PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di dunia
di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik
zat, energi, dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
1
menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya.
merupakan negara dengan tingkat polusi yang tinggi. Menurut data World
Resource Institute (WRI) Indonesia berada pada posisi ke-9 dari 10 negara
dengan kadar CO2 tertinggi di dunia setelah China, Amerika Serikat, Uni
rumah sakit Jakarta menderita penyakit yang disebabkan oleh polusi udara.
Dari keseluruhan pasien di rumah sakit Jakarta, sekitar 1,2 juta atau 12,6% di
penyakit bronchitis pada anak 326.000 kasus/ tahun serta penyakit asma
mencapai 89.000 kasus/ tahun. Kasus penyakit darah tinggi yang diakibatkan
Dari semua penyebab polusi, emisi gas buang dari asap kendaraan
yakni sekitar 85% selain kebakaran hutan dan industri menurut Pengkajian
2
tertinggi di Indonesia. Hal tersebut diakibatkan karena meningkatnya jumlah
34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara. Selain
Gaikindo, pasar mobil baru saja mencetak rekor penjualan unit mobil hingga
mobil memang terus meningkat secara signifikan. Jika tahun 2003 penjualan
mobil masih di kisaran 354 ribu unit kendaraan, tahun 2011 angka penjualan
sudah melonjak hingga 813 ribu unit kendaraan. Sempat terjadi sedikit
fluktuasi tahun 2006 dan 2009 seiring dengan badai krisis ekonomi yang
3
melanda dunia. Dari sisi domestik fluktuasi tersebut berbarengan dengan
100% pulihnya daya beli masyarakat yang sempat terpuruk akibat krisis
dan meneliti secara lebih dalam mengenai bentuk peran serta kendaraan
bentuk penegakkan hukum sebagai upaya untuk mencegah polusi udara yang
4
Implementasi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang diteliti agar menjadi lebih jelas dan penulisan penelitian
1. Berapa nilai hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor pada Pengujian
Perhubungan Kota Semarang dan apa sanksi yang diberlakukan bagi yang
melanggar?
C. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan oleh penulis agar dapat menyajikan data
sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor pada
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
kandungan emisi gas buang kendaraan bermotor bagi kesehatan kita dan
dalam rangka mencegah dan menanggulangi polusi udara akibat emisi gas
6
2. Manfaat Praktis
Hidup Nomor 5 tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor.
E. Kerangka Pemikiran.
beberapa sektor.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang disebabkan oleh pencemaran udara:
1. Dampak kesehatan.
kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar
diserap oleh sistem peredaran darah Dampak kesehatan yang paling umum
7
itu zat-zat beracun hasil dari pencemaran udara dapat mengurangi
jumlah gas beracun yang dihirup setiap harinya? Amankah bagi mereka
3. Hujan asam.
PH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam
dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
b. Merusak tanaman.
8
4. Efek rumah kaca.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan udara kita, sebenarnya zat-zat ini ada di lapisan udara
luar angkasa, karena panas terhalangi maka udara di bumi siangnya tidak
terlalu panas dan malam nya tidak terlalu dingin, menguntungkan jika
keberadaannya di udara dengan jumlah sedikit, tapi fakta nya hari ini
luar angkasa akibatnya suhu bumi naik, kalu kita analogikan jumlah sinar
matahari yang masuk 100 maka yang di pantulkan cuma 30, 70 nya lagi
tetap berada di bumi. Suhu bumi yang naik ini lah yang di sebut dengan
global adalah:
a. Pencairan es di kutub.
9
5. Kerusakan lapisan ozon
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultra violet B dari
tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada
tanaman.
Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan salah
menekan masalah tersebut. Yaitu supaya kendaraan bermotor wajib uji yang
Hidup Nomor 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
10
Kendaraan Bermotor di Kota Semarang sebagai upaya agar kendaraan
mengeluarkan kadar emisi gas buang yang tidak melebihi ambang batas.
F. Sistematika Penulisan.
hukum ini terbagi atas lima bab yang masing-masing terdiri atas beberapa
sistematika penulisan.
BAB III : Metode Penelitian berisi tentang metode yang digunakan penulis
11
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian
Semarang.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kendaraan Bermotor.
1. Ambang Batas.
Emisi Gas Buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam
rel.3
1
Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2007).
2
Ibid, halaman 67.
3
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 35 Tahun 1993.
