Anda di halaman 1dari 9

SURAT KEPUTUSAN

NOMOR : 019/SK/SMAPCC/III/2016

TENTANG
POS MEKANISME PENYAMPAIAN KETIDAKPUASAN TENTANG HASIL BELAJAR
DAN PENYELESAIAN
PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS PLUS CENDIKIA CIKEAS
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dengan rahmat Allah yang maha kuasa, kepala SMA PLUS Cendikia Cikeas setelah;

Menimbang a. Bahwa untuk mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang terbuka


dan demokratis. ;
b. Bahwa dalam rangka menindaklanjuti keluhan yang disampaikan siswa
tentang penilaian hasil belajar di SMA PLUS Cendikia Cikeas dan solusi
penyelesaian dari keluhan tersebut;
c. Bahwa sebagaimanan disebutkan dalam poin (b) perlu dikeluarakn
Pedoman Opersaional Standar yang ditetapkan dengan Surat Keputusan ;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. UUD 1945 Pasal 31
4. UU no 14 tahun 2008 tentang keterbukaan
5. UU No 19 tahun 2004. tentang sisdiknas
6. Permendiknas no 63 tahun 2009 tentang Penjaminan mutu
7. Permendiknas no 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Memperhatikan : Hasil Pertemuan Sekolah, Komite dan orang tua/wali peserta didik tanggal
31 Januari 2016 di Masjid Bahrul Ulum.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : POS Mekanisme Penyampaian Ketidakpuasan Tentang Hasil
Belajar dan Penyelesaian pada SMA PLUS Cendikia Cikeas Tahun
Pelajaran 2016 2017.
.
Kedua : Peraturan yang tidak terdapat dapam POS ini akan diatur kemudian
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat diberlakukannya Surat Keputusan ini
dibebanakan kepada anggaran yang ada.
Keempat : POS ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Kelima : Apabila terdapat kesalahan dalam surat keputusan ini maka akan
dilakukan perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di Bogor
Pada Tanggal 01 Maret 2016
Kepala Sekolah

DURRI MISHBAHUS SURUR, LC

Tembusan Kepada Yth:


1. Ketua Yayasan
2. Arsip
Lampiran Surat Keputusan Kepala Sekolah
Nomor : 019/SK/SMAPCC/III/2016
Tanggal : 01 Maret 2016
Tentang : Pedoman Penyampaian Ketidakpuasan Penilaian Hasil Belajar dan
Penyelesaiannya pada SMA PLUS Cendikia Cikeas Tahun Pelajaran 2016
2017.

Prosedur Operasional Standar (POS)


Mekanisme Penyampaian Ketidakpuasan Tentang Hasil Belajar dan Penyelesaian
SMA PLUS CENDIKIA CIKEAS
Tahun Pelajaran 2016 2017

BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan peraturan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri ( R-SKM ) dimana


