Muni Suta kemudian lebih jauh lagi menceritakan Samhita baru yang bernama Rudra
Samhita.
Dari atas pusar Narayana, sebuah lotus muncul sedangkan ia tidur terus menerus untuk
waktu yang lama tanpa akhir. Sejak saat itu ia diberi gelar sebagai Kamalanabha.
Saat ini terjadi, batang dibawah lotus terus berkembang dan membentuk hingga ke daerah
selatan. Siwa menciptakan Brahma dan meletakkannya pada lotus yang tumbuh pada pusar
Wisnu. Oleh karena itu Brahma kemudian diciptakan dengan lima wajah, ia kemudian dikenal
dengan Brahma yang memiliki empat wajah (Chaturmukha Brahma). Karena ia memiliki emas
pada perutnya oleh karena itu ia disebut dengan Hiranyagarbha. Karena tinggal di dalam bunga
lotus itu, Brahma tidak mengetahui apa- apa selain lotus itu. Ini semua adalah maya Siwa.
Karena ingin mengetahui dimana ujung tangkai bunga lotus, iapun memanjat selama ratusan
tahun, dan tidak tahu dimana tangkai itu berawal. Tangkai itu terus tumbuh. Ia kemudian
melakukan perjalanan selama ratusan tahun juga tetapi tetap saja belum menemukan bunga.
Kemudian ia mendengar suara suci dan memutuskan untuk melakukan tapasya. Ia kemudian bisa
melihat Wisnu, dan Ia sangat kagum dengan keagungan Wisnu. Pada saat itu Brahma
menangkap Dewa Wisnu saat ia tidur. Wisnu mencoba untuk menjelaskan pada Siwa tetapi
Brahma mengatakan bahwa Ialah pencipta. Ia terlahir sendiri, dan bukan melalui Wisnu.
Pertikaian ini terus berlanjut dan Wisnu kemudian semakin ingin menjelaskan. Pertikaian ini
terjadi dalam waktu yang cukup lama. Siwa kemudian berubah menjadi pilar api. Ia muncul
sebagai lingga. Kemudian Brahma dan Wisnu tidak berada dalam pengaruh maya Siwa lagi.
Kemudian mereka berdua memuja Siwa. Siwa sangat terkenan. Bagian selatan lingga seperti
huruf pertama a. Di bagian utara seperti u; m seperti chandramandala lapangan yang
menyerupai bulan. Diatasnya terdapat ananda- kesenangan- yang dipenuhi dengan Kenyataan
yang Mutlak. Inilah yang memperlihatkan Siwa-tatwa. Kemudian muncullah seorang rsi. Ia
kemudian menjelaskan pada Brahma dan Wisnu bahwa Mahadewa adalah manifestasi dari
Shabda suara dan Paramatma diatas, baik manas ataupun vaak. Ia adalah semua alasan dari
semua yang ada. Ia disebut dengan om (Ia adalah laki-laki, perempuan dan juga benda). Dari
a u m, Brahma Wisnu dan Maheswara muncul dengan membawa tiga fungsi penciptaan,
pemeliharaan dan penghancuran. M adalah prinsip kewanitaan dan a adalah laki-laki dan u
adalah kshetra- medan. Nada suara- adalah penghubungnya. Kemudian muncullah Brahmanda
dan terendam dalam hujan surgawi, Brahmanda dibagi menjadi dua: bagian atas seperti dunia
atas dan bagian bawah seperti dunia manusia dan lain sebagainya. Pada saat sang rsi
menceritakan hal ini, pendengar mendengarkan dengan penuh seksama. Dan kemudian dengan
berbagai perhiasan, kulit yang berwarna keabu-abuan, memiliki lima wajah dan sepuluh tangan,
seorang pria pemberani muncul dengan tersenyum: a adalah mahkota, aa adalah dahi dan lain
sebagainya. Semua aksara suci ini ada pada makhluk surgawi ini. Makhluk ini memiliki semua
nyanyian surgawi dan juga mantra yang lainnya. Wisnu kemudian membentuk semua. Beberapa
membentuk Isana, tataparusha, aghora, vamadewa, sadyojata dan bentuk dari semu mantra
muncul sebagai Parabrahma omni-huruf. Brahma dan Wisnu kemudian menyebut shabda
parabrahma sebagai lokeshwara, Makhluk yang tertinggi.
