Kecemasan PDF
Kecemasan PDF
TINJAUAN TEORI
A. Kecemasan
1. Pengertian
Cemas dalam bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst
yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan
wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka memacu individu
2000).
Testing Ability), kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas batas normal. Ada segi yang disadari dari kecemasan itu
sendiri seperti rasa takut, tidak berdaya, terkejut, rasa berdosa atau terancam,
selain itu juga segi segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak dapat
7
8
tanpa rasa takut namun ketakutan tidak terjadi tanpa kecemasan (Kaplan HI
a. Teori Psikoanalitik
konflik yang terjadi antara emosional elemen kepribadian yaitu id, ego
dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani,
sedangkan ego mewakili konflik yang terjadi antara kedua elemen yang
b. Teori Interpersonal
c. Teori Behaviour
1) Penyakit
Berbagai penyakit fisik terutama yang kronis yang
HIV/AIDS.
2) Trauma fisik
3) Pembedahan
10
a. Potensi stresor
menanggulanginya.
b. Maturasi (kematangan)
d. Tingkat pengetahuan
e. Keadaan fisik
badan, operasi, cacat badan lebih mudah mengalami stres. Disamping itu
orang yang mengalami kelelahan fisik juga akan lebih mudah mengalami
stres.
f. Tipe kepribadian
A.
g. Sosial Budaya
timbulnya stres. Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur dan
mempunyai falsafat hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar
12
timbulnya stres.
i. Usia
mengalami stres dari pada usia tua, tetapi ada yang berpendapat
sebaliknya.
j. Jenis kelamin
keinginan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Represi juga bisa
diartikan sebagai usaha untuk menenangkan atau meredam diri agar tidak
pasien dengan cara memberi informasi yang lengkap mulai pertama kali
mulai dari fase orientasi sampai dengan terminasi atau yang disebut
putus asa dan diberi keyakinan serta kepercayaan diri (Hawari, 2001).
batin dan memohon kepada Tuhan untuk mengisinya dengan segala hal
yang kita butuhkan. Dalam doa umat mencari kekuatan yang dapat
dengan doa dan dzikir tidaklah lengkap, sebaliknya doa dan dzikir saja
5. Manifestasi Klinik
a. Tanda fisik
a). Takikardi
c). Berpeluh
4). Panik
a). Diare
b. Gejala psikologis
mudah tersinggung
6. Tingkat kecemasan
Ansietas sangat berkaitan denagn perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami
hidup, tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan
dan konstruktif.
b. Ansietas Sedang
c. Ansietas Berat
d. Panik
Psikiatri Biologi Jakarta (KPBJ) dalam bentuk Anxiety Analog Scale (AAS).
Validitas AAS sudah diukur oleh Yul Iskandar pada tahun 1984 dalam
0,84).
Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang
diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam
melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan
18
menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.
tersinggung.
c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri
d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
g. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas di perut.
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat.
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-
14 dengan hasil:
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Karena dalam pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak disadari oleh
pengetahuan.
2. Tingkat pengetahuan
a. Tahu
sebab itu tahu merupakan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
b. Memahami
materi yang benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
yang dipelajari.
c. Aplikasi
d. Analisis
struktur tersebut, dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain,
mengelompokkan.
22
e. Sintesis
f. Evaluasi
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
seperti biasa akan termotivasi untuk lebih patuh minum obat demi
23
c. Umur
orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau
2010).
d. Lingkungan
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
f. Pengalaman
g. Sosial budaya
melakukan.
h. Media massa.
seseorang.
C. Kusta
1. Pengertian
kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan
retikuloendotelial, testis, mata, otot dan tulang, kecuali susunan saraf pusat.
Kerusakan yang terjadi pada fungsi sensorik akan menyebabkan mati rasa
dan bila mengenai kornea yang menyebabkan kurang atau hilangnya reflek
otot kaki dan tangan lemah atau lumpuh lalu atropi atau terjadi kontraktur
2. Etiologi
Leprae, yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Sumber penularan penyakit ini adalah penderita kusta multi basiler (MB)
atau kusta basah kepada orang lain dengan cara penularan langsung
penyakit kusta yang ditemukan oleh sarjana dari Norwegia, GH. Armouer
Hansen pada tahun 1873. Kuman ini bersifat tahan asam berbentuk batang
dengan ukuran 1,8 micron, lebar 0,2 0,5 micron. Biasanya ada yang
berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama
jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat di kultur dalam media buatan.
3. Manifestasi Klinis
Sekarang klasifikasi ini juga secara luas dipakai di klinik dan untuk
pemberantasan.
27
Lesi ini mengenai baik kulit maupun saraf. Lesi kulit bisa satu atau
beberapa, dapat berupa makula atau plakat, batas jelas dan pada bagian
Permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi bahkan dapat
penebalan saraf perifer yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan sedikit
Lesi pada tipe ini menyerupai tipe TT, yakni berupa makula atau plak
yang sering disertai lesi satelit di tepinya. Jumlah lesi dapat satu atau
tidak sejelas tipe tuberkuloid. Adanya gangguan saraf tidak seberat tipe
tuberkuloid, dan biasanya asimetris. Lesi satelit biasanya ada dan terletak
Merupakan tipe yang paling tidak stabil dari semua tipe dalam
Permukaan lesi dapat berkilap, batas lesi kurang jelas dengan jumlah lesi
28
lebih jekas dan lebih bervariasi bentuknya. Walaupun masih kecil, papul
dan nodus lebih tegas dengan distribusi lesi yang hampir simetris dan
muncul dibandingkan dengan tipe LL. Penebalan saraf dapat teraba pada
tempat predileksi.
eritematosa, berkilap, berbatas tidak tegas dan pada stadium dini tidak
yang progresif, cuping telinga menebal, garis muka menjadi kasar dan
dan keratis. Lebih lanjut lagi dapat terjadi deformitas pada hidung. Dapat
muncul makula dan papul baru, sedangkan lesi lama menjadi plakat dan
Salah satu tipe penyakit kusta yang tidak termasuk dalam klasifikasi
Ridley dan jopling, tetapi diterima secara luas oleh para ahli kusta yaitu
atau tipe dari penyakit tersebut (Djuanda (1990) dalam Hutabarat, 2008).
30
mengalami shock (trauma psikis). Sebagai akibat dari trauma psikis ini,
3). Untuk hidup dengan tentram bersama-sama dengan teman senasib dan
yang tepat tentang penyakit kusta, masyarakat merasa ngeri, jijik, takut
(lokalisasi).
Karakteristik pasien:
Usia
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Pendapatan Tingkat kecemasan pasien
kusta
Tingkat pengetahuan
E. Hipotesis
1. Ada hubungan usia pasien dengan tingkat kecemasan pasca didiagnosa kusta