Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sains dan Teknologi Kimia Vol 1. No.

1
ISSN 2087-7412 April 2010, hal 17-29

METENAMINA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM


LINGKUNGAN SESUAI KONDISI PERTAMBANGAN MINYAK BUMI

Asri Wahyuningsih,* , Yayan Sunarya , Siti Aisyah.


Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudhi No 229 Bandung
*
fermium_808@yahoo.com

ABSTRAK

Metenamina adalah salah satu senyawa organik yang memiliki struktur trisiklo dengan empat buah atom N tersier.
Ke empat atom N tersebut memiliki potensi untuk berinteraksi dengan pemukaan logam sehingga dapat
melindungi logam dari proses korosi. Pada penelitian ini, media uji yang digunakan adalah larutan NaCl 2.5%
jenuh CO2 dengan kendali pH oleh bufer asetat dan dicampur kersosene 20% sesuai dengan kondisi lapangan
pertambangan minyak bumi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode polarisasi potensiodinamik (Tafel)
dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) pada rentang pH 3,06- 5,03, suhu 299K - 339 K, dan
konsentrasi metenamina (20 100) ppm dengan selang 20 ppm. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa laju
korosi maksimum terjadi pada pH 4,55 dan suhu 339 K. Efisiensi inhibisi pada pH dan suhu optimum terkorosi
sebesar 71.55% (Tafel) dan 70.21% (EIS) pada konsentrasi metenamina sebesar 100 ppm. Jenis interaksi yang
terjadi adalah interaksi fisik yang diikuti dengan interaksi kimia berdasarkan adsorpsi isoterm Langmuir dengan
Gads sebesar 33,371 kj/mol.

Kata kunci: Metenamina, Inhibitor Korosi, Baja Karbon, Tafel, dan EIS

PENDAHULUAN Korosi pada pipa sumur produksi dan


transportasi sudah menjadi masalah sangat serius
dilihat dari segi ekonomi, lingkungan industri
Peristiwa korosi sering dijumpai dalam
minyak dan gas untuk beberapa dekade 1. Hampir
kehidupan sehari-hari dan tanpa disadari begitu
semua kerusakan pada bagian dalam jaringan pipa
dekat dengan kehidupan kita, misalnya paku
baja karbon disebabkan oleh korosi lokal, korosi
berkarat, tiang listrik berkarat, pagar rumah
jenis mesa, atau korosi pada bagian langit-langit
berkarat dan sebagainya. Peristiwa korosi
dalam pipa (top off line corrosion, TLC). Korosi
mengakibatkan degradasi material, khususnya
terlokalisasi ini disebabkan oleh adanya garam-
logam menjadi senyawa yang kurang bermanfaat.
garam klorida dan asam organik. Adanya garam
Di industri, khususnya industri pertambangan,
karbonat (FeCO3) yang menempel pada
penanganan korosi pada peralatan produksi harus permukaan pipa baja karbon berupa kerak dapat
dilakukan dengan baik, mengingat besarnya
berfungsi sebagai pelindung terhadap korosi lebih
kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan
lanjut. Namun demikian, ketika terinisisasi, laju
apabila korosi dibiarkan begitu saja, seperti
penetrasi korosi jenis ini dapat mencapai puluhan
terhentinya proses produksi akibat kerusakan
kali lipat dari korosi jenis seragam yang pada
instalasi produksi atau adanya kecelakaan dan
umumnya berlaku kurang dari 0.2 mm/th 2.
pencemaran lingkungan akibat bocornya salah satu
Dengan demikian, pemeliharaan
sistem instalasi produksi. Di indonesia, negara
diperlukan untuk mengurangi laju korosi baja
menganggarkan 1-1.5% dari GDP (Gross Domestic
karbon dengan cara menambahkan inhibitor korosi
Production) atau hampir triliun rupiah dana yang
guna melindungi pipa pada bagian dalam. Inhibitor
dianggarkan untuk menangani masalah korosi 1. korosi adalah senyawa yang apabila ditambahkan
Pada industri dan pertambangan migas,
dalam jumlah sedikit dapat menurunkan laju korosi
sistem perpipaan transportasi dan sumur produksi
dalam media yang agresif secara efisien. Umumnya
minyak mentah (crude oil) sangat rentan terhadap
senyawa inhibitor korosi yang digunakan adalah
korosi akibat keberadaan garam-garam anorganik
senyawa yang mengandung atom N, P, O, S, atau
(garam klorida, sulfat, dan karbonat); asam-asam
As3. Penggunaan inhibitor korosi pada sistem
organik dengan berat molekul rendah (asam format,
perpipaan minyak dan gas bumi adalah salah satu
asetat, dan propanoat); serta adanya gas CO2 dan
penanganan korosi yang paling efisien dan
H2S yang kadarnya bergantung pada lokasi sumur.
17
Asri Wahyuningsih, Yayan Sunarya, Siti Aisyah J. Si . Tek. Kim

ekonomis, sebab senyawa tersebut akan melindungi Tahap Preparasi Larutan Uji
permukaan internal pipa dari media yang korosif Larutan yang digunakan dalam penelitian
dengan cara membentuk lapisan pasif atau ini adalah larutan buffer asetat, dengan rentang pH
protektif. dari 3,06 sampai dengan 5,03. Larutan buffer ini
Senyawa metenamina adalah senyawa dibuat dengan campuran asam asetat pekat dan
organik yang memiliki empat atom nitrogen tersier, konsentrasi Na-setat yang tetap yaitu 2.5 gram per
dan memiliki struktur geometri trisiklo, sehingga 250 ml, variasi asam ini dimaksudkan agar daya
senyawa ini diharapkan dapat teradsorpsi pada hantar listrik dalam larutan relatif sama.
permukaan baja karbon secara fisisorpsi ataupun
kemisorpsi. Secara ekonomis, harga metenamina Tahap pengujian
relatif lebih murah dibandingkan dengan senyawa Metode Tafel
inhibitor komersial yang telah ada. Studi mengenai Pada pengukuran dengan metode Tafel,
daya inhibisi senyawa metenamina belum pernah elektroda kerja (WE) dipasang pada sel
dilaporkan, oleh karena itu penelitian terhadap elektrokimia berhadap-hadapan dengan elektroda
senyawa tersebut sebagai material alternatif bantu Pt dengan jarak 2,5 cm, sedangkan
inhibitor korosi baja karbon penting dilakukan, elektroda pembanding pada posisi sembarang.
terutama dalam lingkungan dengan kondisi pH dan Larutan buffer asetat dimasukkan dalam sel
suhu yang tingkat korosi baja karbonnya elektrokimia kemudian ditambahkan 5 gram NaCl
maksimum. dan diaduk dengan stirer pada putaran sedang.
Setelah itu elektroda kalomel jenuh (SCE) sebagai
METODE PENELITIAN elektroda pembanding dimasukkan ke dalam sel
dan larutan dijenuhkan dengan gas CO2 secara
Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian bubbling. kemudian, sebanyak 50 ml kerosin yang
ini adalah metode pengukuran polarisasi sudah dijenuhkan dengan gas CO2 dimasukkan ke
potensiodinamik (tafel) dan elektrochemical dalam sel elektrokimia. Dengan demikian dalam sel
impedance spectroscopy (EIS). Alat-alat yang elektrokimia terdapat campuran larutan elektrolit
digunakan dalam penelitian ini meliputi : Sel dan kerosin dengan perbandingan persen volum: 80
elektrokimia, PGZ 301, sofware VoltaLab4, : 20.
elektroda kalomel jenuh. Sedangkan bahan yang Potensiostat dinyalakan, kemudian metode
digunakan dalam penelitian ini meliputi: baja polarisasi diterapkan untuk mengukur polarisasi
karbon API 5L X65, larutan buffer asetat, NaCl, baja karbon akibat berantaraksi dengan media. Data
kerosine, akuades,aseton, dan resin beserta polarisasi diolah dengan software Voltamaster
pengerasnya. hingga pada layar monitor muncul hubungan
potensial sel terhadap arus pada setiap saat. Pada
Tahap Preparasi Material. pengujian dengan metode Tafel, pengukuran
Baja karbon API 5L X65 sebagai polarisasi dilakukan sebanyak tiga kali/triplo.
elektroda kerja terlebih dahulu dipotong dari pipa Setelah pengujian selesai, elektrode kerja
induk kemudian dibubut secara silindris dengan dibersihkan dan dihaluskan kembali dengan
ukuran panjang 4 cm dan diameter 1,4 cm, baja ampelas, kemudian dibilas dengan air bidestilat dan
karbon tersebut dibor dan kabel dimasukkan pada dibersihkan dengan aseton. Setelah kering
lubang yang telah dibor kemudian disolder, dimasukkan kembali ke dalam sel elektrokimia
elektroda tersebut dibungkus dengan mantel yang untuk dilakukan pengukuran dengan adanya
terbuat dari resin sehingga yang kontak dengan inhibitor di dalam media.
larutan uji hanya bagian permukaan depannya Parameter elektrokimia yang diperoleh
dengan luas paparan 1,5 cm2. Sebelum digunakan dari pengukuran polarisasi ini adalah Ekor, Rp, Ba,
sebagai elektrode kerja, sampel baja karbon Bc. Parameter-parameter tersebut digunakan untuk
diampelas hingga halus dengan grade (600 1200), menentukan rapat arus korosi melalui persamaan
kemudian dibilas dengan air bidestilasi dan Stern-Gerry :
dibersihkan dengan aseton, selanjutnya ba.bc 1
icorr =
dikeringkan. 2.303(ba + bc ) Rp
Selanjutnya laju korosi ditentukan dengan
menggunakan persamaan:

