Anda di halaman 1dari 17

Hubungan Antara Karakter Klinikopatologi, Mutasi p53,

dan Ketahanan Hidup pada Kanker Payudara HER2


Positif
Di Rumah Sakit Kanker Dharmais

TIM PENELITI:
dr. Alban Dien, SpB(K)Onk
Dr. dr. Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM
dr. Bob Adinata, SpB(K)Onk
dr. Lenny Sari, SpPA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita pada tahun 2012 di
dunia.1 Pada tahun 2013, terdapat 3 juta penderita kanker payudara di Amerika
serikat dan diperkirakan pada tahun 2016 terdapat 246.660 penderita kanker
payudara baru di Amerika Serikat.2 Walaupun insidensi kanker payudara termasuk
urutan pertama di dunia, namun angka kematian kanker payudara menduduki urutan
kelima di dunia.1 Hal ini dikarenakan perkembangan pengobatan pada kanker
payudara yang berkembang pesat. Berbagai modalitas terapi berkembang saat ini,
salah satunya adalah terapi target. Salah satu terapi target yang berkembang saat ini
adalah trastuzumab. Terapi ini diberikan pada kanker payudara yang mengalami
peningkatan ekspresi HER2 atau pada pemeriksaan imunohistokimia mendapatkan
hasil HER2 positif. Sekitar 1 dari 5 kanker payudara memiliki peningkatan ekspresi
HER2 ini.3
Berbagai studi dilakukan untuk menilai prognosis pada HER2 positif kanker
payudara. Amplifikasi HER2 berhubungan dengan keterlibatan kelenjar getah bening
lebih dari 3 nodul pada kanker payudara yang akan mempengaruhi prognosis dan
ketahanan hidup pasien.4 Namun nodul negatif juga berdampak buruk pada pasien.
Angka kekambuhan pada HER2 positif dengan nodul negatif meningkat dua kali
lipat.5 Ketahanan hidup (overall survival/OS), DFS (disease-free survival), dan RFS
(relapse-free survival) selama 10 tahun menurun, tapi angka kekambuhan terjadi
lebih awal pada kanker payudara dengan HER2 positif.4,6,7 HER2 positif berkaitan
secara signifikan dengan metastasis pada otak, hati, dan paru dibandingkan dengan
kanker payudara luminal A.7 Namun tidak semua studi sejalan dengan studi lainnya.8
Walaupun HER2 positif pada kanker payudara memiliki prognosis yang buruk,
namun ada terapi yang telah dikembangkan yaitu trastuzumab. Pasien HER2 positif
yang menerima trastuzumab terjadi penurunan risiko kematian dan terjadi
peningkatan DFS dan OS pada pasien HER2 positif.9-11 Masih banyak lagi studi yang
menunjukkan peningkatan prognosis pada kanker payudara HER2 positif. Namun
pada beberapa pasien terjadi resistensi pada terapi ini.
Untuk menilai prognosis pada kanker payudara dengan HER2 positif, ada
penanda yang dapat digunakan yaitu p53. P53 adalah gen penekan tumor (tumor
suppresor gene) yang bila terjadi mutasi didalamnya akan menyebabkan peningkatan
proliferasi sel kanker. Mutasi ini terjadi bervariasi antara 15-60%.12 Pada kanker
payudara, mutasi p53 berkaitan dengan OS dan DFS yang buruk.13,14 Studi lain di
luar menyatakan ekspresi HER2 yang berlebihan berkaitan dengan peningkatan
proliferasi hanya pada sel tumor yang memiliki mutasi p53. 15 Pasien kanker
payudara yang memiliki ekspresi HER2 berlebihan dan mutasi p53 mengalami angka
kekambuhan lebih tinggi dan kematian yang lebih cepat secara signifikan setelah
pembedahan serta penurunan OS dan memiliki respon yang rendah terhadap
kemoterapi antrasiklin.14,16-20 Sehingga apabila ada gangguan pada 2 hal tersebut akan
berperan penting pada karsinogenesis dan perkembangan kanker payudara.16,21
Namun hal yang berbeda dikemukakan oleh Shokouh dkk dan Camerini dkk dimana
tidak ada korelasi antara mutasi p53 dan amplifikasi HER2.22-23
Berbagai studi dilakukan di luar negeri mengenai kanker payudara dengan
HER2 positif dan mutasi p53, namun belum ada studi yang dilakukan di Indonesia.
Data penelitian di luar negeri memberikan hal yang berbeda-beda mengenai hal ini.
Disamping itu karateristik pasien di luar negeri berbeda dengan yang ada di
Indonesia. Sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan antara karateristik klinikopatologi, mutasi p53, dan ketahanan hidup pada
pasien kanker payudara HER positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik klinikopatologi pasien kanker payudara HER2 positif
di Rumah Sakit Kanker Dharmais?
2. Bagaimana jenis terapi dan respon terapi pasien kanker payudara HER2 positif
di Rumah Sakit Kanker Dharmais?
3. Bagaimana status mutasi p53 pada pasien kanker payudara HER2 positif di
Rumah Sakit Kanker Dharmais?
4. Bagaimana PFS (progression free survival) pasien kanker payudara HER2
positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais?
5. Bagaimana ketahanan hidup satu dan lima tahun pasien kanker payudara
HER2 positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais?
6. Bagaimana hubungan ketahanan hidup satu dan lima tahun dengan status
klinikopatologi pada pasien kanker payudara HER2 positif di Rumah Sakit
Kanker Dharmais?
7. Bagaimana hubungan ketahanan hidup satu dan lima tahun dengan jenis terapi
dan respons terapi pasien kanker payudara HER2 positif di Rumah Sakit
Kanker Dharmais?
8. Bagaimana hubungan ketahanan hidup satu dan lima tahun dengan status
mutasi p53 pada pasien kanker payudara HER2 positif di Rumah Sakit Kanker
Dharmais?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk mengetahui karateristik klinikopatologi ketahanan hidup satu dan
lima tahun pasien kanker payudara HER2 positif.