13
4. Pengujian Kendaraan Bermotor
maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari
pipa gas buang kendaraan bermotor yang dilakukan oleh petugas yang
B. Pencemaran Udara.
Pada keadaan normal, sebagian besar udara terdiri atas oksigen dan
4
Peraturan Walikota Semarang No. 19 Tahun 2013.
5
Peraturan Walikota Semarang No. 19 tahun 2013
14
tersebut, sehingga terjadi penambahan jumlah spesies ataupun
dan ladang-ladang. 5
yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi dan komponen antara
gabungan dari gas tersebut tidak selalu konstan. Pada Wikipedia dijelaskan
bahwa udara dibumi mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% uap air,
semakin tipis dan jika lebih tinggi lagi akan hilang lapisan udaranya.6
beberapa bahan atau zat-zat dalam kuantitas maupun batas waktu tertentu
5
Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan , (Yogyakarata: Gajahmada University Press,
2002).
6
Fardiaz, Srikandi, Polusi Air dan Udara, Edisi I, Cetakan I, (Jakarta: Yayasan Kanisius, 1992).
15
menimbulkan gangguangangguan bagi kehidupan satu atau kelompok
utama :
a. Gas/uap.
b. Partikel.
kecilnya
dibedakan menjadi :
dari
7
Ryadi, A.S, Pencemaran Udara.(Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, 1982).
8
Loc.cit.
16
pembakaran yang tidak lengkap (incomplete combustion) pada
besar, hanya tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan
2) Debu (dust).
3) Fume.
17
2. Pencemar udara menurut wujud kimia.
kimiawi
sub-kelompok :9
a. Gas/uap.
2) Tidak larut dalam air; masih dibedakan lagi, yaitu tidak larut
tetapi
reaksinya
serta
b. Partikel/debu organis.
9
Loc.cit.
18
larut diantaranya bahan-bahan pelarut asam, basa atau organik
dalam zat pelarut baik asam, basa maupun zat pelarut organik.
dalam air (ion zat gula) dan yang hanya larut dalam bahan
masalah pencemar
yaitu:
a. Iritan.
19
keradangan terhadap sistem alat-alat pernapasan. Bahan iritan ini
kematian.
b. Asphyxiant.
1) Simple asphyxiant.
kadar
2) Chemical asphyxiant.
paru- paru hingga sel-sel jaringan. Hal ini tetap terjadi sekalipun
20
menghambat/menekan sistem syaraf pusat dengan jalan
mengurangi
21
D. Jenis jenis zat pencemar yang terdapat di udara.
1. Karbon Monoksida.
Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih
10
Ibid, halaman 58
22
percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala
bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau
lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada
4. Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah
23
panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul
5. Hidrokarbon (HC).
padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan
6. Khlorin (Cl2).
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat
menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali
berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal
bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata
paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam
24
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
8. Timah.
konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti
pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api
11
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997.
25
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang
fungsinya.12
Kehadiran bahan atau zat asing tersebut didalam udara dalam jumlah dan
oleh adanya emisi. Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang
12
Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999.
13
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002.
14
Wardhana, Wisnu Arya, Dampak Pencemaran Lingkungan,. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004).
26
dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh
proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut
istilah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara
1. Berdasarkan bentuk.
15
Mulia, R, Kesehatan Lingkungan, Edisi pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)
16
Sunu, P, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 13001, (Jakarta: Gramedia, 2001).
27
a. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena
Nox.
2. Berdasarkan tempat.
lain-lain.
bermotor.
tidak mampu melepas Karbon Dioksida seperti CO, H2S, NH3 dan
CH4.
28
c. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya
5. Berdasarkan asalnya.
konsentrasi normal.
melalui baku mutu lingkungan hidup yang meliputi salah satunya adalah
17
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 pasal 20.
29
a. baku mutu air;
teknologi.
2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Pasal
Indonesia.
18
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2006.
30
- Uji emisi kendaraan bermotor lama adalah uji emisi gas buang yang
wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama
yang sudah memenuhi atau lulus uji pertama pada Pengujian Kendaraan
undangan.
sama atau lebih ketat dari ambang batas kendaraan bermotor lama
Dalam hal ini Kota Semarang mengacu pada peraturan menteri ini
31
Berikut adalah lampiran I dari Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor : 19
Tahun
Kategori Parameter
pembuatan
Diesel
> 2010 40
> 2010 50
19
Loc.cit.
