Pengukuran
Disusun Oleh:
Danang Satriawan 041411331216
Rina Nur C 041411331248
Indrianti Styorini 041411331260
Caesar Ganesha 041411331261
Antonius Agung Kurniawan 041511333215
B. Skala Pengukuran
Setiap pengukuran dilakukan diatas skala. Skala diciptakan saat aturan semantik
digunakan untuk menghubungkan antara pernyataan matematik dengan objek/peristiwa.
Menurut Steven skala dibagi menjadi:
1. Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai sebuah label.
Contohnya yang diberikan oleh Stevens adalah penomoran pemain sepak bola.
Dalam akuntansi, contoh yang paling mendekati skala nominal adalah klasifikasi
aset dan kewajiban kedalam kelas-kelas yang berbeda.
2. Ordinal
Skala ordinal diciptakan ketika sebuah operasi memeringkatkan objek-objek
berkaitan dengan sifat yang diberikan. Contoh , seorang investor memiliki tiga
peluang untuk melakukan investasi dengan jumlah uang tertentu. Mereka
diperingkatkan 1, 2, 3 menurut NPV (Net Present Value) dengan peringkat 1
sebagai yang tertinggi dan terendah 3. Operasi itu (penghitungan NPV)
menciptakan skala ordinal, himpunan angka tersebut mengacu pada alternatif
investasi.
Kelemahan skala ordinal adalah interval antara angka-angka (1 sampai 2, 2
sampai 3 dan 1 sampai 3) tidak menceritakan hal-hal tentang perbedaan dalam
kuantitas sifat yang mereka wakili. Contoh, dalam hal (NPV), opsi 2 mungkin
sangat dekat dengan opsi 1, dan opsi 3 mungkin jauh kurang dari opsi 2. angka
tidak menunjukkan "berapa banyak/jumlah" atribut yang dimiliki objek.
Torgerson berpendapat bahwa beberapa skala ordinal memiliki "natural
origin", yaitu titik nol. Hal ini diterapkan pada peringkat alternatif investasi, titik
nol dapat menjadi titik netral yang terletak diantara sisi positif dan negatif, sisi
positifnya adalah alternatif yang menghasilkan keuntungan, dan sisi negatif adalah
alternatif yang menghasilkan rugi.
3. Interval
Skala interval tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga
jarak antara interval skala yang diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran
suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu
dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat
celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengatakan bahwa
suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas
8 derajat daripada ruangan A.Kelemahan dari skala interval adalah titik nol
sewenang-wenang ditetapkan.
Sebagai contoh, misalkan kita mengukur tinggi dari kelompok laki-laki pada
skala interval dan menetapkan nomor ke masing-masing sesuai dengan tinggi
badannya dibandingkan dengan rata-rata kelompok. Angka rata-rata mewaklili
angka nol pada skala. Jika A 3cm di atas rata-rata, kemudian kita memberi dia
nomor 3+. Dan jika B 5cm di bawah rata-rata, kita akan memberi dia nomor -5.
Dalam skala ini, kita tidak tahu berapa tinggi A atau B. B mungkin paling pendek
di kelompok, tetapi mungkin grup tersebut terdiri dari pemain-pemain basket yang
tinggi.
Contoh skala interval dalam akuntansi menurut Mattessich adalah
penggunaan standar biaya. standar bisa berdasar kapasitas teoritis, rata-rata, praktis
atau normal. Penghitungan standar dan varians dapat menciptakan skala interval.
jika varian nol maka ini menunjukkan netralitas, meskipun titik netral ini dipilih
secara seenaknya.
4. Rasio
Skala rasio adalah skala yang memberikan peringkat kepada objek atau
kejadian Interval antar objek diketahui dan sam asal yang unik, titik nol yang alami,
dimana jaraknya terhadap paling tidak satu objek lainnya diketahui.
Contoh skala rasio dalam akuntansi adalah penggunaan dolar untuk mewakili
biaya dan nilai. Jika aset A biayanya $ 10.000 dan aset B biaya $ 20.000, kita dapat
menyatakan bahwa biaya B dua kali lipat A. titik 0 ada, karena menunjukkan tidak
adanya biaya atau nilai, seperti 0 untuk panjang berarti tidak ada panjang sama
sekali.
C. Jenis Pengukuran
Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan
pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang
perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis:
fundamental dan turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada
konfirmasi teori-teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran
yang lebih jauh, pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan
atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.
1. Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa
diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung
pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor,
dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa
diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan
dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.
2. Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang
bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah
pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume.
Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan
dari penambahan dan pengurangan pendapatan denagn beban.
3. Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan
definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa
diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori
konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi
kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara
langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian
dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan untuk
mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha
menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat
manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang, kita
mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun,
tidak adateori empiris yang konfirmasi untuk menilai tes yang kita lakukan, dan
kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita bisa
memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang
tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.
D. Akurasi Pengukuran
Untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan keandalan dari
suatu pengukuran atau keakuratan pengukuran, kita pertama harus menyatakan bahwa
tidak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali counting. Kita bisa menghitung
jumlah kursi di ruang tertentu dan akan persis benar. Tapi kecuali untuk menghitung,
semua pengukuran melibatkan kesalahan.
1. Sumber Kesalahan
Sumber kesalahan dalam pengukuran adalah sebagai berikut, yang tidak
saling eksklusif.
a. Operasi pengukuran menyatakan imprecisely. Aturan untuk menetapkan
angka untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set
operasi tidak dapat dinyatakan tepat dan karenanya dapat ditafsirkan salah
oleh pengukur.
b. Pengukur, pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, akan bias, atau
menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak akurat.
c. Instrumen, banyak operasi memperkenankan untuk menggunakan alat fisik,
seperti penggaris, atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat
d. Lingkungan, tempat di mana operasi pengukuran dilaksanakan dapat
mempengaruhi hasil
e. Atribut yang tidak jelas, apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama
jika pengukuran melibatkan konsep yang tidak dapat diukur secara langsung
f. Resiko dan ketidakpastian, ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset
berwujud.