Lokakarya Mini
Lokakarya Mini
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang(1)
1
Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 1995 angka
kematian ibu dan angka kematian bayi masing-masing adalah 373/100.000
kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/1.000 kelahiran hidup (Susenas 1995),
maka pada tahun 1997 angka kematian ibu turun menjadi 334/100.000
kelahiran hidup (SDKI 1997), sedangkan angka kematian bayi pada tahun
2001 turun menjadi 51/1.000 kelahiran hidup (Susenas 2001). Sementara itu
umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun 1970
menjadi 65 tahun pada tahun 2000.
Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah
air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat
dengan Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling. Kecuali itu untuk
daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi
dengan fasilitas rawat inap.
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalan dalam
pelaksanaannya Puskesmas masih menghadapi masalah, antara lain:
1. Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas,
sehingga pelaksanaan program Puskesmas dan keterkaitannya dengan
program pembangunan kesehatan secara keseluruhan belum optimal.
2. Beban kerja Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kurang berjalan. Kedua, karena
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang sebenarnya bertanggungjawab
penuh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh
di wilayah Kabupaten/Kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas
administratif.
3. Sistem manajemen Puskesmas yakni perencanaan (P1) yang
diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro (micro
planning) yang kemudian menjadi perencanaan tingkat Puskesmas,
penggerakkan pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui
mekanisme lokakarya mini (mini workshop) serta pengawasan,
pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui
2
mekanisme stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi penilaian
kinerja Puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi perlu
disesuaikan.
4. Pengelolaan kegiatan Puskesmas, meskipun telah ditetapkan merupakan
aparat daerah tetapi masih terlalu sentralistik. Puskesmas dan daerah
tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak
sesuai lagi dengan era desentralisasi.
5. Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada
masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selama ini
setiap Puskesmas dimanapun berada menyelenggarakan upaya kesehatan
yang sama.
6. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tingkat pertama, belum dikembangkan secara
positif. Sampai saat ini, Puskesmas kurang berhasil menumbuhkan
inisiatif dan rasa memiliki serta belum mampu mendorong kontribusi
sumber daya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya Puskesmas.
7. Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi perkembangan
masa depan, yakni sistem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan
kesehatan perorangan.
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan
program kegiatannya, untuk itu perlu didukung kemampuan manajemen yang
baik. Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian yang bekerja secara
sinergik yang meliputi perncanaan, penggerakan pelaksanaan serta
pengendalian, pengawasan dan penilaian.
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum
pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
5
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2. Visi Puskesmas
3. Misi Puskesmas
6
dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap
keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan
dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan Puskesmas
mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
4. Tujuan Puskesmas
7
5. Fungsi Puskesmas
8
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
9
pelayanan umum yang layak (pasal 34, ayat 3), maka didirikanlah sarana
pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari sentuhan pelayanan kesehatan
dengan nama Puskesmas Tayu II.
Puskesmas Tayu II pada awalnya dikepalai oleh dr. Supriyadi,
M.Kes. sampai dengan Februari 2007, kemudian digantikan oleh dr.
Sutopo pada Maret 2007 sampai Maret 2009, kemudian digantikan oleh
H. Munadi, S.KM pada April 2009 sampai saat ini. Puskesmas Tayu II
saat ini memiliki tenaga kesehatan dan karyawan yang berjumlah 32
orang.
2. Landasan Hukum
10
3. Visi dan Misi Puskesmas Tayu II
11
4. Struktur Organisasi Puskesmas Tayu II
12
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat.
2) Meningkatkan, memelihara pelayanan kesehatan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif agar masyarakat
terlindungi kesehatannya.
3) Mengembangkan para digma sehat bagi seluruh staholders dan
masyarakat agar terwujud kawasan lingkungan yang berkualitas.
4) Menciptakan keberdayaan staholders dan masyarakat agar
berperilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatkan
kemandirian UKBM.
13
13) Desa tersedia PKD/Polindes dengan sumber daya manusia
kesehatan yang berkompeten yang didukung obat dan alat
kesehatan yang memadai 100 %.
14) Penduduk terlayani dalam mencari pengobatan dan pertolongan
kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.
15) Kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi
secara cepat dan tepat sehingga menimbulkan dampak kesehatan
masyarakat yang lebih luas.
16) Cakupan Desa Siaga aktif 100 %.
17) Keluarga sadar gizi 90 %.
18) Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
19) Terwujudnya tatanan institusi sehat pada seluruh institusi.
20) Terciptanya kondisi lingkungan rumah tangga dan industri yang
sehat 100 %.
21) Balita yang dating dan ditimbang (D/S) diwilayah Puskesmas Tayu
II 80 %.
22) Cakupan pelayanan kesehatan prausia lanjut dan usia lanjut 70%.
23) Cakupan bayi yang mendapat ASI Ekslusif 80 %.
14
d. No. Kode Puskesmas : 1602
e. Luas Tanah : 2200 m2
f. Luas Bangunan
1) Gedung Puskesmas : 15 m x 8 m
2) Perumahan Dokter : 10 m x 7 m
3) Perumahan Bidan :9mx6m
4) Perumahan Perawat :9mx6m
5) Puskesmas Pembantu : 12 x 13 m
8. Data Desa
15
9. Data Penduduk
16
6. Luwang 655 333 50
c. Data Sasaran
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Anak
No Nama Desa
Sekolah Ponpes TTU IMRT Bayi Bumil Sekolah
SD/MI
1. Pundenrejo 3 - 18 7 58 64 367
2. Bulungan 3 - 15 2 62 62 403
3. Kedungbang 1 - 11 - 29 29 183
4. Purwokerto 5 3 17 23 62 62 354
Bendokaton
5. 1 - 6 4 25 25 177
Kidul
6. Luwang 7 1 6 1 42 42 337
7. Dororejo 1 - 6 8 43 43 124
8. Kalikalong 4 - 11 4 62 62 353
17
10. Derajat Kesehatan Masyarakat di Wilayah Puskesmas Tayu II
18
Luwang dan Puskesmas Keliling di 5 (lima) desa yaitu Desa
Dororejo, Desa Kalikalong, Desa Purwokerto, Desa Kedungbang dan
Bendokaton Kidul. Puskesmas Tayu II memiliki 25 orang sumber
daya manusia yang terdiri dari:
No Jenis Tenaga Jumlah Persen (%)
1. Sarjana (S - 1) 4 orang 16,0
2. D III 12 orang 48,0
3. D-I Kebidanan 1 orang 4,0
4. SPK / SMF / SPRG 3 orang 12,0
5. SMA / SMEA 3 orang 12,0
6. SMP 2 orang 8,0
Jumlah 25 orang 100 %
19
f) Upaya Pengobatan Dasar
2) Upaya Kesehatan Pengembangan
Rencana pelaksanaan kegiatan upaya Kesehatan
pengembangan yang disusun sesuai dengan alokasi yang disetujui
dari pemberi dana (Pemerintah atau sumber lain).
198 8 8 4 18 170
20
Ana Mei
7 Dororejo PKD 4 - 1
Munaszhar
Nurlailatul
8 Kalikalong PKD 6 - 2
Fitriyah
JUMLAH 38 1 - - 13
PENDIDIKA
NO NAMA NIP / NRPTT JABATAN KET
N TERAKHIR
Sarjana
19610424 Kepala
1. H. Munadi, SKM Kesehatan PNS
198603 1 012 Puskesmas
Masyarakat
19740814 Sarjana Dokter
2. Dr. Siti Afrohah PNS
200604 2 019 Kedokteran Umum
Dr. Zidny 19860503 Sarjana Dokter
3. PNS
Afrokhul 201101 1 005 kedokteran Umum
Nurbaiti 19650420
4. SPK Perawat PNS
Wahyuni 198511 2 003
19620607 Kepala Tata
5. Muhajir, SH S-1 PNS
198703 1 010 Usaha
19650125 Staf Tata
6. Kabul Sutrisno SMA PNS
198703 1 008 Usaha
Bambang 19670822
7. SPK Perawat PNS
Supriyanto 198812 1 001
19690312
8. Sukini AKBID Bidan PNS
1981903 2 007
Sarjana
19650117
9. Siti Indiyatun Kesehatan Sanitarian PNS
199303 2 003
Masyarakat
21
19640328
10. Kaspiah AKPER Perawat PNS
199201 2 001
19691102
11. Hamidah SPK Perawat PNS
199003 2 005
19740822
12. Harni AKPER Perawat PNS
200604 2 014
19570825 Staf Tata
13 Nur Khamid SMP PNS
198503 1011 Usaha
19731105
14 Ery Puji Lestari AKBID Bidan PNS
200604 2 007
19790430
15 Sri Rezeki AKBID Bidan PNS
200801 2 007
Siti Nuraeny 19771014 Staf Tata
16. SMA PNS
Diana Dewi 200801 2 012 Usaha
Ana Mei
17. 11.4.047.10732 AKBID Bidan Desa PTT
Munaszahar
Ikie Yhesi
18. 11.4.048.5118 AKBID Bidan Desa PTT
Hutagaluh
Nurlailatul
19. 11.4.048.16507 AKBID Bidan Desa PTT
Fitriyah
Khoirunnisa Putri
22. 11.4.048.5123 AKBID Bidan Desa PTT
Ayuni
Aizzatul
23. 11.4.048.5134 AKBID Bidan Desa PTT
Mualamah
Sopir
24. Kastari - SMP Kontrak
Puskesmas
22
Penjaga
25. Ngatno - SMP Kontrak
Malam
