Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat tahan terhadap
korosi dan hantaran listrik yang baik. Pemakaian aluminium diperkirakan pada
masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material utama maupun material
pendukung dengan ketersediaan biji aluminium di bumi yang melimpah.
Aluminium dapat dipergunakan untuk peralatan rumah tangga, material pesawat
terbang, otomotif, kapal laut, konstruksi dan lain-lain. Produk-produk aluminium
dihasilkan melalui proses pengecoran dan pembentukan.
Aluminium merupakan bahan logam yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, material ini dipergunakan dalam bidang yang luas bukan
saja untuk peralatan alat-alat rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan
kontruksi pesawat terbang, mobil, dan lain-lain. Aluminium sangat menarik bagi
dunia industri, karena memiliki sifat yang ringan, ketahanan korosi yang tinggi,
densitasnya rendah, dapat dibentuk dengan baik, serta memiliki daya
konduktivitas yang tinggi, baik konduktivitas panas maupun listrik.

1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian aluminium.
2. Mengetahui pengklasifikasian aluminium.
3. Memahami sifat-sifat aluminium.
4. Mengetahui manfaat-manfaat aluminium.
5. Mengetahui proses pembuatan aluminium.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ALUMINIUM

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan
merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar
8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Hal ini diklasifikasikan
dalam logam miskin, berbagi milik kelenturan ekstrim dengan logam seperti
timah dan timah. Standar ejaan internasional adalah aluminium.

Aluminium terdapat dikerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23%


dari seluruh massa padatdari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia
sekitar 30 juta ton pertahund a l a m b e n t u k b a u k s i t d a n b e b a t u a n
lain (corrundum, gibbsite, b o e h m i t e , diaspore, dan lain-lain)
(USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium
merupakan logam yang cukup reaktif.Aluminium tahan terhadap korosi
karena fen.

Alumunium merupakan unsur non ferrous yang paling banyak terdapat di


bumi yang merupakan logam ringan yang mempunyai sifat yang ringan,
ketahanan korosi yang baik serta hantaran listrik dan panas yang baik, mudah
dibentuk baik melalui proses pembentukan maupun permesinan, dan sifat-sifat
yang baik lainnya sebagai sifat logam. Di alam, alumunium berupa oksida yang
stabil sehingga tidak dapat direduksi dengan cara seperti mereduksi logam
lainnya. Pereduksian alumunium hanya dapat dilakukan dengan cara elektrolisis.
Sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan
penambahan Cu, Mg, Si. Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu atau
bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi,
ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan sebagainya.

2
Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium
wronglt alloy (lembaran) dan alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium
(99,99%) memiliki berat jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik
leburnya pada suhu 6600C, alumunium memiliki strength to weight ratio yang
lebih tinggi dari baja. Sifat tahan korosi alumunium diperoleh dari terbentuknya
lapisan oksida alumunium dari permukaan alumunium. Lapisan oksida ini
melekat kuat dan rapat pada permukaan, serta stabil(tidak bereaksi dengan
lingkungan sekitarnya) sehingga melindungi bagian dalam.

Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:


1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi
(pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam
alumunium yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai
ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan
panas untuk menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi.

Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah menjadi logam yang luas


penggunaannya setelah baja. Perkembangan ini didasarkan pada sifat-sifatnya
yang ringan, tahan korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik (aluminium
paduan), mudah diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Yang
paling terkenal adalah penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat
terbang, yang memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya.

3
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90
MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600
MPa. Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk,
diperlakukan dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.

Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu


terbentuknya lapisan aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara
bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.
Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat reaksi
galvanik dengan paduan tembaga.

Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika
dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan
dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang
cukup baik, namun cukup berat.

Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain


aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak
pernah mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang
terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium
murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan
akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas
bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium).
Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni
99%, misalnya aluminium foil.

Pada aluminium paduan, kandungan unsur yang berada di dalamnya dapat


bervariasi tergantung jenis paduannya. Pada paduan 7075, yang merupakan bahan
baku pembuatan pesawat terbang, memiliki kandungan sebesar 5,5% Zn, 2,5%

4
Mg, 1,5% Cu, dan 0,3% Cr. Aluminium 2014, yang umum digunakan dalam
penempaan, memiliki kandungan 4,5% Cu, 0,8% Si, 0,8% Mn, dan 1,5% Mg.
Aluminium 5086 yang umum digunakan sebagai bahan pembuat badan kapal
pesiar, memiliki kandungan 4,5% Mg, 0,7% Mn, 0,4% Si, 0,25% Cr, 0,25% Zn,
dan 0,1% Cu.