32
2010 : berlaku mulai tanggal 1 Januari 2010.
:20
fungsinya.
unsur pencemar.
20
Peraturan Pemerintah No.41, Op.cit.
33
- Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatan ke
udara ambien.
pencemaran udara dengan cara penetapan baku mutu udara ambien, baku
mutu emisi sumber tidak bergerak, baku tingkat gangguan, ambang batas
lama yang mengeluarkan emisi gas buang wajib memenuhi ambang batas
setiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji emisi berkala sesuai
34
dengan pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23
Angkutan Jalan.
Semarang.
35
Penjabaran dasar hukum Pengujian Kendaraan Bermotor adalah sebagai
berikut :
Angkutan Jalan.21
terdiri atas salah satunya adalah emisi gas buang. Guna memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan maka dilaksanakan uji berkala sesuai
mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang
21
Undang Undang Nomor 22 tahun 2009.
36
dimaksud dalam pasal 53 ayat (2) meliputi pengujian terhadap
dimaksud dalam pasal 106 ayat (3) juncto pasal 48 ayat (3) dipidana
atas rel.
22
Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012.
37
d. Mobil barang adalah kendaraan bermotor yang dirancang sebagian
angkutan jalan.
38
H. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 133
atas rel.
23
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 133 tahun 2015.
39
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
dipertanggung jawabkan.
40
10. Kapasitas dan fasilitas peralatan pengujian harus sesuai dengan
11. Harus tersedia sistem informasi yang berisi kemudahan dan kejelasan
Jenis kendaraan yang di uji sesuai dengan pasal 4 dalam peraturan ini
adalah :
2. Mobil bus.
3. Mobil barang.
4. Kereta gandengan.
5. Kereta tempelan.
a. Susunan.
b. Perlengkapan.
c. Ukuran.
d. Rumah rumah.
41
e. Rancangan teknis kendaraan bermotor sesuai dengan
peruntukannya.
f. Berat kendaraan.
dengan atau tanpa alat bantu untuk mengetahui kondisi maupun fungsi
sedikit meliputi :
42
a. Bangunan gedung pengujian.
d. Lapangan parkir.
f. Pagar.
h. Fasilitas listrik.
i. Lampu penerangan.
43
2. Peralatan penunjang, meliputi :
a. Kompresor udara.
b. Generator set.
c. Peralatan bantu, antara lain palu; senter; alat bantu uji dimensi; alat
mengisi, membaca dan mengubah hasil uji pada kartu uji; alat
toolkit.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan lebih mendalami
memerlukan suatu metode penelitian yang memberikan pedoman serta arah yang
jelas dalam memahami obyek yang diteliti. Dengan demikian penelitian ini akan
dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
masalah yang diajukan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian yang
dimaksud adalah tindakan yang terstruktur dan sistematik dan bersifat ilmiah
melalui kegiatan menemukan dan mengolah data untuk mencapai dan mengolah
45
A. Metode Pendekatan Masalah
atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu secara utuh dan menyeluruh, serta tidak
berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori - teori, konsep -
ini.
yang ada dalam praktek dilapangan. Pendekatan ini dikenal pula dengan
24
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradidma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).
46
lapangan.Menggunakan pendekatan yuridis sosiologiskarena menekankan
pada kualitas dan kevalidan data yang diperoleh untuk merumuskan atau
B. Spesifikasi Penelitian
peneliti dan responden.Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan
diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola - pola
mempelajari dan meneliti hubungan timbal balik antara hukum dan lembaga -
lembaga sosial yang lain studi hukum law in action merupakan studi sosial non
penelitian untuk memperoleh gambaran atau fakta - fakta yang dapat menjadi
hasil penelitian.
47
C. Sumber Data
1. Data Primer
atau dari tangan pertama. Data primer ini diperoleh melalui penelitian
dengan cara wawancara yaitu percakapan langsung dan tatap muka (face
(interviewee).
a. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terkait secara tidak
emisi.
48
6. Bayu sebagai pengemudi kereta tempelan (trailer) H1921BY;
b. Informan
2. Data Sekunder
yang sudah ada.Termasuk dalam data sekunder adalah data dari hasil studi
49
D. Metode Pengumpulan Data
cara :
mencatat informasi atau data dari bahan bahan hukum yang diteliti
Angkutan Jalan.
