Oktober 2014
PENYUSUN:
APRESIASI
UNTUK SUBSTANSI:
UNTUK ARAHAN:
Anang sudarna
Suharsono
Didi adji siddik
Resmiani
DITERBITKAN OLEH:
iii
Pedoman pengawasan pengendalian pencemaran industri ini
Penyusun,
iv
DAFTAR ISI
v
3.5 Kegiatan Paska Kunjungan Lapangan ................................... 84
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun 2002
tentang Pedoman Umum Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup Bagi
Pejabat Pengawas menyebutkan bahwa tujuan pengawasan lingkungan
hidup adalah untuk memantau, mengevaluasi, dan menetapkan status
ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap:
2
Tujuan pembuatan buku pedoman ini diantaranya adalah:
1.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan buku pedoman ini yaitu
untuk mengetahui tingkat ketaatan suatu kegiatan dan/atau usaha
dalam pengelolaan lingkungan serta upaya tindak lanjut yang harus
dilakukan.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
4
Gambar 1 Pencemaran Lingkungan
5
2.2 Potensi Pencemaran Lingkungan
6
No. Jenis Sumber Air Limbah Kegiatan yang
Usaha/Kegiatan Menghasilkan Air
Limbah
pulp making, dan black
liquor thickening.
5. Peleburan besi dan Sarana penunjang Laboratorium dan ruang
baja proses pendinginan.
6. Hotel Fasilitas kamar Kamar mandi dan toilet
meliputi washtafel,
shower/bathtub,
pembersihan kamar mandi.
Fasilitas umum Dapur dan restoran,
meliputi pencucian bahan
masakan, peralatan masak
dan peralatan makan.
Laundry, kolam berenang,
alat pendingin (ac dan
refrigerator), dan alat
pemadam kebakaran
7. Tekstil Sarana produksi Proses pengkanjian, proses
penghilangan kanji,
pengelantangan,
pemasakan, merserisasi,
pewarnaan, pencetakan, dan
proses penyempurnaan.
Sarana utilitas Pencucian sarana dan
peralatan serta blowdown.
8. Minyak Sawit Sarana produksi Sterilisasi, pemurnian, dan
pemisahan inti sawit dengan
cangkang.
9. Semen Sarana umum Utilitas, pencucian
kendaraan dan alat berat,
domestik.
7
Tabel 2 Potensi Pencemaran Udara Berdasarkan Industri
No. Jenis Industri Sumber pencemaran Potensi emisi
1. Rumah Sakit Genset CO, NOx, SOx, Partikulat,
Incinerator Partikulat, SO2, NO2, HF,
CO, HCl, CH4, As, Cd, Cr, Pb,
Hg, Ti, Opasitas
2. Keramik Kiln, utilitas (genset, NOx, SOx, TSP, HF,
boiler) Opasitas, CO
3. Pupuk Pabrik pupuk ammonium Total partikel, NH3, SO2,
sulfat ZA: NO2
Drier scrubber, saturator,
exhaust gas scrubber,
unit asam sulfat, dan gas
turbin
Pabrik pupuk urea: NO2, NH3, total partikel
Primary reformer,
prilling tower, dan gas
turbine/waste heat boiler.
Pabrik pupuk fosfat: Total partikel dan fluor
Penyimpanan bahan ball
mill, unit reaksi, unit
granulasi
Pabrik pupuk majemuk Total partikel, fluor, dan
NPK:scrubber amoniak
Utilitas: Power boiler SO2, NO2
4. Pulp dan kertas Boiler, incinerator, turbin SO2, Cl2, ClO2, CO, NO2.
generator SO2, partikulat
5. Peleburan besi Unit DR Plant (cerobong SO2, NO2, dan partikulat
dan baja pabrik besi spons dan
cerobong pabrik hyl),
proses peleburan, rolling
mill, rotary kiln, dan
boiler.
6. Hotel Genset, boiler SO2, CO, NOx, dan jelaga
7. Elektronik Persiapan plat, electroless Partikulat, uap asam, VOC,
plating, imaging, uap organik, ammonia, CFC
electroplating, tahap
akhir, dan tes
8. Tekstil Mesin penyempurnaan, TSP, NOx, SOx, Minyak dan
stentering, proofing, dry Mist, Solven, VOC, CO2,
cleaning, proses Amonia, Formaldehid, CO,
pencucian, boiler, dan uap asam.
pencelupan dan
pencetakan, pelepasan
dan penyempurnaan
crosslink.
9. Semen Kiln plant/stack kiln, Partikulat, debu, SO2, NO2
packling, coal mill, dan
finish mill.
8
2.2.3 Potensi Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3)
9
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum, dll)
2. Peleburan/pengolaha - Proses peleburan Sumber Spesifik
n besi dan baja besi/baja - Ash, dross, slag dari
- Proses casting furnace
besi/baja - Debu, residu, dan/atau
- Proses besi/baja: sludge dari fasilitas
rolling, drawing, pengendali pencemaran
sheeting udara
- Coke - Sludge dari IPAL
manufacturing - Pasir foundry dan debu
- IPAL yang cupola
mengolah efluen - Simulsi minyak dari
dari coke pendingin pelumas
oven/blast furnace - Sludge ammonia
- Sludge dari proses
rolling
10
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
termasuk kegiatan - Potongan PCB tersolder
pengecatan - Scrub timah solder
- IPAL yang - Kemasan bekas B3 dan
mengolah efluen LB3 (kaleng cat, drum,
dari proses di atas dll)
- Tinner bekas
- Coolant radiator
- sludge painting
- pelumas bekas
- kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
5. Elektroplating dan - semua proses yang Sumber spesifik:
galvanis berkaitan dengan - Sludge pengolahan dan
kegiatan pelapisan pencucian
logam termasuk - Larutan pengolah bekas
proses perlakuan - Larutan asam
phospating, (pickling)
etching, polishing - Dross, slag
chemical - Pelarut bekas
conversion coating, (terklorinasi)
anodizing - Larutan bekas proses
- pre treatment: degreasing
pickling - Sludge dari IPAL
degreasing, - Residu dan larutan
stripping, cleaning, batch
grinding, sand - Mill scale
blasting weld - Abu timah
cleaning - HCl
depainting Sumber Non Spesifik:
- IPAL yang - Pelumas bekas
mengolah efluen - Aki bekas
proses - E-waste (computer,
elektroplating dan printer, dll)
galvanis - Lampu TL bekas
6. Cat (varnish dan - MFDP cat Sumber Spesifik:
bahan pelapis lain) - IPAL yang - Sludge cat
mengolah efluen - Pelarut bekas
proses yang - Sludge dari IPAL
berkaitan dengan - Filter bekas
cat - Produk off-spec
- Residu proses destilasi
- Cat anti korosi (Pb, Cr)
- Debu/sludge dari unit
pengendalian
pencemaran udara
- Sludge proses painting
- Solvent based
- Water based
Sumber Non Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
11
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
- E-waste (computer,
printer, dll)
7. Batere Sel Kering - MFDP batere sel Sumber Spesifik:
kering - Sludge proses produksi
- IPAL yang - Residu proses produksi
mengolah efluen - Batere bekas, off spec,
proses produksi dan kadaluarsa
batere - Sludge dari IPAL
- Metal powder
- Dust, slag, ash
Sumber Non Spesifik:
- Batere kadaluarsa
- BM sedotan/sapuan
- Abu insinerator
- Minyak pembersih
solar
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
8. Batere Sel Basah - MFDP batere sel Sumber Spesifik:
kering - Sludge proses produksi
- IPAL yang - Batere bekas
mengolah efluen kadaluarsa dan off spec
proses batere - Sludge dari IPAL
- Larutan asa/alkali
- Dross
- Lead powder
Sumber Non Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
9. Komponen - Manufaktur dan Sumber Spesifik:
elektronik/peralatan perakitan - Sludge proses produksi
elektronik komponen, serta - Pelarut bekas
peralatan - Merkuri
elektronik contractors/switch
- IPAL yang - Lampu fluorosens (Hg)
mengolah efluen - Coated glass
proses - Larutan etching untuk
printed circuit
- Caustic stripping
(photoresist)
- Residu solder dan
fluxnya
- Limbah pengecatan
12
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
- PBC breaking
- Thinner dan flux
- Solder waste
- Phosphating waste
- Polyol
Sumber Non Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi limbah
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
10. Farmasi - MFDP produk Sumber Spesifik:
farmasi - Sludge dari fasilitas
- IPAL yang produksi
mengolah efluen - Pelarut bekas
proses manufaktur - Produk off spec
dan produksi kadaluarsa dan sisa
farmasi - Sludge dari IPAL
- Peralatan dan kemasan
bekas
- Residu proses produksi
dan formulasi
- Absorben dan filter
(karbon aktif)
- Residu proses destilasi,
evaporasi dan reaksi
- Limbah laboratorium
- Residu dari proses
insinerasi
Sumber Non Spesifik:
- Katalis bekas
- Fly ash
- Limbah laboratorium
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
11. Sabun- - Proses manufaktur Sumber Spesifik:
detergen/produk dan formulasi - Residu produksi dan
pembersih produk konsentrat
desinfaktan/kosmetik - Filter dan absorben
bekas
- Pelarut bekas
- Konsentrat off spec dan
kadaluarsa
- Limbah laboratorium
- Sludge dari IPAL
Sumber Non Spesifik:
13
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
- Batubara
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
12. Gelas - Manufakturing dan Sumber Spesifik:
keramik/Enamel formulasi produk - Bubuk gelas-terlapis
gelas dan logam
keramik/enamel - Emulsi minyak
- Residu dari proses
etching
- Hg (glass switches)
- Debu/sludge dari
peralatan pencemaran
udara
- Residu opal glass-As
- Bronzing dan
decolorizing agent-As
Sumber Non Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3
- Kemasan kimia
kadaluarsa
- Kemasan
terkontaminasi B3
(majun, sarung tangan)
- Filter oli bekas
- Serbuk gergaji bekas
- Reject product
13. Chemical industry - Degreasing, Sumber Spesifik:
descalling, - Alkali, pelarut
phosphating, asam/larutan oksidator
derusting yang terkontaminasi
passivation, logam, minyak, gemuk
refinishing - Residu dari kegiatan
pembersihan
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 ( kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E- waste (computer,
printer, dll)
- Limbah laboratorium
(botol bekas)
- Lampu TL
- Aki bekas
14
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
14. Semua jenis industri - Proses Sumber Spesifik:
yang replacement, - Asbestos
menghasilkan/mengg refilling, Sumber Tidak Spesifik:
unakan listrik reconditioning atau - Pelumas bekas
retrofitting dari - E-waste (computer,
transformer dan printer, dll)
capasitor - Lampu TL
- Aki bekas
15. Semua jenis industri - AC, atap, insulation Sumber Spesifik:
konstruksi - Asbestos
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- E-waste (computer,
printer, dll)
- Lampu TL
- Aki bekas
16. Bengkel pemeliharaan - Pemeliharaan Sumber Spesifik:
kendaraan mobil, motor, - Pelumas bekas
kereta api, pesawat, - Pelarut (cleaning
termasuk body degreasing)
repair - Limbah cat
- Asam
- Batere bekas
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
17. Plastik - Sumber Spesifik:
- Solvent bekas
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
18. Sepatu - Sumber Spesifik:
- Solvent bekas
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan terkominasi
LB3 (majun, sarung
tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
15
No Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
- Limbah
laboratorium/medis
19. Ban - Sumber Spesifik:
- Sludge/oil separator
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan terkominasi
LB3 (majun, sarung
tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
20. Rayon - Sumber Spesifik:
- Katalis bekas
- Fly ash
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan terkominasi
LB3 (majun, sarung
tangan)
- E-waste (computer,
printer, dll)
- Limbah laboratorium
(botol bekas)
- Lampu TL
- Aki bekas
21. Kaca - Pembakaran silica Sumber Spesifik:
dalam gas furnace - Dust checker
- Boiler - Sludge dari IPAL
- VCM Plant - Fly ash dan bottom ash
- Residu proses produksi
- Katalis bekas
Sumber Tidak Spesifik:
- Pelumas bekas
- Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
- Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan,
kerak lem)
- E-waste (computer,
printer, dll)
- Limbah
laboratorium/medis
16
Tabel 4 Identifikasi Jenis LB3 Industri Agroindustri
Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
No.