18
Vol. 1 Metamina Sebagai Inhibitor Korosi

Ae (ASTM G3-1989)
Vcorr = 3.27 x103 icor -570

-580 3
-590
3.06 3.5
3.5
4 4.5 5 5.5

dengan Ae adalah masa ekivalen logam (g.mol-1.ek- -600 3.94

E kor (mV)
pH
-610
1
), adalah masa jenis logam (g.cm-3),dan i kor -620
-630 4.55
adalah rapat arus korosi (A.cm-2) 7. -640
-650 5.03
-660
pH
Metode EIS
Matode EIS digunakan untuk menentukan Gambar 4.1 Hubungan E kor terhadap peningkatan pH
tahanan transfer muatan dan lapis rangkap listrik
pada antarmuka baja karbon-larutan. Prosedur Pada gambar 4.1 tampak bahwa nilai Ekor
pengujian dengan metode ini hampir sama dengan makin negatif sejalan dengan meningkatnya pH
metode Tafel. Parameter elektrokimia yang media. Pada pH 3,06, potensial korosi baja karbon
diperoleh dari pengujian ini adalah Rs, Rct dan Cdl, -580,8 mV dan bergeser ke arah lebih negatif
dimana Rs adalah tahanan larutan, Rct adalah hingga -651,6 mV pada pH 5,03. Kecenderungan
tahanan transfer muatan, dan Cdl adalah ini disebabkan oleh meningkatnya arus oksidasi
kapasistansi lapis rangkap listrik. pada permukaan baja karbon yang berdampak pada
Pada awal pengujian dilakukan pengujian peningkatan reaksi oksidasi besi pada proses
OCP (open circuit potensial) untuk mengetahui anodik. Dengan meningkatnya arus oksidasi, aliran
kestabilan antaraksi antara permukaan elektroda elektron dari permukaan logam menuju larutan
dan larutan uji. Elektroda dibiarkan hingga ruah makin cepat dan pada antarmuka terjadi reaksi
mencapai keadaan mantap (steady state) dalam reduksi ion-ion H+ yang terdapat dalam larutan
elektrolit. Keadaan stabil ini ditunjukkan oleh nilai ruah membentuk gas H2 (evolusi hidrogen) pada
potensial 0,1 mV/menit. Potensial ini dinyatakan proses katodik. Adanya ion-ion asetat, CH3COO-
dalam larutan ruah memicu reaksi pelarutan besi
sebagai potensial keadaan mantap (steady state
pada daerah anodik, sehingga proses korosi baja
potensial, Ess)4. Pengujian OCP ini berlangsung
karbon meningkat seiring dengan peningkatan pH
selama 4 menit, dilanjutkan dengan pengujian
dan mencapai maksimum pada pH sekira 4,55. Di
impedansi elektrokimia. Pada pengujian dengan
atas pH 4,55, potensial korosi menurun seperti
EIS, amplitudo yang digunakan dari puncak ke
ditunjukkan pada gambar 4.2.
puncak sebesar 10 mV pada rentang frekuensi dari
Laju korosi baja karbon pada pH 3,06
0,1 Hz hingga 100 kHz. Pada pengukuran
adalah 1.979 mm/th dan mencapai optimum pada
impedansi, persen efisiensi inhibisi ditentukan
pH 4,55 yaitu sebesar 11.151 mm/th. Di atas pH
melalui persamaan:
4,55 laju korosi berkurang menjadi 9,191 mm/th
Rct ( inh ) Rct
% IE = x100% pada pH 5,03.
Rct (inh)
dengan Rct dan Rct(inh) adalah tahanan transfer Hubungan pH terhadap V kor

muatan dari logam dalam larutan tanpa inhibitor 12

10
dan adanya inhibitor. 8
V kor

4
HASIL DAN PEMBAHASAN
2

0
3 3.5 4 4.5 5 5.5
Metode Tafel pH

Hubungan laju korosi terhadap pH sebelum dan Gambar 4.2 Hubungan V kor terhadap peningkatan pH
setelah penambahan 40 ppm metenamina
Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap Spesi-spesi yang terdapat dalam larutan uji
korosi pada baja karbon, pengujian dilakukan pada adalah CH3COOH, CH3COO-, Na+, H+ dan Cl-. Gas
rentang pH sekira 3-5. Berdasarkan hasil CO2 yang terlarut dalam media akan bereaksi
pengukuran polarisasi pada pH 3,06; 3,50; 3,94; dengan air membentuk ion HCO3-. Pada pH rendah
4,55; dan 5,03 diperoleh informasi potensial korosi, spesi yang dominan adalah ion CH3COO- yang
Ekor baja karbon seperti disajikan pada gambar 4.1. berasal dari garam dan asam lemahnya. Ion-ion
tersebut memiliki afinitas lebih kuat terhadap
proton dibandingkan dengan ion HCO3-, atau

19
Asri Wahyuningsih, Yayan Sunarya, Siti Aisyah J. Si . Tek. Kim

dengan kata lain, ion CH3COO- lebih reaktif dan -651.6, seperti ditunjukkan pada gambar 4.4.
dibandingkan ion HCO3- . Pergeseran nilai potensial tersebut disebabkan oleh
Pada pH > 5 jumlah asam asetat yang adanya salah satu reaksi setengah sel diinhibisi
ditambahkan makin sedikit sedangkan ion HCO3- dengan adanya aktifitas metenamina. Jika dilihat
relatif tetap sehingga konsentrasi ion HCO3- lebih dari kecendrungan potensial korosi yang bergerak
banyak dibandingkan ion CH3COO-. Akibatnya, ke arah positif lalu ke arah negatif , maka reaksi
peluang spesi ion HCO3- yang dapat bereaksi yang dihambat adalah reaksi oksidasi besi pada
dengan ion-ion Fe2+ membentuk FeCO3 di situs katodik, akibatnya arus korosi dari permukaan
permukaan baja karbon makin besar. Disamping baja karbon ke dalam larutan ruah makin kecil yang
itu, produk reaksi ini tidak larut dalam air tetapi berdampak menurunnya reaksi reduksi ion-ion H+
menempel pada permukaan baja karbon pada proses katodik. Nilai potensial korosi yang
membentuk lapisan pasif (pasivasi) dan melindungi positif menunjukkan bahwa trasnfer elektron dari
logam dari korosi lebih lanjut. permukaan elektroda ke larutan ruah mengalami
Pada pH < 5 laju korosi baja karbon penghambatan.
dikendalikan oleh spesi ion-ion CH3COO-. Hal ini
disebabkan ion asetat lebih mudah bereaksi dengan Potensial korosi

ion-ion Fe2+ pada permukaan baja karbon -560


2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
dibandingkan dengan dengan ion-ion HCO3-. -580 Blanko
Met 40 ppm
Reaksi yang terjadi membentuk Fe(CH3COO)2