1.3.2 Tujuan Khusus:


1. Untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi pasien kanker
payudara HER2 positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
2. Untuk mengetahui jenis terapi dan respon terapi pasien kanker
payudara HER2 positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
3. Untuk mengetahui status mutasi p53 pada pasien kanker payudara
HER2 positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
4. Untuk mengetahui PFS pasien kanker payudara HER2 positif di
Rumah Sakit Kanker Dharmais.
5. Untuk mengetahui ketahanan hidup satu dan lima tahun pasien kanker
payudara HER2 positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
6. Untuk mengetahui hubungan ketahanan hidup satu dan lima tahun
dengan status klinikopatologi pada pasien kanker payudara HER2
positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
7. Untuk mengetahui hubungan ketahanan hidup satu dan lima tahun
dengan jenis terapi dan respons terapi pasien kanker payudara HER2
positif di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
8. Untuk mengetahui hubungan ketahanan hidup satu dan lima tahun
dengan status mutasi p53 pada pasien kanker payudara HER2 positif
di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan klinisi di RSKD dalam memberikan
edukasi/informasi ke pasien/keluarga. Data penelitian ini juga dapat digunakan oleh
Timja Kanker payudara dan manajemen RSKD untuk menyusun pedoman pelayanan
kanker payudara. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
metode diagnostik yang lebih baik untuk meningkatkan masa ketahanan hidup dan
kualitas hidup pasien kanker payudara. Selain itu data penelitian ini dapat
dipublikasikan ke jurnal internasional atau dalam seminar-semianar bertaraf
internasional sehingga dapat memperkenalkan RSKD ke negara lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara


Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara yang
termasuk didalamnya adalah saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya.
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita pada tahun 2012 di
dunia.1 Pada tahun 2013, terdapat 3 juta penderita kanker payudara di Amerika
serikat dan diperkirakan pada tahun 2016 terdapat 246.660 penderita kanker
payudara baru di Amerika Serikat.2
Kanker payudara dibagi menjadi 4 subtipe yaitu luminal A, luminal B, HER2,
dan triple negative. Luminal A adalah subtipe kanker payudara yang memiliki status
hormonal ER (esterogene receptor) positif dan/atau PR (progesterone receptor)
positif serta HER2 negatif, lalu dikatakan luminal B bila ER positif dan/atau PR
positif serta HER2 positif. Subtipe HER2 bila hanya HER2 yang positif dan bila
ketiga reseptor negatif dinamakan triple negative. HER2 adalah anggota famili
erb/HER dari reseptor membran tirosin kinase yang dikode oleh gen HER2. Gen
tersebut berperan dalam regulasi pertumbuhan, proliferasi, dan pembelahan sel.
Ekspresi HER2 yang berlebihan disebabkan oleh amplifikasi gen atau ekspresi
mRNA.15 Peningkatan ekspresi HER2 menyebabkan peningkatan proliferasi,
metastasis, dan menginduksi angiogenesis serta anti-apoprosis sehingga akan
berakibat pada prognosis yang buruk.
Berbagai studi dilakukan untuk menilai prognosis pada HER2 positif kanker
payudara. Amplifikasi HER2 berhubungan secara signifikan dengan keterlibatan
kelenjar getah bening lebih dari 3 nodul pada kanker payudara (p<0.05). 4 Adanya
keterlibatan kelenjar getah bening akan mempengaruhi prognosis dan ketahanan
hidup pasien. Ketahanan hidup (overall survival/OS) (p=0.06) dan DFS (disease-free
survival) (p=0.015) menurun pada kanker payudara dengan HER2 positif. 4 Namun
nodul negatif juga berdampak buruk pada pasien. Angka kekambuhan pada HER2
positif dengan nodul negatif meningkat dua kali lipat.5 Hal yang sama diungkapkan
oleh Chia dkk (2008) dimana OS (p=0.06) dan RFS (relapse-free survival) selama 10
tahun (p=0.01) menurun pada kanker payudara HER2 positif. 6 HER2 positif
berkaitan secara signifikan dengan metastasis pada otak, hati, dan paru (p<0.01)
dibandingkan dengan kanker payudara luminal A.7 Kennecke dkk (2010) juga
menyatakan bahwa angka kekambuhan yang lebih tinggi dan lebih awal terjadi pada
HER2 positif dibandingkan dengan subtipe lainnya.7 Namun tidak semua studi
sejalan dengan studi lainnya. Studi yang dilakukan oleh Clark dan McGuire (1991)
menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara amplifikasi HER2 dengan
DFS dan OS pada pasien kanker payudara.8
Walaupun HER2 positif pada kanker payudara memiliki prognosis yang buruk,
namun ada terapi yang telah dikembangkan yaitu trastuzumab. Studi yang dilakukan
di Amerika Serikat pada tahun 2008 menilai efektivitas trastuzumab pada pasien
kanker payudara yang terdiagnosis pada tahun 1991-2007. Studi tersebut melaporkan
bahwa pasien HER2 positif yang menerima trastuzumab terjadi penurunan risiko
kematian sebanyak 44% dibandingkan dengan pasien HER2 negatif.9 Pemberian
trastuzumab selama 1 tahun setelah kemoterapi adjuvan memiliki OS yang lebih
tinggi daripada yang tidak mendapatkan terapi.10 Begitu pula bila trastuzumab bila
diberikan kombinasi dengan regimen kemoterapi lainnya akan memberikan hasil
yang baik dimana terjadi peningkatan DFS dan OS pada pasien HER2 positif.11

2.2 Diagnosis
Metode diagnosis pada kanker payudara adalah dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis selain ditanyakan
mengenai keluhan dan gejala yang dirasakan, perlu ditanyakan pula mengenai
riwayat individu (usia menarkhe, usia melahirkan anak pertama, jumlah kelahiran,
usia menopause, dan lain-lain) dan riwayat keluarga (riwayat kanker dan penyakit
lainnya). Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan posisi duduk dan tidur.
Pemeriksaan payudara penting dilakukan untuk mendeteksi adanya massa pada
payudara dan kelenjar sekitarnya melalui inspeksi dan palpasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis kanker payudara. Pemeriksaan penunjang
yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan patologi anatomi.
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan darah rutin disertai penanda
tumor seperti CA (cancer antigen) 15-3, CA 27.29, dan CEA (carcinoembryonic
antigen). Untuk pemeriksaan radiologi dapat dilakukan pemeriksaan sederhana
seperti USG payudara atau mamografi sampai pemeriksaan yang lebih kompleks
seperti CT scan, MRI (magnetic resonance imaging), dan PET scan (positron
emission tomography). USG payudara diperuntukkan untuk pasien usia muda,
sedangkan pada wanita menopause disarankan mammografi. Pemeriksaan radiologi
ini digunakan untuk penentuan stadium kanker payudara. Pemeriksaan patologi
anatomi menjadi pemeriksaan penting untuk mengetahui jenis histologi dan status
hormonal kanker payudara. Dengan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditentukan
terapi selanjutnya pada pasien.