Staf Tata Wiyata
26. Wahyu Sejati - SMA
Usaha Bakti
Staf Tata Wiyata
27. Bawono - SMA
Usaha Bakti
Sarjana Wiyata
28. Ngatmiyaningsih - Perawat
Keperawatan Bakti
Pusk Tayu
II
U
Ds. Kesambi
Ds .Bulungan
Pusk Tayu
I
23
membutuhkan keberadaan Puskesmas Tayu II dengan memberikan
pelayana kesehatan secara gratis. Puskesmas Tayu II juga memberikan
penyuluhan kepada masyaraka yang mempunyai masalah keluarga,
narkoba, kesehatan lingkungan, dan pembinaan kader posyandu setiap
satu bulan sekali, sehingga bukan dari Pusksmas Tayu II saja yang
memberikan pembinaan atau pengertian kepada masyarakat tetapi ibu-ibu
kader posyandu juga memberikan pembinaan kepada masyarakat.
24
Untuk gambar skema sistem kerja internal pengolahan data
pasien dapat digambarkan sebagai berikut
Pasien datang Petugas mencatat dan Setelah mengisi
berobat mencari data pasien di data pasien dan
family folder membuat lemar
obat / resep
25
C. Lokakarya Mini(2)
1. Definisi
2. Tujuan
a. Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja sama tim
baik lintas program maupun lintas sektor serta terlaksananya kegiatan
Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
b. Khusus
1) Tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas
sektor.
2) Terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan
perencanaan.
3) Teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan
kegiatn Puskesmas.
4) Teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya
pemecahan masalah.
5) Tersusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya.
3. Ruang Lingkup
26
penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan ini adalah melalui
pertemuan, dalam hal ini adalah melalui Lokakarya Mini.
Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok,
yaitu:
a. Lintas Program
Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapai seta
tersusunnya rencana kerja baru. Pertemuan bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kerjsama antar petugas intern Puskesmas, termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa
2) Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai
dengan perencanaan, yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
3) Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk dapat
melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK).
4) Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang te;ah disusun,
memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya
pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.
b. Lintas Sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan
dukungan dari sektor-sktor yang bersangkutan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
Pertemuan dilaksanakan untuk:
1) Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam
membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan.
2) Mengkaji hasil kegiatan kerja sama, memecahkan masalah yang
terjadi serta menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana
kerja sama.
27
D. Pelaksanaan Lokakarya Mini(3)
a. Gambaran Umum
Proses manajemen perencanaan tidak dapat terlaksanan dengan
baik apabila tidak dilanjutkan dengan pemantauan dan perencanaan
ulang. Tindak lanjut bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh
pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para
pelaksananya pada bulan yang lalau, sekaligus pemantauan rencana
kegiatan Puskesmas, sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang
lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Di samping
itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Puskesmas memerlukan pengorganisasian dan keterpaduan baik lintas
program maupun lintas sektor.