E kor (mV)
-600

yang larut dalam media uji, dan produk korosi tidak -620

membentuk lapisan pelindung pada permukaan -640

baja karbon sehingga korosi baja karbon akan -660


pH
berlangsung sampai semua ion asetat habis
Gambar 4.4 Penurunan potensial korosi dengan adanya
bereaksi.
metenamina dalam media
Berdasarkan hasil pengukuran diketahui
bahwa penambahan metenamina ke dalam larutan
Hubungan Laju korosi terhadap suhu pada pH
uji mengakibatkan berkurangnya laju korosi baja terkorosi optimum sebelum dan setelah
karbon. Pada pH 3,06 laju korosi berkurang dari
penambahan metenamina 40 ppm
1,979 mm/thn menjadi 0,621 mm/thn atau
Untuk mempelajari pengaruh suhu
berkurang sebesar 1.358 mm/thn. Demikian pula
terhadap laju korosi baja karbon dilakukan pada
dengan nilai pH uji lainnya mengalami penurunan tekanan atmosfir dan pH tetap, yakni pada pH
berturut-turut sebesar 1.36; 1,43; 9,56; dan 7,4
dengan tingkat korosi maksimum sebesar 4,55.
(mm/thn), seperti ditunjukkan pada gambar 4.3
Komposisi media uji yang digunakan tidak berbeda
dengan pengukuran sebelumnya. Rentang suhu
Hubungan V kor terhadap pH yang diuji adalah 299K sampai 339 K dengan
20
selang 10 derajat. Pada pengujian ini, lama paparan
V kor (mm/thn)

15
Blanko baja karbon dalam media uji adalah sama yaitu
Met 40 ppm
10
selama 30 menit. Hasil dari pengujian disajikan
5 dalam gambar 4.5.
0
2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Hubungan V kor terha dap Suhu
pH
16
14
Gambar 4.3 Hubungan laju korosi baja karbon dan pH 12
V kor (mm/th)

media dengan adanya metenamina 40 ppm 10


8
6

Pada pH 4,55 laju korosi baja karbon 4


2
tanpa metenamina mencapai maksimum, tetapi 0
290 300 310 320 330 340 350
dengan adanya metenamina 40 ppm laju korosi Suhu (K)

berkurang secara signifikan. Selain itu, juga Gambar 4.5 Pengaruh suhu terhadap laju korosi baja
potensial korosi bergeser ke arah lebih positif karbon
kemudian ke arah lebih negatif dari sebelumnya,
yaitu berturut turut: -577.7; -586.4; -600.4; -645; Pada gambar 4.5 tampak bahwa laju
dan -654.1 menjadi -580.8; -582.6; -598.3; -632.7; korosi naik sejalan dengan meningkatnya suhu. Hal
20
Vol. 1 Metamina Sebagai Inhibitor Korosi

ini disebabkan oleh mobilitas ion-ion dalam larutan Hubungan V kor terhadap Suhu

makin tinggi yang berdampak pada serangan 16


14 V kor (mm/thn)
terhadap permukaan baja karbon makin luas. 12 V kor (mm/thn)

V kor (mm/thn)
10
Makin tinggi suhu media mengakibatkan kelarutan 8
6
gas CO2 makin rendah yang berdampak pada 4

pembentukan ion HCO3- menurun, sehingga 2


0
290 300 310 320 330 340 350
pembentukan kerak Fe2CO3 yang dapat menutupi Suhu (K)

permukaan baja karbon membentuk lapisan pasif


Gambar 4.7 Pengaruh suhu terhadap laju korosi baja
berkurang. Selain itu, peningkatan suhu
karbon dengan dan tanpa adanya metenamina
menyebabkan laju reaksi pada situs anoda dan
katoda meningkat. Di katoda laju reduksi H+
Penambahan metenamina ke dalam larutan
meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu, hal
uji berpengaruh terhadap harga potensial korosi
ini tentu dapat meningkatkan laju oksidasi logam di
yang bergeser ke arah lebih negatif seperti
anodik.
disajikan pada Tabel 4.1. Hal ini menunjukkan
Kenaikan suhu dapat juga mengakibakan
bahwa reaksi pada anodik mengalami hambatan
lapisan difusi Nerst berubah. Lapisan Nerst adalah
dengan adanya metenamina, sehingga laju
lapisan paling luar dari sistem antar muka logam-
pembentukan gas H2 di permukaan logam atau pada
larutan. Lapisan nerst ini sangat labil terhadap
situs katodik terhambat.
perubahan suhu8. Peningkatan suhu juga menggeser
potensial kearah lebih negatif, seperti tampak pada
Tabel 4.1 Nilai parameter extrapolasi tafel pada
gambar 4.6.
penambahan 40 ppm metenamina seiring dengan
peningkatan suhu.
Hubungan E kor terhadap Suhu
-630
290 300 310 320 330 340 350
E kor (Mv)
-645
Suhu [M] 40 ppm Blanko
E kor (mV)

-660 299 -644.4 -632.7

309 -650.2 -649.5


-675

319 -666.6 -662.1


-690
Suhu (K) 329 -671.7 -669.2

Gambar 4.6 Pengaruh suhu terhadap potensial korosi baja 339 -698.1 -686.6

karbon
Laju korosi baja karbon dengan adanya
Nilai potensial korosi menurun sejalan inhibitor pada suhu yang meningkat relatif
dengan meningkatnya suhu media yaitu berturut- beragam. Hal ini menunjukkan kemampuan inhibisi
turut: -632.7; -649.5; -662.1; -669.2; dan -686.6 metenamina pada korosi baja karbon pada suhu
(mV). Nilai potensial korosi yang makin negatif tinggi tidak stabil. Peningkatan suhu menyebabkan
menunjukkan meningkatnya aktifitas katodik atau tingkat energi molekul pada permukaan logam
meningkatnya reduksi ion-ion H+ menjadi H2 yang mengalami pesaingan antara gaya adsorpsi dengan
berdampak pada peningkatan laju oksidasi atom- gaya desorpsi dari logam 5. Laju korosi yang
atom besi di anodik, sehingga spesi Fe2+ dalam meningkat dapat dipelajari dari energi pengaktifan
larutan ruah meningkat dan pembentukan dari Arhenius:
Fe(CH3COO)2 lebih dominan. Namun
pembentukan senyawa tersebut tidak dapat
menginhibisi laju korosi pada baja karbon karena dengan K menyatakan tetapan laju reaksi, A adalah
kelarutan dalam media relatif tinggi. faktor pra-eksponensial, Ea adalah energi aktifasi,
Laju korosi baja karbon berkurang dengan R dan T adalah tetapan gas dan temperatur mutlak.
adanya metenamina 40 ppm dalam larutan uji. Dengan mengubah persamaan ke dalam bentuk
Seperti tampak pada gambar 4.7, laju korosi baja logaritma akan diperoleh persamaan berikut:
karbon mengalami penurunan sebesar 0,602 Ea
ln k = ln A
mm/thn pada 298 K; 1,038 mm/thn pada 308K; dan RT
mencapai maksimum pada suhu 338 K sebesar
6,711 mm/thn.