Gambar 1: Aluminium, dipotong setelah dicetak dari tanur tanpa perlakuan fisik
maupun termal.

2.2 KANDUNGAN ATOM ATAU UNSUR DAN IKATAN

Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel


periodik unsur. Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium
dalam julah yang bervariasi, namun pada umumnya di atas 40% dalam berat.
Senyawa aluminium yang terdapat di bauksit diantaranya Al2O3, Al(OH)3, -
AlO(OH), dan -AlO(OH).

5
Gambar 2: Bauksit, sepanjang 4 cm dan ditambang di Little Rock, Arkansas,
Amerika Serikat.

27
Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop Al, dengan
26
persentase sebesar 99,9%. Isotop Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah
26
yang sangat kecil. Isotop Al merupakan radioaktif dengan waktu paruh sebesar
720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini adalah aluminium
27
dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop Al merupakan
isotop yang paling stabil.

Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat
lambat pada temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom tetap
ada, jadi dengan berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang
menghasilkan perubahan sifat-sifatnya. Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya
waktu pada umumnya di namakan penuaan. Apabila proses itu berjalan pada
temperature kamar di namakan penuaan ilmiah, sedangkan apabila proses itu
terjadi pada temperatur lebih tinggi dinamakn penuaan buatan.

Alumunium murni mempunyai kemurnian hingga 99,96% dan minimal 99%.


Zat pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Alumunium paduan memiliki berbagai
kandungan atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor. Unsur mayor
seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag,

6
Fe, Sn, Zr, Ti, Sn, dan lain-lain. Unsur- unsur paduan yang utama dalam
almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun
menurunkan elongasi (pertambahan panjang pangjangan saat
ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium yang paling optimal
adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan
menurunkan nilai ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability
juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa
diperlakukan panas untuk menaikkan kekerasannya.

7
2.3 STRUKTUR MIKRO ALUMINIUM

Alumunium memiliki struktur logam membentuk FCC (Face Centered Cubic)

Gambar 3 : Gambar struktur mikro Alumunium

Gambar 4: Struktur mikro dari aluminium murni

8
Gambar 5: Struktur mikro dari paduan aluminium-silikon. Gambar (a)
merupakan paduan Al-Si tanpa perlakuan khusus. Gambar (b) merupakan paduan
Al-Si dengan perlakuan termal. Gambar (c) adalah paduan Al-Si dengan
perlakuan termal dan penempaan. Perhatikan bahwa semakin ke kanan, struktur
mikro semakin baik.

Gambar 6: Struktur mikro Al-Si-Mg tanpa perlakuan termal

9
Gambar 7. Struktur mikro dari paduan Al-Si-Mg setelah perlakuan termal

Gambar 8: Struktur mikro dari Al-Cu

10
2.4 CARA PEMBUTAN ALUMINIUM

Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk membuat alumunium murni dan
alumunium paduan, yaitu :

1. Proses Penambangan Alumunium


Alumunium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan
bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industry mempunyai kadar
alumunium40-60%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan
secara halus dan merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk
mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses
pemurnian.
2. Proses Pemurnian Alumunium
Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode bayer dan hasil akhir
adalah alumina.
Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda.
Campuran tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan
pemanasan. Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses
penyemaian untuk membentuk endapan alumina basah (hydrated alumina).
Alumina basah kemudian dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan
dengan cara memanaskan sampai suhu 1200oC. Hasil akhir adalah partikel-
partikel alumina dengan rumus kimianya adalah Al2O3.

Gambar 9: Proses pemurnian aluminium

11
3. Proses Peleburan Alumunium
Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen
sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan alumina
dilakukan dengan proses reduksi elektrolitik. Proses peleburan ini memakai
metode Hall-Heroult. Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut kriolit
pada sebuah tungku yang disebut pot.
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot terbuat dari
baja. Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses reduksi
memerlukan karbon yang diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus
listrik searah sebesar 50-150 kiloampere.