1. Boiler yang Boiler 1. Fly ash batubara
menggunakan bahan 2. Bottom ash batubara
bakar batubara
2. Agar-agar Workshop, kantor Lihat Tabel 5
3. Gula Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
4. Jamu Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
5. Karet Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
6. Kina Proses produksi Ampas kina/residu
destilasi
Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
7. Makanan dan minuman Proses produksi Sludge
(kecap, saos, air
mineral, minuman Workshop kantor, Lihat Tabel 5
ringan, makanan gudang bahan kimia,
ringan, kerupuk, laboratorium,
pengalengan makanan, poliklinik
cold storage)
8. Minyak goreng Proses produksi - Spent earth
- Sludge minyak/lemak
Workshop kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
9. Pakan ternak Workshop kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium
10. Penyamakan kulit Proses produksi Limbah
IPAL trimming/shaving/bufing
Sludge IPAL dari proses
tanning dan finishing
Kerak cat
Workshop,kantor Lihat Tabel 5
11. Peternakan Workshop Lihat Tabel 5
/Penggemukan hewan Kantor
12. Plywood (kayu lapis) Proses produksi Kerak lem, sisa lem
IPAL Sludge IPAL
Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia
13. Rokok Proses produksi Tinta bekas
Kemasan bekas tinta
17
Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
No.
Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
14. Sawit dan tapioka Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
laboratorium, klinik
15. Teh Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia
16. Tepung terigu dan Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
tapioka gudang bahan kimia,
laboratorium
17. Kertas Proses produksi Sisa tinta printing
Kemasan bekas tinta
printing
Sludge tinta converting
Sludge tinta coragated
IPAL Sludge IPAL (proses
kimia/biologi)
Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia
18. Pulp Proses Produksi Dregs dan Grits
IPAL Suldge IPAL
Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia,
poliklinik
19. MSG Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia
20. Gula rafinasi IPAL Sludge IPAL
Workshop, kantor, Lihat Tabel 5
gudang bahan kimia
18
Tabel 6 Identifikasi Jenis LB3 Sektor Pertambangan, Energi, Minyak,
Dan Gas
No. Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
1. Emas dan tembaga Proses produksi/ Spesifik
pengolahan ore, - Tailing
Workshop, - Limbah fire assay
perkantoran dan (ceramic, flux, cupell)
perumahan, - Bahan kimia kadaluarsa
laboratorium, utilitas - Limbah laboratorium
(PLTU dll)
Non Spesifik
- Oli bekas
- Grease bekas
- Filter bekas
- Aki bekas
- Baterai
- Hose bekas
- Majun/ material
terkontaminasi
- Kemasan terkontaminasi
limbah B3
- E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
- Lampu TL bekas
- Fly ash and Bottom ash
- Limbah medis/infeksius
2. PLTU/PLTG/ Spesifik
PLTGU/PLTD - Sludge IPAL
- Limbah laboratorium
Non Spesifik
- Oli bekas
- Grease bekas
- Filter bekas
- Aki bekas
- Baterai
- Hose bekas
- Majun/ material
terkontaminasi
- Kemasan terkontaminasi
limbah B3 (drum bekas,
kaleng cat, kemasan
bahan kimia)
- E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
- Lampu TL bekas
- Fly ash and Bottom ash
- Limbah medis/infeksius
3. EP Migas Eksplorasi dan Spesifik
produksi pemeliharaan - Slop minyak/ minyak
fasilitas produksi, kotor
fasilitas pemeliharaan - Oily water
IPAL - Sludge minyak
Tangki penyimpanan - Lumpur bor
Workshop - Karbon aktif
Perkantoran dan - Absorben bekas
19
No. Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
perumahan - Sludge IPAL
Laboratorium - Tanah terkontaminasi
minyak
Non Spesifik
- Oli bekas
- Filter bekas
- Aki bekas
- Baterai
- Bahan kimia bekas dan
kadaluarsa & limbah
laboratorium (glycol,
MDEA, Ethyl mercaptan,
silica gel, resin, dll)
- Material terkontaminasi
B3 dan LB3 (majun,
sarung tangan, serbuk
gergaji, spill kit, pigging
kit, ceramic balls, dll)
- Kemasan terkontaminasi
limbah B3 (drum bekas,
kaleng cat, kemasan
bahan kimia)
- E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
- Lampu TL bekas
- Limbah medis/infeksius
4. Pengolahan migas Eksplorasi dan Spesifik
produksi pemeliharaan - Katalis bekas
fasilitas produksi, - Oily water
fasilitas pemeliharaan - Sludge minyak
IPAL - Karbon aktif bekas
Tangki penyimpanan - Filter bekas
Workshop - Sludge IPAL
Perkantoran dan - Tanah terkontaminasi
perumahan minyak
Laboratorium - Limbah laboratorium
Unit dissolve air
flotation Non Spesifik
- Oli bekas
- Filter bekas
- Aki bekas
- Baterai
- Bahan kimia bekas dan
kadaluarsa & limbah
laboratorium (glycol,
MDEA, Ethyl mercaptn,
resin, dll)
- Material terkontaminasi
B3 dan LB3 (majun,
sarung tangan, serbuk
gergaji, spill kit, pigging
kit, ceramic balls, dll)
- Kemasan terkontaminasi
limbah B3 (drum bekas,
kaleng cat, kemasan
20
No. Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah
bahan kimia)
- E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
- Lampu TL bekas
- Limbah medis/infeksius
5. Distribusi Workshop Spesifik
Perkantoran Sludge minyak dan tanah
Tangki terkontaminasi minyak
Non Spesifik
- Oli bekas
- Oil off spec
- Minyak kotor/ slop oil
- Filter bekas
- Aki bekas
- Baterai
- Majun / material
terkontaminasi
- Kemasan terkontaminasi
LB3 (drum bekas, kaleng
cat, kemasan bahan
kimia)
- E- waste (catridge, toner
bekas, monitor, dll)
- Lampu TL bekas
- Limbah medis
Tabel 7 Identifikasi Jenis LB3 Sektor Prasarana Jasa Dan Non Institusi
No Jenis industri Sumber limbah Jenis Limbah
1. Hotel Operasional/perkantoran - Catridge, toner
printer
- Solvent bekas
- Lampu TL bekas
- Baterai bekas
- E-waste
Utilitas/ kegiatan pendukung - Oli bekas
- Sisa kemasan
chemical, bahan
kimia laundry
- Majun bekas
- Filter oli bekas, filter
solar bekas
- Kemasan bahan
kimia, drum solvent,
kaleng cat
- Aki bekas, baterai
bekas
- Asbes
- Sludge IPAL
2. Rumah sakit Operasional/perkantoran - Limbah medis
- Lampu TL bekas
- Catridge
- Jarum suntik
- Obat kadaluarsa,
21
No Jenis industri Sumber limbah Jenis Limbah
reagen
- Kaleng bertekanan
- Limbah laboratorium
Utilitas - Aki bekas
- Oli bekas]
- Filter oli dan solar
bekas
- Sisa kemasan bahan
kimia
- Abu insinerator
- Sludge IPAL
3. Pengolahan Penghasil LB3 dan pengumpul - Sludge
Limbah B3 LB3 - Sarung tangan bekas,
masker, kain majun
- Kaleng kemasan
kimia terkontaminasi
- Lampu TL bekas
- Abu ex dust collector
(abu furnace)
- Sludge scrubber
- Aki bekas
- Air chemical bekas
- Air separator
- Sludge IPAL, WWT
Cake, sludge cake
- Oli bekas
- Abu insinerator
- Filter oli bekas, filter
solar dan udara
- Sludge oil
- Slop oil
- Katalis bekas
- Absorber
- Residu
- Contaminated goods,
Expired product
- Powder spray
- Catridge printer
bekas
- Lab waste ( organik
solvent dan bekas uji
coba)
- Solid cake/ padatan
- Elektronik bekas
- Poor slag
- Bag filter
- Separator
- Dross
- Steel shot & steel grit
- Coolant & waste
water
- Moulding resin
- Used grease
- Valsvar corrocoat
powder
- Blank rod
22
No Jenis industri Sumber limbah Jenis Limbah
- Unused carbon
- Cutting PCB
- Used Electrolyte
- Blaster dust shot grit
- Mill scale
- Contaminated soil
- Thinner
- TCE
- Hydrocarbon
- Hydraulic oil
- Used contaminated
rags
- Sludge water base
brush
