Anda di halaman 1dari 11

STABILITAS BENDUNG

10

1 1 4
0 0 0

Bendungan terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan


BJ = 2400 Kg/M3, dimensi-dimensi diberikan seperti pada
gambar. koefisien geser antara bendung dan tanah
diitentukan sebesar 0.6.
Lebar bendung diambil = 1m
Periksalah stabilitas bendung tersebut ?
Lebar bendung diambil 1 m
Prinsip :

1. Bendung akan menerima gaya oleh air sebesar R. Resultan gaya tersebut akan di tahan
oleh berat beton dan berat air , dan dengan koefisien geser tanah dasar yang ada, maka
akan menetralkan R . Persyaratan bendung stabil, bila R jatuh pada jarak 1/3 sampai
dengan 2/3 lebar dasar bendung.

2. Apabila jumlah momen pada tumit bendung (A) akibat air (aksi) lebih kecil dari momen
akibat bendung (reaksi) , maka bendung bebas dari bahaya ungkit.

Jawab :

10 R

1 1 4
0 0 0
A. Menghitung gaya tekan air horizontal :

Ph 10

1 1 4
0 0 0

Ph= h2

= x 1 x 102

= 50 ton

Bekerja (titik tangkap gaya) pada jarak 1/3 x 10 m = 10/3 m dari dasar.
B. Menghitung Gaya PV (pias beton + berat air)

E0 D0 CC

10

A0 B0

d10

d20
d3
d4

1. Akibat air :

PvA = air x volume air


2. Akibat beton

Pv1 = beton x volume beton

PV2 =beton x volume beton

PV3 = beton x volume beton

3. Menghitung Titik berat bendung

AM x Total Berat vertical = Berat pias x lengan

Berat pias x lengan

AM = Total Berat vertical


Aliran Fluida dalam Pipa

Sifat-sifat aliran

Aliran dapat dibedakan dalam beberapa kategori, sebagai berikut :

1. Aliran tetap (Steady flow):

Terjadi apabila kondisi dari sembarang titik pada aliran tersebut tidak berubah
menurut waktu.

V
0
t

2. Aliran tidak Tetap (unsteady flow)

adalah aliran dimana kondisi pada sembarang titik pada aliran berubah menurut
waktu

V
0
t

3. Aliran seragam (uniform flow)

terjadi apabila setiap titik pada garis aliran mempunyai vector kecepatan yang identik
(naik besar maupun arahnya)

V
0
S

4. Aliran tidak seragam (non uniform flow)

adalah kebalikan dari aliran seragam yaitu vector kecepatannya berubah menurut
tempat

V
0
S
B. Kehilangan energy

Tergantung pada bentuk, ukuran, kekasaran pipa, kecepatan dan viskositas.

kehilangan energy dibagi atas 2 macam, yaitu:

1. Kehilangan energy disebabkan pergesekan

2. Kehilangan energi setempat yang disebabkan oleh alat penutup, tikungan, dan
perbedaan diameter pipa.

1. Kehilangan energy disebabkan pergesekan.

Dari percobaan percobaan pada suatu pipa lurus ternyata bahwa oleh karena
pergesekan :

a. Kehilangan energy pada aliran turbulen bertambah, bila kekasaran dinding pipa
bertambah besar.

b. Kehilangan enersi sebanding dengan luas muka pipa yang basah. Apabila berisi
penuh air maka kehilangan enersi sebanding dengan dl.

c. kehilangan enersi berubah kebalikan dengan diameter pipa. ladi sebanding dengan
l/d.

d. Kehilangan enersi berubah dengan kecepatan. Jadi sebanding dengan Vn.

e. Kehilangan enersi berubah dengan perbandingan, viskositas, dan massa jenis. Jadi

r
sebanding dengan ( ( )

f. dengan memperhatikan percobaandi atas maka didapatkan rumus:

" l
K . .vn
d m
g. Chezy (1775) mendapatkan bahwa kehilangan enersi pada air di dalam pipa
adalah sebanding dengan dengan V2. Darchi-Wisbach menerima pendapat chezy
dengan memberikan m=1, dan n=2

l
Jadi hf k x
'
x (v) 2
d

2
" l v
(k x 2g)x x
d 2g

l v2
hf . . untuk pipa bulat
d 2g

l v2
hf . . untuk pipa bukan lingkaran
4R 2 g

dimana:

- hf = kehilangan enersi akibat pergesekan

- = koefisien gesekan

- l = panjang pipa

- d = diameter pipa

A
- R = jari-jari hidrolis A= luas basah, p = keliling basah
P

- v = kecepatan dalam pipa

- g = percepatan gravitasi
2. Kehilangan Energi setempat

a. Dari tengki ke pipa

1) Sambungan sama tinggi atau sambungan dibulatkan

(v1) 2
h 0.50
2g

2) Sambungan proyeksi

(v1) 2
h 1.00
2g

b. Dari pipa ke tengki

(v1) 2
h 1.00
2g

c. Akibat pelebaran sekonyong-konyong:

(v1 v 2) 2
h rumus Bordo- Carnot
2g

d. Akibat pelebaran perlahan-lahan

(v1) 2
h k
2g

Nilai k dapat dilihat pada tabel beriku:

D1/D2 4.00 3.5 3.00 2.50 2.00 1.50 1.10 1.00

K 0.45 0.43 0.42 0.40 0.37 0.28 0.01 0

Lihat juga tabel 5 Mek-Flu dan Hidraulika seri buku Schaum


e. Akibat penyusutan

(v1) 2
h k
2g

Contoh:

1. Disuatu titik A dalam sebuah pipa mendatar dengan diameter 305 mm (f=0.020) head
tekanannya 200 m. Pada jarak 61 m dari titik A, diameter pipa tiba-tiba mengecil
menjadi diameter 153 mm (f=0.015). Pada jarak 30.5 m pipa diperbesar lagi menjadi
diameter 305 mm lagi (f=0.020) bila kecepatan air pada titik A sebesar 2.446 m/dtk,
gambarkanlahgaris energi

200.305
200.00

30.5m-153 mm

A 61m-305 mm B C D F
E 30.5m-305 mm

Head turun (feet)


Ketinggian
Ketinggian Grs 2
(v )
Titik Dari Dihitung h gradient
Energi 2g
Hidrolis

A (0.00) 200.305 0.305 200.0

B A ke B l v2
hf . . =
d 2g

C B ke C (v1) 2
h k =
2g

D C ke D l v2
hf . .
d 2g

E D ke E (v1 v 2) 2
h
2g

F E ke F l v2
hf . .
d 2g

Anda mungkin juga menyukai