21
Asri Wahyuningsih, Yayan Sunarya, Siti Aisyah J. Si . Tek. Kim

Oleh karena laju korosi ditentukan oleh harga Ikor Tabel 4.2 Parameter korosi baja karbon dengan
maka k = Ikor sehingga persamaan dapat variasi konsentrasi metenamina pada pH 4,55 dan
diungkapkan dalam bentuk: 339K
Ea
ln ikor = ln A
RT Ekor Ikor Vkor
[M] ba(mV) bc(mV)
(mV) (mA/cm2) (mm/thn)
Aluran ln(Ikor) terhadap 1/T akan dihasilkan
0 -686.6 1.35593 55.2 114.0 15.86
kemiringan E/R dan perpotongan ln A seperti
20 -684.2 1.10351 45.3 87.4 12.91
disajikan pada gambar 4.8, sehingga nilai energi
40 -698.1 0.73980 60.4 98.2 8.65
pengaktifan dari persamaan di atas dapat diketahui.
60 -685.3 0.71633 40.7 74.7 8.38

80 -684.7 0.50044 45.0 82.0 5.85


0.50
100 -695.1 0.38576 51.4 65.1 4.51
0.00
2.90 3.00 3.10 3.20 3.30 3.40
-0.50
y = -5.2108x + 15.47 ln ikor ( blanko)
Tabel 4.2 memperlihatkan penurunan laju
ln i kor

ln I kor (Met)
-1.00

-1.50 korosi seiring dengan penambahan konsentrasi


y = -4.564 7x + 12.939

-2.00 metenamina. Nilai Ikor juga mengalami penurunan


-2.50 dengan meningkatnya konsentrasi metenamina.
1000/T

Nilai potensial korosi yang bergerak ke arah negatif


Gambar 4.8 Hubungan ln i kor terhadap 1/T baja karbon
dalam larutan uji dan positif menunjukkan bahwa metenamina dapat
menghambat reaksi yang terjadi pada situs anodik
Berdasarkan kurva pada gambar 4.7 dapat maupun katodik. Nilai potensial korosi yang
ditentukan pesamaan garis lurus yaitu untuk tanpa semakin positif menunjukkan bahwa metenamina
inhibitor dan adanya metenamina 40 ppm berturut- dapat menginhibisi transfer muatan dari baja
turut: karbon ke dalam larutan ruah sehingga reaksi
y =-4.5647x + 12.939 dan evolusi hidrogen pada proses katodik dapat ditekan.
y = -5.2108x+15.47
Dari kedua persamaan di atas diperoleh -Ea/R Metode Electrochemical Impedance Spectroscopy
untuk tanpa dan adanya metenamina 40 ppm (EIS)
masing-masing sebesar -4.5647 dan -5.2108,
sehingga nilai energi pengaktifannya adalah 37.95 Hubungan Impedansi terhadap pH sebelum
dan 43.32 ( dalam J.mol-1). dan sesudah penambahan metenamina 40 ppm
Berdasarkan nilai Ea dapat diketahui Pada prinsipnya metode EIS dapat
bahwa energi pengaktifan tanpa metenamina lebih digunakan untuk menentukan sejumlah parameter
kecil dibandingkan dengan adanya metenamina, berkaitan dengan besaran elektrokimia seperti
sehingga dengan energi yang kecil saja laju korosi tahanan polarisasi (Rp), tahanan larutan (Rs), dan
sudah dapat berlangsung, tetapi dengan adanya kapasitansi lapis rangkap listrik (Cdl). Pada
metenamina perlu tambahan energi agar reaksi pengukuran EIS diterapkan potensial DC free,
korosi dapat berlangsung. artinya potensial yang dioperasikan dalam sel sama
dengan potensial sel yang terukur berdasarkan data
Hubungan Laju korosi pada pH dan suhu OCP (open circuit potential). Sinyal gelombang
optimum korosi seiring dengan peningkatan sinus yang diterapkan untuk mengganggu sistem
konsentrasi metenamina dibangkitkan dari potensial AC dengan amplitudo
Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi 10 mV (ASTM G3, 1989) dan rentang frekuensi
matenamina terhadap laju korosi baja karbon yang diterapkan mulai dari 100 kHz sampai 10
dilakukan dengan konsentrasi metenamina berturut- mHz. Spektra impedansi yang dihasilkan dari
turut: 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 (dalam ppm). pengukuran EIS disajikan dalam aluran Nyquist.
Pengukuran dilakukan pada pH dan suhu dengan Sebelum pengukuran dengan EIS, dilakukan
tingkat korosi maksimum, yaitu pada pH 4,55 dan pengukuran OCP agar keadaan mantap (steady
339K, durasi paparan selama 30 menit dan state) dari antaraksi antara elektrode dan larutan
dilakukan secara triplo. Berdasarkan hasil ruah dapat diketahui.
pengukuran diperoleh data seperti ditunjukkan pada Hasil dari pengukuran EIS diungkapkan
Tabel 4.2 dalam aluran Nyquist. Aluran Nyquist berupa
diagram berbentuk setengah lingkaran yang

22
Vol. 1 Metamina Sebagai Inhibitor Korosi

mengalurkan impedansi nyata (real) terhadap ion-ion H+ menurun. Disamping itu, juga terlihat
impedansi imajiner (imaginer). Pada umumnya, adanya kurva yang membentuk sudut (ekor), ini
aluran Nyquist yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya proses oksidasi yang
memperlihatkan setengah lingkaran, melainkan dikendalikan oleh difusi dari permukaan elektrode
semi-lingkar, perilaku ini dapat dihubungkan menuju larutan ruah. Dengan adanya metenamina
dengan dispersi frekuensi akibat dari kekasaran terjadi penurunan ekor yang terdapat pada blanko,
permukaan elektroda 6. ini menunjukkan bahwa metenamina dapat
Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap menghambat proses difusi pada permukaan
korosi baja karbon dilakukan dalam media dengan elektrode. Secara lengkap, parameter-patemeter
pH yang divariasikan pada suhu kamar dan tekanan elektrokimia pada variasi pH dengan dan tanpa
atmosfir. Durasi paparan baja karbon dalam media inhibitor disajikan dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.
selama 30 menit (berdasarkan OCP). Tahap
pertama dilakukan pengukuran impedansi tanpa Tabel 4.3. Hubungan pH dan parameter
inhibitor (blanko) pada pH tertentu, selanjutnya elektrokimia dalam larutan blanko pada suhu kamar
dilakukan pengukuran impedansi dengan adanya dan tekanan atmosfir
penambahan 40 ppm. Berdasarkan hasil percobaan pH Rs Rct (cm-2) Cdl (Fcm-2)

untuk larutan blanko tampak adanya peningkatan 3.06 7.056 46.64 215.6
tahanan transfer muatan pada pH 3,06 dan pH 3,95, 3.50 6.443 55.87 180.0
kemudian pada pH 4.55 turun dan pada pH 5 naik 3.94 7.152 43.85 181.4
kembali seperti ditunjukkan pada gambar 4.9. 4.55 6.343 28.11 283.0
Demikian juga dalam media yang mengandung 5.03 6.556 35.01 287.2
metenamina 40 ppm (gambar 4.10) memiliki pola
yang sama, berbeda dalam hal nilai impedansinya.
Tabel 4.4. Hubungan pH dan parameter korosi baja
Blanko pH
karbon dalam media mengandung metenamina 40
50

40
ppm pada suhu kamar
pH 3, 06
-Zi (ohm.cm 2)

30 pH 3.5 pH Rs Rct (cm-2) Cdl (F cm-2 )


pH 3. 94
20
pH 4.55
3.06 5.164 141.2 141.9
10
pH 5.03

0
3.50 6.443 156.9 160.2
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Zr (ohm.cm 2)
3.94 5.841 119.7 167.4
Gambar 4.9 Hubungan pH dan impedansi baja karbon
4.55 5.632 60.29 263.9
dalam media uji tanpa inhibitor (blanko)
5.03 6.196 51.48 389.4

Met 40 ppm (pH)