2.3 Manajemen Terapi


Penentuan terapi kanker payudara ditentukan oleh jenis histologi, stadium, dan
kondisi pasien. Terapi pada kanker payudara biasanya diberikan kombinasi antara
pembedahan, kemoterapi, terapi hormonal, dan radioterapi. Pada stadium awal,
pembedahan menjadi terapi utama dan dapat diikuti oleh kemoterapi, terapi
hormonal, maupun radioterapi. Sedangkan pada stadium lanjut, terapi utama yang
diberikan adalah kemoterapi atau terapi hormonal dan dapat diikuti pembedahan
dan/atau radioterapi.

2.4 Mutasi P53


Gen p53 adalah sebuah gen penekan tumor (tumor suppressor gene) yang
terletak pada lengan pendek kromosom 17 (17p13.1) dan dapat ditemukan di seluruh
jaringan tubuh. Gen p53 berfungsi untuk menghambat pertumbuhan sel,
mengaktifkan protein DNA repair bila ada kerusakan DNA dengan mempertahankan
sel pada G1/S regulation point sehingga protein DNA repair memiliki waktu untuk
memperbaiki kerusakan dan sel dapat lanjut mengikuti tahap siklus sel berikutnya.
Selain itu p53 mampu menginisiasi apoptosis bila kerusakan DNA tidak dapat
diperbaiki.
Dengan adanya stimulus yang beragam yang dapat berasal dari luar dan dalam
sel, seperti kerusakan DNA (disebabkan radiasi ion, radiasi sinar ultraviolet, obat-
obat yang bersifat racun, virus), paparan panas, hypoksia, kemoterapi, akan
mengaktifkan p53 yang akan berfungsi sebagai pengatur protein yang memicu
perubahan respon biologis sel. Adanya kerusakan pada gen p53 menginduksi
transformasi keganasan dari proto ke onkogen. Selain itu, mutasi pada gen p53 dapat
mengakibatkan disregulasi gen ini sehingga terjadi kegagalan apoptosis dan sel yang
rusak terus mengalami replikasi dan akhirnya terjadi kanker.
Mutasi p53 dapat dideteksi melalui pemeriksaan imunohostokimia. Mutasi ini
terjadi bervariasi yaitu sekitar 15-60% kasus kanker payudara. 12 Variasi mutasi p53
dapat disebabkan adanya perbedaan paparan dan faktor risiko pada setiap individu.
Mutasi p53 berkaitan dengan onkogenesis dan perkembangan kanker.13 Studi yang
dilakukan Casalini dkk (2001) melaporkan bahwa pada sel yang ditransfer HER2
dan mutasi p53 akan menginduksi adanya progresi melalui siklus sel, sedangkan
pada sel yang tidak mengalami mutasi p53 menunjukkan adanya inhibisi
pertumbuhan sel dan apoptosis.15 Pasien kanker payudara yang memiliki ekspresi
HER2 berlebihan dan mutasi p53 mengalami kekambuhan dan kematian yang lebih
cepat secara signifikan setelah pembedahan serta penurunan OS. 16,17 Pasien dengan
status HER2 atau mutasi p53 negatif atau yang keduanya negatif dapat bertahan
sampai 10 tahun pasca pembedahan.16 Senada dengan hal tersebut, pada pasien
dengan HER2 dan mutasi p53 positif memiliki OS dan FFS (failure free survival)
terburuk dibandingkan dengan salah satu gen positif atau keduanya negatif. 18-20
Angka kekambuhan pada mutasi p53 positif saja sebesar 24% dan pada HER2 positif
saja sebesar 41% namun apabila keduanya positif, risiko kekambuhan akan semakin
meningkat yaitu mencapai 60%.18 Studi oleh Knoop dkk (2001) menyebutkan mutasi
p53 dan amplifikasi HER2 berkaitan secara signifikan dengan penurunan DFS pada
5 dan 10 tahun.24 Penurunan DFS sejalan dengan peningkatan ukuran tumor, jumlah
nodul, dan tingkat histologi.24 Status mutasi p53 pada pasien kanker payudara HER2
positif juga dapat menjadi faktor prediksi resistensi kemoterapi antrasiklin dimana
pada pasien tersebut memiliki respon yang buruk.14 Hal yang berbeda diungkapkan
Shokouh dkk (2015) dan Camerini dkk (2011) dimana tidak ada korelasi antara
mutasi p53 dengan ekspresi HER2 yang berlebihan serta dengan faktor-faktor
lainnya seperti jumlah nodul, ukuran tumor, usia, dan tingkatan tumor.22-23
BAB III
METODOLOGI

3.1 Desain penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional descriptive analitik dengan
menggunakan desain restrospektif.