- Used solvent brush
cleaner
- Sludge compound
- Ash compound
- Dry glue
- Laboratory waste
4. Kawasan Operasional/ perkantoran - Sludge IPAL
industri - Lampu TL bekas
- Kemasan bekas
limbah lab
- Lab waste
- Catridge printer
23
b. Membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air
sehingga tidak terjadi perembesan ke tanah serta terpisah dengan
saluran limpahan air hujan;
c. Memasang alat ukur debit laju alir limbah cair dan melakukan
pencatatan debit harian limbah cair tersebut;
d. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair kepada
laboratorium terakreditasi sekurang-kurangnya satu kali dalam
sebulan;
e. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian dan kadar
parameter Baku Mutu Limbah Cair sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali kepada OPD Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota, yang
tembusannya disampaikan kepada Gubernur dan Menteri, serta
instansi lainnya yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
24
No Jenis Usaha/ Peraturan terkait Kewajiban Parameter
Kegiatan
5. Hotel KepMenLH Nomor: Kep- BOD, COD, TSS, pH
52/MENLH/10/1995
6. Tekstil - KepMenLH BOD, COD, TSS, Fenol
total, Krom total, Amonia
- Nomor:Kep-
total (NH3-N), Sulfida
51/MENLH/10/1995
sebagai S, Minyak dan
- KepGub
Lemak, pH
No.6/1999Lampiran
II.9
7. Minyak Sawit KepMenLH Nomor: Kep- BOD, COD, TSS, Minyak
51/MENLH/10/1995 dan lemak, Amonia (NH3-
N), pH
8 Industri tidak KepGub No.6/1999 Fisika: Temperatur, TSS,
spesifik Lampiran III TDS
Kimia: pH, Fe, Mn, Ba,
Cu, Zn, Cr+6, Cr, Cd, Hg,
Pb, Sn, As, Se, Ni, Co, CN,
H2S, F, Cl2, NH3-N, NO3-
N, NO2-N, BOD5, COD,
Senyawa Aktif Biru
Metilen, Fenol, Minyak
Nabati, Minyak Mineral,
Radiaktivitas
25
Tabel 9 Alat Pengendali Partikulat Pencemaran Udara
26
No Nama Alat Cara kerja Gambar
(negative charging) sehingga
menimbulkan gaya
elektrostatis. Gaya ini akan
berinteraksi sehingga
partikulat akan mengalami
presipitasi pada sistem
pengumpul (berbentuk plat
atau tabung) yang bermuatan
positif. Setelah menempel
pada bidang pengumpul maka
akan terjadi discharging
muatan hingga kolektor
ternetralisir oleh jumlah
partikulat bermuatan yang
menempel.
5. Fabrik filter/ Unit pengendali pencemaran
Baghouse udara yang disisihkan melalui
mekanisme impaksi,
intersepsi dan difusi. Fabric
filter menggunakan bahan
filter tertentu seperi nilon
atau wol untuk menyisihkan
partikel dari aliran gas
27
No Alat Cara Kerja Gambar
2. Absorber/ Unit pengendali gas yang
scrubber menggunakan prinsip
absorpsi. Absorpsi adalah
mekanisme dimana satu
atau lebih zat pencemar
dalam aliran gas dieliminasi
atau dihilangkan dengan
cara melarutkannya dalam
cairan.
28
a. Membuang emisi gas melalui cerobong yang dilengkapi dengan
sarana pendukung dan alat pengaman sesuai peraturan yang
berlaku;
b. Memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir
volume untuk setiap cerobong emisi yang tersedia serta alat ukur
arah dan kecepatan angin;
c. Melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari
setiap cerobong emisi (CEMs).
d. Melakukan pengujian emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong
paling sedikit 2 (dua) kali selama periode operasi setiap tahunnya
bagi sumber emisi tidak bergerak yang beroperasi selama 6 (enam)
bulan atau lebih;
e. Melakukan pengujian emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong
paling sedikit 1 (satu) kali selama periode operasi setiap tahunnya
bagi sumber emisi tidak bergerak yang beroperasi kurang dari 6
(enam) bulan;
f. Menggunakan laboratorium yang terakreditasi dalam pengujian
emisi sebagaimana dimaksud dalam huruf d dan huruf e;
g. Melakukan pengujian emisi setelah kondisi proses pembakaran
stabil;
h. Menyampaikan laporan hasil analisis pengujian emisi sebagaimana
dimaksud dalam huruf c kepada Bupati/Walikota, dengan tembusan
Gubernur dan Menteri paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan, untuk huruf d atau e paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6
(enam) bulan;
i. Melaporkan kejadian tidak normal dan/atau keadaan darurat yang
mengakibatkan baku mutu emisi dilampau serta rincian upaya
penanggulangannya kepada Bupati/Walikota, dengan tembusan
Gubernur dan Menteri.
29
Tabel 11 Baku Mutu Yang Digunakan Bagi Sumber Emisi
30
1. Persyaratan cerobong
Dimana:
Jika cerobong memiliki ukuran bagian bawah dan atas berbeda, maka
diameter ekivalen ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
De: diameter ekivalen
D : diameter dalam cerobong bawah
d : diameter dalam cerobong atas
31
3. Persyaratan pendukung
32
Dengan pengolahan limbah sebagaimana tersebut di atas, maka mata
rantai siklus perjalanan limbah B3 sejak dihasilkan oleh penghasil
limbah B3 sampai penimbunan akhir oleh pengolah limbah B3 dapat
diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur, sedangkan perjalanan limbah
B3 dikendalikan dengan sistem manifest berupa dokumen limbah B3.
Dengan sistem manifest dapat diketahui berapa jumlah B3 yang
dihasilkan dan berapa yang telah dimasukkan ke dalam proses
pengolahan dan penimbunan tahap akhir yang telah memiliki
persyaratan lingkungan. Mekanisme pengelolaan limbah B3 melalui
manifest dapat dilihat pada Gambar 2.
33
KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
PENGURANGAN
PENYIMPANAN
PENGUMPULAN
PENGANGKUTAN
PEMANFAATAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN
34
Fasilitas pengelolaan Limbah B3, yaitu sebagai berikut:
a. Tempat Penyimpanan Limbah B3 (TPS LB3)
Seluruh kegiatan usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib memiliki
Tempat penyimpanan Limbah B3 baik berbentuk gudang penyimpanan
limbah B3 maupun sludge pond apabila limbah B3 berupa sludge.
Check list form evaluasi TPS LB3 dapat dilihat pada Tabel13.
CHECKLIST
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
SEKTOR Contoh: Peleburan
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI : Timah Hitam
LOKASI : Kab/Kota...
PT. ABCDE
TIM PENILAI :
TGL PENILAIAN:
PENGEMASAN
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai
1
dengan bentuk limbah B3?
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai
2
dengan karakteristik limbah B3?
apakah pengemasan limbah B3 dilengkapi dengan
3
simbol label limbah B3?
apakah penempatan limbah B3 disesuaikan dengan
4
jenis dan karakteristik limbah B3?
5 apakah kondisi kemasan limbah B3 bebas karat?
6 apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak bocor?
7 apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak meluber?
35
13 apakah penyimpanan menggunakan sistem blok / sel
apakah masing-masing blok/sel dipisahkan
14
gang/tanggul?
15 apakah kemasan/limbah limbah B3 diberi alas / pallet?
16 apakah tumpukan limbah B3 maksimal 3 lapis?
apakah limbah B3 disimpan sesuai dengan masa
17
penyimpanan dalam izin?
(jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi)
PEMANTAUAN
adakah logbook/catatan untuk mencatat keluar masuk
18
limbah limbah B3?
apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan
19
yang tercatat di logbook/catatan?
PENGELOLAAN LANJUTAN
apakah melakukan pengelolaan lanjutan terhadap
20 limbah B3 yang disimpan? (diserahkan ke pihak
ketiga/dimanfaatkan internal)
LAIN-LAIN
tersediakah alat tanggap darurat yang mudah
21
dijangkau?
