Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI GAWAT DARURAT

RS ST ELISABETH
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

Di dalam pelayanan penderita gawat darurat maka dikembangkan sistem


Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD). Tujuan sistem PPGD tersebut adalah
tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat.
Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat 24 jam secara terus
menerus, Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS St. Elisabeth merupakan salah satu unit kerja
di Rumah Sakit St. Elisabeth yang menjadi entry point pasien dengan kegawatdaruratan
sebelum masuk ke ruang rawat inap atau ruang intermediate care (ICU) setelah melalui
stabilisasi untuk mencegah perburukan kondisi medis pasien.
Dalam pelayanannya IGD mengutamakan pasien gawat darurat melalui priortitas
sistem triase berdasarkan Australian Triage Scale (ATS). Pasien pasien tanpa kriteria
kegawatan dan kedaruratan dilayani di poli umum 24 jam.
Pelayanan IGD dibagi atas 3 shift, yaitu : pagi, siang, dan malam, yang dilayani
oleh dokter, dan tenaga medis keperawatan yang sudah memiliki berbagai sertifikat
penanggulangan kegawat daruratan. Disamping itu juga terdapat 5 dokter spesialis
konsultan on call yaitu : Staf Medis Fungsional (SMF) Bedah, SMF Penyakit Dalam,
SMF Anak, SMF Syaraf, dan SMF Kebidanan yang siap menerima konsultasi setiap saat
di perlukan.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RS St. ELISABETH SEMARANG
` KEPALA INSTALASI GAWAT DARURAT DOKTER PENANGGUNG JAWAB IGD
Sr. M. Karla, OSF Dr. Niken Astuti

KASI PERAWATAN DAN LOGISTIK KASI PELAYANAN MEDIS KASI AMBULANS DAN GADA
Sri Wuri Handayani, AMK Dr. Anna Ratnaningrum Dr. Susilo Wibowo

TATA USAHA
BAG. UMUM

DINAS PAGI DINAS SIANG DINAS MALAM


Tim I Tim II Tim III

PEMBIMBING KLINIS

Cleaning Service Mahasiswa


PRT
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. Kepala Instalasi Gawat Darurat


Kepala Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit St Elisabeth adalah seorang suster
biarawati yang ditunjuk oleh kongegrasi OSF yang mempunyai kompetensi dalam
penanganan gawat darurat, mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Ikut bertanggung jawab terhadap pelayanan instalasi gawat darurat.
b. Ikut melakukan identifikasi permasalahan dan mencari solusi pemecahan
masalah pelayanan instalasi gawat darurat.
c. Menentukan keputusan akhir tentang pelayanan instalasi gawat darurat bila
timbul permasalahan saat shift jaga.
d. Ikut melakukan perbaikan mutu pelayanan instalasi gawat darurat.
e. Ikut memastikan semua staff medis, keperawatan, maupun non kesehatan
memahami segala peraturan, panduan, SOP yang berkaitan dengan pelayanan
instalasi gawat darurat.
f. Ikut dalam evaluasi pelayanan, perubahan peraturan, SOP maupun panduan
instalsi gawat darurat demi perbaikan pelayanan.

2. Dokter Penanggung Jawab Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit St. Elisabeth.
Dokter Penanggung Jawab Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit St. Elisabeth adalah
seorang dokter umum yang telah mepunyai sertifikat kompetensi sesuai kualifikasi
medis tenaga instalasi Gawat Darurat RS St. Elisabeth Semarang. Dokter
Penanggung Jawab Instalasi Gawat Darurat RS St. Elisabeth mempunyai uraian tugas
sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab terhadap pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
b. Melakukan identifikasi permasalahan pelayanan instalasi gawat darurat dan
mencari alternatif solusi pemecahan masalah.
c. Mlaporkan dan melakukan koordinasi dengan Direktorat Medis RS St. Elisabeth
Semarang bila timbul permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan instalasi
gawat darurat.
d. Membuat laporan tahunan dan rencana kegiatan Instalasi Gawat Darurat RS St.
Elisabeth Semarang.
e. Melakukan evaluasi secara perodik tentang kualifikasi SDM medis yang bertugas
di Instalasi Gawat Darurat RS ST. Elisabeth dan melaporkan hasil evaluasi ke
Direktur Medik untuk dilakukan tindak lanjut.
f. Memastikan semua SDM medis, keperawatan dan non kesehatan Instalasi Gawat
Darurat RS St. Elisabeth memahami semua peraturan, panduan dan SOP yang
berkaitan dengan pelayanan Intalasi Gawat darurat.
g. Melakukan identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan
peraturan, panduan dan SOP serta mencari solusi pemecahan permasalahan dan
perbaikan dari peraturan, panduan dan SOP. Hasil identifikasi dilaporkan ke
direksi RS St. Elisabeth Semarang.
h. Melakukan koreksi jadwal shift dokter jaga IGD dan Poli Umum RS St. Elisabeth
semarang yang sudah dibuat oleh Kasie Pelayanan MEdis IGD.