3.2 Tempat dan waktu penelitian


Tempat pengambilan data akan dilakukan di RSKD. Penelitian ini akan
dilaksanakan dari bulan Januari - Desember 2017.

3.3 Sumber data


Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh Rekam medis.
Pemeriksaan mutasi p53 diambil dari sampel jaringan yang tersimpan di Instalasi
Patologi Anatomi RSKD. Sedangkan data ketahanan hidup yang tidak dapat
diperoleh dari rekam medis akan dilengkapi dengan dengan menghubungi pasien
melalui telepon. Rekam Medis yang akan diambil datanya adalah dari tahun 2010
sampai 2016. Untuk kepentingan analisis ketahanan hidup hanya menggunakan data
pasien kanker payudara yang datang pada tahun 2010-2015.

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Kriteria Inklusi
- Pasien berusia minimal 19 tahun
- Pasien kanker payudara dengan HER2 positif yang datang ke Rumah
Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2010-2016.
Kriteria Eksklusi
- Ketidaklengkapan data rekam medik
- Lost of follow-up

3.5 Sampel
Besar sampel adalah semua kasus kanker payudara baru pada tahun 2010-2016
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.6 Cara kerja
Identifikasi variabel
Variabel yang digunakan terdiri dari:
Variabel bebas:
Usia
Stadium
Besar tumor
Status Kelenjar Getah Bening (KGB)
Metastasis
Tipe tumor
Grade Tumor
Jenis operasi
Jenis terapi sistemik
Radioterapi
Respons terapi
Status reseptor hormonal
Status HER-2
Status mutasi p53
Variabel tergantung:
Ketahanan hidup satu dan lima tahun

Pengumpulan data
Pertama, peneliti meminta ijin ke bagian rekam medis. Kemudian staf peneliti
akan melengkapi data dari rekam medis dan menuliskannya ke dalam worksheet.

Pengolahan data
Data-data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS
20.00. Analisis data dengan menggunakan metode analisis yang sesuai. Pada analisis
univariat atau deskriptif data nominal dan ordinal akan dinyatakan dalam frekuensi
dan persen. Uji hipotesis dianalisis dengan analisis bivariat pada data berskala
kategorikal yang diuji dengan menggunakan uji Chi-square untuk mencari asosiasi
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai p < 0,05 dianggap bermakna. Jika
tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-square, data dianalisis dengan uji
Fischer. Uji analisis ketahanan hidup dengan menggunakan cox regression dan kurva
Kapplan Meier.

Penyajian data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular.
Pelaporan hasil
Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan penelitian yang
kemudian dipresentasikan.