Bermotor.
50
6) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM
penelitian ini.
kendaraan bermotor.
a. Wawancara.
51
yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang;
Ashofa :25
ditanyakan.
25
Ashofa, Burhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
52
spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang
diwawancarai.
diuji.
b. Teknik Sampling
53
(Margono, 2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
sebagai berikut :
Teknik Sampling
54
Sample adalah sejumlah objek yang jumlahnya kurang dari
Teknik yang digunakan untuk melacak credibility dalam penelitian ini adalah
55
yang lain diluar data ini pemeriksaan data dalam penelitian ini dilakukan
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif.
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang ditempuh adalah :
informan.
56
dikumpulkan dari berbagai dokumen agar dapat dilihat hasil penelitian yang
digunakan metode deduktif di mana data yang telah terkumpul diolah secara
bersifat khusus yang merupakan kristalisasi dari hasil analisis data dari
57
BAB IV
Sebelumnya saya uraikan hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor
4) Ruang tunggu : 77 m2
5) Smoking area : 10 m2
Tata letak dan lay out gedung pengujian dan gedung administrasi
58
b. Sumber Daya Manusia
2) Penguji penyelia : 8
3) Penguji pelaksana : 17
4) Staf administrasi : 34
sebagai berikut :
Visi :
dan melayani publik dengan ramah dan senyum, berbasis sumber daya
59
untuk menegakan keselamatan lalu lintas angkutan jalan dan kelestarian
lingkungan.
Misi :
lebih baik.
4) Memiliki sarana dan peralatan uji yang terintegrasi dengan sistem IT.
Bermotor.
masyarakat.
nasional.
pada fungsi dari alat uji kendaraan. Sehingga faktor perlengkapan alat uji
sangat diperlukan bagi suatu kebijakan. Seksi Keselamatan Teknik dan Sarana
60
dalam melaksanakan kegiatan pengujian kendaraan bermotor mempunyai 3
jalur uji yang dilengkapi dengan perlatan uji mekanis. Adapun peralatan uji
1) Head light tester : digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dan arah
depan.
4) Brake tester : digunakan untuk mengukur rem utama dan rem parkir.
9) Smoke tester dan CO-HC tester : digunakan untuk mengukur kadar emisi
gas buang.
10) Car lift dan pit lift : digunakan untuk memeriksan kondisi bagian bawah
kendaraan.
Jenis dan spesifikasi peralatan uji dapat dilihat pada lampiran III.
61
3. Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor.
a. Proses administrasi
1) Pemeriksaan visual.
- Dimensi;
kolong;
- Kaca kaca.
62
b) Pemeriksaan identitas kendaraan
- Nomor uji;
- Nomor chasis;
- Nomor mesin.
- Lampu utama;
- Lampu posisi;
- Lampu rem;
- Lampu mundur;
- Pemantul cahaya;
- Pengukur kecepatan;
- Kaca spion;
- Penghapus kaca;
- Klakson;
63
- Spakbor;
- Bumper.
- Sabuk keselamatan;
- Ban cadangan;
- Segitiga pengaman;
- Dongkrak;
- Pembuka roda;
- Keadaan ban;
- Pandangan ke depan;
- Lampu indikasi;
64
- Alat pengendali;
2) Pemeriksaan mekanis.
- Car lift;
- Headlight tester;
- Axle load;
- Speedometer tester;
- Brake tester;
- Tint tester;
- Play detector.
(LHP).
65
Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor :
