Anda di halaman 1dari 2

PENGENDALIAN EMISI SO2

Penggunaan energi berbahan bakar fosil memberikan banyak dampak yang buruk bagi
lingkungan, terutama karena emisi gas hasil pembakaran (NOx, SO 2, CO2 dan PM) yang dihasilkan akan
disebarkan ke atmosfir. Salah satu gas emisi yang berbahaya bagi lingkungan adalah sulfur dioksida
(SO2). Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 21 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha/Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal bahwa
baku mutu emisi SO2 sebesar 750 mg/Nm3. Jka dilepaskan ke atmosfer, kombinasi SO 2 dengan
oksigen dan air akan membentuk asam sulfat (H 2SO4) yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan
dan salah satu komponen dari apa yang dikenal sebagai hujan asam. Salah satu cara yang
digunakan untuk menurunkan konsentrasi SO 2 dari gas buang (flue gas) atau dikenal dengan flue
gas desulphurization (FGD).

Flue Gas Desulphurization (FGD)


Flue Gas Desulphurization (FGD) atau dikenal juga dengan Scrubber, merupakan suatu metode
untuk mengurangi polutan SO2 pada gas buang hasil pembakaran pembangkit. Berdasarkan produk
hasil proses antara gas buang yang mengandung sulfur dioksida dengan reagent atau bahan yang
ditambahkan ke dalam proses agar terjadinya reaksi kimiawi, proses FGD dibagi menjadi 2 (dua), yaitu
Wet Scrubber dan Dry Scrubber. Dalam industri pembangkitan, tipe FGD yang paling banyak dipakai
adalah Wet Scrubber, karena memiliki efisiensi yang tinggi dan menghasilkan produk pengolahan
berupa Gypsum sintesis yang memiliki kualitas yang tinggi. Keuntungan dari tipe FGD jenis wet
scrubber adalah efisiensi yang tinggi lebih dari 90 % dengan kemampuan penyerapan scrubber
yang tinggi dan menghasilkan produk gypsum yang berkualitas dan setara dengan gypsum alami
(Fitriyanti, 2013).

Gambar 1. Diagram alir dari proses Flue Gas Desulphurization dengan lime stone (CaCO3) atau lime (CaO)

Gambar 2. Proses Flue Gas Desulphurization dengan lime stone (CaCO3) atau lime (CaO)

Gas buang akan memasuki tangki penyerapan, terjadi reaksi di dalam tangki yang juga
diinjeksikan lime stone (batu kapur) yang telah mengalami pengolahan terlebih dahulu dan disebut
limestone slurry powder dengan konsetrasi sebesar 10 %. Proses dan reaksi kimia di dalam tanki dapat
diilustrasikan pada gambar berikut.

SO2 (gas) + O (gas) SO3 (gas)


SO3 (gas) + H2O ) H2SO4
(liquid

)
(liquid

H2SO4 + Ca (OH)2
Gambar 3. Reaksi Kimia dari Proses FGD

Sistem FGD menghilangkan gas buang berupa SO 2 dengan menyemprotkan limestone ke


dalam aliran gas buang. Gas buang dari proses pembakaran sebelum dibuang melalui cerobong
dimasukkan ke FGD dan disemprotkan udara hingga teroksidasi menjadi SO 3 kemudian
didinginkan dengan menggunakan air (H 2O) agar bereaksi menjadi asam sulfat (H 2SO4). Asam
sulfat kemudian direaksikan dengan batu kapur hingga diperoleh hasil pemisahan berupa gypsum.

Mayasari, Fitriyanti. 2013. ANALISIS PERHITUNGAN EKSTERNALITAS PADA PLTU MUARA KARANG DENGAN
PENGGUNAAN FLUE GAS DESULPHURIZATION. Makasar : Jurnal Ristek

Anda mungkin juga menyukai