Awal Penciptaan
Suta Muni melanjutkan:
Para Rsi dan orang suci!
Setelah memanifestasikan lingga dan mengajarkan pelajaran pada Brahma dan Wisnu,
Siwa menghilang. Kemudian Brahma memulai penciptaan dengan bantuan Wisnu. Wisnu
menuju Brahmanda dan tinggal disana.
Kemudian Brahma menciptakan telur yang sangat besar dengan dua puluh empat tattwa.
Itulah viratrupa wujud makro. Tidak tahu dengan apa yang harus dilakukan, Brahma meminta
nasehat Wisnu. Wisnu bermanifestasi dihadapan Brahma.
Wisnu, menjadi tak berwujud, ia masuk ke dalam telur. Ketika ribuan tangan, kaki dan
kepala memasukinya telur ini mengalami kesadaran.
Brahma memulai penciptaan kembali. Kemudian lahirlah awidya (kebodohan), tamas
(kegelapan) dan semuanya. Kemudian muncullah pepohonan, gunung dan semua benda diam
(sthaavara). Burung-burung dan binatang liar mengikuti. Kemudian muncullah manusia. Dengan
semua ini Brahma sangat bahagia.
Sargam adalah tatwa penciptaan yang agung. Suksma Panchabhuta dan Panchakrita
bhuta adalah jenis pembentukan. Ketiganya, lima unsur dan lima mahattwam semuanya menjadi
delapan penciptaan awal. Yang kesembilan adalah kaumara. Dalam keadaan ini Sanaka, Sananda
dan orang suci lainnya terlahir. Brahma meminta mereka ikut dalam penciptaan. Tetapi mereka
tidak mau dan pergi. Brahma merasa kecewa karena ciptaannya tidak mau mematuhinya. Ia
sangat sedih dan atas saran Wisnu, Iapun memuja Siwa.
Munculnya Rudra
Dari mata Brahma muncullah Maheswara sebagai ardhareehwara (setengah laki-laki dan
permpuan). Bersamanya ia menciptakan rudra gana kelompok pelindung. Inilah cerita tentang
munculnya Rudra, Ia yang menghancurkan semua dosa.
Brahma memuja-Nya dan berdoa bagi penciptaan yang adalah subyek kelahiran, umur
tua dan penyakit. Tetapi Rudra mengatakan bahwa yang ia lebih sukai adalah membebaskan
manusia dari kesedihan dan mengangkat mereka. Ia memberitahu Brahma untuk menciptakan
manusia seperti yang ia sarankan dan memberikan ia anugerah. Setelah itu Rudra pergi.
Cerita Gunanidhi
Narada bertanya pada Brahma kapan Siwa akan pergi ke Kailasha, bagaimana caranya
dan mengapa ia bersahabat dengan Kubera dan lila apa yang ia mainkan ketika berinkarnasi
Maheswara. Kata Brahma pada Narada dan juga Muni Suta serta pada Saunaka.
Pada jaman dahuludi kota Kampilya hiduplah seorang Brahmana yang bernama
Yajnaduta. Ia diberkahi dengan memiliki seorang putra yang ia berinama Gunanidhi harta
karun yang berharga. Setelah melalui sebuah upacara upanayana kemudian ia kemudian dikirim
pada seorang guru. Anak ini tumbuh menjadi dewasa dan iapun berteman dengan orang yang
jahat. Ia memiliki banyak sekali kebiasaan buruk. Ayahnya, yang selalu sibuk tidak pernah
memiliki waktu untuk anaknya. Ibunya terlalu mencintai anaknya dan memanjakannya.
Kemudian Gunanidhi menjadi seorang penjudi dan juga orang yang jahat. Ia
menghabiskan semua uangnya. Kemudian ia mencuri barang-barang dan menjualnya. Ia
menghabiskan semua uangnya dalam perjudian. Suatu kali ketika akan mandi, ayah Gunanidhi
memberikan pada istrinya cincin berlian. Dan Ia lupa dimana meletakkannya, hingga
Gunanidhipun mencurinya dan menjualnya. Semua uangnya ia habiskan dalam perjudian.