Gambar 10: Proses reduksi


Arus listrik akan memgelektrolisa alumina menjadi alumunium dan oksigen
bereaksi membentuk senyawa CO2. Alumunium cair dari hasil elektrolisa akan
turun ke dasar pot dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke krusibel
yang kemudian diangkut menuju tungku-tungku pengatur(holding furnace).
Kebutuhan listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1kg alumunium berkisar
sekitar 12-15 kWh. Satu kilogram alumunium dihasilkan dari 2kg alumina dan 1/2
kg karbon. Reaksi pemurnian alumina menjadi alumunium adalah sebagai
berikut:

12
2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2

Gambar 11: Proses pembuatan aluminium

13
2.5 DAUR ULANG ALUMINIUM

Salah satu keuntungan aluminium lainnya adalah, mampu didaur ulang


tanpa mengalami sedikitpun kehilangan kualitas. Proses daur ulang tidak
mengubah struktur aluminium, daur ulang terhadap aluminium dapat dilakukan
berkali-kali (wasteonline.org).

Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari


yang digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang
(economist.com). Di Eropa, terutama negara Skandinavia, 95% aluminium yang
beredar merupakan bahan hasil daur ulang.

Proses daur ulang aluminium berawal dari kegiatan meleburkan sampah


aluminium. Hal ini akan menghasilkan endapan. Endapan ini dapat diekstraksi
ulang untuk mendapatkan aluminium, dan limbah yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai bahan campuran aspal dan beton karena merupakan limbah
yang berbahaya bagi alam.

14
2.6 KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN ALUMINIUM

1. Aluminium Murni

Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam
keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak
untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan
logam lain.

2. Aluminium Paduan

Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,


magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.

Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan


meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai
meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula
dalam logam.

Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada


konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya
hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.

Berikut beberapa jenis paduan aluminium.

a. Paduan Aluminium-Silikon

Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan


dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium
paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat
terbentuknya kristal granula silika.

15
Gambar 12: Fase paduan Al-Si, temperatur - persentase paduan
b. Paduan Aluminium-Magnesium

Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam


paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak
menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah
karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga
menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang
sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada
temperatur tersebut.

16
Gambar 13: Diagram fase Paduan Al-Mg, temperatur - persentase Mg

c. Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan
kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak
boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk
senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh.

17
Gambar 14: Diagram Fase Al-Cu, temperatur - persentase paduan.

d. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat
dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga
didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak
terlalu rapuh. Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur
paduan aluminium.

18
Gambar 15: Diagram fase Al-Mn, temperatur - konsentrasi Mn
e. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling
terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang.
Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya,
aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580
MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil
sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.

19
Gambar 16: Diagram fase Al-Zn, temperatur - persentase Zn
f. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan
massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar
4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis
paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun
aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium
yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.
g. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang
terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di
lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena
terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan
karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah

20
digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan
konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% .

h. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai
suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran
dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan
tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam
jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar
2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah
skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-
Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.

% Fe Kekuatan tensil Elongasi (%) Skala kekerasan


(MPa) pada 50 mm Brinnel
bahan

0,29 217 14 62

0,79 216 9,8 65

0,90 210 6,0 65

1,13 171 2,5 66

1,60 126 1,5 68

2,08 78 1,0 70

21
Tabel 1: Pengaruh Fe terhadap paduan aluminium. Perhatikan bahwa elongasi
berbanding lurus dengan kekuatan tensil pada tabel di bawah ini, berbeda
dengan kondisi pada umumnya yang berbanding terbalik, menunjukkan efek
merusak Fe terhadap paduan aluminium

Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap


lelah (fatigue). Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat
diperkirakan seperti baja, yang berarti failure akibat fatigue dapat muncul
dengan tiba-tiba bahkan pada beban siklik yang kecil.

Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit
memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena
aluminium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya
kemerahan sebelum melebur.