diperlukan Petunjuk Operasional Penyampaian Ketidakpuasan dan Penyelesaian Mengenai
Penilaian Hasil Belajar dengan cara professional, berkualitas, dan mandiri. Untuk itu, perlu
dikeluarkan suatu Standar Operasional Prosedur sebagai dasar pengelolaan kurikulum yang
efektif dan efisien, sehingga mengikuti aturan-aturan di bidang pendidikan yang memenuhi
prinsip akuntabilitas publik dan kepuasan pelanggan.
Maksud dibuat Petunjuk Operasional Penyampaian Ketidakpuasan dan Penyelesaian
Mengenai Penilaian Hasil Belajar adalah untuk digunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan
administrasi pendidikan di lingkungan SMA PLUS Cendikia Cikeas Bogor sesuai dengan
prinsip akuntabilitas, dan pedagogik.
Tujuan agar pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam
rangka menunjang kegiatan di SMA PLUS Cendikia Cikeas Bogor, sehingga mutu sekolah
akan lebih meningkat.
Salah satu pihak yang membutuhkan informasi dari sekolah sebagai penyedia jasa
pendidikan adalah orang/wali murid.
Sebagai Lembaga Publik penyediaan jasa, sekolah harus memberikan informasi yang
dibutuhkan orang tua/wali murid dan masyarakat, karena hal tersebut diatur oleh undang-
undang. Kebutuhan informasi yang sering dibutuhkan orang tua/wali murid untuk
dikomunikasikan dengan sekolah salah satunya adalah ketidakpuasan mereka tentang hasil
belajar setelah dilaporkan sekolah di akhir setiap semester.
Sering dijumpai kesalahan persepsi dan cara mengkomunikasikan ketidakpuasan
tersebut. Ketidakpuasan adalah sesuatu yang wajar untuk disampaikan namum seiring
perkembangan demokrasi yang tidak sebanding dengan kemajuan intelektual berdemokrasi,
mengakibatkan kesalahan dan pelanggaran dalam hal menyampaikan ketidak puasan tesebut.
Kesalahan dan kekakuan dalam penyampaian ketidakpuasan tersebut sering kali menyebabkan
guru meresa terancam. Tidak jarang juga dijumpai orang tua dan siswa mengancam,
menyerang guru dan merusak fasilitas sekolah. Sedangakan masalah penilaian telah diatur
dalam Permendiknas No.20 2007.
Peristiwa seperti ini bila dibiarkan demikian adanya tentu akan merugikan profesi
guru yang merasa tidak terlindungi demikian pula fasilitas publik yang ada di lembaga
pendidikan yang seyogianya dipelihara bersama uantuk kepetrluan jangka panjanng tentu tidak
akan bertahan lama. Untu itu perlu kiranya membuat suatu aturan yang berguna untuk kepastian
orang tua/wali murid mendapatkan hak mereka dan profesi guru serta fasilitas pendidikan juaga
terlindungi. Aturan tersebut disebut dengan Prosedur Operasional Standar (POS) Mekanisme
Penyampaian Ketidakpuasan Mengenai Hasil Belajar dan Cara Penyelesaiannya.

BAB II
DASAR HUKUM

Adapun dasar hukum dari Mekanisme Penyamapaian Ketidakpuasan Mengenai Hasil


Belajar dan Cara Penyelesaiannya ini adalah:
1. UUD 1945 Pasal 31
2. UU no 14 tahun 2008 Tentang keterbukaan
3. UU No 19 tahun 2004. Tentang sisdiknas
4. Permendiknas no 63 tahun 2009 Tentang Penjaminan mutu
5. Permendiknas no 20 tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
6. SK Kepala Sekolah 019/SK/SMAPCC/XII/2016 Tentang POS Mekanisme
Penyampaikan ketidak puasan tentang hasil belajar dan Penyelesaiannya.

BAB III
DEFINISI OPERASIONAL

Adapun istilah yang akan sering muncul dalam tulisan ini :


1. POS Penyampaian Ketidak Puasan dan Penyelesaian hasil
belajar adalah Prosedur Operasional Standar yang ditetepkan oleh SMA PLUS
Cendikia Cikeas Bogor yang mengatur tentang mekanisme tentang penyampaian
ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai hasil belajar
2. Lembaga Publik adalah SMA PLUS Cendikia Cikeas Kabupaten Bogor
3. Hasil Belajar Siswa adalah hasil yang berupa angka yang diperoleh siswa SMA PLUS
Cendikia Cikeas Kabupaten Bogor yang mereprentasikan pencapaian standar
kompetensi (KKM) yang didasarkan pada tuntutan standar kelulusan pada mata
pelajaran tersebut
4. Ketidakpuasan hasil belajar adalah suatu ketidak adilan yang dialami siswa setelah
mendapatkan hasil belajar pada mata pelajaran tertentu.

BAB IV
TUJUAN DAN MANFAAT

POS ini dibuat dengan maksud mengatur:


a. Memberi perlidungan hukum terhadap guru dalam menjalankan profesinya bila mana
terjadi ketidakpuasan terhadap hasil balajar pada mata pelajaran tertentu.
b. Untuk memberikan informasi kepada siswa, orang tua/wali siswa tentang tata cara
penyamapian Ketidakpuasan dan Penyelesaiannya guna menghindari
terjadinya kesalah anatara guru, siswa, dan orang tua/wali sisdwa
c. Untuk Melayani keluhan sisdwa, orang tua/wali siswa yang berhubungan dengan hasil
belajar pada mata pelajaran tertentu.
d. Memenuhi rasa keadilan bagi siswa, orang tua/wali mengenai hasil belajar
e. Upaya perbaikan proses dan penilaian hasil belajar
f. Untuk memberikan informasi kepada siswa, orang tua/wali siswa tentang tata cara
Penyelesaiannya ketidak puasan hasil balajar
g. Menghindari kekhawatiran orang tua/wali dan siswa tentang eksen negatif sebagai
akibat menyampaikan ketidakpuasan yang tidak sesusai