Penguji melaksanakan
pemeriksaan persyaratan Kendaraan diperbaiki
teknis dan laik jalan
66
4. Waktu Pelaksanaan Pengujian.
Nopember 2016 adalah 2486 kendaraan, didominasi oleh kendaraan jenis pick
1 Mobil penumpang 77
3 Pick Up 1038
4 Bestel Wagon 54
5 Truk 724
6 Tangki 50
67
7 Head Tractor 160
8 Tronton 94
9 Kendaraan khusus 7
10 Kereta gandengan 6
2468
1200
1000
800
600
200
68
6. Data Hasil Uji Emisi.
Berikut adalah hasil dari uji emisi yang dilakukan terhadap 100
kendaraan dengan jenis yang berbeda yang melakukan uji kendaraan pada
69
17 H1882LA 2015 31% Lulus
70
40 H1841ZF 2016 30% Lulus
71
63 H1423PH 2011 44% Lulus
72
86 H1428PH 2009 1,1%/132ppm Lulus
Jumlah
Pada tabel hasil uji emisi di atas diketahui bahwa dari 100 kendaraan
terdapat 24 kendaraan yang tidak lulus uji dikarenakan kadar emisi kendaraan
bahan bakar solar terdapat 16 kendaraan yang tidak lulus uji diantaranya 13
kendaraan dengan tahun pembuatan dibawah atau sama dengan tahun 2010
73
dan 3 kendaraan dengan tahun pembuatan di atas tahun 2010. Untuk kategori
kendaraan dengan bahan bakar bensin terdapat 8 yang tidak lulus uji
kendaraan dengan tahun pembuatan diatas atau sama dengan tahun 2007.
Selanjutnya kendaraan yang tidak lulus uji diberikan surat keterangan untuk
ulang terhadap emisi gas buang kendaraan tersebut apakah sudah memenuhi
ambang batas emisi gas buang atau belum. Jika sudah memenuhi maka
kendaraan dinyatakan lulus uji dan memperoleh surat keterangan lulus uji
(buku keur) dan tanda lulus uji berupa stiker dan plat uji untuk dipasang pada
body samping dan pada Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) untuk
Semarang.
Seksi Keselamatan Teknik dan Sarana yang sangat sibuk karena merupakan
pelayanan publik dan kondisi di lapangan yang sangat ramai karena kendaraan
74
dilaksanakan menggunakan teknik purposive terhadap 2 informan dan 10
responden.
prosedur pengujian.
75
- Mendapatkan pelayanan yang cepat agar dapat langsung mengoperasikan
kendaraannya.
bahwa terjadi beberapa kendala baik secara teknis maupun non teknis.
Kendala teknis yang sering terjadi adalah kadang ada beberapa alat uji yang
mengalami kesalahan sistem atau eror sehingga hasil uji menjadi tidak akurat.
Contohnya adalah kerusakan sistem pada alat uji emisi yang berakibat hasil uji
emisi yang keluar tidak akurat . Alat uji emisi gas buang ada di setiap jalur uji,
apabila salah satu alat uji mengalami kendala maka akan digunakan alat uji di
jalur sebelahnya. Akibatnya proses pengujian akan menjadi lebih lama dari
yang seharusnya. Sedangkan kendala non teknis yang sering terjadi adalah
76
menghadapi pengemudi atau pemilik kendaraan yang kendaraannya tidak
2) Surat keterangan tidak lulus uji disampaikan secara tertulis kepada pemilik
Guna menghindari kerusakan terhadap alat uji dimana alat uji sebagai
77
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan secara berkala. Selain itu peralatan uji
juga dilakukan kalibrasi secara berkala setiap satu tahun sekali sesuai dengan
pemeliharaan alat uji dilakukan oleh petugas penguji sesuai dengan jenjang
perbaikan, sedangkan untu kalibrasi alat uji dilakukan oleh petugas yang
apabila peralatan uji yang dipakai tidak dilakukan kalibrasi maka hasil uji
Perhubungan Darat.
tugas pokok dan funsi dari masing masing jenjang penguji, yaitu bahwa
yang berhak melakukan uji kendaraan bermotor adalah tenaga penguji yang
penguji yang memiliki tugas pokok dan fungsi masing - masing , yaitu :
78
- Menguji rem kendaraan rem parkir;
utama;
79
- Menguji bagian bawah kendaraan (under carried) sistem kemudi
jalan;
kendaraan.
(ground clearance);
80
4) Penguji Kendaraan Bermotor Pemula
sesuai;
hasil verifikasi/validasi;
pelaksaan pengujian;
kendaraan.
emisi gas buang kendaraan bermotor terdiri dari uji kepekatan asap gas buang
untuk kendaraan bermotor berbahan bakar solar dan uji emisi gas buang
81
2) Kendaraan yang akan diuji dihidupkan dalam keadaan netral.
maksimal.
6) Hasil tes kepekatan asap akan ditunjukkan pada monitor alat uji.
2) Kendaraan yang akan diuji dalam dihidupkan dalam posisi netral dan
idle.