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
36
b. Pemanfaatan Limbah B3
Seluruh kegiatan pemanfaatan limbah B3 wajib memiliki izin
pemanfaatan dari Kementerian Lingkungan Hidup, kecuali untuk
pemanfaatan sebagai reuse atau penggunaan kembali pada proses yang
sama. Pemanfaatan limbah B3 berdasarkan Permen LH No. 2 Tahun
2008 tentang Pemanfaatan Limbah B3 terdiri dari 3 jenis, yaitu reuse,
recycle, dan recovery, yaitu sebagai:
1. Substitusi bahan bakar
Checklist form pemanfaatan dapat dilihat pada Tabel 14 dengan isi
disesuaikan dengan ketentuan izin pemanfaatan yang dimiliki
perusahaan tersebut. Selain check list pengawas juga memeriksa
pelaksanaan ketentuan izin lainnya yang tidak tercantum dalam
checklist pemanfaatan serta memeriksa log book pemanfaatan
limbah B3 yang dimiliki perusahaan dan mengecek kesesuainnya
dengan izin. Jika ketentuan izin mewajibkan pengukuran emisi,
maka periksa:
Hasil pengukuran emisi oleh laboratorium (sertifikat hasil
analisa)
Laboratorium yang mengukur wajib terakreditasi dan
teregistrasi di KLH
Periksa kesesuaian jumlah parameter yang diukur dengan izin
yang berlaku
Periksa kesesuaian frekuensi pengukuran yang dilakukan dengan
izin yang berlaku
Periksa hasil pengukuran emisi dan bandingkan dengan baku
mutu emisi yang berlaku baik berdasarkan ketentuan izin
maupun berdasarkan peraturan yang berlaku.
37
Tabel 14 Checklist Pemanfaatan Fly ash dan Bottom ash Batubara
CHECKLIST
PEMANFAATAN FLY ASH&BOTTOM ASH BATUBARA
PENAATAN UMUM
1 apakah dilakukan pengujian karakteristik kimia fisik
fly ash dan bottom ash sekurang-kurangnya 1
bulan sekali atau sesuai izin?
2 apakah hasil pengujian karakteristik kimia fisik fly
ash dan bottom ash memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam izin?
3 apakah dilakukan analisa kandungan logam berat
total fly ash dan bottom ash?
4 apakah hasil analisa kandungan logam berat total
fly ash dan bottom ash memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam izin (cek sertifikat hasil uji)
apakah penyimpanan fly ash dan bottom ash dilaksanakan sesuai dengan izin?, seperti:
5
a. Bentuk dan kualitas tempat penyimpanan
6 c. Kesesuaian tempat penyimpanan dgn limbah
yang disimpan
7 d. Dilengkapi simbol dan label
8 e. Waktu penyimpanan (<90 hari)
9 apakah fasilitas pemanfaatan dilengkapi dengan
prosedur tanggap darurat?
10 Fasilitas pemanfaatan batas-batas fisik yang jelas
dan dilengkapi dengan pintu darurat
PENAATAN KHUSUS
11 apakah persentase kualitatif pemanfaatan sesuai
dengan izin?
12 apakah spesifikasi teknis pemanfaatan sesuai
dengan izin?
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
38
2. Substitusi bahan baku
Contoh substitusi ini adalah pemanfaatan sebagai paving block,
batako, semen dan lain-lain. Checklist pemanfaatan substitusi
bahan baku dapat dilihat pada Tabel 15 jika belum ada checklist
yang spesifik maka pengawas wajib membuat checklist berdasarkan
ketentuan izin pemanfaatan yang dimiliki perusahaan. Kemudian
periksa pelaksanaan ketentuan izin lainnya yang tidak tercantum
dalam checklist pemanfaatan dan periksa loog book pemanfaatan
limbah B3 yang dimiliki perusahaan dan cek kesesuainnya dengan
izin.
3. Jenis lainnya setelah melalui penelitian dari kajian yang
memperhatikan aspek-aspek lingkungan.
CHECKLIST
PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS UNTUK SUBSTITUSI BAHAN BAKAR
SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT. ........ ................
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
PENAATAN UMUM
1 apakah dilakukan uji karakteristik minyak
pelumas bekas minimal 1 bulan sekali atau sesuai
izin?
2 apakah Hasil uji karakteristik minyak pelumas
bekas dan atau proses pemanfaatan minyak
pelumas bekas sesuai dan memenuhi kriteria
yang ditetapkan dalam izin? (cek sertifikat hasil
uji)
3 apakah dilakukan uji dampak terhadap proses
energi yang dihasilkan sebagai akibat perubahan
karakteristik?
apakah penyimpanan minyak pelumas bekas dilaksanakan sesuai dengan izin?, seperti:
4
a. Bentuk dan kualitas kontainer sesuai izin
5 b. Resistensi terhadap air dan bahan kimia lain
sesuai izin
39
6 c. Kesesuaian bahan kontainer dengan isi
kontainer
7 d. Dilengkapi simbol dan label
8 e. Waktu penyimpanan (<90 hari)
9 apakah fasilitas pemanfaatan dilengkapi dengan
prosedur tanggap darurat dan penanganan
tumpahan?
10 apakah fasilitas pemanfaatan memiliki batas-
batas fisik yang jelas dan dilengkapi dengan pintu
darurat?
PENAATAN KHUSUS
11 apakah persentase kualitatif pemanfaatan
minyak pelumas bekas sesuai dengan izin?
apakah Informasi kriteria pemanfaatan sesuai dengan izin?, seperti:
a. Pelaporan kualitas udara emisi (Frekuensi
12 sesuai izin)
b. Pelaporan udara ambien (frekuensi setahun
13 sekali)
14 c. Jumlah oli bekas yang dihasilkan (ton/bulan)
d. Jumlah oli bekas yang dimanfaatkan
15 (ton/bulan)
16 e. Menyebutkan semua sumbernya
apakah spesifikasi teknis pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai izin?, seperti:
17 a. Terdapat spray nozzle
b. Flow rate pelumas bekas ke combustion
18 chamber sesuai izin
c. Aliran pelumas bekas (temperatur combustion
19 chamber >950C)
d. Flow rate dan volume total pelumas bekas
20 tercatat harian
e. Wajib diemisikan tunggal pada cerobong
21 pembakaran
f. pelumas bekas tidak digunakan selama start up
22 dan shut down
g. tidak memasukkan pelumas bekas diluar
23 ketentuan dalam izin
h. tidak mencampur dengan limbah B3 lain
24 selama proses recovery energy
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
40
c. Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi,
solidifikasi, fisika, kimia, biologi dan cara lainnya sesuai dengan
perkembangan teknologi. Untuk pengolahan secara thermal,
pengamatan lapangan mengikuti checklist pada Tabel 16 dan untuk
pengolahan lainnya, pengamatan lapangan dapat mengikuti checklist
pada Tabel 16 dengan mengacu pada izin pengolahan yang dimaksud.
CHECKLIST
PENGOLAHAN LIMBAH B3 SECARA THERMAL (INSINERATOR)
SEKTOR
NAMA PERUSAHAAN
INDUSTRI :
LOKASI : Kab./Kota
PT.
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
PENAATAN UMUM
apakah selama pengakutan tidak terjadi
1 ceceran?
apakah Jenis limbah yang dibakar sesuai
dengan yang tercantum dalam izin?
2
3 apakah pengoperasian insinerator sesuai izin?
PENAATAN KHUSUS
apakah dilakukan pengukuran suhu gas bakar
4 di burning chamber?
apakah dilakukan pencatatan jumlah dan
5 komposisi limbah yang dibakar? (cek log book)
apakah komposisi limbah yang dibakar sesuai
8 izin?
apakah suhu ruang bakar I saat insinerator
6 beroperasi 600-800 C (atau sesuai izin)?
apakah suhu ruang bakar II saat insinerator
7 beroperasi 900-1100 C (atau sesuai izin)?
apakah efisiensi pembakaran terpenuhi? (Cek
9 sertifikat hasil uji)
apakah melakukan pengelolaan lanjutan
terhadap abu sisa pembakaran? (diserahkan
10 ke pihak ke-3/landfill)
41
PEMANTAUAN
11 apakah memiliki logbook/pencatatan keluar
masuk limbah yang dibakar dan abu
insinerator?
LAIN-LAIN
tersediakah alat tanggap darurat yang mudah
12 dijangkau?
tersediakah fasilitas P3K yang mudah
13 dijangkau?
apakah memiliki SOP pengoperasian
14 insinerator ?
15 apakah memiliki SOP tanggap darurat?
tersediakah pagar, pintu darurat dan rute
evakuasi? (sesuai dengan SOP penyimpanan
16 dan tanggap darurat)
apakah kebersihan / housekeeping terkelola
17 dengan baik?
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
42
d. Penimbunan Limbah B3
Penimbunan limbah B3 dapat berupa landfill kategori I, kategori 2, dan
kategori 3. Hal tersebut tergantung dari jenis limbah B3 yang akan
ditimbun dan hasil uji analisis total logam berat limbah B3 yang akan
ditimbun. Checklist penimbunan limbah B3 dapat dilihat pada Tabel 17.
DATA PENAATAN
1 apakah Jenis limbah B3 yang ditimbun sesuai
dengan izin ?
2 apakah jenis limbah yang ditimbun memenuhi
bakumutu TCLP?
3 terdapat sumur pantau minimal 3 buah (1 upstream
dan 2 downstream)?
43
13 apakah melakukan uji kualitas air tanah pada sumur
pantau rona awal?
14 apakah Baku Mutu air tanah ditetapka sesuai
dengan rona awal?
15 apakah pengujian dilakukan oleh laboratorium pihak
ketiga yang independen dan terakreditasi? (cek
sertifikat hasil uji)
16 apakah melakukan uji kualitas air lindi setiap 3
bulan/sesuai izin?
17 apakah melakukan pencatatan arus jumlah limbah
B3 yang keluar dan masuk tempat penimbunan?
(cek log book)
LAIN-LAIN
terdiakah tersedia alat tanggap darurat yang sesuai
18
dan mudah dijangkau?
19 apakah memiliki SOP tanggap darurat?
apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan
20 baik?