50 Besaran yang diperoleh pada pengukuran


pH 3, 06
40
EIS adalah Rs, Rct dan Cdl. Besaran Rs adalah
Zr (ohm.cm 2)

pH 3. 5

30
pH 3. 94
tahanan lautan yang bergantung pada konsentrasi
20 pH 4. 55

pH 5. 03 ion, jenis ion, temperatur, dan geometri area


10

0
penghantaran arus. Besaran Rct adalah tahanan
0 20 40 60 80
Zi (ohm .cm 2)
100 120 140 160
transfer muatan yang dibentuk oleh reaksi
Gambar 4.10. Hubungan pH dan impedansi baja karbon elektrokimia tunggal pada permukaan logam yang
dalam media uji yang mengandung metenamina 40 ppm dikendalikan secara kinetika 7. Besaran Rct
diperoleh dari perbedaan impedansi pada frekuensi
Perbedaan aluran Nyquist antara blanko rendah dan frekuensi tinggi (diameter semi-lingkar
dan adanya metenamina tampak jelas. Pada media kuva). Nilai Rct merupakan ukuran transfer elektron
yang mengandung metenamina terlihat adanya pada permukaan logam yang secara proporsional
kenaikan harga impedansi pada antarmuka kebalikan dari arus korosi (Io) melalui persamaan;
elektrode-larutan, khususnya nilai Rct. Hal ini RT
Rct =
nFI o
menunjukkan bahwa penambahan metenamina
menghambat transfer elektron dari permukaan baja Besaran lainnya adalah kapasitansi lapis rangkap
karbon ke dalam larutan ruah, sehingga proses listrik, Cdl yang diungkapkan melaui persamaan:
oksidasi atom-atom besi maupun proses reduksi
23
Asri Wahyuningsih, Yayan Sunarya, Siti Aisyah J. Si . Tek. Kim

1
Cdl = Blanko Suhu
2 f max Rct
50

Nilai Cdl dapat dihubungkan dengan adsorpsi 40


299 K

senyawa inhibitor pada permukaan logam 6.

(ohm.cm )
30

2
309 K

Hubungan antara Rct, Rs,Cdl, dan Zreal digambarkan 20 319 K

melalui persamaan:

- Zi
329 K
10
Rct
Z = Rs +
339 K

( 2 f max RctCdl )

0
0 50 100 150 200
dengan Z adalah impedansi. Zr (ohm.cm2)

Laju korosi baja karbon dapat diprediksi Gambar 4.11 Diagram impedansi baja karbon dalam
dari nilai Rct. Oleh karena arus korosi berbanding larutan uji pada variasi suhu dan pH 4,55
terbalik dengan nilai Rct, maka makin besar nilai
Rct, laju korosi makin kecil. Dengan demikian, laju Met 40 ppm ( Suhu)
50
korosi baja karbon dalam kaitannya dengan pH 299 K

40
media berturut-turut adalah pH: 4,55 > 5,03 > 3,94 309 K

-Zi (ohm.cm2)
> 3,06 > 3,50. 30 319 K

Pada pH rendah, laju korosi baja karbon 20


329 K

339 K

juga rendah. Hal ini berkaitan dengan


10
meningkatnya spesi molekul asetat, CH3COOH
dalam media yang cenderung tidak mempengaruhi 0
0 50 100 150 200
proses korosi baja karbon. Pada pH sekitar 4,55 Zr (ohm.cm2)

laju korosi baja karbon mencapai maksimum, Gambar 4.12 Diagram impedansi baja karbon dalam
keadaan ini berkaitan dengan spesi ion-ion asetat, larutan uji setelah penambahan metenamina 40 ppm pada
CH3COO-(aq) dalam media mencapai optimum. Ion- variasi suhu dan pH 4,55
ion ini cukup reaktif terhadap baja karbon
membentuk Fe(CH3COO)2 yang larut dalam media. Pada gambar 4.12 tampak adanya
Sebaliknya pada pH > 5 laju korosi baja karbon peningkatan impedansi pada antarmuka elektrode-
cenderung menurun. Hal ini berkaitan dengan larutan yang telah ditambahkan metenamina
meningkatnya kereaktifan ion-ion HCO3- pada pH sebanyak 40 ppm. Makin besar tahanan yang
tinggi. Pada pH > 5 terjadi reaski pembentukan terjadi, kemampuan metenamina dalam
FeCO3 yang tidak larut dalam media, tetapi menginhibisi korosi makin baik. Dari gambar 4.12
mengendap pada permukaan logam membentuk diagram Nyquist tidak menunjukkan pola yang
lapisan pasif (kerak) sehingga dapat menghambat berarti, hanya proses difusi dalam media yang
korosi lebih lanjut. berisi metenamina menurun. Hal ini terlihat dari
Penambahan metenamina 40 ppm ke bentuk ekor yang makin landai. Selain itu, diagram
dalam media uji mengakibatkan peningkatan harga Nyquist yang diperlihatkan pada tiap pengukuran
Rct, atau dengan kata lain terjadi penurunan arus blanko tidak sama persis satu sama lain, demikian
dan kapasitansi lapis rangkap. Hal ini menunjukkan juga dengan aluran Nyquist dalam media yang
adanya salah satu reaksi yang dihambat oleh berisi metenamina. Hasil pengujian sebelum dan
metenamina, sehingga laju korosi, Vkor mengalami setelah penambahan metenamina disajikan pada
penurunan. Tabel 4.5.

Hubungan impedansi terhadap suhu pada pH Tabel 4.5 Hubungan suhu dan parameter korosi
terkorosi optimum dengan dan tanpa adanya baja karbon dalam larutan uji sebelum dan sesudah
metenamina 40 ppm penambahan metenamina 40 ppm pada pH 4,55
Untuk mempelajari pengaruh suhu BLANKO INH 40 ppm

Suhu Rs Rct Cdl Rs Rct Cdl


terhadap korosi baja karbon, pengujian dilakukan
dalam media pada pH dengan tingkat korosi 299 6.343 28.11 283.0 5.632 60.29 263.9

309 5.186 33.80 469.6 5.025 81.56 780.4


maksimum, yakni 4,55, sedangkan variabel-
319 5.190 31.06 645.5 4.924 61.30 648.9
variabel lainnya dibuat tetap. Hasil pengukuran
dengan metode EIS sebelum dan setelah 329 3.996 8.10 392.9 3.759 14.07 714.5

penambahan metenamina disajikan pada gambar 339 3.599 6.96 721.6 3.485 12.16 826.5

4.11 dan gambar 4.12


24
Vol. 1 Metamina Sebagai Inhibitor Korosi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ditambahkan ke dalam media uji, impedansi baja
bahwa harga Rct berhubungan dengan laju korosi. karbon meningkat. Kenaikan impedansi ini
Makin besar harga Rct berarti laju korosi makin menunjukkan bahwa metenamina dapat
kecil sebab laju korosi berbanding terbalik dengan menginhibisi arus korosi yang mengalir dari
harga Rct. Dalam Tabel 4.5 terlihat bahwa harga Rct permukaan elektroda ke dalam larutan ruah. Data
mengalami penurunan dan harga Cdl mengalami hasil pengukuran secara lengkap disajikan dalam
kenaikan sejalan dengan meningkatnya suhu, ini Tabel 4.6.
berarti laju korosi meningkat seiring dengan
peningkatan suhu dan laju korosi paling tinggi Tabel 4.6 Hubungan konsentrasi metenamina dan
diperoleh pada suhu 339 K. parameter korosi baja karbon dalam larutan pada
pH dan suhu dengan tingkat korosi maksimum
Hubungan impedansi seiring dengan berdasarkan EIS
peningkatan konsentrasi pada pH dan suhu EIS OPTIMASI KONSENTRASI
optimum terkorosi [M] ppm Rs Rct Cdl
Penambahan metenamina ke dalam larutan 20 3.313 7.624 1319
uji pada pH dan suhu dengan tingkat korosi 40 3.485 12.16 826.5
maksimum dilakukan guna mengetahui 60 3.352 8.731 911.4
kemampuan metenamina dalam menginhibisi 80 3.072 12.57 1265
korosi baja karbon dalam media tersebut. Jumlah 100 3.433 15.64 1017
metenamina yang ditambahkan pada larutan uji
berturut-turut yaitu: 20; 40; 60; 80; dan 100 ppm. Berdasarkan data pada Tabel 4.6 tampak
Berdasarkan hasil pengujian dengan EIS diperoleh bahwa harga Rct meningkat seiring peningkatan
informasi tentang impedansi baja karbon seperti konsentrasi metenamina. Peningkatan harga Rct ini
disajikan pada gambar 4.13 dan gambar 4.14. memperlihatkan penurunan arus yang mengalir ke
dalam larutan ruah. Penurunan arus yang terjadi
Blanko Konsentrasi disebabkan oleh teradsorpsinya metenamina pada
10
20 ppm
permukaan elektrode.
8
40 ppm Pada pH 4,55, dimana pH dengan tingkat
Zi (ohm.cm 2 )