BAB V
DISTRIBUSI PENGGUNA

POS ini ditujukan untuk pengguna jasa pendidikan dan pihak-pihak lain yang membutuhkan:
1. Warga sekolah
2. Orang tua/wali murid
3. Murid/siswa
4. Dewan Guru
5. Pengawas Sekolah
6. Majlis Pendidikan dan Pengajaran
7. Yayasan.
BAB VI
PROSEDUR DAN MEKANISME

Penyampaian ketidakpuasan terhadap tentang perolehan hasil belajar merupakan hak


orang tua/ wali, dan siswa, namun perlu diatur cara penyampaian ketidakpuasan tersebut
dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Siswa yang tidak puas terhadap penilaian yang diberikan guru mata pelajaran diberikan
hak mengajukan keberatan secara tertulis pada guru yang bersangkutan dengan
melampirkan hasil belajar.
2. Penyampaikan ketidakpuasan hasil belajar:(ulangan harian, ulangan tengah semester,
ujian semester) selambat-lambatnya 1 minggu setelah hasil
3. Penyampaian Ketidakpuasan (raport) disampaikan kepada walikelas paling lambat satu
minggu setelah belajar efektif dimulai secara tertulis.

BAB VII
MEKANISME DI SEKOLAH

a. Guru mata pelajaran memeberikan informasi secara lengkap instrumen penilaian yang
digunakannya.
b. Guru menilai kembali hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan kriteria yang
ditetapakan
c. Bilamana terdapat perbedaan maka diakan perbaikan