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
44
Jenis limbah yang ditimbun dan kesesuaian dengan izin
penimbunan yang dimiliki
45
BAB III
STRATEGI PENGAWASAN
46
3.2 Pelaksanaan Pengawasan
Pertemuan pendahuluan
Pengamatan IPAL
Penyusunan BAP
47
No. Nama kegiatan Uraian Kegiatan
Informasi umum usaha dan/atau kegiatan
Identitas penanggung jawab
Dokumen pelaporan pemeriksaan air limbah
Dokumen pelaporan pemeriksaan emisi udara
dan ambien
Dokumen AMDAL/UKL/UPL
Perizinan
2. Pengamatan proses Pengecekan terhadap:
kegiatan Layout, tata letak, luas
Peta drainase, sistem perpipaan
Jenis dan jumlah limbah (cair, padat, gas)
Flow meter, neraca air
Penggunaan energi dan sumbernya
Kemungkinan adanya by pass
Upaya minimasi limbah/teknologi proses daur
ulang limbah
3. Pengamatan IPAL Pengecekan terhadap:
Sumber air limbah dan kapasitasnya
Pengelolaan air limbah yang diterapkan dan
teknologinya
Jenis dan jumlah bahan kimia yang digunakan
dalam pengelolaan air limbah
Kondisi fisik IPAL (permanen, kedap air)
Kondisi kinerja IPAL (peralatan tidak bekerja,
rusak, pengoperasian kurang baik)
Teknik pengelolaan air limbah yang digunakan
dan sistem operasional IPAL (batch/continue)
Skema/lay out IPAL
Kapasitas limbah yang dihasilkan dari masing-
masing unit kerja
Debit air limbah inlet dan outlet IPAL
Saluran air limbah (bercampur dengan saluran
air hujan, by pass)
Alat ukur debit air limbah
Penggunaan air baku
Data swapantau analisa air limbah
Pengelolaan sludge IPAL
Upaya pemanfaatan air limbah (reuse, recycle,
reduce)
4. Pengamatan sumber Pengecekan terhadap:
emisi&fasilitas PPU Sumber-sumber emisi
Data swapantau emisi cerobong dan kualitas
udara ambien (periode pemeriksaan, lokasi
pengujian dan akretasi laboratorium)
Upaya pengendalian pencemaran udara yang
dilakukan (teknik/alat yang digunakan)
Sarana uji emisi cerobong (bandingkan
dengan Ketentuan Kepdal
205/BAPEDAL/09/1996)
Jenis bahan bakar
Pengaduan masyarakat/gangguang kualitas
udara yang terjadi
Upaya pengendalian kebisingan, getaran, dan
bau
48
No. Nama kegiatan Uraian Kegiatan
5. Pengamatan TPS LB3 Pengecekan terhadap:
Check list form evaluasi TPS LB3:
- Pemeriksaan bangunan : rancang bangun
dan luas sesuai dengan jenis, karakteristik,
dan jumlah LB3 yang dihasilkan, terlindung
dari masuknya air hujan, memiliki sistem
ventilasi udara dan penerangan yg
memadai, lantai kedap air, kemiringan 1%
landai ke arah bak penampung,
penandaan/simbol tempat penyimpanan;
- Pemeriksaan sarana lain yang tersedia:
peralatan sistem pemadam kebakaran,
pagar pengamanan, fasilitas pertolongan
pertama, pintu darurat, alarm;
- Pemeriksaan kemasan: kondisi baik, tidak
rusak, tidak karat dan tidak bocor; bentuk,
ukuran dan bahan kemasan saling cocok
dengan limbah B3;
- Pemeriksaan pengemasan: kecocokan
pengemasan, pemeriksaan dan pemasangan
simbol dan label;
- Pemeriksaan pewadahan LB3 dalam tangki:
rancang bangun, fasilitas dan sistem
penunjang memenuhi persyaratan, LB3
yang disimpan sesuai, memiliki
penampungan sekunder, dilakukan
pemeriksaan setiap hari, penanggulangan
bila terjadi kebocoran atau gangguan;
- Pemeriksaan cara penyimpananan LB3:
kemasan dibuat sistem blok, lebar gang
memenuhi persyaratan, penumpukan
kemasan stabil, tumpukan maksimal 3
lapis dan menggunakan palet, jarak dengan
atap dan dinding minimal 1 meter.
- Pemeriksaan penyimpanan dengan tangki:
mempunyai tanggul, saluran pembuangan
dan bak penampung (kedap air dan
kapasitas 110% kapasitas tangki),
terlindung dari penyinaran matahari dan
air hujan secara langsung.
49
3.3 Format Berita Acara Pengawasan
BERITA ACARA
PENGAWASAN PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan PENGAWASAN
PENAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan
verifikasi teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Pengendalian Pencemaran Air dan Pengendalian
Pencemaran Udara. Catatan temuan-temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut
disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Nama :
Ttd : Ttd :
50
LAMPIRAN BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP
Nama Perusahaan :
Jenis Industri :
Lokasi Kegiatan : Kab/Kota ........., Provinsi Jawa Barat
UMUM
Nama Perusahaan : ....
Alamat lokasi kegiatan : .
Telp./Fax. : ....
Alamat Kantor Pusat : .
Telp./Fax. : ....
Nama Holding Company :-
Alamat Kantor Holding Company :-
Telp./Fax. :-
Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi : ..
Perusahaan
Jenis Industri : .....
Status Permodalan : ...
Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan : ......
Jumlah Karyawan : ..
Kapasitas Produksi Terpasang : .....
Produksi Rill : .....
Bahan Baku Utama :
Bahan Penolong : (aditif)
Prosentase Pemasaran Eksport : .......... %
Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal : ........... %
Dokumen Lingkungan yang dimiliki : ....
Nama Personal Kontak : ...
Nomor HP dan e-mail Personal Kontak : .....
PROSES PRODUKSI :
51
RINGKASAN TEMUAN LAPANGAN:
1.
52
b. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
Titik Instansi
No No. Izin Masa Berlaku Keterangan
Penaatan Penerbit Izin
1.
2.
Konsentrasi (mg/L)
Parameter Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Outlet
Produksi
(ton/bln)
Debit
(m3/bln)
53
d. Persyaratan Teknis:
Persyaratan teknis Ya / Tidak Keterangan
Melakukan pemantauan self monitoring
menggunakan laboratorium yang
terakreditasi
Memisahkan saluran pembuangan air
limbah dengan saluran air hujan
Saluran air limbah kedap air
Memasang alat pengukur debit
(flowmeter) atau laju alir air limbah
Melakukan pencatatan pH air limbah
harian dan debit air limbah harian;
Menetapkan titik penaatan untuk
pengambilan contoh uji
Tidak melakukan pengenceran air limbah
ke dalam aliran buangan air limbah
54
III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
55
c. Ketaatan Parameter dari Sumber Emisi yang Dipantau Tahun ..
No Sumber Kode Parameter Semester 1 Semester 2 Baku Mutu
Emisi (mg/m )
3 (mg/m3) (sebutkan BMEU)
1.
2.
56
B. Neraca Limbah B3 Periode .
Jenis Satuan Limbah Limbah Limbah Perlakuan
Limbah Dihasilkan Dikelola Belum
Dikelola
A. Sumber Dari Proses Produksi
Total
Persentrase
Ket : ..... % limbah B3 yang diserahkan ke pihak ke tiga yang memiliki izin, ......% limbah B3
dimanfaatkan....... % limbah B3 masih tersimpan di TPS. Secara umum ...... % limbah B3 sudah
dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin
57
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
d. Standar Mutu Produk dan/atau
kualitas limbah B3 untuk
pemanfaatan
58
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
Pihak ke-3 Jasa Pengangkutan
Ada/tidak izin dari Kementerian
Perhubungan
Ada/tidak rekomendasi dari KLH
Kesesuaian jenis limbah yang
diangkut dengan izin
Kesesuaian alat angkut dengan
yang tercantum dalam izin (No.
polisi, no. rangka, no. mesin)
Rute pengangkutan sesuai dengan
izin
Penggunaan dokumen/manifest
yang sah
D. Penaatan
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Taat Belum Taat Keterangan
Limbah B3
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah
yang dihasilkan
b. Pelaporan
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin
a. Pemenuhan Ketentuan Teknis
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi
c. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
d. Pemenuhan Pemanfaatan
4. Penanganan open dumping,
pengelolaan tumpahan, dan
penanganan media terkontaminasi LB3
a. Rencana pengelolaan
b. Pelaksanaan pengelolaan
c. Jumlah tanah terkontaminasi yang
dikelola
d. Pelaksanaan ketentuan SSPLT
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai
dengan peraturan
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak
ketiga dan pengangkutan limbah B3
7. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai
dengan peraturan
59
E. Kesimpulan Hasil Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
60
3.4 Contoh dan Penjelasan Cara Pengisian Berita Acara
BERITA ACARA
PENGAWASAN PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pada hari ini, Selasa tanggal Tiga puluh bulan September tahun Dua Ribu Empat Belas, pukul 16.00 WIB,
di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ir. Hakim Malik
Instansi : BPLHD Provinsi Jawa Barat
NIP. : 19601123 198901 1 001
Pangkat/Gol : Pembina/IV a
Jabatan : PPLH
1. Harry Gunawan, ST, M.Eng 19721123 199901 1 001 Kasubid Pembinaan BPLHD Jawa Barat
2. Meisyara, ST 19871123 201001 2 001 Staf Subid Pembinaan BPLH Kota Bandung
Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan PENGAWASAN
PENAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan
verifikasi teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Pengendalian Pencemaran Air dan Pengendalian
Pencemaran Udara. Catatan temuan-temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut
disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.
Ttd : Ttd :
61
LAMPIRAN BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP
UMUM
Nama Perusahaan : ....
Alamat lokasi kegiatan : .
Telp./Fax. : ....