6 60 ppm korosi paling tinggi, jumlah ion asetat lebih banyak


4 80 ppm dibandingkan bentuk molekulnya, sehingga reaksi
2
100 ppm
besi dan ion asetat berlangsung cepat yang
0
dikatalisis oleh adanya ion-ion klorida.
0 5 10 15 20 25 Penambahan metenaimina menimbulkan
Zr (ohm .cm 2)
persaingan antara ion-ion asetat dan molekul
Gambar 4.13 Diagram impedansi baja karbon dalam metenamina di dalam larutan uji untuk
larutan uji sebelum penambahan metenamina pada pH
bereaksi/teradsorpsi pada permukaan logam.
dan suhu dengan tingkat korosi maksimum
Namun demikian, daya adsorpsi metenamina lebih
besar dibandingkan dengan ion asetat, sehingga
Konsentrasi Metenamina
10 penambahan metenamina ke dalam larutan uji akan
8 20 ppm
menghalangi reaksi ion-ion asetat dan atom-atom
besi dengan cara molekul metenamina teradsorpsi
-Zi (ohm.cm2 )

40 ppm
6
60 ppm pada pemukaan logam.
4
80 ppm

2 100 ppm
EFISIENSI INHIBISI
0
0 5 10 15 20 25
Zr ( ohm. cm 2) Hubungan efisiensi inhibisi dan pH media
Gambar 4.14 Diagram impedansi baja karbon dalam Pengujian inhibitor korosi pada penelitian
larutan uji setelah penambahan metenamina pada pH dan ini menggunakan dua metode yaitu metode
suhu dengan tingkat korosi maksimum polarisasi Tafel dan metode impedansi elektrokimia
(EIS). Kedua metode tersebut dapat digunakan
Berdasarkan gambar 4.14 tampak bahwa untuk menentukan nilai efisiensi inhibisi
makin besar konsentrasi metenamina yang metenamina pada korosi baja karbon dalam larutan

25
Asri Wahyuningsih, Yayan Sunarya, Siti Aisyah J. Si . Tek. Kim

uji dengan pH divariasikan sedangkan variabel lain seiring dengan meningkatnya suhu. Seperti yang
dibuat tetap. Pada variasi pH, konsentrasi telah diuraikan dalam sub-bab sebelumnya bahwa
metenamina yang ditambahkan sebanyak 40 ppm, peningkatan laju korosi disebabkan oleh
mengacu pada standar NACE. Menurut NACE, meningkatnya kinetika ion-ion dalam larutan,
suatu inhibitor dapat dinyatakan efektif jika pergerakan ion-ion ini dapat diterangkan oleh
penambahan inhibitor sebanyak 40 ppm dapat persamaan Arhenius. Berdasarkan data tersebut,
menginhhibisi korosi logam hingga 90% atau nilai efisiensi inhibisi metenamina pada korosi baja
penambahan 80 ppm dengan tingkat inhibisi korosi karbon disajikan dalam Tabel 4.8.
hingga 95%.
Nilai efisiensi inhibisi metenamina pada Tabel 4.8 Hubungan suhu dengan efisiensi
pH media yang divariasikan disajikan dalam Tabel metenamina pada pH 4,55 dan konsentrasi
4.7. Nilai efisiensi inhibisi metenamina pada korosi metenamina 40 ppm
baja karbon mengalami penurunan dengan Tafel EIS
Rct/
meningkatnya pH media. Dengan kata lain, o
T( K Ikor/A
.cm-2
Ikor/A.c
m-2
Rct/.cm .cm2
) % IE 2
(Met % IE
metenamina lebih berperan dalam menhinhibisi (blank (Met 40
(Blanko) 40
o) ppm)
ppm)
korosi baja karbon pada pH rendah.
299 0.295 0.138 53.22 28.11 60.29 53.38
309 0.211 0.122 42.07 33.80 81.56 58.56
Tabel 4.7 Hubungan pH dan efisiensi inhibisi 319 0.242 0.149 38.23 31.06 61.30 49.33
329 0.941 0.552 41.41 8.10 14.07 42.43
metenamina 40 ppm pada suhu kamar
339 1.222 0.648 46.95 6.96 12.16 42.77
Tafel EIS
I kor
pH
I kor
(A.cm- Rct
Rct Berdasarkan data pada Tabel 4.8 diketahui
(A.cm- (.cm2)
2
) % IE (.cm2) % IE
2
)
Meth 40 Blanko
Meth 40 bahwa efisiensi inhibisi maksimum yang dapat
Blanko ppm
ppm dicapai oleh metenamina menurut hasil pengukuran
3.06 0.169 0.053 68.59 46.64 141.20 66.97
EIS sebesar 58,56% pada suhu 309K. Pada suhu
3.50 0.175 0.059 66.29 55.87 156.90 64.39
339K, efisiensi inhibisi menurun hingga 42,77 %.
3.94 0.215 0.094 56.48 43.85 119.70 63.37
4.55 0.292 0.136 53.34 28.11 60.29 53.38
Hal ini disebabkan meningkatnya energi molekuler
5.03 0.240 0.154 36.07 35.01 51.48 31.99 yang menimbulkan lapisan inhibitor yang
teradsorbsi pada permukaan baja karbon terlepas
Peningkatan pH media menurunkan sehingga korosi baja karbon kurang dapat
kemampuan inhibisi korosi metenamina pada baja dikendalikan.
karbon. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ion-
ion asetat, CH3COO- yang bereaksi dengan atom- Hubungan Efisiensi inhibisi metenamina pada
atom besi membentuk senyawa Fe(CH3COO)2. pH dan suhu dengan tingkat korosi maksimum
Reaksi ini akan berlangsung selama ion-ion asetat Laju korosi maksimum ditemukan pada
tersedia dalam media, disamping itu produk reaksi pH 4,5 dan suhu 339K. Berdasarkan pengukuran
larut dalam media sehingga proses korosi akan polarisasi potensiodinamik dan EIS, nilai efisiensi
berjalan terus. Selain itu, adanya ion-ion Cl- dalam inhibisi maksimum yang dapat dicapai oleh
media dapat mempercepat laju korosi karena ion- metenamina yaitu sebesar 71,55% (Tafel) dan
ion tersebut berperan sebagai katalis. Efisiensi 70,21% (EIS) untuk konsentrasi metenamina 100
inhibisi maksimum yang dapat dicapai oleh ppm, seperti yang disajikan dalam Tabel 4.9
metenamina adalah menurut metode Tafel dan EIS
masing-masing sebesar 68.59% (Tafel) dan 66.97% Tabel 4.9 Hubungan konsentrasi dengan efisiensi
(EIS) pada pH 3.06. Dengan demikian, metenamina inhibisi metenamina pada pH 4,55 dan suhu 339K
memiliki potensi sebagai inhibitor korosi pada pH Tafel EIS
[M] I kor
rendah walaupun kurang efektif. ppm (mA/cm2) % IE Rct ( 2
.
cm
) %I
E

0 1.
356 - 6.
959

Hubungan efisiensi inhibisi dan suhu pada pH 20 1.


