Anda di halaman 1dari 7

Rumus-rumus Dasar dalam Menghitung Kemiringan (Slope)

Kemiringan (slope) adalah keadaan dimana ada bidang atau permukaan yang

tidak rata, disebapkan ada bagian yang tinggi dan ada bagian yang rendah.

Besar kemiringan (slope) dapat dinyatakan kedalam tiga bentuk yakni gradien,

persentase, dan derajat. Agar lebih kuat dalam memahami kemiringan sebaiknya

kita flashbacksejenak pada materi perbandingan trigonometri pada segitiga ABC yang

mungkin telah dipelajari di bangku SMA maupun SMP, karena rumus perbandingan

trigonometri tersebut merupakan dasar dalam mempelajari perhitungan kemiringan.

*) cara menghitung gradien kemiringan


Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dan jarak horizontal,

rumusannya bisa ditulis y : x. Agar lebih jelas kalian bisa lihat pada gambar segitiga

ABC diatas. Gradiennya yaitu jarak vertikal : jarak horizontal (3 : 12, yang bisa

disederhanakan menjadi 1 : 4).

*) cara menghitung persentase kemiringan

Persentase kemiringan (S) = (y/x) x 100%

S = 3/12 x 100% = 25%

*) cara menghitung derajat kemiringan


Rumus menghitung derajat kemiringan
tan = y/x = tan -1 (y/x)
tan = 3/12 = tan-1(3/12) = 14,030

*) cara menghitung kemiringan lereng

Cara menghitung kemiringan lereng sama saja seperti contoh segitiga ABC, cuma
dicari beda tinggi pada jarak vertikal terlebih dahulu.

Contoh soal !

Jarak horizontal A ke B 250 meter. Ketinggian titik A 30 mdpl dan ketinggian titik B
120 mdpl. Hitunglah berapa besar kemiringan AB dalam bentuk gradien, persentase
dan derajat.
- Gradien
S = (120-30) / 250 = 90/250, maka gradiennya 1 : 2,77
- Persentase kemiringan lereng
S = (120-30) / 250 x 100% = 36%

- Derajat
tan = (120-30) / 250 = tan-1 (90/250) = 19,790

*) cara menghitung kemiringan rata-rata sungai

Rumus :

S = H / 0,9xL
Ket :
S = kemiringan rata-rata sungai
H = beda tinggi antara titik pengamatan dan titik terjauh sungai
L = panjang sungai (km)

Contoh soal !

Diketahui suatu sungai utama memiliki panjang 31,021 Km, elevasi di hulu 3400 mdpl

dan di hilir 125 mdpl. Hitung kemiringan dasar sungai rata-rata !


Jawab :
S = H/(0,9xL)
S = (3400 mdpl 125 mdpl ) / 0,9 x 31021 meter
S = 0,117

1. Karena belum ada skala peta maka kita cari dulu skalanya dengan rumus Ci
(Contour Interval). Ci pada peta adalah 50 m

Ci = 1/2.000 x penyebut skala


50 = 1/2.000 x penyebut skala
penyebut skala = 2.000 x 50
penyebut skala = 100.000
jadi skala peta tersebut adalah 1 : 100.000 m, jadi kalo dalam cm menjadi
1 : 10.000.000 cm

2. Menentukan jarak di sebenarnya antara x dan y


Jarak di peta adalah 5 cm berarti 5 x 10.000.000 cm = 50.000.000 cm = 500.000 m

3.Menentukan selisih tempat x dan y


Di peta x = 900 m y = 800 m, jadi 900 -800 = 100 m
4. Menghitung derajat kemiringan lereng

Kemiringan x-y = beda tinggi x-y/jarak di lapangan x 100

= 100/500.000 x 100
= 0,02 %

Mencari beda tinggi dalam satuan persen (%)

Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak sebenarnya
x 100 %
Contoh;
Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggiann 125
meter. Jarak antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa
persen kemiringan lereng X-Y?
a. 25 %
b. 20 %
c. 15 %
d. 10 %
e. 5 %

Jawab:

Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 %

Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter


= 100 meter
= 10.000 cm

Jarak X-Y pada peta 4 cm


Jarak sebenarnya= jarak x skala
= 4 x 50.000
= 200.000 cm

Kemiringan Lereng X-Y adalah


= Beda tinggi / jarak x 100 %
= 10.000/200.000 x 100 %
= 5%

Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %

Contoh lagi:

Hitunglah kemiringan lereng titik A ke titik B

Rumus:

Cari dahulu kontur interval nya. CI = 125


Cari dahulu jarak sebenarnya. Js = Jp x skala = 4 x 250.000 = 10.000

Mencari kemeringan lereng dengan rumus:


Kontur tertinggi - kontur terendah / jarak sebenarnya x 100 %
400 - 25 / 10.000 x 100 %
375 / 100 %
3,75 %
Kemiringan lereng A ke B adalah 3,75 %

1. Perbedaan Koordinat UTM dan Geografi/Geodetik


Dalam GIS ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu
1. Koordinat Geografi
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama
yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan.
Permasalahan yang timbul adalah :
1. SATUAN (unit) . Besaran Pada Koordinat Geografi dinyatakan dalam besaran sudut (derajat),
besaran pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
2. Bidang persamaan, pada Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid, sedang
bidang persamaan UTM merupakan bidang datar.
2. UTM (Universal Transverse Mercator)
Pada Proyeksi UTM, sistim koordinat yang digunakan adalah Orthmetrikl 2 Dimensi, dengan
satuan mete,r kesepakatan posisi titik Acuan berada di pusat proyeksi yaitu perpotongan proyeksi
garis Meridian Pusat pada Zone tertentu dengan lingkaran Equator dan di-definisikan sebagai :
N(orth) : 10,000,000 m
E(ast) : 500,000 m
Penentuan Zone: Zone ditentukan dengan :

Dimana :
Bujur = Bujur ditengah daerah Pemetaan
3 = Lebar 0.5 Zone
30 = Nomor Zone di Greenwich
Kesimpulan, Parameter Koordinat UTM terdiri dari komponen North/East dan informasi Zone.
(Kontur bukan merupakan parameter koordinat.)
Pada Sistim Proyeksi Lokal, titik acuan dapat berupa Patok, Paku, Pojok Bangunan dll, dengan
asumsi nilai X,Y sebarang, dengan arah Utara Grid sebarang. Koordinat ini dapat pula disebut
Koordinat Relatip. Jika pada kemudian hari koordinat Patok tersebut dapat ditentukan
hubungannya terhadap Sistem Koordinat Nasional, maka Sistim Koordinat dapat diubah menjadi
Sistem Koordinat Baku. Proses ini disebut juga TRANSFORMASI.

Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi


berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan
garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan
titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol
di Bumi yaitu Greenwich diLondon Britania Raya yang merupakan titik bujur 0 atau
360 yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0 dinamakan Bujur
Barat sedangkan titik di timur 0 dinamakan Bujur Timur.
Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian
proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona.
Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah
tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat,
koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x
sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan
untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.
Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740BB, kemudian
dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari 1680
BB-1620 BB, dst sedangkan untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat.
Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi
ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 54

Anda mungkin juga menyukai