3. Kasie Keparawatan Dan Logistik Instalasi Gawat Darurat RS St. Elisabeth


a. Bertanggung jawab terhadap pelayanan keperawatan Instalasi Gawat Darurat RS
St. Elisabeth Semarang.
b. Melakukan identifikasi permasalahan pelayanan keperawatan IGD RS St
Elisabeth, bersama-sama dengan Kepala IGD dan Dokter penanggung jawab
IGD mencari alternatif pemecahan masalah pelayanan IGD.
c. Melakukan evaluasi secara periodik kualifikasi SDM Keperawatan dan SDM
non Kesehatan serta identifikasi kebutuhan SDM Keperawatan dan SDM non
Kesehatan, hasilnya dilaporkan ke direksi untuk dilakukan tindak lanjut.
d. Memastikan ketersediaan logistik obat-obatan emergency dan obat-obatan non
emergency, serta bahan habis pakai IGD RS St. Elisabeth.
e. Membuat jadwal shift SDM keperawatan dan non kesehatan, bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan shift jaga keperawatan dan non kesehatan.
f. Memastikan semua staff keparawatan memahami peraturan dan kebijakan RS,
SOP dan Panduan yang berkaitan dengan pelayanan IGD RS St. Elisabeth
Semarang.
g. Membuat laporan tahunan dan rencana strategi pelayanan IGD RS St. Elisabeth
Semarang bersama dengan Dokter Penanggung Jawab IGD.

4. Kasie Pelayanan Medis IGD RS St. Elisabeth Semarang


a. Ikut bertanggung jawab terhadap pelayanan medis IGD RS St. Elisabeth
Semarang
b. Melakukan identifikasi permasalahan dan alternatif solusi permasalahan yang
berkaitan dengan pelayanan medis IGD.
c. Melakukan identifikasi kualifikasi kompetensi SDM Medis IGD RS St.
Elisabeth Semarang, mengingatkan SDM medis untuk memperbaharui sertifikat
kompetensi yang sudah kadaluarsa.
d. Melakukan identifikasi pelatihan yang berkaitan dengan pelayanan Gawat
Darurat, melaporkan hasilnya ke direksi dan Diklat RS St. Elisabeth untuk
dilakukan tindak lanjut.
e. Memastikan semua staff medis IGD memahami peraturan dan kebijakan RS,
panduan dan SOP yang berkaitan dengan pelayanan IGD RS st. Elsiabeth
Semarang.
f. Membuat jadwal shift jaga dokter IGD dan Poli Umum 24 Jam RS St. Elisabeth
Semarang.

5. Kasie Ambulans dan Gawat Darurat


a. Bertanggung jawab terhadap pelayanan ambulanas dan transportasi gawat
darurat IGD RS St. Elisabeth Semarang.
b. Melakukan identifikasi permasalahan dan solusi permasalahan yang berkaitan
dengan pelayanan ambulans dan transportasi gawat darurat RS St. Elisabeth
Semarang. Melaporkan hasilnya kepada kepala IGD dan dokter Penanggung
Jawab IGD untuk dilakukan tindak lanjut.
c. Melakukan evaluasi secara periodik dan membuat laporan pelayanan ambulans
dan transportasi IGD RS St. Elisabeth Semarang.
d. Memastikan semua Staff medis dan keperawatan IGD RS St. Elisabeth
memahami peraturan dan kebijakan RS, panduan dan SOP tentang tiase, skrining
pasien dan transfer pasien.
6. Tata usaha
Tata usaha adalah staf non kesehatan yang bertugas di IGD dengan uraian tugas
sebagai berikut :
a. Melakukan pendaftaran pasien IGD dan Poli Umum
b. Bertanggung jawab terhadap administrasi dan pembayaran pasien IGD dan Poli
Umum 24 jam.
c. Memintakan formulir diagnosis kepada dokter bila pemberi jaminan atau asuransi
memintanya.
d. Meminta Rekam Medis lama untuk pasien-pasien kunjungan berulang.
e. Membuat sensus harian kunjungan pasien IGD dan Poli Umum.