Pengorganisasian dan keterpaduan lintas program, artinya
keterpaduan internal Puskesmas bertujuan agar seluruh petugas
mempunyai rasa memiliki dan meningkatkan motivasi dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
Tindak lanjut perencanaan adalah mengadakan pengorganisasian
intern Puskesmas dan pemantauan dilaksanakan melalui Lokakarya
Mini Bulanan.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern Puskesmas dalam
rangka pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas dengan cara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas
dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan
dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya.
2) Tujuan Khusus
a) Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu
28
b) Disampaikannya hasil rapat dari Kabupaten/Kota, Kecamatan
dan berbagai kebijakan serta program.
c) Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan
bulan lalu.
d) Dirumuskannya cara pemecahan masalah.
e) Disusunnya rencana kerja bulan baru.
c. Tahapan Kegiatan
29
b) Proses
i. Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan
lapangan/daerah binaan.
ii. Analisis beban kerja tiap petugas.
iii. Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab
daerah binaan.
iv. Penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action/POA)
Puskesmas tahunana berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Puskesmas (RPK).
c) Keluaran
i. Rencana kegiatan (Plan of Action/POA) Puskesmas
tahunan.
ii. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan POA.
iii. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.
30
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin Puskesmas adalah
sebagai berikut:
a) Masukan
i. Laporan hasil kegiatan bulan lalu
ii. Informasi tentang hasil rapat di Kabupaten/Kota
iii. Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan
iv. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b) Proses
i. Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan
mempergunakan PWS
ii. Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan
dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan
iii. Merumuskan alternatif pemecahan masalah
c) Keluaran
i. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
ii. Rencana kerja bulan yang baru
31
Demikian halnya dengan waktu penyelenggaraan diatur oleh
Puskesmas, misalnya diselenggarakan pada jam 10.00 15.00.
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa lokakarya mini
bulanan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh petugas
Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat
tercapai tujuan.
4) Acara
Pada dasarnya susunan acara lokakrya mini bulanan bersifat
dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan
waktu, dan kondisi Puskesmas setempat. Sebagai contoh susunan
acara lokakarya mini adalah sebagai berikut:
a) Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama disebut juga
Lokakarya Penggalangan Tim
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok
iii. Pengenalan program baru
iv. POA Puskesmas
v. Analisa beban kerja petugas
vi. Pembagian tugas dan desa binaan
vii. Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
b) Lokarya Mini Bulanan Rutin
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok; menumbuhkan motivasi
iii. Pengenalan program baru
iv. Inventarisasi kegiatan bulan lau
v. Analisa pemecahan masalah
vi. Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang
vii. Pembagian tugas bulan yang akan datang
viii. Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
32
5) Tempat
Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan di
Puskesmas, apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat
lain yang lokasinya berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang
dipakai hendaknya cukup untuk menampung semua peserta.
6) Persiapan
Sebelum pertemuan diadakan, perlu persiapan yang meliputi:
a) Pemberitahuan hari, tanggal dan jam.
b) Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf U.
c) Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik.
d) Rencana Kerja Harian bulan lalu.
e) Membuat visualisasi hasil pelaksanaan kegiatan bulan lalu
dibandingkan dengan target bulanan per Desa, antara lain
menggunakan PWS.
f) Buku catatan/notulen Rapat Dinas Keshatan dan Rapat Lintas
Sektor/Kecamatan
g) Materi pelajaran dan alat peraga yang digunakan.
h) Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya.
a. Gambaran Umum
33
tribulan disebut dengan lokakarya mini yang diselenggarakan setiap
tribulan disebut dengan lokakarya mini tribulanan.
b. Tujuan
1) Umum
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam
rangka mengkasji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral dan
tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.
2) Khusus
a) Dibahasnya dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi.
b) Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang
baru untuk tribulan yang akan datang.
34
a) Masukan
i. Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok
ii. Informasi tentang program lintas sektor
iii. Informasi tentang program kesehatan
iv. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b) Proses
i. Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
ii. Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
iii. Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor
c) Keluaran
i. Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam
mendukung program, kesehatan
ii. Rencana kegiatan masing-masing sektor
2) Lokakarya Mini Tribulan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka
lokakarya tribulanan lintas sektoral merupakan tindak lanjut dari
lokakarya Penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.
Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas
dibantu sektor terkait di kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas
sektoral dilaksankan sebagai berikut:
a) Masukan
i. Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sektor terkait
ii. Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor
dalam melaksanakan program kesehatan
iii. Pemberian informasi baru
b) Proses
i. Analisis hambatan dan maslah pelaksanaan program
kesehatan
35
ii. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-
masing sektor
iii. Merumuskan cara penyelesaian masalah
iv. Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan
tribulan baru
c) Keluaran
i. Rencana kerja tribulan yang baru
ii. Kesepakatan bersama
1) Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan
yang meliputi:
a) Pendekatan kepada Camat
i. Memimpin lokakarya dengan menjelaskan acaranya.
ii. Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan
kegiatan dan pembinaan.
iii. Mempersiapkan tempat penyelenggaraan lokakarya.
b) Puskesmas melaksanakan:
i. Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk
yang mudah dipahami oleh sektor-sektor lainnya, antara
lain dalam bentuk PWS.
ii. Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan
lintas sektor.
iii. Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan
instruksi/surat-surat yang berhubungan dengan peran serta
masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan.
iv. Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen
lokakarya.
v. Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk ditanda
tangani camat.
36
2) Peserta
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dipimpin oleh
Camat, adapun peserta lokakarya mini tribulanan adalah sebagai
berikut:
a) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Tim Penggerak PKK Kecamatan
c) Puskesmas di wilayah Kecamatan
d) Staf Kecamatan, antara lain: Sekretaris Camat, unit lain yang
terkait
e) Lintas sektor di kecamatan, antara lain: Pertanian, Agama,
Pendidikan, BKKBN, Sosial
f) Lembaga/organisasi kemasyarakatan, antara lain: TP PKK
Kecamatan, BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan
(apabila sudah terbentuk)
3) Waktu
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor yang pertama
diselenggarakan pada bulan pertama tahun anggaran berjalan.
Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan. Adapun
waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat. Hal
yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar
seluruh peserta dapat menghandiri lokakarya. Lokakarya ini
diselenggarakan dalma waktu 4 jam. Secara umum, jadwal acara
lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang Pertama
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok
iii. Kegiatan sektor
iv. Inventarisasi peran bantu sektor
v. Analisa hambatan dan masalah
vi. Pembagian peran dan tanggung jawab sektor
vii. Perumusan rencana kerja
37
viii. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
b) Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok, menumbuhkan motivasi
iii. Kegiatan sektor terkait
iv. Maslaah dan hambatan masing-masing sektor
v. Analisis masalah dan hambatan
vi. Upaya pemecahan masalah
vii. Rencana kerja tribulan mendatang
viii. Kesepakatan pembinaan
ix. Kesepakatan bersama
x. Penutupan
4) Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas
sektor adalah di Kecamatan atau tempat lain yang dianggap sesuai.
38
BAB III
PERMASALAHAN
39
dijalankan bulan lalu dan merencanakan program dan kegiatan yang akan
dilakukan mendatang. Lokmin idealnya dilakukan tiap awal bulan, namun
terkadang pelaksanaan Lokmin di Puskesmas Tayu II tidak di awal
bulan. Hal tersebut dilakukan karena Kepala Puskesmas menunggu
apakah terdapat informasi dari rapat pimpinan atau dari Dinas Kesehatan
yang akan disampaikan saat Lokmin.
Pelaksanaan Lokmin direncanakan dan diatur tiap bulannya oleh
Kepala Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU). Sedangkan Kepala
Puskesmas hanya menyiapkan materi dan informasi penting yang akan
dibicarakan saat Lokmin. Di Puskesmas Tayu II, perencanaan dan
penjadwalan bersifat fleksibel dan dilakukan bersama-sama oleh Kepala
Puskesmas dan Kasubbag TU. Input Lokmin adalah evaluasi dan masalah
dari program-program yang telah dijalankan sedangkan outputnya adalah
pemecahan dari masalah-masalah tersebut.