4) Hasil tes kadar CO dan HC akan ditunjukkan pada monitor alat uji.
khususnya terhadap uji emisi gas buang telah dilaksanakan sesuai dengan
82
ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor pada Peraturan Menteri
Hasil dari wawancara dengan bapak Citra Puji Setiyono, A.Ma PKB, SH
selaku Penguji Pelaksana Seksi Keselamatan Teknik dan Sarana bahwa tata
cara pelaksanaan uji emisi gas buang telah dilaksanakan sesuai dengan
berlangsung ketat. Beberapa kali angkutan kota miliknya tidak lulus uji keur
karena beberapa hal seperti kaca film yang terlalu gelap sehingga harus
dipotong, kondisi rem utama yang kurang dari ambang batas. Bahkan untuk
kali ini angkutan kota milik Yudi tidak lulus uji karena kadar emisi gas buang
dengan alat kadar CO angkutan kota milik Yudi sebesar 2,1%. Iapun
83
pengembalian kendaraan miliknya dan bersedia memperbaikinya untuk
1997 tersebut dinyatakan tidak lulus uji emisi gas buang karena kadar
diberikan surat keterangan untuk diperbaiki. Dwi menerima hasil uji tersebut
karena dia hanyalah utusan dari perusahaan selanjutnya dia akan menyerahkan
H1120BY. Bus tersebut tahun pembuatan 2010 setelah dilakukan uji emisi
hasil kepekatan asapnya 35% dan dinyatakan lulus karena memenuhi ambang
batas. Menurutnya busnya bisa lulus uji emisi karena PO. Bus tersebut
dimiliki sehingga kinerja mesin bus bus tersebut bekerja dengan baik.
84
Responden ke-5 bernama Danang pengemudi truk dengan nomor
dinyatakan lulus uji emisi dengan hasil uji kepekatan asap 45%. Dijelaskan
oleh Danang bahwa dia melakukan servis dan perawatan kendaraan secara
trailer tahun 1999 yang dikemudikannya dinyatakan tidak lulus uji karena
kondisi remnya yang tidak sesuai dengan ambang batas namun untuk hasil uji
pembuatan 2014 dinyatakan lulus uji dengan hasil uji emisi CO 0,4% dan HC
43ppm. Saat peneliti menanyakan hal hal yang dilakukan agar kendaraan
tersebut lulus uji jawabannya pun hampir sama dengan pengemudi lainnya
Kendaraanya tidak lulus uji emisi dengan hasil uji kepekatan asap mencapai
85
Responden ke-9 bernama Yoyok merupakan pengemudi mobil blindvan
tahun 2011 dengan nomor kendaraan H1669IQ yang dinyatakan lulus uji
tahun pembuatan 2011. Hasil uji kepekatan asap kendaraannya mencapai 60%
digunakan sekitar 5 tahun namun ternyata hasil uji emisinya tidak lulus. Adi
pembuatan 2005. Kendaraannya dinyatakan lulus uji emisi dengan hasil uji
kepekatan asap 35%. Informasi yang diberikan Fery bahwa kendaraan tersebut
hasil uji 40%. Dia juga mengatakan bahwa perawatan terhadap kendaraan
yang diujikan dapat memenuhi ambang batas sesuai dengan Peraturan Menteri
86
perawatan terhadap kendaraan secara berkala. Tujuan dilakukannya perawatan
kendaraan secara berkala supaya kinerja dari mesin kendaraan tetap bekerja
dengan optimal. Apabila kondisi mesin kendaraan dalam keadaan baik maka
juga akan mengeluarkan sisa hasil pembakaran (emisi gas buang) yang baik.
87
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
berikut :
1. Hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor wajib uji pada Pengujian
sama dengan tahun 2010 dan 3 kendaraan dengan tahun pembuatan di atas
tahun 2010. Untuk kategori kendaraan dengan bahan bakar bensin terdapat
dibawah tahun 2007 dan 2 kendaraan dengan tahun pembuatan diatas atau
sama dengan tahun 2007. Artinya hampir 25% kendaraan bermotor wajib
88
tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Sanksi
yang diberikan adalah tidak meluluskan uji kendaraan yang emisi gas
terhadap kendaraan bermotor wajib uji sehingga hasil uji emisi gas buang
B. Saran
Dari serangkaian hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan
emisi gas buang, sehingga dapat ikut serta dalam mengurangi pencemaran
2. Bagi Dinas Pehubungan Kota Semarang agar lebih ketat dan teliti dalam
3. Bagi Pembaca agar dapat dijadikan pelajaran dan bahan untuk penelitian
selanjutnya
89