7. Bagian Umum
Petugas bagian umum IGD RS St. Elisabeth adalah tenagan non kesehatan yang
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Menerima pasien yang datang ke IGD dan Poli Umum, membantu menurunkan
pasien dari kendaraan pribadi atau ambulanas dan memindahkan ke brankard
pasien IGD.
b. Mengantar pasien ke ruang perawatan bersama perawat.
c. Membantu pasien dari brankard ke kendaraan pribadi atau ambulans bila pasien
pulang atau ditransfer ke rumah sakit lain.
d. Membantu transfer pasien ke eksternal rumah sakit bila diperlukan.

8. Tim shift jaga


Tim shift jaga adalah tim jaga igd 24 jam yang terdiri dari dokter dan perawat yang
dipimpin oleh seorang perawat senior dengan kompetensi perawat trampil kegawat-
daruratan, tim jaga mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam, melakukan
pengelolaan pasien sesuai prinsip-prinsip triase pasien dan pertolongan
gawat darurat.
b. Melakukan transfer pasien internal maupun eksternal rumah sakit.
c. Melakukan identifikasi permasalahan selama jaga dan melaporkan kepada
Kepala IGD dan dokter penanggung jawab IGD untuk dilakukan tindak
lanjut.
d. Melakukan operan jaga antar shift bila masih ada pasien observasi di IGD
saat pergantian shift.
e. Menghubungi dokter spesialis atau konsultan bila diperlukan.

9. Pembimbing Klinis
Pembimbing klinis adalah seorang perawat senior yang bertanggung jawab
memebrikan bimbingan kepada siswa perawat yang sedang melakukan magang di
IGD RS St. Elsiabeth Semarang.

10. Cleaning Service


Clenaing Service adalah petugas non kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
kebersihan IGD RS St. Elisabeth.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Gawat Daruat RS St. Elisabeth adalah satu uni kerja di Rumah Sakit Elisabeth
yang berada di bawah koodinasi Direktorat Medik RS St. Elisabeth Semarang, ketentuan
tata hubungan kerja IGD RS St. Eliabteth adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Kepala IGD bersama dengan dokter penanggung jawab IGD dan Kepala Seksi
membuat rencana strategi pelayanan IGD RS St. Elisabeth Semarang 1 tahun ke
depan.
b. Rencana strategi yang sudah dibuat dilaporkan kepada direktur Medik RS St.
Elisabeth Semarang.
c. Rencana strategi yang sudah dilaporkan dan dilakukan revisi perbaikan oleh
direktur medik dikembalikan ke IGD untuk dilaksanakan.
d. Kepala IGD bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana strategi pelayanan
IGD RS St. Elisabeth.
2. Pengorganisasian
a. Hubungan tata kerja IGD RS Elisabeth bersifat koodinatir, konsultatif, dan
informative.
b. Kepala IGD dan Dokter Penanggung Jawab IGD bertanggung jawab kepada
direktur medik.
c. Kasie Keperawatan dan Logistik, Kasie Pelayanan Medik, Kasie Ambulans dan
Gada bertanggung jawab kepada Kepala IGD.
d. Tim shift jaga bertanggung jawab kepada Dokter Penanggung Jawab IGD dan
Kasie Keperawatan dan Logistik.
e. Dokter jaga IGD bertanggung jawab kepada Dokter Penanggung Jawab IGD dan
Kasie Pelayanan Medik.
f. Tenaga non Kesehatan bertanggung jawab kepada Kasie Keperawatan dan
Logistik.
3. Pelaksanaan
a. Dalam melaksanakan tugasnya Dokter Penanggung Jawab IGD, Kasie
Keperawatan dan Logistik, Kasie Pelayanan Medik, Kasie Ambulans dan Gada
melaksanakan konsultasi dan menyampaikan informasi kepada Kepala IGD.
b. Kepala IGD dan Dokter penanggung jawab IGD menyampaikan informasi,
melaksanakan konsultasi dan melaporkan hasil evaluasi kepada direktur medik,
bila perlu ke direktorat lain di RS St. Elisabeth Semarang.
4. Evaluasi
Masing-masing pemegang jabatan IGD melakukan evaluasi pelayanan sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan, bersama-sama melakukan koordinasi dan mencari
alternative solusi permecahan masalah untuk perbaikan rencana strategi pelayanan
IGD periode tahun berikutnya.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