Alamat Kantor Pusat : .
Telp./Fax. : ....
Nama Holding Company :-
Alamat Kantor Holding Company :-
Telp./Fax. :-
Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi : ..
Perusahaan
Jenis Industri : .....
Status Permodalan : ...
Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan : ......
Jumlah Karyawan : ..
Kapasitas Produksi Terpasang : .....
Produksi Rill : .....
Bahan Baku Utama :
Bahan Penolong : (aditif)
Prosentase Pemasaran Eksport : .......... %
Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal : ........... %
Dokumen Lingkungan yang dimiliki : ....
Nama Personal Kontak : ...
Nomor HP dan e-mail Personal Kontak : .....
62
RINGKASAN TEMUAN LAPANGAN:
63
b. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
Titik Instansi
No No. Izin Masa Berlaku Keterangan
Penaatan Penerbit Izin
1. IPAL No.... BLH Kab/Kota... 19/9/12 19/9/15 (sebutkan badan air penerima serta debit maksimum. sebutkan juga baku
BPPT... (3 tahun) mutu yang diacu/ IPLC belum dilampirkan BMLC).
2. Utilitas
c. Data swapantau periode Bulan Januari 2014 sampai dengan Bulan Desember 2014 sebagai berikut:
TAHUN 2014 BMAL Ket
Konsentrasi (mg/L)
Parameter Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Outlet 1
BOD5 40 10 15 37 35 26 30 19 15.5 22.75 20.1 33 50 KepGub No.6 Tahun 1999 Lampiran III Gol.
mg/L 1 (sesuai dengan IPLC)
Parameter...
Debit 100
(m3/bln)
64
d. Persyaratan teknis:
Persyaratan teknis Ya / Tidak Keterangan
Melakukan pemantauan self Ya/Tidak (lampirkan copy akreditasi lab
monitoring menggunakan laboratorium dan berikut parameternya)
terakreditasi
Memisahkan saluran pembuangan air Ya / Tidak (lampirkan dengan foto)
limbah dengan saluran air hujan
Saluran air limbah kedap air Ya / Tidak
Memasang alat pengukur debit Ya / Tidak (terpasang flowmeter tipe
(flowmeter) atau laju alir air limbah (lampirkan dengan foto))
Melakukan pencatatan pH air limbah Ya / Tidak (lampirkan dengan copy log
harian dan debit air limbah harian; book)
Menetapkan titik penaatan untuk Ya / Tidak (telah dilengkapi dengan titik
pengambilan contoh uji koordinat di lokasi titik
penaatan (lampirkan foto))
Tidak melakukan pengenceran air Ya / Tidak (kalau ada bypass atau potensi
limbah ke dalam aliran buangan air tumpahan langsung ke
limbah lapangan, lampirkan dengan
foto)
Catatan:
Cara menghitung beban pencemaran:
( )
Beban Pencemaran (Ton/bulan) =
f. Informasi lain:
1) Jumlah IPAL : 1 buah
2) Proses IPAL : Pengolahan Fisika-Kimia
3) Diagram alir IPAL : InletKoagulasi Flokulasi Sedimentasi Outlet
4) Kapasitas IPAL : 500 m3/hari
5) Bahan Kimia IPAL : PAC
6) Debit Riil Outlet Saat Kunjungan : 100 m3/hari
65
g. Hasil verifikasi lapangan terhadap kondisi IPAL dan kualitas air limbah :
Secara visual, air outlet IPAL jernih, pH 6,9, dan suhu 26,6o C. Perusahaan belum
melaporkan kinerja pengelolaan lingkungan ke BPLH Kota Bandung, BPLHD Prov. Jawa
Barat, dan Kementerian Lingkungan Hidup (tambahkan penjelasan lainnya sesuai dengan
kondisi di lapangan).
66
III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
a. Sumber emisi udara berasal dari: Steam Boiler, Oil Thermal Heater dan Genset ......
b. Tabel sumber emisi :
Spesifikasi Cerobong Sarana Pendukung Sampling
D
No Sumber Emisi Bentuk atau H Tinggi Lubang Lubang Lantai Ket
Kode Alat PPU Flange Tangga Koordinat Pagar
Cerobong De (m) dari Elbow (m) Sampling Kerja
(cm)
1. 1 Unit Boiler: Silinder B-1 100 10 8 Scrubber - LS: 062151 Tangga
Portable
Kapasitas : 1200 BT:
ton/jam 1703122.03
Bahan Bakar
solar
Jenis
pengoperasian:
aktif/cadangan
2. ...
3. ...
Jumlah Total Cerobong 1
Aktif
67
c. Ketaatan Parameter dari Sumber Emisi yang Dipantau Tahun 2014
No Sumber Kode Parameter Semester 1 Semester 2 Baku Mutu
Emisi (mg/m3) (mg/m3) (sebutkan BMEU)
1. 1 Unit Boiler B-1 SO2 250 500 700 mg/m3
Catatan:
Cara menghitung beban pencemaran udara:
Beban Pencemaran (Ton) =
( ) ( )
x 3600
68
IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)
69
Pengelolaan Status Perizinan No. SK/ No. Masa Keterangan
LimbahB3 Surat Berlaku
Pemanfaatan Surat Keputusan 5 (lima) Pemanfaatan oli bekas
Menteri Negara tahun untuk substitusi bahan
Lingkungan bakar di Steam Coal
Hidup Nomor : Boiler (SCB)
52 Tahun 2014
tanggal 28 Maret
2014
SK. Menteri 5 (lima) Pemanfaatan abu
Lingkungan tahun batubara (fly ash dan
Hidup, Nomor : bottom ash) sebagai
568 Tahun 2009, bahan baku pembuatan
tanggal 27 batako dan paving block
September 2010
Pengolahan SK. Menteri 5 (lima) Pengoperasian
Lingkungan tahun incenerator untuk
Hidup, Nomor : Pembakaran limbah B3
455 Tahun 2009 sludge ETP (Polyester),
tanggal 13 limbah cair (lab dan
Agustus 2009 plant), kain majun
terkontaminasi,
kemasan bekas B3 dan
katalis Sb2O3 serta
limbah cair ex
laboratorium yang
berasal dari kegiatannya
sendiri
Penimbunan SK. Menteri Sampai Izin
Lingkungan landfill penimbunan/Landfill
Hidup, Nomor : penuh fly ash/bottom ash.
261 tahun 2010, Kategri landfill Kelas
Tanggal 14 1 (secure landfill
Oktober 2010. double liner)
Catatan:
Kolom pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan diisi apabila
perusahaan melakukan kegiatan tersebut.
70
Jenis Satuan Limbah Limbah Limbah Perlakuan
Limbah Dihasilkan Dikelola Belum
Dikelola
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi
Diserahkan dan diangkut oleh PT.
15 Wastec International dengan Kode
Manifest HL
Dimanfaatkan sebagai bahan baku
Fly ash/Bottom 9 pembuatan batako dan paving
ash batubara Ton 50 0 block
Boiler Dilakukan penimbunan di landfill
25
sesuai dengan izin
Disimpan di TPS Limbah B3
1 dengan masa simpan masih sesuai
dengan izin
Diserahkan dan diangkut oleh PT.
74 Wastec International dengan Kode
Manifest HL
Sludge IPAL Ton 75
0 Disimpan di TPS Limbah B3
1 dengan masa simpan masih sesuai
dengan izin
Majun Diolah melalui incinerator sesuai
Ton 5 5 0
terkontaminasi dengan izin
Kemasan Diolah melalui incinerator sesuai
Ton 1 1 0
Bekas dengan izin
Diserahkan ke PT. PPLI melalui
0.038 transporter PT. Jasa Medivest
Lampu TL dengan Kode Manifest QR.
Ton 0.041
Bekas 0 Disimpan di TPS Limbah B3
0.003 dengan masa simpan masih sesuai
dengan izin
Scrap Dikirim ke PT. Putra Harapan Urip
terkontaminasi Ton 249.072 249.072 0 melalui transporter PT. Putra
LB3 Harapan Urip (kode manifest : AAA)
Diserahkan dan diangkut oleh PT.
Limbah Medis Ton 0.002 0.002 Jasa Medivest dengan Kode
0
Manifest QR.
Belum dihasilkan sampai dengan
E-Waste Ton 0 0 0
periode pengawasan
C. Sumber Dari Kegiatan Lain
Dimanfaatkan sendiri sebagai
602.050
Oli Bekas Ton 608.200 0 subtitusi bahan bakar di boiler
6.150 Disimpan di tanki induk
TOTAL Ton 988.515 988.515 0
Persentase % 100 0
Ket : 60.90% limbah B3 dimanfaatkan sendiri sebagai substitusi bahan bakar di boiler, 34.20%
diserahkan ke pihak ke tiga yang berizin, 2.53% ditimbun (landfill), 0.91% dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan batako dan paving block, 0.85% masih disimpan di TPS, dan
0.61% diolah dengan insinerator. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.
71
Catatan :
1. Kolom limbah belum dikelola diisi jika limbah B3 disimpan di luar TPS
limbah B3, dikelola oleh pihak ketiga yang tidak berizin dan dilakukan
pengelolaan oleh perusahaan tanpa izin.
2. kolom perlakuan lihat di logbook/neraca dan manifest salinan 7.
72
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
2. Izin Pemanfaatan Limbah B3
dari Kementerian Lingkungan
Hidup Nomor 26 Tahun 2013,
tertanggal 21 Januari 2013.
3. SK. Menteri Lingkungan Hidup,
Nomor : 568 Tahun 2009,
tanggal 27 September 2010
4. SK. Menteri Lingkungan Hidup,
Nomor : 455 Tahun 2009
tanggal 13 Agustus 2009
5. SK. Menteri Lingkungan Hidup,
Nomor : 261 tahun 2010,
Tanggal 14 Oktober 2010.