Pada saat Lokmin, Kepala Puskesmas bertugas sebagai pengarah,
pembina, dan penentu kebijakan. Kepala Puskesmas akan bertanya
mengenai permasalahan setiap program. Jika ada, maka masalah tersebut
akan dimusyawarahkan dan dicari solusinya. Dari solusi-solusi yang
didapat saat Lokmin, keputusan terakhir ada pada Kepala Puskesmas
yang akan menentukan solusi mana yang akan digunakan. Hal tersebut
yang disebut penetuan kebijakan.
Kepala Puskesmas juga bertugas sebagai pengarah dan pembina.
saat Lokmin. Selain program dan kegiatan, juga dibahas hal lain seperti:
kedisiplinan, kinerja, dan ketaatan pegawai puskesmas. Dalam Lokmin,
Kepala Puskesmas mengarahkan dan mebina pegawai agar lebih disiplin
dan meningkatkan kinerjanya
Menurut Kepala Puskesmas, pelaksanaan Lokmin Puskesmas Tayu
II telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari: acara
berlangsung tertib tiap bulan, antusiasme peserta, serta aspirasi peserta
yang dinilai bagus dalam pemecahan masalah. Indikator keberhasilan
40
Lokmin dapat dilihat dari keberhasilan solusi yang telah dihasilkan dan
keberhasilan tersebut dinilai pada Lokmin selanjutnya.
Masalah dan hambatan yang sering terjadi saat Lokmin adalah
peserta dan pemegang program sering kurang aktif dalam Lokmin. Hal
tersebut bisa disebabkan karena pemegang program belum siap, belum
melakukan evaluasi pribadi mengenai pelaksanaan programnya, atau
pemegang program kurang paham terhadap program yang menjadi
tanggung jawabnya. Hal tersebut diantisipasi oleh Kepala Puskesmas
dengan mengumumkan dan memerintahkan para pemegang program agar
menyiapkan laporan kegiatannya dan masalah yang dihadapinya selama
menjalankan program sebelum diadakan Lokmin. Pengumuman biasanya
dilakukan saat apel atau rapat.
Menurut Kepala Puskesmas, program-program yang telah dilakukan
di Puskesmas Tayu II semua sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
aturan dan dilaporkan dalam laporan kegiatan rutin. Setiap ada masalah
juga selalu dicari pemecahannya bersama-sama saat Lokmin ataupun di
luar Lokmin.
Pemecahan masalah yang diberikan saat Lokmin biasanya bersifat
arahan umum. Pemecahan yang spesifik dan detil itu sulit dilakukan
karena banyaknya program yang dilakukan, serta satu orang dapat
mengampu beberapa program. Jika dibahas semua secara mendetil akan
sangat sulit. Selain itu yang dibahas di Lokmin bukan hanya program,
namun juga informasi dari dinas, penyampaian tentang kedisiplinan,
pelayanan, pembinaan, dan kinerja. Detil pemecahan masalah dilakukan
oleh individu masing-masing pengampu dengan berkoordinasi dengan
Kepala Puskesmas dan petugas lain
Selain Lokmin interprogram, ada juga Lokmin intersektor. Lokmin
intersektor seharusnya diadakan tiap tiga bulan sekali dengan
mengundang sektor lain seperti dari kecamatan, DKK, kades, dan sektor
lain. Namun, di Puskesmas Tayu II, tidak dilakukan Lokmin intersektor.
Hal tersebut karena masalah biaya. Puskesmas belum mempunyai
41
anggaran untuk menyiapkan acara Lokmin intersektor selama ini. Oleh
karena itu, apabila ada materi-materi yang perlu dibicarakan intersektor,
biasanya diselipkan pada program kegiatan lain yang mengundang
intersektor seperti pelatihan kader desa.
2. Hasil Wawancara dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU)
Puskesmas Tayu II
42
Hal-hal lain yang sering menjadi masalah dalam Lokmin adalah
belum siapnya laporan kegiatan dari pemegang program. Namun hal
tersebut tidak terlalu mengganggu dan bisa diatasi
Saran untuk Lokmin selanjutnya adalah agar para peserta Lokmin
lebih mempersiapkan materi dan program yang diampunya sebelum
Lokmin diadakan.