3.7 Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala Cara Ukur Kode


Ukur
Usia Usia kronologis Numerik Rekam 1=<35 tahun
pertama kali Nominal Medis 3=>35 tahun
didiagnosis kanker
payudara
Stadium Stadium kanker Nominal Rekam 1=Stadium I
payudara berdasarkan Medis 2=Stadium IIA
AJCC 3=Stadium IIB
4=Stadium IIIA
5=Stadium IIIB
6=Stadium IV
Besar Tumor Besar tumor payudara Nominal Rekam 1=<2 cm
(T) dalam ukuran cm Medis 2=2-5 cm
3=>5 cm
Status KGB Penyebaran ke Nominal Rekam 1=positif
(N) kelenjar getah Medis 2=negatif
bening. Laporan
Positif=ada Patologi
penyebaran Anatomi
Negatif=tidak ada
penyebaran
Metastasis Status penyebaran Nominal Rekam 1=Ya
jauh ke organ lain Medis 2=Tidak
seperti:paru, tulang,
hati, otak
Tipe tumor Tipe tumor invasif Nominal Rekam 1=infiltrating
payudara berdasarkan Medis ductal carcinoma
pemeriksaan 2=infiltrating
histopatologi lobular carcinoma
3=mixed
4=lain-lain
Derajat Derajat histologi Nominal Rekam 1=Derajat 1
tumor tumor payudara Medis 2=Derajat 2
3=Derajat 3
Jenis operasi Operasi yang Nominal Rekam 1=Mastektomi
dilakukan untuk Medis Radikal
terapi kanker 2=BCT (Breast
payudara Conserving
Therapy)
Jenis terapi Terapi sistemik untuk Nominal Rekam 1=tidak diberikan
sistemik kanker payudara Medis terapi
pertama kali 2=Kemoterapi
3=Kemoterapi +
trastuzumab
4=Trastuzumab
Radioterapi Terapi radiasi yang Nominal Rekam 1=diberikan
dilakukan pada Medis radioterapi
pasien kanker 2=tidak diberikan
payudara radioterapi
Respons Respons terapi Nominal Rekam 1= Remis komplit
terapi setelah kemoterapi Medis 2= Remisi parsial
3= Stable disease
4= progresi
Status Status reseptor Nominal Rekam medis 1=positif
reseptor hormonal 2=negatif
hormonal berdasarkan data dari
Patologi Anatomi
Positif artinya:
ER+/PR+, ER+/
PR-, ER-/PR+
Negatif artinya:
ER-/PR-
Status HER- Status HER-2 Nominal Rekam 1=positif
2 berdasarkan data dari Medis 2=negatif
Patologi Anatomi
Status Status mutasi p53 Nominal Rekam 1=positif
mutasi p53 berdasarkan data dari Medis 2=negatif
Patologi Anatomi
Ketahanan Durasi dari awal Numerik Rekam -
hidup diagnosis(dalam Medis
bulan) sampai akhir
follow up/pasien
meninggal

3.8 Jadwal Penelitian


Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Proposal V V
Pengambilan data V V V V V V
Analisis data V
Pembuatan laporan V
Publikasi V V
3.9 Anggaran Penelitian

NO URAIAN JUMLAH (Rp) PERSENTASE


(%)
1 Honor peneliti 35.000.000 20
2 Belanja bahan habis pakai 101.790.000 70
3 Lain-lain : publikasi 10.000.000 10
TOTAL 146.790.000

1. Honor peneliti
NO PELAKSANA JUMLAH UPAH/ JUMLAH/ JUMLAH TOTAL
KEGIATAN PERSONIL JAM PEKAN PEKAN BIAYA (Rp)
DALAM 1
TAHUN
1 Peneliti utama 1 60.000 10 25 15.000.000
2 Peneliti anggota 4 25.000 8 25 20.000.000
JUMLAH 35.000.000

2. Belanja bahan habis pakai


NO URAIAN VOLUME BIAYA SATUAN TOTAL
(Rp) BIAYA (Rp)
1 Reagen imunohistokimia p53 4 4.000.000 16.000.000
2 Biaya pemprosesan parafin blok 200 375.000 75.000.000
3 Biaya rekam medik 200 10.000 2.000.000
4 Biaya pengumpulan data 200 25.000 5.000.000
5 Biaya pengolahan data 1 3.000.000 3.000.000
6 Biaya print print dan penjlilidan 15 50.000 750.000
7 Biaya fotokopi form 200 200 40.000
JUMLAH 101.790.000