103 18.
62 7.
624 29.
63

korosi maksimum 40 0.
739 45.
44 12.
16 42.
77

Dengan memvariasikan suhu media dan 60 0.


716 47.
17 8.
731 40.
37

variabel lain dibuat tetap, khususnya pH sebesar 80 0.


500 63.
09 12.
57 59.
37

4,55 dan konsentrasi metenamina 40 ppm diperoleh 100 0.


385 71.
55 15.
64 70.
21

data bahwa laju korosi baja karbon meningkat

26
Vol. 1 Metamina Sebagai Inhibitor Korosi

-
1
Se c
a r
a umum ni laie fisi
ens ii nhibis
i ji
k ak urangd ari20kJ .
mo l di
ka t
egori
k ans e
b agai
me ningka t s eiring de ngan me ningkatnya ads o
r ps
ifi si
kaataugayav and e
rWa al
s.
kon s
e ntr
as iinhibit
o ry angditamba hkank eda l
am Ke li
near
an i sote
rm a dsorpi La ngmui r
me diau ji.Ada nyak eti
daksamaan ni laie f
is
iensi diperolehda r
ihubung a
na ntaranilaiCinh dann ilai
inhibisip ada ke dua me tode dis e
b abkano leh Ci s
nh/ e pert
i disaj
ikanp ada Ta bel 4. 10 da n
banya kf a kt
ors epe rt
ip enyiapanp ermuka anb aja has i
lnyadi s
aji
kanda l
amg ambar4. 16.Pe rsa
ma a
n
karbony a ngtidaks eragam dank e s
alahanda l
am garislurusy angdiperol
eha dala
h:
ektrapolasida l
am me todeTafel
. Y=0. 9548x+0 .0004
Ef i
sie
nsi i nhibis
i d ihit
u ng u ntuk Da rip e
rsa maant er
sebutnilai1/Ks e
be sar0. 0004
me nge t
ahui t i
ng kat ke efekt
ifan s enyawa dan Gads s ebes
ar- 33.371 kJ/mo l
.Be rda s
ark a
n
me te
na mi nada l
amme nginhibi
sikorosiba j
aka rbon nilai Gads me nunjukkan b ahwa a dsorpsi
dida lam me diaujime nggunakanp ersama anII.41 me tenami nap adap ermuka anlogamb er
l angsung
danI I.
42 .Ef i
sis
e ns iyangdi perol
e h me nyat
a kan secarap i
si koso
rpsidii
kutikemisorpsi.
sebera pa be sar ke mamp uan me tenami na da l
am
me li
n dung ibajakar bond ar
iproseskoros i
. Ta
bel4.
10Da
tais
oter
ma dsor
psil
ang
mui
rpa
da
va
ria
sikonse
ntra
si
GRAFIK PH-% IE Cinh (mM) Cinh/

1.
28E-
05 4.
32E-
05
85.00
2.
56E-
05 5.
99E-
05
65.00 66.97 64.39 63.37
% IE

53.38
3.
85E-
05 9.
54E-
05
45.00
5.
13E-
05 8.
64E-
05
31.99
25.00 6.
41E-
05 9.
13E-
05
3 3.5 4 4.5 5 5.5

pH
K urva L a ng muir
1.20E-03

Gamba
r 4.
15 ef
isi
ens
iin
hib
isi me
ten
ami
nas
eir
ing 9.00E-04

de
nga
nkena
ika
nPh
C i nh /

6.00E-04

y = 0.9548x + 0.0004
Be r
da s
arka ng amba r4 .
15t ampakb ahwa 3.00E-04
2
R = 0.7384

me t
enamina b er
po tensime l
indungib aja kar bon 0.00E+00
0.00E+00 2.00E- 04 4.00E-04 6.00E- 04 8.00E-04
C in h (M)
padapH r endahdi bandingkande nganp Ht ing gi
.
Ga
mba
r4.
16Ku
rvai
sot
erma
dsor
psil
angmu
ir
Padaga mb art er
li
h atb ahwaa dany akecendrung an
kema mpua ni nhibi
s iyangma kinme nuruns eiring
Me kani smeI nhibi siMe tenami nat er
ha dapBaja
denganme ningkatny apH.Ha li nidis
ebabkanp ada
Kar bo n
pH r enda hs i
fatb asa Le wis da r
ia t
om- atom
Me kanisme me te
nami na dal
am
nit
rogen da lam mo l
ekulme t
ena mina me n
in gkat
meng inh ibisiba j
aka rbo ndi saj
ikanda lamg ambar
sehi
ng ga l eb i
h muda h u ntuk me ndonor kan
4.
17de nga ntahap-taha pb erikutini:
pasangan e lect
ron be bas p ada ba ja ka r bon
Dalam me diaterj
ad ire aksiseb a
ga iber
ikut:
dibandi
ng kan mo lekul-molekul a s
etat
,s ehing ga
1. CH3COOH+H2O CH3COO-+H3O+
la
juk or
os idap a
tdi hamb at.
2. Me t-N+H3O+ Me t
-NH+ + H2O
Padaa nt armukal og am da n me diaterjadirea
ksi
Isoterm Adsorpsi re
duk s i-oksidasiseba gaib erikut:
Untuk me ngetahui a nta
raksi a nta
ra Ano de :Fe Fe2+ + 2e
mo lekul-mo l
ekulme te
nami nad anatom-at
om be s
i
Katoda :2 Me t
-NH+ +2 e Me t-N+H2
pada p ermuka a n ba j
a k ar
bon da lam up aya
Sel
a njut nyaMe t-
N be rinterakside nga
na tom-at
om
me li
n dungipe rmukaanb ajak ar
bon da r
iko ros
i 2
+
Fe s ec a
r av an de rWa als me mb e
ntuk lapi
san
lebihl an
jutdap atdiket
ahuib er
dasark
a nnil
aiener
gi
prot
e ktifdip e
rmuk aanb aj
ak a r
bon.Be ntuklapi
san
beba s a dsorpsi. Be sar
ny a e ner
gi be bas ini
prot
e ktifs ecarako nse pt
ua ldapa tditul
is
k anseb
agai
me nen t
ukanj e nisa dsor
psiy ang terj
adi,apakah 2+
ber
ik ut:[ Fe --
-N-Me t] dan da lam bentukv is
ual
fis
isorpsi ( ads orps
i f is
ik a
) a tau ke misorps
i
di
tun juk kanp adaga mba r4. 17.
(adsorp s
ikimia ).Ji
kan i
laienergiadsorp
ilebi
hda r
i
-
1
40k J.mol dika t
egori
kans ebagaiadsorpsikimia
,

27
Asri Wahyuningsih, Yayan Sunarya, Siti Aisyah J. Si . Tek. Kim

Hidrogen

H2
diperl
ihatkanda lamg ambar4. 19.Dalamra ngka
ian
Nitrogen ekival
ent er
s ebut
,p enamba han me t
enaminat e
lah
H2
me mbe r
ik a
np e r
ubahanp ada s us
unanr angk
ain
Karbon
H2 ekival
eny ang t er
jadi
,di ma na terbe
ntuk s u
atu
lapis
anp r
otektify ang terj
adip ad
a pe rmukaan
elekt
roda .Lap i
sany angterbentukdiaki
batkanoleh
adsorpsi me te
na mina pa da p ermukaan l og
am
me ngakibatkant ransfer mua t
a n menujul aru
tan
ruahtert
a hano lehlapis
anmo l
ek ul
-molekultung
gal
dari me tena mina s ehi
ngga l a
ju k or
osi dapat
2 2 2 dihamb a
t .
F F F
F Rs Rf Rct W1

