Anda di halaman 1dari 4

Geologi Pulau Bangka

Geologi Pulau Bangka


1. Geologi Regional
Secara fisiografi, Pulau Bangka termasuk ke dalam Sunda Land dan merupakan
bagian terangkat dari peneplain Sunda. Bila ditinjau dari sudut geologi, penyebaran
bijih timah di Indonesia masih merupakan kelanjutan dari Granite Belt yang
berumur Yura Kapur yang membentang mulai dari Birma, Muangthai, Malasyia,
Kepulauan Riau (Pulau Singkep, Pulau Karimun dan Pulau Kundur), pulau Bangka
dan Pulau Belitung hingga Pulau Karimata. Granite Belt sendiri merupakan deretan
formasi batuan granite kaya akan mineral cassiterite yang kemudian dikenal dengan
sebutan The Tin Belt.
Pulau-pulau dari The Tin Belt diinterpretasikan merupakan sisa bagian
resisten dari gunung yang muncul pada masa terbentuknya Sunda Shelf. Pupili (1973)
menyatakan bahwa Malaysia, Kepulauan Riau dan Bangkaberada dalam kelompok
elemen tektonik yang sama. Evolusi tektonik di wilayah ini telah dimulai sejak
Paleozoikum Bawah dimana berdasarakan Teori Tektonik Lempeng bahwa daerah
penunjaman (subduction zone) berada di bagian timur Malysia dan pada Mesozoikum
Bawah tengah menghasilkan busur gunung api (magmatic arc) dalam bentuk deretan
Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung dan sebagian dari
Kalimantan Barat.
2. Beberapa Aspek Geologi
P. Bangka merupakan daerah dengan stadia erosi tingkat lanjut, hal ini dicirikan
dengan keadaan yang umumnya relative datar dan adanya bukit-bukit sisa
erosi(monadrock).
Bukit-bukit sisa erosi tersebut tersusun atas batuan beku granit yang umumnya
menempati bagian tepi P.Bangka.
Di bagian utara : Granit Klabat, yang berrrientasi barat-timur melewati teluk
Klabat,granit yang ada disekitarnya terdiri atas granit Pelangas, granit
Menumbing, granit Mangkol.
Di bagian selatan : Tersusun atas pluton yang lebih kecil yaitu,Pluton Koba, Pluton
Bebuluh, Pluton Permis, dan granit Toboali, serta pluton yang lain yang terletak
diantaranya.
Daerah pedatarAn menempati 80 % luas seluruh daerah. Daerah inilah
merupakan tempat endapan alluvial yang mengandung konsentrasi bijih Timah.
Umumnya sungai-sungai yang ada mengalir di atas endapan-endapan muda
(Plistosen/Pliosen), kecuali pada hulu-hulu sungai /dekat pada daerah perbukitan.
A. Sejarah Geologi
Pada zaman Paleozoikum P. Bangka dan laut di sekitarnya merupakan daratan.
Selanjutnya pada zaman Karbon-Trias berubah menjadi laut dangkal. Orogenesa
kedua terjadi pada masa mesozoikum, P. Bangka dan Riau muncul ke permukaan.
Intrusi granit menerobos batuan sedimen seperti batupasir, batulempung, dlll pada
Trias-Yura atas. Pada batas antara sedimen dan granit terjadi metamorfosa sentuh.
Bersamaan intrusi granit ini terjadi proses pneumotolitik yang menghasilkan kasiterit.
Proses ini dengan proses hydrotermal yang menghasilkan kasiterit yang mengisi
rekahan-rekahan pada granit. Erosi intensif terjadi pada kenozoikum dimana lapisan
yang menutupi granit terkikis habis sehingga batuan granit tersingkap.

Selanjutnya diikuti oleh proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan di lembah-