43
tersebut diajukan pada Lokmin intersektor, namun selama ini di
puskesmas Tayu II, belum pernah dilakukan Lokmin intersektor.
Menurut narasumber, Lokmin yang selama ini dilakukan sudah
berjalan dengan baik dan para pemegang program sudah melaporkan
kegiatannya. Lokmin juga memberikan manfaat untuk program UKS
sendiri. dari Lokmin tersebut, bisa didapatkan informasi tentang
program baru, arahan untuk menjalankan program, menganggarkan
dana, dan sebagainya.
44
atau masalah yang terjadi di desa, padahal sudah diberikan kesempatan
oleh ketua Lokmin. Durasi Lokmin sudah cukup, Kepala Puskesmas
sebagai ketua Lokmin sudah cukup baik karena sudah mempersiapkan
bahan rapat dengan seksama dan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk menyampaikan aspirasinya.
Sebagai masukan, narasumber menyampaikan hendaknya pada
saat Lokmin selanjutnya, tiap bidan desa ditanya apa
keluhan/hambatan yang mereka hadapi, telepon genggam sebaiknya
dimatikan saat jalannya Lokmin agar tidak mengganggu konsentrasi
peserta.
45
d. Program Gizi dan Puskesmas Pembantu (Pustu)
46
bulanan dan hasil pencapaian bulanan, berapa persen dari target yang telah
tercapai. Namun, selama ini para bidan desa belum pernah membaca
panduan penyelenggaraan Lokmin dari Dinas Kesehatan, informasi hanya
didapat secara lisan dari pengarahan kepala Puskesmas. Selama ini,
menurutnya, program yang dilaksanakan di desa binaannya selalu
memenuhi target karena kader posyandu desa tersebut aktif. Selama ini
juga tidak ada masalah yang berarti dalam pelaksanaan program di desa.
Dalam lokakarya mini yang telah dilakukan selama ini, umumnya
dirinya dan bidan desa yang lain cenderung pasif, hanya menyampaiakan
laporan jika ditanya oleh kepala puskesmas. Tidak ada inisiatif dari bidan
untuk menyampaikan informasi maupun masalah yang didapati di desa.
Menurut narasumber, Lokmin yang sudah berjalan selama ini sudah baik,
baik mengenai jalannya acara maupun dari partisipasi peserta. Dalam
Lokmin, telah dibahas mengenai evaluasi program-program yang sudah
dilaksanakan dan perencanaan program selanjutnya. Peran kepala
Puskesmas sebagai moderator juga dikatakan sudah baik. Hanya durasi
Lokmin dirasa terlalu lama terutama jika terdapat perselisihan pendapat
dalam forum tersebut. Tidak ada saran untuk pelaksanaan lokakarya mini
selanjutnya.
C. Analisis Masalah
47
perencanaan ulang yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Namun, pengetahuan mengenai teknis pelaksanaan
secara detil, para narasumber belum mengetahui dengan baik. Hal ini
kemungkinan dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai teknis
yang benar dan sesuai degan Buku Panduan Lokakarya Mini
Puskesmas yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan.
1) Masukan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan lokakarya mini bulanan
pada tanggal 7 Desember, berikut ini analisis kesesuaian teknis
dengan panduan yang ada.
a) Laporan hasil kegiatan bulan lalu
Pada pelaksanaan loka karya mini, laporan kegiatan bulan
lalu sudah disampaikan oleh sebagian pemegang program.
Penyampaian laporan tidak dilakukan secara detil, namun
lebih difokuskan pada masalah yang ada. Berdasarkan hasil
wawancara, seluruh pemegang program sudah menyiapkan
laporan bulanan untuk disampaikan saat Lokmin. Namun
beberapa program mengaku bahwa kurang ada kesempatan
untuk menyampaikan laporan kegiatan bulanan beserta
masalah yang dihadapi. Sedangkan Kepala Puskesmas
menyatakan bahwa kurang tersampaikannya permasalahan
dalam Lokmin disebabkan karena peserta kurang aktif. Hal
yang bertolak belakang ini menunjukkan kurangnya
komunikasi yang efektif antara Kepala Puskesmas sebagai
pemimpin dan pengarah Lokmin dengan peserta. Salah satu
bentuk kurangnya komunikasi dalam Lokmin ini dapat
diketahui dari bentuk pertanyaan tertutup yang diajukan pada
peserta rapat, seperti Apakah ada masalah untuk pemegang
program dan bidan desa?, bukan pertanyaan terbuka,
48
misalnya Bagaimana pencapaian pelaksanaan porgram bulan
lalu?.