CPE1 CPE2

Ga
mba
r4.
17me
kani
smeinhi
bis
ime
ten
ami
nat
erha
dap
ba
jakar
bon
Gambar4 .
19 Rangka
ianli
st
ri
ke ki
vel
en unt
ukb aj
a
Mo de lRangka i
a nlist
rike kival
en ka
rbonda
lamme di
ay a
ngmengan
dungmete
naminapa
da
Rangk ai
anl i
str
ike kival
en d igunakan pHdansuhukor
osimaksi
mum
untukme mpe r
olehg amb aranke adaa
nl i
str
ikp ada
permuka ane l
ektroda dalam l ar
utan.Ra ngkaian Lapi
san p r
ote
ktif y ang t e
r b
e ntuk
li
strik e k
ivalen di buat de ngan me ngg unakan menunjukkanlapi
sanp r
otekt
ifyangs e
mp urna ,di
bantuan software ZView y ang dikel
uarkano l
eh bawa hlapi
sanprot
ekti
fy angterb
entuks e
mp urna
Scribner Associate Inc. Kur v a Nyquist hasi
l ter
jadikoros
iyangdikendali
kanolehkinet
ikada n
peng ukur
an di cocokkan de ngan k urva da r
i dif
usit er
bata
ss eca
ras erempaka kibata da nya
rangk a
ianlistr
iky an
gdi b uathinggabe nar-
benar spes
i-spes
iyangter
jebakdianta
ralapi
sanp rotekti
f
berhimp i
tde ngank urvap e
nguk ur
an.Ra ngkaian danp er
muk a
anlogamsebelumlapi
santerbentuk7.
li
strike k
ivalenunt ukb lankop adapH da ns uhu
la
r utanopti
mum t erkorosidis aj
ikanpada g ambar KESI
MPULAN
4.18.
-7.5
EIS b lanko pH 4,5 66 C000_01Z.CRV
FitResult
Prose s k o rosi ba ja k arbon d alam
-5.0

li
ng kung any ang s esua i kondi sip ertamb ang an
Z''

-2.5

Rs Rf
0
miny akb umid anp otensis eny awa me t
ena mi na
CPE1
2.5
2.5 5.0 7.5 10.0 12. 5
sebagai i nhib i
tor k orosi da pat d i
k et
a hui
me nggu naka n me todep ol
aris
as ipo t
e nsi
odin ami k
Z'

Gamb
ar4.
18Ran
gkai
anli
str
ikeki
vel
enun
tukb
lan
ko dan EI S.Be rdasar
k an ha silpe ng uk urand eng an
pa
dapHda
nsu
hukor
osima
ksimu
m keduame todet ersebut,p r
osesk or osib ajaka rbo n
dan ke ma mp ua ni nh i
b isi korosi da ris eny awa
Rangk ai
an l ist
rik e kivale
n y ang me te
n ami nad apatdis i
mp ulka
ns e baga iberi
kut :
digamb arkan o le
h ga mba r 4 .18 me rupakan 1. La juk orosib ajak arbon da lam l ingk unga n
ra
ngk aianl i
s t
rikek ivaleny angs ede r
hanad imana sesua iko ndisip ert
a mbanga n mi nya kb umi
ta
ha nanl ar
ut a
n ,Rsdus usuns erid engantahanann me nc apaima ksimum p adapH 4, 55d a
ns uh u
tr
an sf
er mua t
an, Rct , ya ng p arar
el de ngan 33 9K.Pa dako nd i
s iterse
b utl ajuko r
os ib aja
k a
r bonme ncapai14, 29 4mm/ th.
kapa s
itansil a
p i
sr angk ap,Cdl .Ra ngka i
anl ist
ri
k
2. Pe na mba han me t
ena mina40 ppm ked alam
ekivalent e
rs e
b utme nggamba rkank ea
daanl ist
ri
k me diade ng a
nt ingka tkorosima k simum da pat
el
e ktr
o da p ada s aa t direndam d a
lam l arut
an me nu runk anl aj u ko rosi hi ng ga me nc apai
el
e ktr
o li
tsebelumt erbentukl apis
anp a
sif
/pro t
ekt
if. 7,58 3mm/ th.
Ka pasita
nsil a
p i
sra ng k
a pya ngterjadidiakibat
kan 3. Me kanismeme tena minap a dap rosesi nhib is
i
ol
e ha danyape ngkut ubanp ermuk aane l
ektro
deda n kor osiba jak arb ond alaml i
n gkun gans e suai
orient
a sisp esi dala m larutans edemikianr upa kondi si p ertamba ngan mi ny ak b umi
b e
rlang sung me laluip embe n t
u kan l ap i
s an
sehingg aseo l
ah-olahme mb entukl apisa
nr angkap
p r
o t
ek ti
f ha si
la ntaraks
ia ntar a mo l
e kul-
li
strik
,s epe
rtida l
amk apasi
to r. mo lek ulme ten
a mi nada na tom- a t
om b esidi
Rangk ai
ane ki
valeny ang t er
jadi pada p e
r muka anb ajak arbons eca r
af isi
ko sorp s
i
el
e ktr
o dade ngana da nyapen amba hanme tenamina diikutik emi sor
ps i
.
28
Vol. 1 Metamina Sebagai Inhibitor Korosi

4. Efisi
en s
ii nhi
b i
sime tenaminay angd ipe
roleh Kha
led M,I .( 20 .Evaluation Of Cystein As
07)
berdasarkanv ar
iasiko nse
n tr
asime tenamina Environmentally Friendly Corrosion
padapHda nsuhume di
aden gantingka
tko r
o s
i Inhibitor For Copper In Neutral And
ma ksimum me nurutda t
aTa felbert
urut-
turut
: Acidic Chlorine Solutions. Jurna
l
48.62% (20p pm);4 5.
44% ( 40p pm);47.14% Electronicaacta.52 ,(
),7811- 7819
.
(60p pm);6 3.
0 9% (80p pm);da n71.55%( 100
ppm) ,seda ng
k anme n
urutEI S bert
urut-
turut
: Eddy
,N.O.et al.(200 8). Ethanol extract of musa
29.63% ( 20ppm) ;42.77%( 40p pm);4.37% peel as an eco-friendly inhibitorfor
(60p pm);5 9.
3 7% (80p pm);da n70.21%( 100 corrosion of mild steel in H2SO4.J our
nal
ppm) . adv a
nc ei nna t
ur alanda ppli
eds c i
enc e
.2,
(1),35-42

DAFTARPUSTAKA El
ewa
dy,G.Y.( 2008).Pyrimidine Derivatives As A
Corrosion Inhibitors For Carbon Steel In
2m Hydrochloric Acid Solutions. Int. J.
Wa
hyuni
ng um.D.et al.(
r 2007).The Between
Electrochemistry.Sc i.
,3.(),
114 9-1161.
Structure And Corrosion Inhibition
Activity Of 4,5-Diphenyl-1-Vinylimidazole
Suna
rya
,Y.( 2008) .Mekanisame Dan Efisiensi
Derivative Compounds Towards Milds
Inhibisi Sistein Pada Korosi Baja Karbon
Steels in 1% NaCl solutions. I nt.J .
Dalam Larutan Elektrolit Jenuh Karbon
Electro che
mi stry.Sci.
,3., (
),154- 166.
Dioksida. Di sert
asi d oct
or p ada
depa r
tme ntk imiaITB:tidakdi t
erbitk
an.
Bu
ndj
al
i,B.et al. (20 06). Palarutan Besi Selektif
Pada Korosi Baja Karbon Dalam Larutan
Mul
yono,T.da nAr iwahjoe di
,B.( 2005 .Kajian
)
Buffer Asetat, Natrium Bicarbonat- C02
Inhibisi Korosi Galvanic Sisitem Baja
Jenuh.Ma k alah PROC.I TB Sa insd an
Karbon-Logam Kalasan Secara Metode
Tek.38 A,(2) ,149 -161.
Polarisasi Potensiodinamik Dan
Galvanostatik.JournalI LMU DASAR.6,
Co
rti
s, B. (20 . Corrosion And Protection
02)
(2),10 3-109
Center.UMI ST

29

Anda mungkin juga menyukai