Masa berlaku izin 1. Rekomendasi Tempat Tetap memastikan
Penyimpanan Sementara semua izin yang
(TPS) Limbah B3 masa dimiliki masih berlaku
berlaku 2 (dua) Tahun;
2. Izin Pemanfaatan Sludge IPAL
masa berlaku 5 (lima) Tahun.
3. Izin Pemanfaatan Abu Batu
Bara masa berlaku 5 (lima)
Tahun.
4. Izin Pengolahan (Incinerator)
masa berlaku 5 (lima) Tahun.
5. Izin Penimbunan/Landfill masa
berlaku 5 (lima) Tahun.
73
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
penyimpanan limbah B3. Fly
ash/bottom ash disimpan
disimpan dengan sistem curah,
sebagian berada di dalam
tempat yang terlindung dari
masuknya air hujan, dan
sebagian lagi disimpan di
tempat terbuka.
Pengolahan Limbah B3
- Belum melakukan pencatatan
temperatur ruang bakar secara
keseluruhan. Pencatatan hanya
dilakukan pada ruang bakar 1.
- Berdasarkan pencatatan pihak
perusahaan, temperatur ruang
bakar 1 belum sesuai dengan
ketentuan, yaitu hanya 400 OC.
Sedangkan ketentuan dalam
izin, bahwa selama pembakaran
limbah B3, kondisi temperatur
ruang bakar 1 berkisar antara
800 OC 1.000 OC, dan ruang
bakar 2 bekisar antara 1.000 OC
1.100 OC.
Penimbunan Limbah B3
- Sedang dalam proses
penutupan dan alih fungsi lahan.
b. Emisi dari kegiatan
pengolahan dan/atau
pemanfaatan limbah B3:
- Pemenuhan terhadap BME Hasil analisa emisi 2 (dua) buah Tetap menjaga
cerobong boiler pada Semester II kualitas udara emisi
Tahun 2012 (bulan Juli 2013) dan boiler selalu
Semester I Tahun 2013 (bulan memenuhi baku mutu
Januari 2013) telah memenuhi BME
sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor : 26 Tahun 2013,
tertanggal 21 Januari 2013 tentang
Izin Pemanfaatan limbah B3 PT.
Sinkona Indonesia Lestari.
- Jumlah parameter yang Jumlah Parameter yang diukur dan Tetap melakukan
diukur dan dianalisa dianalisa telah sesuai dengan penggukuran emisi
ketentuan perizinan, yaitu : Partikel, cerobong dengan
SO2, NO2, HF, HCl, CO, CH4, As, jumlah parameter
Cd, Cr, Pb, Hg, Ti dan opasitas. sebagaimana
tercantum dalam izin
- Frekuensi pengukuran Frekuensi pengukuran telah sesuai Tetap melakukan
dengan ketentuan perizinan yaitu pemantauan kualitas
setiap 6 (enam) bulan sekali. udara emisi cerobong
sebagaimana
tercantum dalam izin.
74
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
c. Effluent dari kegiatan
pengolahan dan/atau
penimbunan dan/atau
pengelolaan limbah B3
lainnya:
Pemenuhan terhadap BMAL Semua parameter hasil pengolahan Tetap
air lindi (basin clarifier) sudah mempertahankan
memenuhi baku mutu. kinerja IPAL CPP
sehingga hasilnya
tetap memenuhi baku
mutu.
Jumlah parameter yang diukur Jumlah parameter yang diukur dan Tetap melakukan
dan dianalisa dianalisa sesuai dengan Permen LH pemantauan dan
No. 8 Tahun 2009 tentang Baku analisa dengan
Mutu Air Limbah Bagi jumlah parameter
Usaha/Kegiatan Pembangkit Listrik sesuai dengan
Tenaga Thermal. ketentuan perundang-
undangan.
Frekuensi pengukuran Frekuensi pengukuran telah sesuai Tetap melakukan
dengan ketentuan perizinan yaitu pemantauan kualitas
setiap 1 (satu) bulan sekali. udara emisi cerobong
sebagaimana
tercantum dalam izin.
d. Standar Mutu Produk
dan/atau kualitas limbah B3
untuk pemanfaatan
Pemenuhan terhadap standard Sudah melakukan analisa uji tekan Tetap memperhatikan
(mis : kuat tekan, toleransi terhadap hasil pemanfaatan batako komposisi campuran
kadar pencemar dalam limbah dan paving blok sesuai dengan SII- antara semen, pasir
B3 yang akan dimanfaatkan) 0964-84. dan fly ash/bottom
ash dalam kegiatan
pemanfaatan fly
ash/bottom ash
menjadi batako dan
paving blok.
Frekuensi Pengujian dilakukan sebagai -
pengukuran/pengujian persyaratan izin.
75
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
dispersant. Oil Dispersant yang
digunakan sesuai rekomendasi
Ditjen Migas No 1840
/28.02/DMT/ 2006;
Melokalisir Ceceran oil agar
tidak meluas
Melakukan clean up terhadap
tanah dan pasir diseluruh
lahan terkontaminasi.
76
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
nilai TPH-nya lebih kecil
daripada 1% (10.000 mg/kg)
dapat digunakan langsung
tanpa harus diolah lebih
dahulu. Adapun hasil analisa
kadar TPH yang telah
dilakukan melalui laboratorium
ALS sebesar 109 mg/kg.
SSPLT (surat status Telah terbit Surat Status Agar segera
pemulihan lahan Penyelesaian Lahan Terkontaminasi melaporkan hasil
terkontaminasi) (SPPLT) dari Kementerian pembahasan
Lingkungan Hidup berdasarkan pemulihan lahan
surat nomor : B- terkontaminasi pada
12630/Dep.IV/LH/PDAL/12/2012 area/titik 3 kepada
tertanggal 27 Desember 2012 yang Kementerian
diperuntukkan untuk 13 (tiga belas) Lingkungan Hidup,
titik. Sementara itu, 8 (delapan) titik dan tembusannya
sedang dalam proses penerbitan kepada BPLH Kota
SPPLT dari KLH dan 1 (satu) titik Bandung serta
yaitu titik 3 sedang dalam proses BPLHD Provinsi Jawa
pembahasan dengan Kementerian Barat.
Lingkungan Hidup..
Ketentuan dalam SSPLT - Ketentuan yang tertera dalam Hasil monitoring
SPPLT adalah perusahaan sebagai kewajiban
berkewajiban untuk melakukan yang tertera dalam
monitoring terhadap sedimen dan SPPLT wajib
perairan di lokasi terjadinya dilaporkan kepada
pencemaran. Frekuensi Kementerian
pengujian sebagaimana Lingkungan Hidup
dimaksud dilaksanakan setiap 6 serta ditembuskan
(enam) bulan sekali oleh kepada BPLH Kota
laboratorium terakreditasi selama Bandung serta
1 (satu) tahun terhitung sejak BPLHD Provinsi Jawa
ditandatanganinya SPPLT; Barat.
- Pengujian pertama rencananya
akan dilakukan pada awal bulan
Juli 2013, dan pada saat ini
penunjukan laboratorium sedang
dalam proses.
77
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
persyaratan dalam izin
78
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
Kesesuaian jenis limbah B3 Jenis limbah B3 yang dikelola oleh Wajib bekerjasama
yang dikumpul dengan izin PT. Wastec International tidak dengan pihak ketiga
yang berlaku sesuai dengan izin, sedangkan PT. yang jenis limbah B3
Jasa Medivest ddan PT. PPLI telah nya sesuai dengan
sesuai dengan izin yang dimiliki. ijin yang dimiliki.
Kontrak kerjasama penghasil Surat kontrak kerjasama/MoU Tetap memiliki MoU
limbah dan antara penghasil dengan : dengan pihak ketiga
pemanfaat,/pengolah/penimbun 1. PT. Wastec International yang pengelola limbah B3
limbah B3 dimuat dalam Surat Perjanjian yang berizin.
Kerjasama/MOU nomor :
604/WI/SKLB3/ VI/2014 dengan
masa berlaku sampai dengan 09
Februari 2016.
2. PT. Jasa Medivest yang dimuat
dalam Surat Perjanjian
Kerjasama/MOU nomor :
421.0d/JM/K-
PT.SIL/KSN/IX/2013 dengan
masa berlaku sampai dengan 02
September 2014
3. PT. PPLI yang dimuat dalam
Surat Perjanjian
Kerjasama/MOU nomor
021/PPLI-LOA/III/2013;
Ada/tidak masalah pencemaran - Tidak ada berita/informasi terkait Tetap memantau atau
lingkungan dengan pencemaran lingkungan mencari informasi
yang telah dilakukan oleh semua ada tidaknya
pihak ketiga; pencemaran yang
- Perusahaan telah memiliki surat dilakukan oleh pihak
pernyataan dari PT. Wastec ketiga pengelola
International, PT. Jasa Medivest limbah B3 dan
dan PT. PPLI yang menyatakan memiliki surat
bahwa pihak ketiga tersebut tidak pernyataan dari pihak
79
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
memiliki masalah pencemaran ketiga yang
lingkungan menyatakan bahwa
perusahaan tersebut
tidak bermasalah
dengan pencemaran
lingkungan.
Pihak ke-3 Jasa
Pengangkutan
Ada/tidak izin dari Kementerian 1. PT. Wastec International Tetap melakukan
Perhubungan memiliki izin pengangkutan pengecekan terhadap
limbah B3 dari Kementerian masa berlaku izin
Perhubungan dengan salah pengangkutan
satu nomor izinnya SK.
5984/AJ309/DJPD/2013/36072
0516BB-0010 dengan masa
berlaku sampai dengan 09
Oktober 2014;
2. PT. Jasa Medivest memiliki izin
pengangkutan limbah B3 dari
Kementerian Perhubungan
dengan salah satu nomor
izinnya SK.