Gambar 17: Aluminium cair. Warna kemerahan adalah cetakan yang memanas,
sedangkan aluminium cair tidak menunjukkan perubahan warna walau dalam
keadaan cair

22
2.7 SIFAT-SIFAT ALUMINIUM

1. Sifat Mekanis

a. Kekuatan
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan
adanya pemaduan dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Kebanyakan material aluminium ditingkatkan kekuatannya
dengan suatu mekanisme penguatan bahan logam yang disebut precipitation
hardening. Dalam precipitation hardening harus ada dua fasa, yaitu fasa yang
jumlahnya lebih banyak disebut matriks dan fasa yang jumlahnya lebih sedikit
disebut precipitate. Mekanisme penguatan ini meliputi tiga tahapan, yaitu
solid solution treatment: memanaskan hingga diatas garis solvus untuk
mendapatkan fasa larutan padat yang homogen, quenching: didinginkan
dengan cepat untuk mempertahankan struktur mikro fasa padat homogeny
agar tidak terjadi difusi, dan aging: dipanaskan dengan temperatur tidak
terlalu tinggi agar terjadi difusi fasa alpha pada jarak membentuk precipitate.
Selain itu, ada beberapa cara pengujian kekerasan yang berstandar yang
digunakan untuk menguji kekerasan logam yaitu antara lain pengujian Brinell,
Rockwell, Vickers, Shore, dan Meyer.
b. Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan baja maupun besi, tetapi dari sisi strength to weight ratio, aluminium
lebih baik. Aluminium yang elastis memiliki titik lebur yang lebih rendah dan
kepadatan. Dalam kondisi yang dicairkan dapat diproses dalam berbagai cara.
Hal ini yang memungkinkan produk-produk dari aluminium yang akan
dibentuk pada dasarnya dekat dengan akhir dari desain produk.
c. Keuletan (ductility)
Semakin tinggi tingkat kemurnian aluminium maka akan semakin tinggi
tingkat keuletannya.
d. Fatigue (Kelelahan)

23
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium akan
gagal jika ditekan.
e. Recyclability (daya untuk didaur ulang)
Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari
kualitas. Yang kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit
energy, hanya sekitar 5% dari energy yang diperlukan untuk memproduksi
logam utama yang pada awalnya diperlukan dalam proses daur ulang.
f. Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang
bersama-sama dengan berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan reflektor
misalnya perabotan ringan.
2. Sifat Fisik
Wujud : Padat

Massa jenis : 2,70 gram/cm3

Massa jenis pada wujud cair : 2,375 gram/cm3

Titik lebur : 933,47 K, 660,32 oC, 1220,58 oF

Titik didih : 2792 K, 2519 oC, 4566 oF

Kalor jenis (25 oC) : 24,2 J/mol K

Resistansi listrik (20 oC) : 28.2 n m

Konduktivitas termal (300 K) : 237 W/m K

Pemuaian termal (25 oC) : 23.1 m/m K

Modulus Young : 70 Gpa

Modulus geser : 26 Gpa

Poisson ratio : 0,35

24
Kekerasan skala Mohs : 2,75

Kekerasan skala Vickers : 167 Mpa

Kekerasan skala Brinnel : 245 Mpa

2.8 MANFAAT ALUMINIUM

1. Komponen Otomotif

Manfaat aluminium bisa dibentuk menjadi berbagai jenis komponen otomotif.


Beberapa bagian badan mobil dan komponen otomotif harus dibentuk dari aluminum.
Logam ini memiliki sifat yang tahan terhadap korosi dan berat yang cukup ringan
sehingga bisa memudahkan dalam proses manufaktur. Hampir semua jenis produsen
otomotif memerlukan bahan aluminium yang dibentuk menjadi berbagai jenis
komponen.

2. Produk Kontruksi

Aluminium juga bisa dibentuk menjadi berbagai jenis produk kontruksi. Sekarang
ada banyak jenis bahan kontruksi yang dibuat dari aluminium seperti konstruksi
untuk rangka atap, rangka jendela, rangka pintu dan berbagai penyusun kontruksi
lain. Aluminium sangat sesuai untuk produk kontruksi karena ringan dan tahan
terhadap perubahan cuaca.

3. Bahan Cat

Pengolahan cat warna untuk dinding, kayu dan berbagai komponen kendaraan juga
membutuhkan aluminium. Aluminium bisa diolah menjadi komponen yang lebih
kecil dan ekstrak lembut yang bisa menutup kelemahan bahan cat lain. Kombinasi
dengan beberapa bahan lain membuat aluminium sangat efektif dalam membuat
campuran warna untuk berbagai jenis cat.