BAB VIII
PELAKSANAAN

Siswa dalam menyampaikan ketidakpuasan dalam penilaian hasil belajar dilakukan


dengan prosedur secara bertingkat, mulai bertemu dengan Guru yang mengampu mata
pelajaran, Wali Kelas, guru BK, Wakil Kurikulum dan terakir Kepala Sekolah. Prosedur
tersebut sebagai berikut :
a. Bertemu guru yang mengampu mata pelajaran Guru dan siswa bertemu untuk
melakukan kegiatan sebagai berikut
1) Diskusi tentang materi pelajaran yang menarik dan perlu membahas secara khusus
dengan guru tersebut
2) Memberitahu guru tentang materi yang disampaikan kurang tepat dengan
mempersiapkan data dan bukti bukti yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan
3) Meminta untuk melakukan Supervisi klinis karena kesulitan dalam mengerjakan
materi tertentu
4) Menyampaikan keberatan tentang cara penilaian dengan alasan yang sudah
disiapkan untuk didiskusikan dan mencari alternatif terbaik
5) Menanyakan cara penilaian guru untuk meminta penjelasan
6) Memberikan bahan materi untuk pengayaan guru
7) Mengusulkan kegiatan belajar di luar kelas
8) Mengusulkan pembelajaran di Laboratorium
9) Mengusulkan untuk melakukan penelitian ilmiah
10) Mengusulkan belajar kelompok
11) Mengusulkan remedial dan pengayaan
12) Mengusulkan Bimbingan Intensif Balajar secara individual atau kelompok
Siswa harus dapat menerima penjelasan yang obyektif, pedagogik, dan rasional
dari guru, dan tidak diperkenankan memaksakan kehendaknya sendiri.
b. Bertemu Wali Kelas
Jika siswa bertemu guru tersebut masalah tidak selesai dan kurang memuaskan,
maka dapat bertemu dengan Wali Kelas untuk menyampaikan masalah ketidakpuasan
tersebut pada Wali kelas dan Wali Kelas akan menyampaikan pada guru yang
mengampu mata pelajaran tersebut, dan saling sharing mengenai keluhan siswa.
Apabila tidak memuaskan Wali Kelas dapat menyarankan konsultasi ke guru
BK, dan jika tidak tuntas juga Wali Kelas dapat memanggil orang tua untuk konsultasi.
Di samping itu , Wali Kelas dapat konsultasi sesama guru dan melaporkan ke Wakil
Kurikulum.
Siswa harus dapat menerima penjelasan yang obyektif, pedagogik, dan rasional
dari Wali Kelas, dan tidak diperkenankan memaksakan kehendaknya sendiri
c. Bertemu Guru BK
Jika siswa bertemu wali kelas tersebut disarankan bertemu guru BK karena
merasa perlu kounseling, maka dapat bertemu dengan Guru BK untuk menyampaikan
masalah ketidakpuasan tersebut :
1) Meminta saran cara mencari solusi yang baik agar belajar dan nilainya meningkat,
2) Membawa data dan fakta masalah kesulitan belajar yang dihadapinya dan meminta
saran solusi yang terbaik,
3) Meminta saran dan solusi terhadap pelajaran tersebut kenapa nilainya selalu kurang
dan kurang memuaskan.
Guru BK bekerja sama dengan Wali Kelas dan Orang Tua , mencari solusi yang
terbaik. Siswa harus dapat menerima penjelasan yang obyektif, pedagogik, dan rasional
dari guru, dan tidak diperkenankan memaksakan kehendaknya sendiri
Apabila dari pantauan guru BK dan Wali Kelas tetap tidak memuaskan siswa,
masalahnya diserahkan ke Wakil Kurikulum
d. Bertemu Wakil Kurikulum
Jika siswa bertemu Guru BK dan Wali Kelas tersebut masalah tidak selesai
atau kurang memuaskan, maka Wakil Kurikulum dapat memanggil siswa dan guru
pengampu mata pelajaran tersebut, untuk berdiskusi mencari solusi yang terbaik.
Sebelumnya Wakil Kurikulum akan memanggil guru tersebut, meminta penjelasan dan
memadukan data dari siswa, guru lainnya, Wali Kelas dan guru BK, serta Wakil
Kesiswaan, untuk mencari solusi yang terbaik.
Jika siswa tetap tidak puas Wakil Kurikulum meneruskan kepada Kepala
Sekolah.melalui rapat pengurus sekolah, tetapi jika mendesak dapat langsung
menghadap Kepala Sekolah, untuk meminta keputusan sekolah.
e. Bertemu Kepala Sekolah
Jika siswa bertemu Wakil Kurikulum tersebut masalah tidak selesai dan kurang
memuaskan, maka Wakil Kurikulum dan Wakil Kesiswaan menyempaikan ke rapat
pengurus, untuk mencari solusi yang terbaik..
Hasilnya diteruskan pada Wali Kelas untuk diteruskan ke siswa dan
pemberitahuan pada orang tua. Wakil Kurikulum memanggil guru tersebut untuk
disampaikan hasil rapat pengurus sekolah.
Jika masalah tidak selesai, Kepala Sekolah mengadakan rapat pengurus untuk
meminta masukan dari para Wakil Kepala sekolah, hasilnya diteruskan pemanggilan
siswa, orang tua, guru pengampu mata pelajaran, Wali Kelas, dan Wakil Kurikulum
untuk menerima Keputusan Kepala Sekolah. Semua harus dapat menerima keputusan
yang obyektif, pedagogik, dan rasional dari kepala sekolah, dan tidak diperkenankan
memaksakan kehendaknya sendiri

BAB IX
PENUTUP

Dengan melakukan berbagai kegiatan pedagogik proses pendidikan diharapkan


penilaian hasil belajar akan memuaskan siswa, karena hasil belajar akan meningkat prestasi
belajar dan mutu sekolah akan baik.
Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Operasional akan diatur kemudian sesuai
dengan keperluan. Petunjuk Operasional ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.
Ditetapkan di : Bogor
Tanggal : 01 Maret 2016

Unsur-Unsur Yang Menyetujui

1) Kepala Sekolah ( Durri Mishbahus Surur, Lc ) Ttd.

2) Komite Sekolah ( Muhammad Sholeh ) Ttd.

3) Perwakilan Orang Tua( Bayus Siwono ) Ttd.

Anda mungkin juga menyukai