I. Ketenagaan
Tenaga yang bertugas di IGD RS. St. Elisabeth Semarang disusun berdasarkan
evaluasi hasil kegiatan tahunan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan dan
Surat Penugasan dari Direksi RS. St. Elisabeth Semarang.
Ketenagaan IGD terdiri dari:
1. Tenaga Medis
Tenaga Medis IGD adalah Dokter Umum yang telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadahi dalam menangani kasus gawat darurat. Terdiri dari
Dokter Umum Penuh Waktu dan Dokter Umum Paruh Waktu.
2. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan IGD adalah perawat yang telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadahi dalam menangani kasus gawat darurat yang telah
mempunyai sertifikat kompetensi minimal Basic Life Support (BLS).
3. Tenaga Non Medis
Tenaga Non Medis IGD adalah tenaga administrasi dan tenaga umum yang
diperlukan untuk memperlancar kegiatan yang berlangsung di IGD.
Selain tiga jenis tenaga tersebut diatas, IGD juga memiliki tenaga Dokter Spesialis
jaga on call yang telah ditetapkan oleh Direksi.

II. Jadwal Jaga


Instalasi Rawat Darurat melayani pasien selama 24 jam penuh, sehingga diperlukan
adanya pengaturan jadwal jaga sesuai masing-masing jenis tenaga.
1. JADWAL DOKTER JAGA
Jadwal jaga terdiri dari jadwal jaga hari kerja dan jadwal jaga hari libur. Jadwal
jaga hari kerja dibuat untuk jangka waktu 4 bulan dengan memperhatikan keadaan
dan kebutuhan, sedangkan jadwal jaga hari libur dibuat untuk jangka waktu satu
bulan, dan dapat berubah sesuai dengan keadaan dengan berdasar pada Prosedur
Tetap Pengaturan Jadwal Jaga Dokter. Jadwal jaga harian dokter diatur sebagai
berikut:
- Hari Kerja
Pagi : 06.00 13.00
Siang : 13.00 20.00
Malam : 20.00 06.00

- Hari Libur
Pagi : 07.00 14.00
Siang : 14.00 20.00
Malam : 20.00 06.00

3. Jadwal Perawat Jaga


Jadwal perawat jaga dibuat untuk jangka waktu 1 minggu dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan, dan tidak dibedakan untuk hari kerja atau hari libur,
dengan berdasarkan Prosedur Tetap Pengaturan Jadwal Jaga Paramedis. Jadwal
jaga harian perawat diatur sebagai berikut:
- Pagi : 07.00 14.00
- Siang : 14.00 - 21.00
- Malam : 21.00 07.00

2. Jadwal Tenaga Non Medis


Jadwal dibuat untuk jangka waktu 1 bulan baik untuk hari kerja maupun hari libur.
Jadwal jaga diatur sebagai berikut:
- Pagi : 07.00 14.00
- Siang : 14.00 - 21.00
- Malam : 21.00 07.00

4. Jadwal Dokter Konsulen Jaga


Dokter Konsulen IGD terdiri dari Dokter Konsulen Terjadwal dan Dokter
Konsulen Tak Terjadwal. Jadwal jaga Dokter Konsulen diatur oleh Koordinatur SMF
masing-masing dan berlaku untuk jangka waktu 1 bulan. Dokter Konsulen Tak
Terjadwal ditetapkan oleh Direksi.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI IGD RS St. ELISABETH