25
4. Produk Kemasan

Apakah Anda pernah mengkonsumsi makanan dalam kaleng? Ya, jenis produk
makanan ini bisa menjadi salah satu produk yang paling diminati saat ini. Kemasan
kaleng membutuhkan manfaat aluminium sebagai bahana komponen penyusun
utama. Aluminium memiliki sifat yang tahan terhadap korosi, ringan dan mudah
dibentuk. Selain itu material aluminium juga tahan terhadap perusak kemasan kaleng
seperti bakteri.

5. Kertas Aluminium

Salah satu produk kemasan kertas yang paling sering ditemukan dalam beberapa
proses pengolahan makanan modern adalah kertas aluminium atau sering disebut
dengan aluminium paper. Kertas ini dibentuk dari aluminium dengan bahan lapisan
yang sangat tipis seperti kertas. Produk ini bisa dijadikan pembungkus makanan yang
dibakar maupun dengan proses lain. Aluminium sangat aman untuk produk makanan
dan tidak menyebabkan kontaminasi racun.

6. Produk Peralatan Memasak

Pengolahan aluminium menjadi berbagai jenis produk atau peralatan untuk memasak
sudah dimulai sejak jaman penemuan aluminium. Manfaat aluminium bagi manusia
ini karena sangat mudah untuk dibentuk, mudah dibersihkan, tahan terhadap panas,
tidak beracun dan sangat ringan. Beberapa keunggulan ini membuat aluminium bisa
dibentuk menjadi berbagai jenis perlengkapan memasak.

7. Produk Listrik

Aluminium menjadi salah satu produk yang paling sesuai untuk komponen produk
listrik. Salah satunya adalah bagian lampu yang menjadi penghantar listrik.
Aluminium menjadi salah satu reflektor untuk cahaya dengan kualitas yang sangat

26
baik. aluminium juga bisa menjadi bagian lampu seperti fitting dan pelindung untuk
lampu.

8. Saluran Telepon

Aluminium memiliki sifat yang sangat baik terhadap perubahan cuaca. Hal ini
menyebabkan manfaat aluminium bagi kehidupan manusia digunakan menjadi bahan
yang sangat baik untuk saluran telepon. Perlindungan kabel dengan bahan aluminium
bisa digunakan untuk bagian kabel lewat saluran bawah tanah maupun udara. Selain
itu bahan aluminium juga sangat tahan terhadap tekanan listrik sehingga bisa
melindungi saluran telepon dari petir dan gangguan cuaca lain.

9. Bahan Antiperspirant

Aluminium juga bisa menjadi salah satu bahan antiperspirant. Bahan ini penting
dalam pembuatan parfum yang bisa menghilangkan aroma terlalu kuat. Produk ini
penting dalam usaha pembuatan minyak wangi atau komponen kosmetik lain.
Aluminium dikombinasikan dengan beberapa bahan lain yang sangat aman untuk
kulit sehingga tidak menimbulkan efek samping.

10. Produk Rumah Tangga

Aluminium juga bisa diolah menjadi berbagai komponen pot untuk tanaman. Banyak
jenis pot yang bisa dibuat dari aluminium dan lebih ramah lingkungan daripada bahan
plastik. Komponen pot juga tidak menyebabkan alergi sehingga lebih aman untuk
orang-orang yang memiliki penyakit asma.

11. Transmisi Listrik

Aluminium menjadi bahan logam yang tahan terhadap panas dan bisa menjadi
penghantar listrik bermutu tinggi. Bahkan aluminium dinilai lebih baik dibandingkan

27
bahan tembaga. Aluminium bisa menjadi bahan yang sangat baik untuk produk
pembuatan jalur transmisi listrik.

12. Kemasan Obat

Beberapa jenis obat seperti kapsul atau tablet menggunakan kemasan khusus yang
terbuat dari bahan aluminium. Aluminium bisa dibentuk menjadi lembaran yang
mudah untuk disobek, tahan terhadap cuaca dan bisa melindungi obat dari
kontaminasi luar. Aluminium dibentuk dengan beberapa kualitas lapisan pembungkus
obat yang berbeda-beda.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 PENUTUP
Penulis meminta maaf kepada pembaca jika di dalam makalah ini terdapat
kesalahan penulisan. Mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca supaya
kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

29
30

Anda mungkin juga menyukai