lembah. Suasana daratan bangka berlanjut sampai Tersier. Pencairan es pada kala
Pliostosen mengakibatkan beberapa daerah di Bangka menjadi laut dangkal seperti
sekarang ini. Erosi berlanjut membentuk P. Bangka menjadi daratan hampir rata
seperti sekarang ini
B. Stratigrafi
Batuan-batuan yang dijumpai terdiri atas batuan Pra-Tersier diantaranya, batu pasir,
batulempung,lapisan-lapisan pasir, lempung mengandung sisa tanaan, campuran
antara lempung-pasir-lanau,dan sebagainya.
Pluton Granit di Pulau Bangka
Menurut Katili (1967) di P. Bangka terdapat 2 generasi granit. Granit yang tua tidak
mengandung kasiterit dan umunya terdapat di daerah rendah, yakni granit Klabat &
A. Kapo. Granit generasi muda sebagai pembawa Timah umumnya telah tererosi lanjut
(monadnock).Menurut Suyitno, S (1981), generasi granit tersebut adalah :
1. Granit Klabat-Jebus, terletak di utara.
2. Granit Belinyu-Sungailiat, menybar di bagian timur granit Jebus.
3. Granit Menumbing
4. Granit Tempilang
5. Granit Mangkol
6. Granit Pading-Koba
7. Granit Toboali
Granit yang terpenting adalah granit Klabat, Menumbing, Plangas, Tempilang,
Mangkol, dan Pading. Umumnya tubuh granit tersebut tersusun atas granit biotit,
granit hornblende, granit muskovit; mineral yang umum terdiri atas kwarsa, ortoklas,
oligoklas, biotit, serta sebagai asesori zircon,apatit, dan ortit.
Ada empat kelompok endapan yang dianggap mewakili sedimentasi Quarter di
Pulau Bangka, antara lain :
Lapisan Alluvium Muda, umumnya mengandung bijih timah, terdapat di lembah, di
atas batuan Pra Tersier dan dialasi lapisan lempung liat.
Lapisan Marine Muda, menutupi lapisan alluvium muda, berupa pasir hingga
lempung.
Lapisan Alluvium Tua, mewakili keadaan daratan yang meluas pada saat regeresi
muka ait laut karena glacial.
Lapisan Marine Tua, merupakan bidang erosi dan dapat dikorelasikan dengan
lapisan lempung liat
.
Jenis cebakan bijih timah sekunder di Pulau Bangka, yakni :
1. Endapan kulit
Elluvium, terjadi akibat pelapukan pada batuan sumber diikuti pemindahan
mineral cassiterite secara vertical sehingga mengalami konsentrasi kemudian
tertransport pada lereng yang relative landai.
Colluvium, terjadi sama dengan elluvium, namun sepanjang tertransport lebih
jauh lereng menuju lembah.
2. Endapan Kaksa, terjadi karena proses erosi selektif terhadap elluvium dan
colluvium, dimana mineral berat diendapkan dekat sumber dan mineral ringan
diendapkan jauh dengan sumber. Endapan ini terletak di atas Batuan Pra-tersier
dengan keterdapatan dominant pada lembah.
3. Endapan Meican, terjadi akibat proses transportasi endapan sediment sebelumnya,
berupa endapan lebih tipis dan tidak terdapat di atas batuan Pra Tersier.
Diantara endapan-endapan tersebut di atas yang terpenting adalah endapan
kaksa yang ditemukan di atas batuan dasar. Sedangkan jenis-jenis batuan dasar yang
sering dijumpai antara lain :
a. Batuan Dasar Granit lapuk
Batuan ini berwarna putih kekuningan dengan butir-butir mineral kuarsa
berwarna putih susu atau berwarna coklat terang, mineral biotit berwarana hitam
gelap.
b. Batuan Dasar Batulempung
Batuan ini berwarna coklat kemerahan bergaris urat-urat mineral feldspar dan
kuarsa.
c. Batuan Dasar Batu pasir
Batuan ini berwarna abu-abu gelap kompak, butiran kuarsa bertebaran dengan
diselingi urat-urat felsdpar.
d. Batu Dasar Malihan (Metamorf)
Biasanya berwaran abu-abu muda sampai abu-abu gelap. Sering terlihat lembaran-
lembaran mika yang halus dan berwarna putih mengkilat.
C. Struktur Geologi
Katili (1968), mengatakan bahwa pada batuan metamorf dan sedimen di Bangka
Utara terdapat adanya perlipatan silang akibat dua deformasi perbadaan. Deformasi
pertama mengakibatkan lipatan dengan arah barat laut-tenggara, umurnya sulit
ditentukan dengan pasti. Struktur lipatan berarah timur laut-barat daya (orogen II)
disebabkan oleh deformasi pada Yura atas. Orogen yang kedua ini menghilangkan
jejak orogen yang lebih tua.

Stratigafi P.Bangka (Osberger, 1965 Vide Katili, 1967)

Keterangan
Umur Litologi
(Lingkungan pengendapan)

Pasir, Lempung dengan kasiterit


Resen Endapan sungai dan pantai
(kaksa)

Pleistosen ? ?

Pleiosen Pasir, lempung dan konglomerat Endapan sungai dan pantai


Miosen
Oligosen
Eosen Ketidak selarasan
Kapur
Yura

Sebagian batuan metamorf dinamik, batu pasir, serpih, rijang, batu gamping berfosil,
Trias
batu konglomerat, diabas (?), fosil noric.

Filit, kwarsa, serpih, batu pasir dengan lensa batu gamping berfosil, rijang yang
Perm
menyisip dalam tuff vulkanik.

Karbon .Ketidakselarasan

Pra-karbon Batu metamorf dinamik

Tabel 1. Stratigafi P.Bangka (Osberger, 1965 Vide Katili, 1967)


Sukendar Asikin dan Rubini Surya Atmaja (1972), berdasarkan penelitian dan
analisa keduduka rekahan-rekahan, urat-urat, dan korok-korok di daerah sambung
giri dan pemali menyimpulkan bahwa gerak-gerak orogen sebelum Yura atas
mengakibatkan terjadinya deformasi yang menyebabkan perlipatan pada batuan
sedimen yang berumur karbon-trias. Deformasi ini selain membentuk lipatan NW-SE
juga menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan (Shear dan Tension fracture).
Struktur sesar, kekar, ditemukan dalam arah yang bervariasi, tetapi
kecenderungannya mempunyai arah utara selatan (Katili, 1967). Ukoko (1983),
mengatakan di P.Bangka terdapat beberapa sesar yang umurnnya berarah timur laut-
barat daya sampai utara-selatan. Sesar utama berarah N 30 E memotong granit klabat
ke selatan sepanjang 3 km. Sesar utama ini dalam foto udara tampak sebagai kelurusan
sepanjang 50 km.

Anda mungkin juga menyukai