Sebagai Instalasi yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan


pengetahuan maupun tuntutan masyarakat, karyawan baru di IGD baik merupakan
pengganti karyawan yang lama yang sudah tidak bekerja lagi di IGD atau penambahan
tenaga merupakan hal yang sudah tidak bisa dihindarkan lagi.
Sebagai salah satu unit kerja yang ada di Rumah Sakit, maka IGD dalam
pelaksanaannya mempunyai kekhususan sendiri sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Untuk itu meskipun di tingkat Rumah Sakit sudah ada program orientasi untuk karyawan
baru, bagi karyawan baru yang menempati IGD diwajibkan untuk mengikuti program
orientasi karyawan baru IGD.
Program orientasi karyawan baru di IGD RS. St. Elisabeth dilaksanakan dalam
jangka waktu pelaksanaan 2 (dua) minggu dengan materi:
1. Orientasi Staff
2. Orientasi Ruang
3. Orientasi Tugas
Dalam pelaksanaannya diperlukan penanggungjawab orientasi sesuai dengan kualifikasi
karyawan baru, sebagai berikut:
1. Kualifikasi tenaga medis : penanggung jawab kepala IGD
2. kualifikasi perawat : penanggungjawab kepala seksi keperawatan IGD
3. Kualifiksasi tenaga non medis : Penanggung jawab kepala keperawatan dan
logistic IGD
Karyawan baru diwajibkan untuk mengikuti orientasi IGD secara penuh dan
mengisi absensi sebagai bukti kehadirannya. Jika karena sesuatu hal karyawan baru
tersebut tidak bisa mengikuti orientasi beberapa hari, maka diwajibkan untuk mengikuti
dihari berikutnya sehingga kehadirannya tetap 2 minggu sesuai dengan jadwal.
Jika orientasi telah terlaksana, maka penanggungjawab orientasi diwajibkan untuk
membuat laporan dan penilaian rangkap 4 (empat) untuk disampaikan kepada:
- Direktur utama
- Direktur medik / keperawatan
- Direktur Personalia
- Arsip.
Hal-hal berikut adalah ketentuan yang berkaitan dengan orientasi dan maganag karyawan
baru :
A. Tujuan orientasi karyawan :
1. Tujuan Umum
Calon karyawan memahami secara komprehensif Visi, Misi, Motto dan profil RS
St. Elisabeth dan pelayanan IGD RS St. Elisabeth Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami hak dan kewajiban sebagai karyawan RS St. Elisabeth.
b. Memahami kebijakan dan peraturan rumah sakit, panduan pelayanan IGD,
dan SOP di IGD RS St Elisabeth.
c. Memahami uraian tugas dan wewenang sesuai kompetensi dan ketrampilan
yang dimilikinya.

B. Rincian Kegiatan :
1. Pengenalan terhadap RS. St. Elisabeth.
2. Pengenalan tehadap Instalasi Rawat Darurat RS. St. Elisabeth.
3. Pengenalan terhadap bidang kerjanya
Kegiatan selama orientasi meliputi :
1. Mengikuti program orientasi karyawan ditingkat Rumah Sakit ( sesuai dengan
program Orientasi Direktorat Personalia dan Bagian DIKLAT RS. St. Elisabeth )
2. Mengikuti program orientasi di Tingkat Instalasi Rawat Darurat.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Penyelenggaran / Penanggungjawab
Penanggungjawab pelaksanaan program orientasi karyawan baru di
lingkungan Instalasi Rawat Darurat adalah Kepala Instalasi Rawat Darurat yang
di koordinasikan bersama sama dengan Direktorat Personalia, Bagian DIKLAT
serta direktorat lain yang terkait (bagi dokter dikoordinasikan dengan Direktorat
Medik; bagi perawat dan asisten perawat dikoordinasikan dengan Direktorat
Keperawatan; bagi tata usaha dikoordinasikan dengan Dirtektorat Keuangan dll).
2. Materi
a. Umum
Mengacu pada materi Pekan Orientasi Karyawan Baru RS. St. Elisabeth yang
dilaksanakan 2 kali setahun oleh Bagian DIKLAT dan Direktorat Personalia
meliputi antara lain: visi, misi, falsafah, struktur organisasi, peraturan
kekaryawanan.
b. Khusus
Mengacu pada kebijakan Direksi tentang Pela Pelayanan Rawat Darurat RS.
St. Elisabeth, Kerangka Acuan Kerangka Acuan dan SPO SPO yang
berlaku di Instalasi Rawat Darurat, meliputi antara lain struktur organisasi,
falsafah dan tujuan, motto Instalasi Rawat Darurat RS. St. Elisabeth, uraian
tugas dan wewenang, hubungan dengan unit kerja lain yang terkait, orientasi
profesi meliputi : penerimaan pasien baru (triage), memberikan bantuan hidup
lanjut (ALS), tinjauan kasus, dan sebagainya.