b) Informasi tentang hasil rapat di Kabupaten/Kota dan
Kecamatan
Informasi mengenai hasil rapat di luar Puskesmas sudah
diberikan kepada peserta oleh Kepala Puskesmas. Namun,
Kepala Puskesmas mengaku bahwa hal ini sering
menyebabkan keterlambatan diadakannya Lokmin setiap
bulannya.
c) Informasi tentang kebijakan, program, dan konsep baru
Informasi mengenai kebijakan, program, dan konsep baru
sudah diberikan pada Lokmin, misalnya kebijakan baru
mengenai Jampersal.
2) Proses
a) Analisis hambatan dan masalah
Analisis hambatan dan masalah program kegiatan sudah
dilakukan pada saat Lokmin. Namun, analisis tidak dilakukan
secara mendetil dan komprehensif. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya program yang harus dievaluasi tidak sebanding
dengan keterbatasan waktu yang tersedia selama Lokmin.
Analisis masalah ini cenderung dilakukan satu arah dari
pimpinan Lokmin.
b) Merumuskan alternatif pemecahan masalah
Lokmin cenderung tidak memunculkan rumusan
pemecahan masalah yang konkrit. Arahan pemecahan masalah
cenderung satu arah dan hanya secara garis besar. Pemecahan
masalah secara detil diserahkan pada pemegang program
berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas dan petugas lain.
3) Keluaran
a) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
49
Pada akhir Lokmin, dinilai kurang terjadi kesepakatan
dalam melaksanakan kegiatan. Hal ini kemungkinan
disebabkan minimalnya jumlah sumber daya manusia sehingga
satu orang memegang banyak program. Kesepakatan yang
kurang ini juga kemungkinan disebabkan kurang dinamika
dalam Lokmin, sehingga tidak semua peserta menyampaikan
aspirasi.
b) Rencana kerja bulan yang baru
Rencana kerja bulan baru yang dihasilkan dalam Lokmin
dinilai tidak konkrit. Lokmin tidak menghasilkan matriks yang
jelas mengenai rencana kerja bulan baru yang mengacu pada
analisis yang telah dibahas sebelumnya.
50
4) Buku catatan/notulen Rapat Dinas Keshatan dan Rapat Lintas
Sektor/Kecamatan
5) Materi pelajaran dan alat peraga yang digunakan.
6) Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya.
Sedangkan persiapan yang belum dilakukan adalah:
1) Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf U.
2) Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik.
51
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Dari pemaparan dan analisis masalah yang telah dijelaskan, maka intervensi
yang perlu diberikan adalah memberi penyuluhan mengenai lokakarya mini.
1. Tujuan:
a. Meningkatkan pengetahuan semua karyawan Puskesmas mengenai
lokakarya mini dan perang masing-masing
b. Meningkatkan pengetahuan semua karwayan Puskesmas, terutama
pemegang program dan bidan desa mengenai perlunya mempersiapkan
laporan bulan secara detil saat lokakarya mini
2. Sasaran:
Semua karyawan Puskesmas Tayu II
3. Strategi pelaksanaan:
a. Memberikan informasi mengenai lokakarya mini
b. Memberikan informasi mengenai persiapan yang perlu dilakukan sebelum
lokakarya mini
c. Memberikan informasi mengenai capaian-capaian yang harus diperoleh
dalam lokakarya mini
4. Pengembangan alternatif kegiatan:
a. Memberi contoh susunan acara dan matriks pencatatan hasil lokakarya mini
agar Lokmin berjalan lebih efektif dan tepat sasaran
b. Menyusun dan mensosialisasikan buku panduan lokakarya mini yang
mudah dipahami
52
BAB V
PELAKSANAAN
53
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
54
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
55
B. Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
57