2111/AJ309/DJPD/2013/32004
0034BB-0005 dengan masa
berlaku sampai dengan 30
April 2014;
3. PT. Putra Harapan Urip.
memiliki izin pengangkutan
limbah B3 dari Departemen
Perhubungan, diantaranya
Nomor :
SK.542/AJ309/DJPD/2013/
320750574BB-0002 tanggal
19 Oktober 2013 dengan masa
berlaku sampai dengan 21
Oktober 2014.
Ada/tidak rekomendasi dari 1. PT. Wastec International Tetap melakukan
KLH memiliki rekomendasi pengecekan terhadap
pengangkutan dari masa berlaku
Kementerian Lingkungan rekomendasi izin
Hidup Nomor : B-8631/ pengangkutan
Dep.IV/LH/PDAL/07/2013
tanggal 29 Juli 2013, dengan
masa berlaku 5 (lima) tahun;
2. PT. Jasa Medivest memiliki
rekomendasi pengangkutan
dari Kementerian Lingkungan
Hidup Nomor B-9994/
Dep.IV/LH/PDAL/09/2013
tanggal 10 September 2013,
dengan masa berlaku 5 (lima)
tahun.
3. PT. Putra Harapan Urip telah
memiliki rekomendasi
80
No. Aspek Penilaian Temuan Rencana
Lapangan Tindak Lanjut
pengangkutan limbah B3 dari
Kementerian Lingkungan
Hidup dengan Rekomendasi
Nomor : B - 7463/ Dep.IV/
LH/PDAL/06/2013 tanggal 28
Juni 2013 dengan masa
berlaku 5 tahun
Kesesuaian jenis limbah yang Jenis Limbah B3 yang diangkut tetap bekerjasama
diangkut dengan izin sesuai dengan izin dan rekomendasi dengan pengangkut
yang berlaku. yang jenis limbah B3-
nya sesuai dengan
ijin yang dimiliki.
Kesesuaian alat angkut dengan Alat angkut sesuai dengan izin dan Tetap melakukan
yang tercantum dalam izin (No. rekomendasi yang berlaku dengan pengecekan terhadap
polisi, no. rangka, no. mesin) salah satu nomor kendaraan yang alat angkut sesuai
tercantum dalam izin adalah : izin.
1. PT. Wastec International
(B 9405 IN)
2. PT. Jasa Medivest (D
8396 EE)
3. PT. Putra Harapan Urip
(B 9017 MX)
Rute pengangkutan sesuai Rute pengangkutan sesuai dengan Tetap melakukan
dengan izin izin yang berlaku. pengecekan terhadap
rute pengangkutan
sesuai dengan izin.
Penggunaan Manifest salinan #3 dan #7, telah Tetap menggunakan
dokumen/manifest yang sah sesuai dengan ketentuan yang dan memiliki manifest
dipersyaratkan sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku
Catatan:
1. Kolom Temuan Lapangan dan Rencana Tindak Lanjut diisi
sesuai dengan kondisi di lapangan terkait dengan kegiatan
perusahaan dalam pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
81
2. Kolom Temuan Lapangan :diisi hal-hal yang sesuai dan tidak
sesuai dengan aspek penilaian.
3. Kolom Rencana Tindak Lanjut : diisi dengan hal-hal yang
harus dilakukan selanjutnya terkait dengan temuan lapangan yang
tidak sesuai dengan aspek penilaian. Apabila pada temuan
lapangan sudah sesuai dengan aspek penilaian, maka kolom
rencana tindak lanjut .
D. Penaatan
No. Aspek Pelaksanaan Taat Belum Taat Keterangan
Pengelolaan Limbah B3
1. a. Pendataan jenis dan volume --- ---
limbah yang dihasilkan
b. Pelaporan ---
2. Status perizinan pengelolaan --- ---
limbah B3
3. Pelaksanaan ketentuan dalam --- ---
Izin
a. Pemenuhan Ketentuan --- TPS LB3 memenuhi
Teknis 100% ketentuan teknis
b. Pemenuhan Baku Mutu --- ---
Emisi
c. Pemenuhan Baku Mutu Air --- ---
Limbah
d. Pemenuhan Pemanfaatan --- ---
4. Penanganan open dumping, ---
pengelolaan tumpahan, dan
penanganan media
terkontaminasi LB3
a. Rencana pengelolaan --- ---
b. Pelaksanaan pengelolaan --- ---
c. Jumlah tanah --- ---
terkontaminasi yang
dikelola
d. Pelaksanaan ketentuan --- ---
SSPLT
5. Jumlah limbah B3 yang --- 100% limbah B3
dikelola sesuai dengan dikelola sesuai dengan
peraturan ketentuan yang berlaku.
6. Pengelolaan limbah B3 oleh --- Jenis limbah B3 yang
pihak ketiga dan pengangkutan dikelola oleh PT.
limbah B3 Wastec tidak sesuai
dengan izin yang
dimiliki
7. Pengelolaan limbah B3 dengan --- --- ---
cara tertentu (antara lain :
Dumping, Re-injeksi, dll)
82
E. Kesimpulan Hasil Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
Segera melakukan pelaporan perbaikan sesuai dengan rencana tindak lanjut pada
tabel D. dan menyampaikan hasil perbaikan tindak lanjut dari berita acara beserta
data-data pendukung kepada BPLH Kota Bandung dengan tembusan kepada
BPLHD Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.
83
3.5 Kegiatan Paska Kunjungan Lapangan
84
Dokumen pendukung seperti foto dan berita acara disebutkan
secara jelas.
a. Pendahuluan
b. Kegiatan lapangan
c. Analisis yuridis/ketaatan
d. Kesimpulan dan saran tindak
e. Lampiran
85
3.5.4 Pemeliharaan Data dan Informasi
86
BAB IV
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
87
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce,
Reuse, Dan Recycle Melalui Bank Sampah.
88
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun
2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
89
4.1.4 Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
90
4.1.5 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
(LB3)
91
Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas
Pengolahan, dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah B3.
92
Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Di
Pelabuhan).
93
5. Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1987 tentang Pengesahan
Amandemen 1979 atas Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora, 1973.
94
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2012 tentang Panduan Valuasi Ekonomi
Ekosistem Gambut
95
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2008 tentang Pedoman Teknis dan Persyaratan Kompetensi
Pelaksanaan Retrofit dan Recycle Pada Sistem Refrigerasi
96
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di
Daerah
97
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 179 Tahun
2004 tentang Ralat atas Keputusan MENLH No. 51 Tahun 2004
tentang Baku Mutu Air Laut.
98
3) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun
2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau
dan/atau Waduk
3. Tata Ruang
99
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
100
10) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun
2006 tentang Dokumen Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Tidak
Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
101
16) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Komisi
Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
102
6. Baku Mutu Lingkungan Hidup
103
8) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah
Pemotongan Hewan.
104
16) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun
2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Industri Rayon.
105
24) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun
2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Pengolahan Obat Tradisional/Jamu.
106
33) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun
2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Minyak dan Gas.
107
6) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Lama((Menggantikan Permen No.35 Tahun 1993
tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor).
108
13) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi.
109
4) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun.
7. Perizinan
110
6) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142
Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta
Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber
Air.
111
7) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
112
3) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan dan Tugas
Pembantuan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2013.
113
4) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58
Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup Di Propinsi/Kabupaten/Kota.
114
4) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyidikan
Tindak Pidana Di Bidang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
115
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 22 Tahun
2009 tentang Tata Laksana Registrasi Kompetensi Bidang
Lingkungan.
116
2. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2005 tentang Pengesahan
Framework Agreement Between The Government Of The Republic
Of Indonesia And The Secretariat Of The Basel Convention On The
Control Of Transboundary Movement Of Hazardous Waste And
Their Disposal On The Establishment Of A Basel Convention
Regional Centre For Training And Technology Transfer For
Southeast Asia (Persetujuan kerangka kerja antara Pemerintah
republik Indonesia dan Sekretariat Konvensi Basel mengenai
Pengawasan perpindahan lintas batas limbah bahan berbahaya dan
beracun serta pembuangannya tentang pembentukan pusat
regional konvensi basel untuk pelatihan dan alih teknologi bagi
Asia Tenggara.
117
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 61 Tahun
2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian
(INPASSING) ke dalam Jabatan dan Angka Kredit Pengendali
Dampak Lingkungan.
118
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2011
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan
Hidup.
119
Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Lingkungan Hidup Dan Angka Kreditnya.
120
Debt for Nature Swap (DNS) Dengan Pemerintah Jerman Untuk
Investasi Lingkungan Bagi Usaha Mikro Dan Kecil (UMK)
121
substances That Deplete The Ozone Layer As Adjusted and
Amanded by The Second Meeting of Parties London, 27-29 June
1990.
122
republik Indonesia dan Sekretariat Konvensi Basel mengenai
Pengawasan perpindahan lintas batas limbah bahan berbahaya dan
beracun serta pembuangannya tentang pembentukan pusat
regional konvensi basel untuk pelatihan dan alih teknologi bagi
Asia Tenggara.
123
7) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Perikanan.
124
17) Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 56 Tahun 2012
tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Gas Rumah Kaca.
125
DAFTAR PUSTAKA
ix
Kementerian Lingkungan Hidup. 2013. Pedoman Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta:
Deputi Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Dan Sampah.
Pusdiklat Kementerian Lingkungan Hidup dan Pusdiklat Provinsi
Jawa Barat, 2012, Diklat Dasar-Dasar Pengawasan
Lingkungan Hidup.
Wahyuni, Sri. 2014. Pengawasan Pengendalian Pencemaran Udara.
Bandung: Pelatihan Aparatur Pengawas Kabupaten/Kota.