3. Biaya lain-lain
NO URAIAN VOLUME BIAYA SATUAN TOTAL
(Rp) BIAYA (Rp)

1 Publikasi 1 10.000.000
JUMLAH 10.000.000
DAFTAR PUSTAKA

1. International Agency for Research on Cancer. Breast cancer : Estimated


incidence, mortality and prevalence worldwide in 2012. Available from :
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx
2. National Cancer Institute. SEER stat fact sheet : Female breast cancer.
Available from : http://seer.cancer.gov/statfacts/html/breast.html
3. American Cancer Society. Breast cancer. Available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003090-pdf.pdf
4. Slamon DJ, Clark GM, Wong SG, Levin WJ, Ullrich A, McGuire WL. Human
breast cancer : Correlation of relapse and survival with amplification of the
HER-2/neu. Science. 1987;235 (4785): 177-82.
5. Andrulis IL, Bull SB, Blackstein ME, Sutherland D, Mak C, Sidlofsky S, et al.
Neu/erbB-2 amplification identifies a poor-prognosis group of women with
node-negative breast cancer : Toronto breast cancer study group. J Clin Oncol.
1998;16(4):1340-9.
6. Chia S, Norris B, Speers C, Cheang M, Gliks B, Gown AM, et al. Human
epidermal growth factor receptor 2 overexpression as a prognostic factor in a
large tissue microarray series of node-negative breast cancers. J Clin Oncol.
2008;26:5697-704.
7. Kennecke H, Yerushalmi, Woods R, Cheang MCU, Voduc D, Speers CH, et al.
Metastatic behavior pf breast cancer subtypes. J Clin Oncol. 2010;28:3271-7.
8. Clarck GM and McGuire WL. Follow-up study of HER2/neu amplification in
primary breast cancer. Cancer Res. 1991;51:944-8.
9. Dawood S, Broglio K, Buzdar AU, Hortobagyi GN, Giordano SH. Prognosis
of women with metastatic breast cancer by HER2 status and trastuzumab
treatment : An institutional-based review. J Clin Oncol. 2008;28:92-8.
10. Smith I, Procter M, Gelber RD, Guillaume S, Feyereislova A, Dowsett M, et
al. 2-year follow-up of trastuzumab after adjuvant chemotherapy in HER2-
positive breast cancer : A randomisec controlled trial. Lancet.
2007;369(9555):29-36.
11. Slamon D, Eiermann W, Robert N, Pienkowski T, Martin M, Press M, et al.
Adjuvant trastuzumab in HER2-positive breast cancer. N Eng J Med.
2011;365:1273-83.
12. Bernstein JL, Carrillo LL, and Wang L. The epidemiology of Her2/neu and
P53 in breast cancer. Salud Publica Mex. 1999;2:S114-23.
13. Miller LD, Smeds J, George J, et al. An expression signature for p53 status in
human breast cancer predicts mutation status, transcriptional effects, and
patient survival. PNAS. 2005;102(38):13550-5.
14. Rahko E, Blanco G, Soini Y, et al. A mutant TP53 gene status is associated
with a poor prognosis and anthra- cycline-resistance in breast cancer patients.
Eur J Cancer. 2003;39:447-53.
15. Casalini P, Botta L, and Menard S. Role of p53 in HER2-induced proliferation
or apoptosis. J Biol Chem. 2001;276:12449-53.
16. Yamashita H, Nishio M, Toyama T, et al. Coexistence of HER2 over-
expression and p53 protein acculumation is a strong prognostic molecular
marker in breast cancer. Breast Cancer Res. 2004;6:R24-30.
17. Nakopoulou LL, Alexiadou A, Theodoropoulos GE, et al. Prognostic
significance of the co- expression of p53 and c-erbB-2 proteins in breast
cancer. J Pathol. 1996;179:31-8.
18. Marks JR, Humphrey PA, Wu K, et al. Overexpression of p53 and HER-2/neu
proteins as prognostic markers in early stage breast cancer. Ann Surg.
1994;219:332-41.
19. Sjogren S, Inganas M, Lindgren A, et al. Prognostic and predictive value of c-
erbB-2 overexpression in primary breast cancer, alone and in combination with
other prognostic markers. J Clin Oncol. 1998;16:462-9.
20. Beenken SW, Grizzle WE, Crowe DR, et al. Molecular biomarkers for breast
cancer prognosis: coexpression of c-erbB-2 and p53. Ann Surg. 2001;233:630-
8.
21. Hamilton A and Piccart M. The contribution of molecular markers to the
prediction of response in the treatment of breast cancer: a review of the
literature on HER-2, p53 and BCL-2. Ann Oncol. 2000;11:647-63.
22. Shokouh TZ, Ezatollah A, and Barand P. Interrelationships between Ki67,
HER2/neu, p53, ER, and PR status and their association with tumor grade and
lymph node involvement in breast carcinoma subtypes. Medicine.
2015;94(32):e1359.
23. Camerini A, Donati S, Viacava P, et al. Evaluation of HER2 and p53
expression in predicting response to docetaxel-based first-line chemotherapy in
advanced breast cancer. J Experim Clin Cancer Res. 2011;30:38
24. Knoop AS, Bentzen SM, Nielsen MM, et al. Value of epidermal growth factor
receptor, HER2, p53, and steroid receptors in predicting the efficacy of
tamoxifen in high-risk postmenopausal breast cancer patients. J Clin Oncol.
2001;19:3376-84.

Anda mungkin juga menyukai