
hormon sistemik selama 1 tahun dan kemudian dihentikan total
secara berangsur-angsur (dalam periode 1-3 bulan) dapat efektif.
b. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi
urogenital, pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya
waktu yang optimal tidak diterangkan dengan jelas.
c. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk
perlindungan terhadap tulang dan koroner, tetapi menghilang
bertahap setelah beberapa tahun.
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian
terapi sulih hormon di Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini
ditentukan berdasarkan aspek keamanan penggunaan terapi sulih
hormon jangka panjang.
Efek Samping :
- Meningkatkan resiko kanker payudara
- Meningkatkan resiko penyakit tromboemboli
- Peningkatan berat badan
- Meningkatkan frekuensi dan derajat sakit kepala pada pasien
migrain
- Perdarahan
b. Pengobatan Alternatif
- Vitamin B6 dalam dosis kurang dari 200 mg dapat meredakan
beberapa gejala yang menegangkan.
- Vitamin E efektif mengurangi rasa panas.
- Androgen digunakan bersama estrogen pada beberapa wanita untuk
meningkatkan libido, mengurangi nyeri payudara, dan mengurangi
migrain.
2. Non Farmakologi
a) Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang,
biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
- Menguatkan tulang
- Meningkatkan kebugaran
- Menstabilkan berat badan
- Mengurangi keluhan menopause
- Mengurangi stres akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda
dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa
organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit
sudah dideritanya.
Tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran
juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit.
Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause
yaitu jalan cepat, senam, dan berenang.
Gerakan yang dilarang:
Melompat
Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan mengambil
sesuatu di lantai
Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
b. Nutrisi (Diet)
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses
perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak melakukan
pembentukan kembali. Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan
juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang
sehingga kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga menurun
dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga berkurang.
Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi seimbang yang
berfungsi untuk memenuhi zat zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral (Kasdu, 2002).
c. Fitoestrogen
Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki struktur
kimia dan khasiat biologik seperti estrogen. Struktur kimia fitoestrogen
sebagian besar bukan steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid.
Fitoestrogen terdiri dari :
a. Isoflavon (banyak ditemukan dalam kacang kedelai, kacang hitam,
lentil, red clover, chickpea, terutama kedelai dengan produk olahannya :
susu, tofu, tempe, tauco, kecap)
Khasiat: bisa mengatasi osteoporosis dan hot flush, serta mencegah
kanker payudara dan kandung kemih.
b. Coumestan (terdapat pada daun semanggi, kacang kedelai, kacang
hijau, kecambah kedelai, red clover)
Khasiat: efektif mencegah kanker bila dikombinasikan isoflavon.
c. lignan (Terdapat dalam: gandum, sayuran (buncis), buah-buahan
(pepaya, bengkuang), biji bunga matahari).
Khasiat: menurunkan kadar kolesterol dan kepekaan insulin, serta risiko
kanker payudara.
d. Kalsium
Kebutuhan 1200mg/hari
Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun pepaya,bayam, teri, tahu, singkong,
daun melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang ijo dan pepaya,kacang tanah
kupas, ikan segar, beras giling, roti putih, ayam, dan daging sapi.
e. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan
mendatang. Perubahan gaya hidup untuk pencegahan jantung koroner pada
wanita, salah satu dgn mengurangi atau kalau mungkin menghentikan
merokok termasuk minum minuman beralkohol.
Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan
olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia
tersebut serta aktivitas.
f. Pemberian Konseling
Masalah utama yang dialami wanita pada masa klimakterium adalah faktor
psikis, wanita biasanya mempunyai rasa takut, gelisah, tegang, tidak percaya
diri dan khawatir bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi.
Alasan bahwa badan lemah dan tidak bergairah hanyalah alasan untuk
menutupi ketakutan dan kekhawatiran tersebut. Banyak wanita yang
mengalami gejala-gejala akibat perubahan tersebut dan biasanya menghilang
perlahan dan tidak mengakibatkan kematian. Namun tak jarang
mengakibatkan rasa tidak nyaman dan terkadang menyebabkan gangguan
dalam aktivitas sehari-hari.
Konseling yang diberikan pada wanita yang memasuki masa klimakterium
meliputi penjelasan dan pemahaman kesehatan reproduksi wanita yang
mencakup perubahan-perubahan fisik dan psikologis serta berbagai
permasalahan yang terjadi dalam berbagai masa kehidupan wanita. Perubahan
itu dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, pubertas, masa reproduksi,
masa klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa mempunyai
kekhususan yang memerlukan pemahaman dan perawatan keadaan tubuhnya
dalam menghadapi masa tersebut. Perubahan-perubahan tersebut adalah hal
yang wajar dan pasti terjadi dalam siklus kehidupan wanita. Pada masa
sekarang ini tanggung jawab kesehatan reproduksi wanita bukan saja berada
pada istri, namun melibatkan peran suami. Oleh karena itu maslah kesehatan
reproduksi wanita sudah merupakan tanggung jawab bersama antara suami
dan istri.
DAFTAR PUSTAKA