Gunanidhi tanpa sengaja melihat cincinnya pada jari tangan orang lain dan menanyai orang itu.
Yajnadutta tahu bahwa anaknya telah menjadi seorang berandal dan seorang penjudi. Takut
ayahnya menghukumnya, Gunanidhi pergi dari rumahnya.
Dalam beberapa hari Gunanidhi bahkan tidak memiliki uang yang bisa ia pakai untuk
makan. Pada saat ia duduk di bawah pohon, marah dan sangat lapar, hidungnya bisa
menciumnbau makanan yang amat lezat, makanan yang akan di bawa ke Mandir Siwa. Ia
mengikuti pemujanya ke kuil. Ia menunggu saat yang tepat untuk mencuri makanan itu. Ia
melihat pemujaan itu dari kejauhan. Setelah semua orang tidur ia menyelinap mencuri makanan.
Lentera nyaris padam. Ia kemudian menyobek pakaian dalamnya. Mencelupkannya pada minyak
dan membuat lentera kecil itu menyala lagi. Ia memasukkan makanan ke dalam bungkusan yang
ia bawa dan kemudian ia menginjak seseorang hingga orang itupun menangis dan berteriak. Ia
tertangkap dan dipukul dengan sebatang tongkat. Kepalanya pecah dan iapun mati seketika.
Ketika utusan Dewa Kematian, Yama datang untuk menjemput suksma prana-nya, utusan
Siwa mencegahnya. Arwah Gunanidhi yang telah mati tertahan di kuil itu, melakukan puasa dan
menyaksikan pemujaan Siwa, iapun menghidupkan cahaya lentera di kuil itu. Semua dosanya
terhapus. Kemudian ia dibawa ke Siwaloka, bukan ke neraka. Utusan Siwa diperintahkan untuk
tidak menyentuh siapapun yang memuja Siwa siapapun itu.
Kemudian Gunanidhi terlahir sebagai putra seorang raja di kerajaan Uthal. Ia bernama
Damana. Dalam kehidupannya sebagai Damana, ia adalah pengikut dharma, yang berbakti dan
melakukan kebenaran. Kemudian ketika ia meninggal iapun menjadi cucu Brahma Wiswavasu.
Karena kebaikan yang ia lakukan dalam kelahirannya terdahulu, ia mampu melihat kelahirannya
di masa lalu. Ia menjalani kehidupan sebagai seorang pemuja Siwa yang taat. Ia memasang
Lingga Siwa di tepi sungai Bhagirathi dan kemudian melakukan tapasya. Dewa Siwa amat
berkenan dengan pemujaan yang ia lakukan, Iapun bermanifestasi dengan pasangannya, Shakti.
Pasangan Siwa dan Shakti ini memberkahinya dengan wujud yang menakjubkan dan
menamainya Kubera. Kemudian Kubera diberikan kekuasaan untuk memerintah Alakapuri.
Ketika Kubera meminta anugerah, Dewa Siwa akan tinggal di dekat Alakapuri agar ia bisa dekat
dengan pemujanya.
Setelah mencapai tempat tinggalnya, Dewa Siwa memainkan dhamaruka. Nada (suara
yang berasal dari dhamaruka) memenuhi jagat-raya. Semua malaikat dan dewa datang kesana
untuk mendapatkan Darsana Siwa. Banyak sekali para rsi, orang suci dan pemuja lain serta siwa
gana dengan para pemimpinnya datang dengan tangan tercakup dan membungkuk memberikan
penghormatan. Bangunan yang sangat besar dibuat agar dapat memuat semua orang oleh
Vishwakarma. Dewa Siwa menempati kediamannya. Setelah itu semuanya kembali ke rumah
mereka. Sehingga Siwapun memberikan Kubera sahavasa-Nya (menemaninya).
Para rsi dan orang suci meminta Suta bagaimana shaktinya adalah putri Daksha dan juga
putri Himavan. Kemudian Suta menjelaskan cerita tentang kisah surgawi, untuk mendengarkan
cerita yang suci dan memberikan keberuntungan.