D. Metode
Metode orientasi meliputi :
- Pengantar singkat, pemahaman materi, pengamatan dan tanya jawab
- Praktek dan supervisi oleh karyawan lama yang lebih senior.
- Tinjauan kasus yang sering dijumpai.

E. Biaya
Biaya program orientasi baru ditanggung oleh RS. St. Elisabeth sesuai dengan
anggaran uang sedang berjalan.

F. Sasaran dan Target Yang Ingin Dicapai


Yang dimaksud dengan karyawan baru adalah karyawan yang dipindahkan dari unit
kerja lain di RS. St. Elisabeth atau karyawan baru yang telah melalui proses seleksi
dan akan / sedang menjalani masa orientasi sebagai karyawan baru di RS. St
Elisabeth oleh Bagian DIKLAT, yang selanjutnya ditempatkan di Instalasi Rawat
Darurat RS. St. Elisabeth, secara penuh waktu baik tenaga profesi maupun
administrasi. Dengan penyelanggaran orientasi karyawan baru, diharapkan karyawan
baru tsb dapat memahami pengorganisasian, prosedur kerja, sarana & peralatan, K3,
keselamatan pasien di unit kerjanya masing masing.

G. Monitoring dan Evaluasi


Pelaporan :
- Kepada Kepala Instalasi Rawat Darurat : 1 ( satu ) bulan setelah menjalani masa
orientasi.
- Kepada Direktur Personalia : sesuai dengan SPO / Program Orientasi Direktorat
Personalia
- Kepada Bagian DIKLAT : sesuai dengan SPO / Program Orientasi Bagian
DIKLAT
Outcome yang diharapkan setelah mengikuti program orientasi di Instalasi Rawat
Darurat yaitu : sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan
sesuai dengan kriteria ketenagaan Instalasi Rawat Darurat RS. St. Elisabeth. Kepala
Instalasi Rawat Darurat melaporkan evaluasi hasil orientasi kepada Direktorat
Personalia agar karyawan yang bersangkutan dapat menjalani proses selanjutnya.

H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Setiap pertengahan tahun dan akhir tahun, Kepala Instalasi Rawat Darurat
melaporkan kegiatan orientasi karyawan baru sesuai dengan Program Kerja
Instalasi Rawat Darurat tahun yang bersangkutan kepada Direktur Medik melalui
Laporan semester I dan Laporan Tahunan Instalasi Rawat Darurat
BAB X
PERTEMUAN DAN RAPAT

Pertemuan rapat IGD RS St. Elisabeth Semarang dilaksanakan secara rutin setiap bulan
sekali di minggu keempat tiap hari jumat. Bila diperlukan diadakan pertemuan di luar
pertemuan rutin untuk membahas permasalahan dan dan mencari alternatif solusi
pemecahan masalah yang dipimpin oleh Kepala IGD atau Dokter Penanggung Jawab IGD
atau Kasie-kasie IGD RS Elisabeth.
BAB XI
PELAPORAN

Evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan Instalasi Gawat Darurat dilakukan setiap
triwulan, dan di triwulan keempat bersamaan dengan penyusunan rencana strategi
pelayanan IGD periode tahun berikutnya, pelaporan dilakukan secara tertulis maupun
melalui presentasi di hadapan jajaran direksi oleh Kepala IGD dan Dokter Penanggung
Jawab IGD, dan masing-masing Kasie IGD RS St. Elisabeth Semarang.

Anda mungkin juga menyukai